Pak TJ, bukankah memperlebar atau memperluas sungai secara hidrodinamik akan memperbesar pengurasan airtanah bebas ke arah sungai? Dan di musim sulit air (kemarau) juga akan menyebabkan semakin luasnya area yg kekurangan airtanah dan semakin luas juga daerah sumber pencemar airtanah termasuk masuknya air laut melalui kanal atau sungai tsb??
Buat pak Fajar yang sudah mempelajari akuifer di sekitar sungai Ciliwung, mungkin bisa kasih pendapat kira2 daerah mana saja yang bisa berpotensi menjadi waduk resapan bawah tanah? Pastinya waduk2 ini tidak akan jauh2 dari S. Ciliwung to (kalau asumsinya sumber air adalah air sungai)? Tapi kalau air hujan, saya rasa semua rumah yang masih ada halamannya perlu membuat sumur resapan saja, tentu dengan hitungan tersendiri. rgds hendri On 3/14/07, Tatang Juhatta <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
setuju pak harry, daripada nyari sungai purba lebih baik sungai yg ada dilebarin, di dalemin dan diluasin. seperti kata bang ali sampe kiamat-pun jakarta tidak akan pernah bebas dari banjir, wong jaman belanda saja jakarta pernah banjir, ko. kelapa gading dulunya...rawa tempat tinggalnya air sekarang jadi tempat tinggalnya orang menurut feng-shui orang china kepala naganya sekarang disana, pindahan dari glodok. rupanya itu naga air....bukan naga darat/gunung. Cheers TJ