Tanggal 29 Maret 2007 nanti, jika tidak ada halangan politik yang signifikan, akan diputuskan RUU Penanggulangan Bencana menjadi UU Penanggulangan Bencana. Ini sepertinya lebih cepat dari RUU Pertambangan minerba dan RUU Penataan ruang, yang banyak hubungannya dengan kegeologian. Dengan payung hukum, maka segala upaya penyebar-luasan informasi kerentanan bencana geologi dalam rangka penguatan masyarakat dan pemda untuk Pengurangan Resiko Bencana (PRB) akan semakin kuat dan menggema di seluruh peloksok tanah air.
Wis wayahe..., perencanaan pembangunan ekonomi, sosial budaya, serta model-model pembelajaran informal (di masjid, di gereja, rapat rt/rw, di cakruk, di pesantren, di berbagai tempat lainnya), menggunakan pendekatan Pengurangan Resiko Bencana / Mitigasi Bencana (kegeologian). Semua ini membutuhan upaya keras dan juga bentuk-bentuk comdev dari berbagai industri yang beroperasi di indonesia. Saya membayangkan, jika para profesional GGE yang sudah sangat mapan dari kebutuhan dasarnya; kemudian turun gunung dengan segala kemampuan dan networking-nya....mampu menggerakkan proses-proses pembelajaran kebencaaan informal ke segenap lapisan masyarakat. Piye...., siapa takut. Ada beberapa profesional GGE yang sudah larut dalam proses sosialisasi kebencanaan geologi (dengan energi, usaha, dan dukungan finansial dan jaringannya) telah menggerakan elemen masyarakat untuk sadar bencana. tetapi ini masih perlu BANYAK LAGI..., kita-kita yang DONG tentang pengetahuan bencana geologi untuk "menebar benih" informasi bencana geologi kepada masyarakat yang lebih luas lagi. Yaa.., kita prihatin : karena bencana (geologi) telah menggerus kemiskinan bagi kelompok rentan yang memang sudah miskin baik secara kultural maupun struktural. Apakah kita akan membiarkan "penggerusan bencana" akan terus terjadi tanpa adanya dukungan untuk Pengurangan Resiko Bencana, baik pada tindakan regulasi, teknis, sosialisasi, sponsor, jaringan kerja dan menyebar...............ke yang berhak. selamat berjuang teman-teman IAGI dimana saja...untuk kelompok yang rentan bencana di seluruh indonesia... salam agus hend Supardan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sebetulnya saat ini sudah ada Rencana Aksi Nasional Pengurangan Resiko Bencana 2006 - 2010 yang disusun oleh Bappenas bersama-sama dengan Bakornas PB, yang didasarkan dimana pada : Resolusi Dewan Ekonomi dan Sosial PBB tahun 1999, yang menyerukan kepada pemerintah masing-masing negara untuk menjaga dan memperkuat realisasi rencana aksi pengurangan resiko bencana nasional; Hyogo Framework for Action 2005 - 2015, dimana seluruh negara di dunia agar menyusun mekanisme terpadu pengurangan resiko bencana yang didukung kelembagaan dan kapasitas sumberdaya yang memadai; Beijing Action Plan untuk kawasan Asia. Oleh karena itu, harus ada perubahan paradigma dalam mengatasi bencana alam dengan lebih menekankan pada kegiatan-kegiatan preventif melalui mitigasi dan pencegahan dari pada tindakan represif berupa upaya tanggap darurat. Secara sepintas saya telah melihat isi buku rencana aksi tersebut, dimana di dalamnya sudah memasukkan institusi/ instansi yang menangani bidang kegeologian/ bencana geologi. Namun demikian kita perlu menyadarkan semua pihak, seperti halnya anggaran bidang pendidikan, maka anggaran mitigasi dan pencegahan bencana dapat lebih diprioritaskan. Mind set para pengambil keputusan harus diubah, jangan selalu berorientasi pada profit semata. Seharusnya upaya-upaya pencegahan bencana dan mitigasi jangan dianggap sebagai biaya, namun sebagai investasi, investasi bagi anak cucu kita. Salut buat pak Turidho, mari kita lanjutkan kegiatan-kegiatan mulia dalam membangun MASYARAKAT SADAR BENCANA seperti di Jepang dan San Fransisco. Dengan membangun masyarakat sadar bencana, maka apabila terjadi bencana tentunya korban jiwa maupun kerugian harta benda dapat ditekan seminimal mungkin. Insya Allah. Wassalam, Pardan, Surabaya, Jatim. On 3/26/07, Kabul Ahmad <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Salut-salut dan sekali lagi saluut..kepada teman-teman anggota IAGI yang telah mengambil inisiatif untuk turun ke masyarakat dengan memberikan pencerahan tentang bahaya dan kerawanan bencana geologi yang umumnya rakyat masih sangat awam tentang hal ini. Kita harus gencarkan kepada siapa saja untuk waspada tanpa memberikan rasa takut yang berlebihan mulai dari eksekuitif pemereintah hingga di RT/RW baik melaui khotbah di masjid, gereja, vihara, pura dsb, juga posyandu, klompercapir, petani, nelayan, dlsb... Peta rawan bencana baik gempa, longsor, tsunami, gunung api/vulkanik, banjir dsb harus dibuat disetiap kabupaten/kota...seperti yang telah dilakukan oleh kawan Geologi UGM dengan peta rawan di Bantul itu. Contoh yang lebih baik adalah masyarakat Jepang dan San Fransisco yang siap dengan gempa yang bisa merobek kapanpun di negerinya. Teman-teman di Bakornas PB bisa lebih melengkapinya.. Jadi bukan hanya bertindak sesudah terjadi bencana tapi juga sebelum bencana kita sudah siap dan sadar bahwa bahaya itu senantiasa ada dan siap mengancam. Jadi persiapan yang matang akan meminimalisir korban jiwa dan luka dan kerugian harta benda. Hari ini G. Batutara (Lembata, NTT ) sudah status SIAGA. ----- Original Message ----- From: "Turidho (TURIDHO)" <[EMAIL PROTECTED]> To: <iagi-net@iagi.or.id> Sent: Monday, March 26, 2007 1:55 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Juru Dakwah Dibekali Informasi Gempa dan Tsunami Untuk informasi bahwa hal ini sudah juga berjalan di IAGI Pengda Riau. Dimulai tahun lalu, kami sudah beberapa kali memberikan presentasi geologi & gempa di Duri untuk para juru dakwah, guru2 MDA, petugas2 P2A. Dan terakhir, setelah bencana gempa melanda SumBar baru2 ini, kami juga diminta memberikan presentasi yang sama untuk perkumpulan masyarakat suku Kurai (Bukit Tinggi) Sumatera Barat yang berdomisili di Duri. Program kami yang akan segera dijalankan adalah melakukan sosialisasi geologi untuk siswa2 SLTA serta aparat2 Pemda di Kab / Kota se Prov Riau. Mudah2an berjalan dengan lancar. -ido- -----Original Message----- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, March 25, 2007 7:32 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Juru Dakwah Dibekali Informasi Gempa dan Tsunami Sebuah asaha IAGI Sumbar yang strategis dengan memanfaatkan juru dakwah sebagai penyambung informasi kebencanaan. Sehingga ketika terjadi bencana tidak serta-merta menyatakan murka Allah semata. Ada porsi-porsi yang harus dikerjakan manusia unttuk menyelamatkan umatnya sendiri. Salute Pak Ade Edward !! RDP ========================================== Juru Dakwah Dibekali Informasi Gempa dan Tsunami Sabtu, 24 Maret 2007 | 15:40 WIB TEMPO Interaktif, Padang:Sebanyak 110 orang juru dakwah agama Islam di Kota Padang, Sumatera Barat, dibekali informasi bencana alam, terutama gempa dan tsunami, di Aula Fakultas Dakwah, IAIN Imam Bojol Padang, Sabtu (24/3). Dalam acara yang diselenggarakan Pemerintah Kota Padang, Ikatan Ahli Geologi Indonesia, dan Fakultas Dakwah IAIN Imam Bonjol itu, para juru dakwah yang terdiri dari mubalig, dai, dan ustad tersebut menerima materi potensi gempa dan tsunami dari Ade Edward, Koordinator Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumatera Barat. Ade menjelaskan penyebab bencana geologi yang sering terjadi di Sumatera Barat, seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor dan banjir yang saling berkaitan satu sama lain karena adanya patahan Sumatera. Ia juga menjelaskan masalah kegempaan di Indonesia yang disebabkan Indonesia terletak di tiga pertemuan lempeng bumi. Juga ditayangkan simulasi tsunami yang pernah terjadi di Padang dan pesisir Sumatera Barat lainnya setelah terjadinya gempa pada 1833 yang berpusat di Siberut, Kepulauan Mentawai. Ade juga memberikan pengetahuan cara menyelamatkan diri saat gempa terjadi dan sebelum terjadinya tsunami. Penjelasan dengan menggunakan proyektor tersebut menyedot perhatian para juru dakwah yang sebagian juga perempuan. Menurut Ade, pembekalan untuk juru dakwah sangat penting untuk mengurangi trauma masyarakat akibat bencana alam. "Juru dakwah punya cara komunikasi yang baik kepada masyarakat, jadi bisa memberi penjelasan dan meredam kecemasan masyarakat. Beda dengan ahli geologi yang kalau bicara langsung blak-blakan yang bila didengar masyarakat awam dianggap menakut-nakuti," katanya. Wakil Wali Kota Padang Yusman Kasim dalam sambutan acara mengatakan pembekalan untuk juru dakwah diperlukan karena Sumatera Barat terletak di daerah rawan bencana. "Pendidikan keagamaaan perlu diselaraskan dengan ilmu pengetahuan, karena seperti pepatah Minang "Alam Takambang Jadi Guru", jadi di balik semua bencana juga sudah dipelajari para ahli bahwa itu adalah gejala alam. Bencana memang datang dari Allah, tetapi manusia tetap harus berusaha menghindarinya," katanya. Ahmad Uzwir, seorang peserta, mengatakan sangat terbantu dengan informasi yang diberikan. Penyuluh agama di Kecamatan Kuranji, Padang ini mengaku baru pertama kalinya mendapat informasi geologi. "Kita jadi tahu tentang ilmu alam yang mempelajari gempa. Ini sangat berguna untuk bahan dakwah kita, karena dakwah itu harus diselaraskan dengan ilmu pengetahuan. Saya baru tahu kejadian gempa itu sebenarnya dasarnya seperti itu," katanya. -- http://rovicky.wordpress.com/ ------------------------------------------------------------------------ ---- Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 ------------------------------------------------------------------------ ---- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- ---------------------------------------------------------------------------- Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 ---------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- ---------------------------------------------------------------------------- Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 ---------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- --------------------------------- Expecting? Get great news right away with email Auto-Check. Try the Yahoo! Mail Beta.