Mas Liamsi / Ismail

gawean di gua Bribin sakmeniko jeda dulu. banyak problem finansial dan teknis 
yang belum bisa dilanjutkan. pemerintah diy lagi ngurusi rekonstruksi dan rehab 
pasca lindu mei 2006 lalu. jadi gua bribin, mandeg disit, katanya demikian. 
secara teknis aliran sungai bawah tanah di bribin memang sudah dilubangi untuk 
menurunkan generator yang akan dipakai untuk menggerakkan turbin yang akan 
dipasang di dalam gua. hanya problemnya, aliran tersebut belum sempat dibendung 
je...., terlalu banyak retakan / kekar, yang katanya agak merepotkan. 
kapan sampeyan ke jogja?

salam
agus hend

----- Original Message ----
From: Ismail Zaini <[EMAIL PROTECTED]>
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, March 28, 2007 10:09:22 AM
Subject: [iagi-net-l] Re: [iagi -net) Penelusuran sumber air Doa Bribin Gn Kidul



 
DIV {
MARGIN:0px;}




Kalau tidak salah dulu proyek Gua Bribin ini untuk 
dibikin Pembangkit Listrik Tenaga air ( ? )

Melihat untuk merelaisasikan proyek ini harus " 
merusak" Gua  Gua ( dg meledakan  segala) , apa tidak sayang , disisi 
lain kita konsen terhadap klestarian alam.

Kalau dilihat "hasil"  ( dari listrik yang 
dihasilkan nantinya  mungkin hanya puluhan- ratusan KW ) mungkin juga tidak 
terlalu banyak , apalagi untuk daerah ini masih banyak alternatif lain ( 
menggunakan sumber energi lain ) tanpa harus "merusak" alamnya. 

Ora cucuk , istilah Gunung Kidule...

 

ISM

====================================

 



Penelusuran Sumber Air
Luweng Ngejring Akses Masuk Lain ke Goa Bribin di Gunung Kidul 


Upaya penghancuran bebatuan yang menutup penampang Goa Bribin di Semanu, 
Gunung Kidul, beberapa waktu lalu, masih menyisakan sedikit pekerjaan. Belum 
semua pecahan batu hasil peledakan yang melibatkan dua penyelam sifon (pipa 
penuh air) dari Jerman, Marco Wendelberger dan Matias Leyk, November tahun 
lalu, 
itu tersingkir. 

Artinya masih ada sisa bebatuan yang membendung aliran air di dalam goa 
berkedalaman sekitar 100 meter di bawah permukaan tanah tersebut. Batuan itu 
jelas menjadi penghambat pembangunan dam utama karena keberadaannya membuat 
permukaan air menjadi naik. 

Beberapa upaya pun kembali dicoba, salah satunya mencari jalan lain untuk 
masuk ke dalam penampang goa guna menyingkirkan batu-batu sisa secara manual. 
Setelah melalui sejumlah pemikiran, pilihan pun tertuju ke luweng atau lubang 
vertikal. 

Lubang ini diharapkan bisa menjadi jalan masuk dari sisi lain. Mengingat, 
untuk masuk dari jalan utama, yakni terowongan vertikal, hasil pengeboran masih 
cukup sulit, meski kini telah terpasang lift. 

Salah satu luweng yang kemudian menjadi pilihan adalah luweng Ngejring. 
"Akhir bulan ini kami berencana untuk mencoba masuk ke dalam luweng Ngejring. 
Kami masih menunggu situasi kondusif," ujar Dicky J Mesah, Ketua Acintyacunyata 
Speleological Club (ASC), pekan lalu. 

ASC ialah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam bidang 
penelusuran goa yang juga terlibat dalam pembangunan bendungan sungai bawah 
tanah Bribin. 

Tak mudah 

Masuk dalam goa bawah tanah, apalagi yang jalurnya vertikal dan terdapat 
sungai di dalamnya, bukan persoalan mudah. Selain keterampilan dan dukungan 
peralatan yang memadai, kondisi cuaca menjadi bagian yang tidak bisa dianggap 
remeh. 

Debit air sungai bawah tanah biasanya bertambah, seiring datangnya musim 
hujan baik itu yang turun di daerah tersebut maupun di daerah hulu. 

Sementara itu, luweng Ngejring yang berada sekitar satu kilometer arah barat 
daya dari titik pengeboran sebenarnya telah dimatikan (ditimbun). 

Sekitar 40 tahun terakhir, warga sengaja menimbunnya dengan tanah untuk 
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. 

"Berhubung ada rencana menjadikannya jalan masuk, maka Februari kemarin warga 
bersama pihak-pihak terkait berupaya membuka kembali timbunan. Kini lubang 
luweng ditutup memakai papan agar Lumpur tidak ikut masuk bersama air hujan," 
kata Dicky. 

Ngejring merupakan luweng keempat yang akan dicoba sebagai jalan masuk ke 
Bribin. Sebelumnya, ada tiga luweng lain di Kecamatan Semanu yang telah dicoba. 
Namun, luweng-luweng itu tidak berhasil dimanfaatkan lantaran beberapa masalah. 
Salah satunya ada luweng yang ujungnya menyempit sehingga tidak bisa dimasuki. 
"Karena tidak berhasil itulah, akhirnya diledakkan," kata Dicky. 

Menurut Solichin selaku penghubung antara Universitas Kalsruhe Jerman dan 
Pemprov DI Yogyakarta 

dalam pembangunan bendungan Bribin di Indonesia, luweng Ngejring merupakan 
pintu masuk terdekat dengan lokasi reruntuhan. Hal ini sesuai dengan pengukuran 
Matias Leyk. 

Kalau sampai tembus ke dalam goa, menurut Solichin, hal itu merupakan suatu 
keuntungan. Kalau upaya ini berhasil, maka upaya menyingkirkan penghalang bisa 
dilakukan lebih mudah. 

"Memang ada rencana peledakan kembali tanggal 16-21 April mendatang oleh tim 
yang sama. ASC diharapkan mencari akses masuk lebih dulu," tuturnya. 

Meledakkan batuan di dalam goa penuh air memang tidak mudah. Pengalaman 
peledakan pertama yang melibatkan Profesor Nestmanm selaku pimpinan proyek dari 
Universitas Kalsruhe dan harus diulang hingga tiga kali akan menjadi referensi 
tersendiri bagi para ahli terkait. (WER) 



































 









 
____________________________________________________________________________________
Now that's room service!  Choose from over 150,000 hotels
in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit.
http://farechase.yahoo.com/promo-generic-14795097

Reply via email to