Mas Nana,
 
Salam,
Amura, apa yang menjadi kata amarah ? Memarahi sapi sakti, lalu kaumnya
membunuh sapinya ? Emang, bangsa itu suka marah ? Kalo kata Sodom,
nadanya memang menjadi akar kata, atawa asal kata dari kata "ma'af"
sodomi.
 
Kayak dulu kusebut. "Ndilalah" dari qodhlo Alloh. Ya yang menjadi sunah
Alloh. Huruf arab "ha", juga sering menjadi tak. Makanya sunahAlloh,
menjadi kata sunatuloh. Ini artinya, terbentuk sebagi hukum alam, mother
nature. Di bumi, menjadi geo-nature, hukum bumi,  
 
Hai, dari kata "Haleluya" puji Tuhan. Kemudian juga di singkat menjadi
"hi", "helo" (kata ustadz Ahmiyul lho). Ini sebagai pembuka pembicaraan,
awal menyapa, juga makanya waktu mulai telepon. Kring...helo...helo.
Gag langsung "endi duwite", tapi lebih bagus dengan kata awal
pembicaraan dulu. Sering kata itu juga menjadi kata awal dari suatu
pertemuan. Ya di awal surat juga.
 
Ini kayak preambul, misalnya kata waktu itu: awal merdeka, maka kata
awal adalah Merdeka !!!, Merdeka !!!
Atau "Hidup Marhein" (biasanya awal pidato Bung Karno). "Hidup PNI".
Atau, kata awal juga misal "dear sirs", "sayang", atau "hormat kami",
salam sejahtera, assalamu 'alaikum.
 
Makanya, kalo aku, ku buku dengan kata "salam". he..he..he...
 
Mataram dari kata Mata Arum. Rat, buwana, juga berarti universe,
jagadraya. Dari Rraja pertama (Senopati), putranya (Sultan Agung, yang
memulai adanya kota Bandung, sebelum serang Batavia 1928), lahirkan
Amangkurat (Yang memangku jagad, kalifah jagad)  I, II, dst. 
 
Lalu pecah jadi dua :  Mangkunegaran (rajanya Mangku Negara), dan
Mataram Yogyakarta, rajanya Hamengku Bowono. Huruf jawa ho no co ro ko,
kalau mau nulis a, i, u, e, o harus dengan ha. Makanya, raja Amangkurat,
di tulisannya hamengkurat, dan amengku bowono, di tulis hamengku buwono.
Adipatinya, bergelar Paku Alam. Tulisan jawanya paku halam.
 
Yogyakarta dari kata Ayodja karta adi ningrat. Lalu terucap sebagi
Ngayojokarto hadiningrat, di singkat kemudian jadi Yojokarto, lalu
terucap sebagai Yogyakarta.  Ayodja, negara paling maju, ya jaman itu,
jaman Ramayana, negara Ayodja, rajanya Sri Romo. Karta = aman. Adi =
bagus. Ningrat= piawai, flamboyan, elok. Ya, Raja Mataram, mengharapkan
menjadi kalifah jagad, menjadikan negara, bangsa, semua makluk bumi itu
menjadi suatu negara yang maju, aman, bagus, flamboyan. 
 
Gag gitu ?
 
Nah, untuk bisa menjadi kalifah buwono yang arif (mengetahui), atau
sebagi 'hamengku bowono", ya kewajiban tiap orang di ciptakanNya, maka
harus tahu karakternya, si buwana itu. Selidikilah terus karakternya,
dan manfaatkan semuanya kalau mampu, untuk kesejahteraan umat.
 
Salam,
Maryanto.
Bahasa, sejarah, culture, juga ada di alam lho, jadi itu menjadi
bidangnya orang yang mengaku sebagai ahli ilmu alam (physicist"), juga
fisika bumi, geophysicist, earthsicientist.

________________________________

From: Nana Djumhana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, April 19, 2007 8:57 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Erupsi Gununglumpur 2000 BC : Kiamat di Sodom
dan Gomora


Memang kasus kaumnya Nabi Luth di Sodom dan Amurah (Gomora) itu termasuk
bencana geologi. Artinya azab Tuhan kepada orang-orang yang perbuatannya
kebangeten dan melampoi batas itu terjadi di tempat sesuai kondisi
geologinya. Dan itu merupakan skenarioNya yang tidak diketahui manusia.
Namun Allah telah menginformasikan kepada kita (para geoscientist) untuk
memahami tentang kejadian tersebut secara jelas : "Mereka (kaum Luth)
dibinasakan oleh suara keras yang menggelegar ketika matahari akan
terbit. Maka Kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah, dan
Kami hujani mereka dengan hijaaratammin sijjiil (bongkahan/butiran
tanah terbakar). Sesungguhnya pada yang demikian itu merupakan ayat-ayat
(Allah) bagi orang yang memperhatikannya. Dan sesungguhnya kota itu
terletak pada sabiilimmuqiim  (jalur yang ditempatkan /ditetapkan).
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan ayat-ayat
(Allah) bagi orang-orang yang beriman" (QS Al Hijr 74-77). Cerita
geologinya .... ya kira-kira begitu seperti yang disampaikan Pak Awang.
Wallahu'alam.
 
Tentang kasus lumpur Porong, sebaiknya jangan dianalogikan dengan kasus
kaumnya Nabi Luth. Saya masih percaya bahwa kasus Porong bukan sebuah
azab Tuhan seperti halnya terhadap kaumnya Nabi Luth, tetapi lebih pas
mungkin sebagai teguran Tuhan, terutama terhadap para penguasa dan
pengusaha negri ini.
 
Wassalam,
Nana

        ----- Original Message ----- 
        From: Ahmiyul Rauf <mailto:[EMAIL PROTECTED]>  
        To: iagi-net@iagi.or.id 
        Sent: Wednesday, April 18, 2007 2:04 PM
        Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi Gununglumpur 2000 BC : Kiamat
di Sodom dan Gomora


        Tulisan Pak Awang kali ini seolah mengamini berbagai pendapat
yang sedang  berkembang dalam beberapa milis dan blogs, bhw Jatim sedang
menuju kehancurannya..Ada yang memprediksi bhw dalam jangka waktu 30
tahun luapan lumpur akan membanjiri kawasan sejauh Waru/Surabaya. Belum
lagi kalau Allah menghendaki, Dia percepat aliran lumpur, sehingga yang
harusnya habis dalam 30 tahun, ditumpahkannya dalam waktu 5 tahun..
Mudah saja bagi Allah utk berbuat demikian. 

         

        Lagipula tenggelamnya satu peradaban tidak mesti membanding ke
Sodom dan Gomorah; karena disekitar kita.  Mengambil contoh kehancuran
peradaban disekitar Borobudur, misalnya. Kita tidak punya bukti dosa apa
yang telah diperbuat oleh penduduk waktu itu disekitar Borobudur (e.g.
dikalangan Sodom dan Gomorah, ummat Nabi Luth, berkembang kebiasaan
homoseks), namun pasti ada maksud tertentu dari Yang Maha Kuasa,
sehingga Peradaban Borobudur dihancurkan lewat letusan G. Merapi,
sehingga seluruh kawasan itu terbenam timbunan piroklastik, sebelum
kemudian digali kembali oleh Raffles. 

         

        LUSI tidak secara cepat menenggelamkan Porong. Kita tidak perlu
menuduh siapapun yang berbuat dosa sehingga bencana ini datang. Namun
kalau kita sebagai bangsa segera bertobat, lalu meminta kepada Allah
agar bencana ini di hentikan, sebagai bangsa yang beriman insya Allah
ada solusi terbaik ditunjukkanNya kepada kita. 

         

        Wassalaamu'alaikum

        Ahmiyul Rauf

        -----Original Message-----
        From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
        Sent: Wednesday, April 18, 2007 13:29
        To: iagi-net@iagi.or.id
        Subject: [iagi-net-l] Erupsi Gununglumpur 2000 BC : Kiamat di
Sodom dan Gomora

         

        Hampir tiga tahun lalu di milis ini saya pernah menulis bahwa
kiamat di Sodom dan Gomora adalah akibat bencana geologi. Kalau kita
lihat geologi Palestina dan Laut Mati serta semua hasil penggalian
arkeologi di wilayah ini, kita akan tahu bahwa di bawah Sodom dan Gomora
terdapat tatanan kebencanaan geologi yang siap meletus kapan saja secara
katastrofik. Dalam banyak kasus, kalau punya maksud tertentu, Tuhan
jarang menciptakan sesuatu yang baru, Dia akan menggunakan tatanan yang
telah diciptakan-Nya dan mendayagunakan-Nya. Banyak kisah-kisah
menakjubkan di Perjanjian Lama yang bisa diterangkan sebagai masuk akal.
Tetapi, hanyalah Tuhan yang berkuasa menggerakkan semua tatanan Bumi
yang telah diciptakan-Nya. 

         

        Dalam kasus kiamat di Sodom dan Gomora, Tuhan barangkali hanya
menggerakkan sejalur sesar besar mendatar yang memotong Laut Mati dari
Danau Yordan sampai ke Teluk Akaba. Pergerakan sesar ini telah
meletuskan tatanan geologi yang siap menjadi bencana di bawah Sodom dan
Gomora. Mujizat yang tak bisa diterangkan dengan akal tentu banyak juga
dan kalau kita orang percaya kita hanya perlu mengamininya. Apa susahnya
buat Tuhan mengirim bola api dan belerang panas dari langit menghujani
Sodom dan Gomora, tetapi Dia memilih mendayagunakan apa yang telah
diciptakan-Nya di bawah Laut Mati. Sebab Tuhan atas Langit adalah juga
Tuhan atas Bumi, semua tunduk kepada Sang Maha Pencipta.

         

        Melihat kasus erupsi gununglumpur LUSI yang sedang kita alami
membuat saya teringat lagi akan tulisan yang pernah saya sebarkan via
milis tersebut. Saya tentu tak akan mengulanginya lagi di sini, hanya
ingin menulis saja lagi bahwa Sodom dan Gomora musnah oleh erupsi
gununglumpur. Penggalian arkeologi yang telah dilakukan di kawasan Laut
Mati padal tahun 1920-an oleh Fullbright dan Kyle berakhir dengan
kesimpulan bahwa peradaban maju dan lahan sangat subur terdapat di
wilayah ini pada 2500-2000 BC. Pada 2000 BC semuanya tiba-tiba lenyap.
Dari kisah Alkitab di kitab Kejadian 19 kita tahu bahwa peradaban Sodom
dan Gomora lenyap dalam satu hari pada sekitar 2000 BC berdasarkan
kronologi. Penelitian arkeologi menunjukkan bahwa Sodom dan Gomora
terdapat di pojok baratdaya Laut Mati, terkubur dalam endapan hasil
erupsi - tak mengherankan mengapa tempat ini di Laut Mati menjadi tempat
terdangkal.

         

        Penelitian geologi di sekitar Laut Mati menemukan bahwa laut
Mati dan Danau Yordan adalah lembah retakan hasil pull-apart basin.
Kedua wilayah air ini dilalui sesar besar mendatar dari Laut Merah-Teluk
Akaba-Laut Mati-Lembah Yordan. Kalau kita mau tarik secara regonal lagi,
jalur retakan ini memanjang sepanjang Laut Merah menuju Afrika dan
akhirnya terhubung ke retakan besar terkenal di Afrika bagian timur
(East African Rift System). Ini adalah jalur retakan paling aktif di
Bumi. Sebagai pull apart basin, sedimentasi pengisi Laut Mati berjalan
sangat cepat berasal dari tinggian di sekitarnya (Tinggian Moab).
Sebagai wilayah di Timur Tengah yang terkenal sangat tereduksi, wajar di
bawah Laut Mati ada lapisan-lapisan tebal garam, belerang, dan akumulasi
minyak dan gas yang sebagian telah menjadi aspal. Sedimentasi cepat dan
tak stabil telah memicu gerak diapir sedimen2 halusnya. Kalau kita
melihat data seismik regional Laut Mati saat ini dari utara ke selatan,
ada dua diapir besar di bawah Laut Mati : diapir Sedom dan diapir Lisan.
Kedua diapir ini mengangkat lapisan2 garam, belerang, dan akumulasi
aspal. Diapir Sedom adalah diapir yang pernah meletus di kota Sodom dan
Gomora.

         

        Bila sesar besar mendatar Trans-Yordania bergerak, maka kondisi
elisional akan segera terbentuk. Dalam kondisi demikian yang terjadi
adalah urutan sbb. : gerakan sesar yang disertai gempa atau gempa yang
menggerakkan sesar akan memecahkan sealing overpressured shales yang
plastis dan buoyant. Release tekanan itu akan mengekspulsi pore fluids,
air, minyak, gas dan semua materi di sekitar Teluk Mati termasuk garam
dan aspal. Di dekat sesar, materi menjadi liquefied dan buoyant dan akan
terekstrusi melalui zona sesar sebagai mud diapir dan mud volcano ke
permukaan lengkap dengan material ekstrusinya.

         

        Laut Mati adalah tepat merupakan transform boundary terhadap
Arabian Plate dalam hubungannya dengan Lempeng Afrika dan Eurasia. Saat
Lempeng Arab bergerak ke timur, membukalah Laut Merah dalam mekanisme
incipient sea floor spreading. Ke utara, rifting Laut Merah bercabang
dua splay, ke BL membentuk Teluk Suez, ke TL membentuk Teluk Akaba-Laut
Mati-Sungai Yordan. Rift Teluk Suez kemudian aborted, mati, seperti
aulacogen berhungan dengan collision African Plate vs. Anatolian Plate,
sementara Teluk Akaba-Laut Mati-Yordan aktif dan pada 2000 BC dipakai
Tuhan untuk menggerakkan diapir Sedom di bawah kota Sodom dan terjadilah
bencana katastrofik itu.

         

        Belerang panas, garam, aspal, semuanya dalam keadaan terbakar
tersembur ke langit kemudian menjatuhi Sodom dan Gomora, menutupi semua
yang ada di permukaan Bumi dengan endapan belerang, aspal, dan garam.
Sementara itu, gempa yang terjadi menunggangbalikkan semua yang ada di
atas tanah sehingga tak ada satu pun yang tetap berdiri tegak di atas
tanah  ("Kemudian Tuhan menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan
Gomora, berasal dari Tuhan, dari langit; dan ditunggangbalikkanNyalah
kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta
tumbuh-tumbuhan di tanah"  - Kejadian 19 : 24-25). Kiamat itu terjadi
sehari-semalaman. Keesokan harinya, saat Abraham menengok,  dia
memandang ke Lembah Yordan, ke Sodom, ke Gomora, di mana Lot
keponakannya pernah tinggal, maka hanya dilihatnya asap dari Bumi
membubung ke atas sebagai asap dari dapur peleburan (Kejadian 19 :
28)....

         

        "Sesungguhnya, akan datang hari yang ditetapkan Tuhan....Pada
waktu itu kakiNya akan berjejak di bukit Zaitun yang terletak di depan
Yerusalem di sebelah timur. Bukit Zaitun itu akan terbelah dua dari
timur ke barat, sehingga terjadi suatu lembah yang sangat besar;
setengah dari bukit itu akan bergeser ke utara dan setengah lagi ke
selatan. Maka tertutuplah lembah gunung-gunungKu, sebab lembah gunung
itu akan menyentuh sisinya; dan kamu akan melarikan diri seperti kamu
pernah melarikan diri oleh karena gempa bumi...(Zakharia 14 :1, 4, 5)"

         

        Bukit Zaitun kelak akan retak dan rusak oleh pull-apart
strike-slip fault...

         

        Salam,

        awang

         

         

         

Kirim email ke