Sedikit menyambung keterangan Pak Irwan,
   
  Ada 55 PLTN yang tersebar di seluruh Jepang. Kebetulan saya baru saja melihat 
bunker untuk pembuangan limbah nuklir di Utara Jepang (daerah Aomori), terletak 
sekitar lebih dari 300 meter di bawah permukaan dan berada pada lapisan batuan 
granit kwarter. Terjadi diskusi yang menarik mengenai permasalahan agar limbah 
ini tidak sampai mencemari sistem airtanah di daerah tersebut.
   
  Secara struktur fisik.. teknologi yang ada saat ini sudah bisa mengurangi 
potensi bencana yang ada. Seperti kata pak Budi. kekhawatiran yang terbesar (di 
Jepang) adalah apabila terjadi kebocoran akibat masalah peralatan atau 
kelalaian manusia.
   
  Kalau memang faktor hambatan yang terbesar di Gunung Muria adalah faktor 
sosial seperti kekhawatiran masyarakat di sekitarnya, bagaimana jika lokasi 
PLTN dipindahkan ke pulau-pulau kecil di sekitar Pulau Jawa? Kepulauan Karimun 
Jawa misalnya?
   
   
  Salam akhir pekan,
  Fajar (1141)

Irwan Meilano <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Pak Rovicky dan rekan2 anggota milis,

Melanjutkan diskusi mengenai reaktor nuklir dan gempabumi.
Di Jepang keliatannya tidak ada lokasi yg tidak berpotensi
terkena dampak dari gempabumi :-) .

Seandainya kita perlu PLTN ..yah the shows must go on. Jangan
sampai terhambat karena kemungkinan gempa.
Seperti yg telah dibahas di milis ini kuncinya : kesiapan,
dan itu hanya akan terjadi apabila telah memiliki pemahaman yg
menyeluruh akan potensi bencana gempabumi.

Contoh reaktor nuklir yg dekat dengan tempat kami sekarang yaitu
di Hamanako, Shizuoka (dekat dengan gn. fuji).
Sejak awal 19-an telah diketahui kemungkinan akan terjadinya gempa
skala M8 di Tokai area (termasuk Hamanako) dan diperkirakan
intensitas pada reaktor nuklir tsb yaitu 7 dlm skala jepang
atau kira2 XIIMMI. Dan itu artinya ekivalen dengan akselerasi
tanah >450 gal. Tetapi reaktor nuklir di Hamanako (katanya..he.he.e)
dibangun, dengan kemampuan menahan akselerasi tanah >600 gal.

Kemudian reaktor nuklir di Hamanako pun di tameng-i dengan seismometer,
yang berfungsi sebagai early warning system. Thresholds-nya yaitu 40 gal.
Jadi kalo P wave diatas 40 gal, maka alarm akan berbunyi dan beberapa
aktifitas berbahaya akan dihentikan. Sebelum S wave dan surface wave-nya
yg lebih berbahaya datang kemudian.

Kisah sukses early warning sistem ini yaitu sewaktu gempa di Niigata
2004. Early warning sistem ini berhasil menghentikan shinkansen, kereta
cepat yg sedang melaju dgn kecepatan 200km/jam. Pada saat surface
wave dgn akselerasi katanya diatas 800 gal datang. Kereta tsb sudah
hampir berhenti, tanpa korban, walaupun sempat keluar dari rel.

Sehingga asal serius mempersiapkan diri, PLTN no problem lah..hehe..e

wassalam,
irwan meilano



       
---------------------------------
Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

Kirim email ke