Melu nimbrung dikit ,.....
Ada yang bilang membahas soal pergajian ini ibaratnya spt bicara masalah " porno" ada yang terang terangan , ada yang merasa gak enak , ada yang malu malu , dst , dst...... Bicara masalah Gaji ini ternyata tidak sama dg Penghasilan , banyak yang Gajinya kecil tapi penghasilannya gede bahkan berlipat lipat dari Gajinya , makanya dia tenang tenang saja meskipun hanya digaji kecil..........Gak tahu atau karena Gajinya kecil mendorong untuk "kreatif" untuk meningkatkan Penghasilan sehingga meskipun Gaji kecil tapi penghasilannya besar ......


ISM


----- Original Message ----- From: "budi santoso" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Saturday, May 19, 2007 11:08 PM
Subject: Re: Hal: [iagi-net-l] HCS vs expat was: Re: [iagi-net-l] Fw: [IATMI-KL] Re: BP Migas: Gaji Ekspatriat Tambang Kelewat Mahal


Lha ini tantangan beliau-beliau yang sedang di
posisi-posisi tertentu untuk membuat 'terobosan' . . .

Saya dengar MEDCO sudah dan sedang melakukan itu (tapi
yang ngomong ini 'yang punya' kalau tidak salah). . .


tapi kalau sekedar jadi exploration/country manager
dari sebuah perusahaan asing di Indonesia . .  yang
bersangkutan tak akan punya 'kekuasaan' penuh untuk
mengubah struktur gaji karyawan yang ada, yang bisa
dilakukan 'sekedar' dan  mestinya 'berani' mengajukan
proposal 'gaji+benefit lain' yang sepadan . . .
parameternya tergantung perusahaan masing-masing
karena tiap multi nasional sepertinya mereka punya
'range' tertentu untuk gaji karyawannya secara
internasional, . .  sayangnya (sialnya) dari beberapa
perusahaan dimana saya pernah bekerja . .  kita yang
di Indonesia tidak pernah berada di range itu yang
terendah sekalipun . . .  meskipun saya tahu posisi
kami waktu itu berada paling tidak di tengah-tengah
kisarannya . . . .

Bukan hal mudah (pengalaman sendiri) tapi bukan
mustahil untuk melakukannya . . .  dimulai dari kita
sendiri pas negosiasi berani 'menjual' diri, mungkin
juga via 'komunitas profesi geologi' atau regulasi . .
.

Yang susah jika beberapa pihak menggeneralisasinya,
misalnya:

mineral geologist pengalaman >10th= min US$7,000
                            <10th = US$ 5,000

tidak lalu setiap geologist dengan rentang pengalaman
seperti itu minta 'harus' bergaji sejumlah itu . . .
mestinya balik lagi 'ada rupa ada harga' . . .

jadi kalau saya tidak berkualifikasi sebagai 'barang'
berharga US$7,000 perbulan mestinya saya juga tidak
memaksa orang lain untuk 'membeli' saya seharga itu .
. .  begitu juga sebaliknya . .


--- Bowo Kusnanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Bicara tentang gaji memang tidak akan pernah ada
putusnya.
Besaran gaji yang jadi target memang tergantung dari
individu. Itu semua tidak lepas dari sifat dasar
manusia yang selalu dipenuhi dengan target dan
keinginan.

Memang kalau dilihat dari kaca "Materi", pendapatan
expat dan nasional di negara kita bisa dibilang
sangatlah tidak adil.

Ambilah contoh, seorang national manager di
perusahaan tambang, yang membawahi sekian banyak
karyawan, juga mengurusi tetek bengek dari A-Z, di
departemennya, digaji bersih sekitar Rp40-45 juta.
Sementara salah satu karyawannya seorang expat fresh
graduate yang masih harus ditraining untuk bisa
mapping dan logging bisa mendapatkan USD 5 ribuan
bersih sebulan. Di lain pihak karyawannya yang lain
yang juga fresh graduate, cuma yang ini national,
mendapatkan sekitar Rp 6-7 juta sebulan.

Sungguh sangat terasa kesenjangan yang terjadi.

Tidak aneh jika ahirnya seorang yang merasa mampu
dan merasa setara atau lebih mumpuni dari expat akan
mencari solusi bagaimana bisa mendapatkan gaji yang
setara atau bahkan lebih dari expat. Salah satu
solusinya ya dengan mendulang dollar di negara lain.
Atau menggandeng investor untuk bikin perusahaan di
Indonesia dan ia menjadi bagian dari top management
di perusahaan tsb dengan gaji sesuai yang dia
inginkan.

Harapan untuk bisa "Ada harga ada rupa" sebenarnya
ada pada para professional national yang saat ini
mengeluhkan penggajian karyawan nasional di
Indonesia. Kita menantikan beberapa orang dari
profesional tersebut berada di top management di
perusahaan di Indonesia. Yang menjadi penentu
kebijakan, sehingga ia punya "Taji" untuk
menyalurkan keinginan para pekerja yang mempunyai
skill dan nilai jual yang tinggi dengan gaji yang
tinggi setara dengan expat. Karena mereka berasal
dari background yang sama.

Pertanyaan yang akan muncul nanti adalah: setelah ia
nanti jadi petinggi perusahaan, yang tentunya akan
berkutat dengan urusan budgeting, masihkah nanti ia
se-ideal saat masih menjadi bawahan? Beranikah ia
menggaji karyawannya yang punya skill dan nilai jual
tinggi setara dengan expat? Ataukah ia akan mencari
calon karyawan lain yang punya skill sedikit lebih
rendah tapi dengan gaji yang jauh lebih rendah?
Kenapa saya sangsikan ini akan terjadi? karena
kacamata penentu kebijakan biasanya lebih luas dan
melihat semua aspek managerial secara menyeluruh dan
tidak hanya fokus pada satu/dua persoalan.

Tampaknya jalan panjang dan berliku untuk bisa
mendapatkan kesetaraan gaji dengan expat. Belum
terlihat ada cross cut menuju ke sana.

salam,
bk



----- Pesan Asli ----
Dari: budi santoso <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Sabtu, 19 Mei, 2007 8:25:13
Topik: Re: [iagi-net-l] HCS vs expat was: Re:
[iagi-net-l] Fw: [IATMI-KL] Re: BP Migas: Gaji
Ekspatriat Tambang Kelewat Mahal


Urun rembug pak . .

Mestinya setelah pasar tenaga kerja global menjadi
hal
yang sudah sangat umum seperti sekarang ini, patokan
penentuan gaji bukan lagi ekspat non ekspat. Cara
berpikir perusahaan (mestinya) : jika memiliki
ekspektasi  mempekerjakan tenaga kerja  dengan level
kemampuan tertentu maka harga ybs juga dipatok
dengan
harga tertentu pula (tak memandang ekspat, eks
ekspat
dan non ekspat). Jadi apakah di ekspat, bekas
ekspat,
non ekspat jika kualifikasinya memenuhi persyaratan
yang ditentukan oleh perusahaan tersebut 'dengan
sendirinya (mestinya) harganya ngikut . . .  ada
barang ada rupa . . . bagi karyawan lama yang
memiliki
kualifikasi sama dengan sendirinya mesti teraktrol .
.
untuk yang lain tapi sekedar berkebangsaan sama tapi
kualifikasinya berbeda ya mesti belajar lagi dan
bekerja lebih smart&keras lagi untuk sampai ke sana
.
. .

Hal ini  menjadi terasa fair baik bagi mereka yang
pernah jadi ekspat mau balik kembali atau yang tidak
pernah jadi ekspat tapi kualifikasinya sama akan
memperoleh perlakuan yang sama pula . . . .

Kecuali ada perlakuan khusus spt yang telah dibahas
di
sini: spt kemudahan berkarir dalam jalur managerial
role di Mly dll . . . .

Sekedar sharing saja:

Idealnya hal-hal di atas juga berlaku bagi
perusahaan
Asing yang beroperasi di Indonesia . .  saya sendiri
pernah pada posisi ditawari untuk bekerja di negeri
sendiri oleh asing dengan posisi 'lebih' dari yang
sekarang, tapi gaji yang mereka tawarkan adalah gaji
(pasar-bahasa mereka) tenaga ahli indonesia yang
mereka bayarkan selama ini . . . jadi ya  . . matur
nuwun - lain kali saja mister!!

sTJ - Mineral Geologist





____________________________________________________________________________________Shape Yahoo! in your own image. Join our Network Research Panel today! http://surveylink.yahoo.com/gmrs/yahoo_panel_invite.asp?a=7



----------------------------------------------------------------------------
Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007
----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------






----------------------------------------------------------------------------
Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007
----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Reply via email to