>  Rekan 

   Kalau mengenai butuh membutuhkan
ada kata kata yang tepat untuk diremnungkan :

" Kalau
sedikit memiliki akan sedikit juga membutuhkan " , nah kalau ini
dipakai secara positip kita ndak mungkin stress deh.

    Si-Abah

________________________________________________________________________



    Permasalahan brain-drain yang
dikemukakan di initial posting nampaknya
> punya
> dimensi
supra-struktur kebijakan, strategi besar korporasi, lembaga
>
negara,
> dan pemerintahan secara umum. Sementara opini yang
dikemukakan broer Awang
> terlampir lebih menjelajah wilayah
filosofis (kebahagiaan versus materi)
> dan
> penyerapan
subtil individual (yang seringkali sakral) atas filosofi
>
tersebut
> untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Repotnya adalah:
> apabila para pengambil kebijakan (korporasi,
negara, dsb) menerapkan
> filosofi individual dalam kebijakan yang
mempengaruhi kemaslahatan
> masyarakat banyak, dimana bisa saja
terjadi pengabaian (negligence) atas
> konsern masyarakat banyak
(yang punya filosofi individual
> ber-beda2).......
>
Mudah2an berbagai perkembangan yang terjadi di kancah
pertenaga-kerja-an
> migas kita bisa menggugah (pelan2 juga nggak
papa), membangkitkan, dan
> menggerakkan para pengambil kebijakan
kita untuk tanggap/concern dan
> mengambil tindakan segera.
> 
> Salam
> 
> adb
> 
> 
> 
> ----- Original Message -----
>
From:
"Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
> To:
<iagi-net@iagi.or.id>
> Sent: Monday, May 28, 2007 12:23
PM
> Subject: RE: [iagi-net-l] Pembedaan Gaji Bagi Profesional
Asing dan WNI di
> Tanah Air Picu Brain Drain
> 
>

> Yang bergaji rp 100 jt/bl atau rp 1 jt/bl sama-sama bisa
hidup,
> sama-sama bisa menyekolahkan anak-anaknya, dan punya
kenikmatan serta
> keluhannya masing-masing. Tak ada jaminan bahwa
yang bergaji rp 100
> jt/bl tak pernah mengeluh atau pusing atau
kuatir. Di tengah kemacetan
> kota Jakarta, yang bergaji Rp 100
jt/bl marah karena terjebak macet dan
> kuatir mobil mewahnya
terserempet metromini yang dinaiki orang bergaji
> rp 1 jt/bl yang
tersenyum saja melihatnya. Penghasilan tak pernah
> berkorelasi
positif dengan kebahagiaan. Orang yang gajinya kecil akan
>
menyesuaikan dengan apa yang mampu dibelinya.
> 
> Kalau
"brain drain" hanya mengejar uang, hm...
> 
>
Masih banyak yang tak bisa dibeli dengan uang..
> 
>
Salam,
> awang
> 
> -----Original Message-----
>
From: Leonard Lisapaly [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Monday, May 28, 2007 11:04 C++
> To:
iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
>
Subject: RE: [iagi-net-l] Pembedaan Gaji Bagi Profesional Asing dan WNI
> di Tanah Air Picu Brain Drain
> 
> 
>
Meminjam istilahnya Bapak Orang Miskin di acara Republik BBM :
>

> "Sedikit-sedikit uang, sedikit-sedikit uang, uang kok cuma
sedikit ...."
> 
> LL
> 
>
-----Original Message-----
>
From: Rovicky Dwi Putrohari
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Monday, May 28, 2007 10:48
AM
> To: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id; Forum
Himpunan Ahli
> Geofisika Indonesia
> Subject:
[iagi-net-l] Pembedaan Gaji Bagi Profesional Asing dan WNI di
>
Tanah
> Air Picu Brain Drain
> 
> Dari 5 tahun
lalu kita diskusi braindrain di IAGI-net ga pernah
> selesei ....
Kita bisa debat berbusa-busa soal gaji cukupnya berapa
> banyak.
Namun kenyataan bahwa gaji masih menjadi impian pekerja di
>
Indonesia. Simak uraian dari KB Antara dibawah sana.
> 
>
Uang bukan segalanya
> tapi segalanya perlu uang ...
>
waaks ! :)
> 
> RDP
> 
> Ekonomi &
Bisnis
> 
> 27/05/07 11:15
> Pembedaan Gaji Bagi
Profesional Asing dan WNI di Tanah Air Picu Brain
> Drain
> 
> Canberra (ANTARA News) - Perhimpunan Pelajar Indonesia
di Australia
> (PPIA) mengusulkan perlu dihapusnya segera
kebijakan yang membedakan
> gaji dan fasilitas bagi para
profesional asing dan orang Indonesia
> berkualifikasi sama di
Tanah Air, karena ditengarai turut memicu
> larinya atau
"brain drain" kalangan terdidik Indonesia lulusan luar
>
negeri.
> 
> Usul tersebut mengemuka dalam diskusi PPIA di
Universitas Nasional
> Australia (ANU) tentang fenomena
"brain drain" di kalangan terdidik
> dan profesional
Indonesia yang enggan pulang ke tanah air setelah
> tamat dari
pendidikan di luar negeri, demikian informasi yang
> diperoleh
ANTARA dari PPIA ANU, Minggu.
> 
> Disebutkan, usul yang
mengemuka dalam diskusi yang menghadirkan dua
> orang Indonesia
yang sedang bertugas di ANU, Ariane Utomo dan Wijayono
> Sarosa,
itu masih akan ditindaklanjuti dan digodok secara lebih
> mendalam
dalam konferensi perhimpunan mahasiswa Indonesia dari seluruh
>
dunia yang direncanakan berlangsung di Sydney pada September
>
mendatang.
> 
> Dalam diskusi yang dihadiri puluhan
mahasiswa ANU dan doktor Indonesia
> yang kini bekerja di
universitas terbaik di Australia itu, terungkap
> bahwa perbedaan
gaji dan fasilitas yang diberikan perusahaan asing
> maupun lokal
kepada para tenaga ahli dan konsultan asing dan Indonesia
> dengan
kualifikasi keahlian yang relatif sama ini sudah berlangsung
>
sejak lama.
> 
> Di perusahaan pertambangan milik Amerika
Serikat di Provinsi Papua, PT
> Freeport Indonesia, misalnya,
disebutkan bahwa sudah lama terjadi
> kebijakan yang membedakan
gaji para konsultan asing dengan konsultan
> Indonesia, padahal
mereka memiliki kualifikasi dan keahlian sama.
> 
>
Kebijakan yang diskriminatif itu diyakini menjadi salah satu penyebab
> terjadinya "brain drain" di kalangan terpelajar Indonesia
lulusan luar
> negeri atau orang-orang terbaik Indonesia yang
meninggalkan Tanah Air
> untuk bekerja di luar negeri sebagai
profesional.
> 
> Di Malaysia, pemerintah negara itu
memberikan insentif yang menarik
> kepada warganya yang
melanjutkan studi di luar negeri dengan beasiswa
> negara untuk
kembali ke Malaysia setamat dari universitas mereka.
> 
>
Sementara itu, Ariane Utomo kepada ANTARA yang menghubunginya dari
> Darwin mengatakan di Australia, fenomena "brain drain"
itu justru
> lebih banyak terjadi di kalangan anak-anak Indonesia
yang lulus
> program strata satu dari universitas-universitas di
Australia.
> 
> "Trend jumlah lulusan S-1
universitas-universitas Australia yang asal
> Indonesia cenderung
tinggi. Setelah mereka tamat, mereka melamar untuk
> mendapatkan
status residen tetap di Australia, karena memang
> Pemerintah
Australia membuka pelulang untuk itu," katanya.
> 
>
Menurut Ariena, Australia mendapatkan keutungan dari fenomena ini,
> yakni tersedianya 'tenaga kerja terdidik yang siap pakai'
kendati
> "brain drain" ini sebenarnya tetap memberikan
nilai positif, yakni
> terbuka dan bahkan semakin luasnya jaringan
kerja orang-orang
> Indonesia yang memilih menetap sementara dan
bekerja di luar negeri.
> 
> Seorang mahasiswa pasca
sarjana asal Indonesia, Yopi, yang juga
> mengikuti diskusi
mengatakan sudah saatnya Bappenas dan
> lembaga-lembaga lain di
Tanah Air menghentikan kebijakan yang
> membedakan gaji dan
fasilitas bagi para profesional asing dan
> Indonesia.
>

> "Gap (ketimpangan) ini adalah isu yang sangat penting bagi
kita,"
> katanya.
> (*)
> 
>
Copyright (c) 2007 ANTARA
> 
> --
>
http://rovicky.wordpress.com/
> 
>
------------------------------------------------------------------------
> ----
> Hot News!!!
> CALL FOR PAPERS: send your
abstract by 30 March 2007 to
> [EMAIL PROTECTED]
>
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
> 29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
> Bali
Convention Center, 13-16 November 2007
>
------------------------------------------------------------------------
> ----
> To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website:
http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123
0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
---------------------------------------------------------------------
> 
>
------------------------------------------------------------------------
> ----
> Hot News!!!
> CALL FOR PAPERS: send your
abstract by 30 March 2007 to
> [EMAIL PROTECTED]
>
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
> 29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
> Bali
Convention Center, 13-16 November 2007
>
------------------------------------------------------------------------
> ----
> To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website:
http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123
0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
---------------------------------------------------------------------
> 
> 
>
----------------------------------------------------------------------------
> Hot News!!!
> CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30
March 2007 to
> [EMAIL PROTECTED]
> Joint Convention
Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
> 29th IATMI
Annual Convention and Exhibition,
> Bali Convention Center, 13-16
November 2007
>
----------------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website:
http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123
0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
---------------------------------------------------------------------
> 
>
----------------------------------------------------------------------------
> Hot News!!!
> CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30
March 2007 to
> [EMAIL PROTECTED]
> Joint Convention
Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
> 29th IATMI
Annual Convention and Exhibition,
> Bali Convention Center, 13-16
November 2007
>
----------------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website:
http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123
0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
---------------------------------------------------------------------
> 
>

Kirim email ke