Bung Shofiyuddin yng budiman, saya bukan ahli petrophysic, tapi saya mau 
sharing atas dasar pengalaman saya bekerja sebagai petrologis untuk reservoir 
karbonat. Sebelumnya saya mohon segera dikorensi apabila ada yang kurang tepat. 
Beberapa ayang perlu diperhatikan pada karbonat antara lain :
1. Geometri, dimensi dan skala: Karbonat terutama yang berasosiasi dengan reef 
dan paparan mempunya geometri yang berbeda dengan klastik biasa seperti 
batupasir. Misalnya pada reef, tekstur dan besar butirnya sangat beragam 
tergantung jenis  "organik" seperti coral and associate yang tumbuh berdasarkan 
kedalaman. Pada lingkungan ini kemunginan ada 'primary porosity" yaitu terdapat 
disela-sela kerangka. Geometri seperti ini akan sangat baik direkonstruksi 
dengan pemodelan yang dibangun dari pengamatan lapangan modern reef seperti 
pulau Seribu dan ancient reef seperti di Formasi Rajamandala Ciatatah - 
Padalarang dan tentunya data bawah pemukaan geologi reservoir yang menjadi 
target.

2. Secondary porosoity didalam karbonat masuk dalam wilayah "diagenesis" yang 
berkaitan dengan fasies, lingkungan pengendapan dan "exposure" phenomena pasca 
sedimentasi dan litifikasi. Di Indonesia, 2nd Porosity (2nd por) umumnya 
dikontrol oleh diagenesis, sedang di arid climate seperti di mediterania 
sebagian porosity dikontrol oleh facies, misalnya pada oolitic limestone 
positasnya mirip dengan batupasir yang well rounded. 2nd Por didaerah tropis 
umumnya disebabkan pelarutan "fresh water" setelah formasi batugamping ter 
"expose" diatas muka laut. Pelarutan ini biasanya didahului dengan 
berkembangnya  "fracture network", lalu air tawar yang umumnya air hujan mulai 
bekerja membentuk porositas atau ruang-ruang yang dapat menghasilkan pori-pori 
yang kecil hingga raksasa! Karena itu tida heran 2nd por di ls (limestone) bisa 
dimasuki orang bahkan di Perancis gua-guanya bisa dipakai berlayar dengan boat! 
Dengan demikian dimensi di golkar (golongan karbonat) bukanlah hal yang 
sederhana untuk dipahami.

3. Resolusi petrofisika vs petrography: petrofisika resolusinya mungkin dalam 
dimensi cm hingga dm (atau bahkan meter ?), karenanya segmen yang bisa di 
'trace" dalam log mungkin masih relatif kasar bila dibandingan dengan 
mikroskopis dari sayatan tipis. Dengan petrografi dapat diamati besaran dari 
mikron hingga mm, selain itu kita akan dapat melihat bagaimana  fasies dan 
sejarah diagenesisnya. Dengan penelitian diagenesis ls, dapat diperkirakan 
bagaimana distribusi 2nd por nya. Data seismik juga bisa kolaburasi dengan 
petrografi, terutama untuk memperkirakan geometri dan dimensi paparan 
karbonatnya. Mungkin perlu kerjasama yang baik antara divisi petrologi, 
petrofisik dan seismik untuk membangun model underground golkar. Cutting 
petrologic analyses bisa sangat membantu petrofisik untuk memahami development 
of 2nd porosity" Selamat Ber" golkar" ria.

Salam

Andri Subandrio
----- Original Message ----- 
  From: Shofiyuddin 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Monday, August 06, 2007 7:53 AM
  Subject: [iagi-net-l] Petrophysics - Secondary Porosity


  Barangkali ada yang bisa bantu masalah saya.

  Saya lagi mencoba menghitung besarnya secondary porosity di carbonat dengan 
menggunakan pendekatan harga cementation factor (m). 

  Saya coba menggunakan beberapa pendekatan persamaan di beberapa publikasi 
seperti persamaan Secondary Porosity Index, Nugent (1984), Nurmi, Rasmus, 
quadratic dan laen sebagainya. Dari seluruh persamaan yang ada, semuanya 
menyebutkan bahwa Porositas yang dihasilkan oleh SONIC selalu lebih rendah dari 
Total Porosity yang dihasilkan dari perhitungan Density dan Neutron. Nah yang 
dipunyai di lapangan saya ini kebalikannya, yaitu POROSITY SONIC selalu lebih 
tinggi dari TOTAL POROSITY (dari Density Neutron) nya.  Akhirnya saya tidak 
bisa menggunakan beberapa persamaan diatas untuk menentukan berapa besarnya m 
dan berapa besarnya porsi secondary porosity dari sistem. 

  Dari persamaan yang ada, hanya Nugent yang bisa diterapkan karena tidak 
mempunyai factor pengurangan Total Porosity dengan Sonic Porosity.

  Seandainya memang benar SONIC POROSITY lebih besar dari TOTAL POROSITY (DN), 
apakah saya bisa berargumanetasi bahwa SONIC tool ini bisa membaca lebih detil 
porosity laen  yang tidak terbaca oleh Density dan Neutron? 

  Apakah selisih antara SONIC Porosity dan Total Porosity adalah secondary 
porosity (vuggy)? kalo iya, berarti bertentangan dengan semua asumsi yang ada 
di publikasi.

  Thanks sebelumnya untuk yang mau berbagi ilmu.

  Salam

  Shofi

Kirim email ke