> 
Rekan rekan 

Melewati satu tanggal yang
bersejarah seperti 17 Agustus kan istilah-nya "memperingati",
jadi kita harus ingat apa yang terjadi pada hari itu bukan ?
Memang
benar  begitu ,akan tetapi yang terlebih penting adalah mengingat
proses sebelum dan sesudah hari itu .
Jadi kita harus melihat mengapa
hari itu terjadi proklamasi ? wah panjang kan ceriteranya ........
Kemudian kita melihat dari 17 agustus 45 sampai saat ini , apa saja
kesalahan dan kepintaran yang kita buat ???????  panjang juga
ceriteranya kan .................
Kemudian melihat kedepan
.....................mau apa kita ini .....................????? Lebih
panjang lagi kan ..........................

Dalam kaitan dengan
profesi kita , sebagaimana ditulis Irianto , memang kita harus melakukan
"koreksi" atas kontrak kontrak , TAPI harus dilakukan secara
beradab dan dengan dasar pemikiran yang wajar .
Ini merupakan
pekerjaan besar TAPI harus dapat selesai dalam waktu yang se-singkat
singkatnya dan dengan cara yang seksama (niru teks proklamasi ya ).

Dari mana mulainya ? Saya kira asosiasi profesi akan lebih
"independent" (walau tidak 100 %) sebagai starter.

Si-Abah

_____________________________________________________________________


Rekan-Rekan G&G dan ahli kebumian yg lainnya. 
>

> Usai sudah perhelatan akbar dalam rangka HUT NKRI ke 
>
62, semarak kemerdekaan semakin lama semakin memudar 
> kembali,
kutunggu-tunggu dan mengharap diputar kembali 
> film Cut Nyak
Dien, Mereka Kembali yg dibintangi Bary 
> Prima atau sinetron2 yg
membangkitkan rasa 
> nasionalisme dan patriotisme .....tak juga

> muncul2....yg ada sinetron dan nyanyi2 lagu perjuangan 
> akhirnya di lingkungan RT saat perayaan HUT RI ke 62 
>
kunyanyikan lagu : "INDONESIA PUSAKA" Saat ini kembali 
> kita pada habitatnya - kembali kepada realitas hidup : 
>
kemacetan dll-dll 
> 
> Saya pikir kita harus
Berani......pilihannya cuma dua 
> yaitu : pertama membiarkan
negri ini berantakan, 
> sebodo teing semua kekayaan alamnya
dijarah/dirampok 
> jadi bancaan asing dgn menutup mata membiarkan
rakyat 
> sengsara tanpa meninggalkan warisan kepada anak cucu 
> (anak cucu diwarisin utang tok)yg punya duit banyak 
> pada
nyimpen dolar di bank asing dll....ini berarti 
> kita2 telah
melanggar janji kesepakatan Sumpah Pemuda, 
> Bung Hatta dan
komitmen bernegara. (lihat saja 
> ertsberg sudah rata, sbentar
lagi grassberg - 
> kecepatan exploatasinya gile beneer...) 
> 
> Kedua masih ada kepedulian di segenap komponen bangsa

> utk bagaimana baiknya mengelola kekayaan alam 
>
Indonesia ini sesuai dgn amanat UUD'45 : Mulailah spt 
> kang RDP
bilang rekonsolidasi : gak perlu membatalkan 
> kontrak, ttp kaji
ulang dgn seprofesional mungkin, 
> loby2 harus dipergencar ke
DPR, kementrian2 yg 
> berkaitan.....kalo dgn RI-1....kang RDP
pernah punya 
> pengalaman duduk semeja dgn beliau apalagi blognya

> laris dan populer dimana2 didampingi dgn ketua 
>
IAGI-HAGI, Pak Kwik Kian Gie + mang okim dan Abah juga 
> cak
ndang....bisa2 mrp lobyist yg handal....nggak usah 
> pake
parpol2anlah .........kayaknya kondisi saat ini 
> agak mirip2
saat2 detik2 proklamasi kali 
> yee...!?....makanya bener juga
Syair puisinya 
> WS.Rendra......kayaknya nasionalisme ala Yogya
jauh 
> lebih matang...hehe.....nyuwun sewu mas....RDP..... 
> 
> "Indonesia Tanah Air Beta 
> Pusaka abadi
nan Jaya dst..............Tempat 
> Berlindung di hari
tua.....sampai akhir menutup mata." 
> 
> Note : ada
yg tahu kelanjutan kapal Mary Sears saat 
> ikutan nyari korban
Adam Air..? survey gas hidrate? 
> dilaporkan ke RI gak yah...?
..bagi2 dong critanya..! 
> 
> Salam Merah Putih 
> Agus Irianto 
> 
> 
> --- [EMAIL PROTECTED]
wrote: 
> 
>> 
>> 
>> > 

>> SSSSSSSSSSSSST 
>> 
>> Tapi
harus bisa bisa milih 
>> politikus yang mau
"dipakai" menyuarakan suara ini 
>> lho ! 
>> Bisa bisa malahan jadi boomerang !!! 
>> 
>> Sebetulnya bukan dengan 
>> cara pendekatan sperti
disebutkan , akan tetapi 
>> dengan menyuarakan aspek 
>> teknis-nya yang kemudian berujung kepada aspek 
>>
finansial al. bagian 
>> Perusahaan dan Bagian Pemerintah dan
rakyat. 
>> Nah segi ini para 
>> politikus dikasih
mengerti , bgaimana mereka 
>> berpolitik selanjutnya , ya 
>> tersera selera berpolitik mereka. 
>> Banyak
bahaya-nya kalau asosiasi 
>> bekerja sama secara langsung
dengan politikus , 
>> KECUALI apabila sang 
>>
profesional akan langsung terjun keduna politik. 
>> Boleh
boleh saja , dan 
>> ini sangat baik. 
>> 
>> Akan tetapi asosiasi profesi 
>>
"berpolitik" , wah hati hati. 
>> 
>>
Si-Abah 
>> 
>> 
>>   
Sepertinya harus lebih banyak lagi nih pendekatan 
>> dari 
>> IAGI, HAGI, 
>> > IATMI, AHLI TAMBANG, himpunan2
mahasiswa seprofesi 
>> di kampus2, dll 
>> >
kepada partai-partai politik. 
>> > 
>> Political
domain harus didekati, baik liwat partai, 
>> MPR/DPR maupun

>> > pemerintahan. 
>> > 
>> >
Pendekatan ini memerlukan 
>> kesinambungan, kalau putus maka
akan kambuh 
>> > lagi. 
>> > 
>>
Masalahnya sekarang ini, siapa yang akan memulai? 
>> > 
>> > 
>> Salam MERDEKA 
>> > 
>> > Edison sirodj 
>> > 
>> > 
>> -----Original Message----- 
>> > 
>>

From: Arif Zardi Dahlius 
>>
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
>> > Sent: Thursday, 16
August, 
>> 2007 10:47 AM 
>> > To:
iagi-net@iagi.or.id 
>> > Subject: Re: 
>>
[iagi-net-l] Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak 
>> Pertambangan

>> > 
>> > Aku pikir HARUS BERANI Mas RDP.

>> > Coba bayangkan under 
>> Contract of Work
issued by Indonesian Government, a 
>> > royalty is 
>> applicable base on gold production : 
>> > - less
than 2,000 kg of 
>> gold production per annum : USD 225 / kg
Au 
>> > - greater than 
>> 2,000 : USD 235 / kg
Au 
>> > 
>> > Sekarang gold price > USD

>> 650 / oz (1 oz = 31,10 gram). 
>> > 1 kg Au =
32.15 oz = USD 20,900. 
>> Negara hanya mendapatkan USD 225 /
kg 
>> > Au! 
>> > Apa gak 
>>
menjual tanah air namanya. Belum untuk metal 
>> comodity 
>> > 
>> lainnya..:( 
>> > 
>> > Salam tanah air. MERDEKA!!! 
>> > 
>> 
>> > -AZD- 
>> > 
>>
> 
>> > 
>> >> Berani 
>>
ngga ya ? 
>> >> 
>> >> RDP 
>> >> 
>>
=================================================== 
>>
>> 
>> Stiglitz: Negosiasi Ulang Kontrak Pertambangan 
>> >> Kamis, 16 
>> Agustus 2007 | 01:04 WIB 
>> >> 
>> >> TEMPO Interaktif, 
>> Jakarta:Pemerintah diminta menegosiasi ulang 
>>
>> 
>> kontrak-kontrak pertambangan yang terindikasi 
>> merugikan kepentingan 
>> >> rakyat. Joseph E.
Stiglitz, pemenang hadiah 
>> Nobel, mengatakan, 
>>
jika 
>> >> pemerintah Indonesia berani melakukan ini
maka 
>> akan 
>> memperoleh 
>> >>
keuntungan jauh lebih besar dibandingkan yang 
>> diperoleh
para investor 
>> >> asing. 
>> >> 
>> >> "Mereka (para perusahaan tambang asing) tahu kok

>> bahwa 
>> mereka sedang 
>> >>
merampok kekayaan alam negara-negara 
>> berkembang," kata
Stiglitz dalam 
>> >> wawancara eksklusif 
>>
dengan Tempo, kemarin. 
>> >> 
>> >>
Negosiasi ulang 
>> kontrak karya ini juga sangat mungkin
dilakukan 
>> dengan 
>> >> 
>>
Freeport McMoran, yang memiliki anak perusahaan PT 
>> Freeport
Indonesia. 
>> >> Freeport merupakan salah perusahaan
tambang 
>> terbesar di dunia 
>> yang 
>> >> melakukan kegiatan eksplotasi di Papua. 
>>
>> 
>> 
>> >> Stiglitz mencontohkan
ketegasan sikap Rusia 
>> terhadap Shell. 
>> Rusia

>> >> mencabut izin kelayakan lingkungan hidup yang 
>> dikantongi Shell. Ini 
>> >> karena perusahaan
minyak itu 
>> >> didapati melanggar Undang-Undang
Lingkungan Hidup 
>> dengan 
>> melakukan 
>> >> pencemaran lingkungan. "Kalau melanggar 
>> undang-undang, ya izinnya 
>> >> harus dicabut
dong," kata 
>> dia. 
>> >> 
>> >> Dimintai tanggapannya soal ini, Menteri 
>>
Koordinator Perekonomian 
>> >> Boediono enggan
berkomentar 
>> banyak. Usai seminar yang juga dihadiri 
>> >> Stiglitz dua hari 
>> lalu, ia engatakan
itu hanya semacam kasus yang 
>> >> dipelajari 
>> mantan kepala ekonom Bank Dunia. "Tapi tentu kita 
>> harus 
>> >> melihat situasi kita
sendiri," katanya. 
>> >> 
>> >>
Seperti ramai diberitakan beberapa waktu lalu, 
>> Freeport 
>> Indonesia 
>> >> melakukan pencemaran
lingkungan di selama 
>> mengebor emas dan tembaga di 
>> >> Papua. Namun, kasus ini tidak 
>> pernah
sampai ke pengadilan. Pemerintah 
>> >> hanya meminta 
>> perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu 
>>
memperbaiki 
>> >> 
>> fasilitas pengolahan
limbahnya. 
>> >> 
>> >> Stiglitz 
>> juga menyoroti keberhasilan Bolivia menegosiasi 
>>
ulang 
>> >> 
>> kontrak-kontrak karya dengan
para investor asing 
>> yang menguasai 
>> >>
penambangan minyak dan gas. 
>> >> 
>>
>> 
>> Negara miskin Amerika Latin itu sekarang
memperoleh 
>> keuntungan yang 
>> >> jauh
lebih besar. "Jika sebelumnya hanya 
>> memperoleh 
>> keuntungan 18 
>> >> persen, sekarang
sebaliknya mereka yang 
>> mendapat 82 persen," ujarnya.

>> >> Dan para investor asing 
>> itu, kata
dia, tetap disana. 
>> >> 
>> >> Untuk

>> menetralisir tekanan yang muncul dari negara besar 
>> seperti 
>> 
> === message truncated === 
> 
> 
> 
> 
>
____________________________________________________________________________________

> Boardwalk for $500? In 2007? Ha! Play Monopoly Here and Now
(it's updated 
> for today's economy) at Yahoo! Games. 
>
http://get.games.yahoo.com/proddesc?gamekey=monopolyherenow 
> 
>
----------------------------------------------------------------------------

> Hot News!!! 
> EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER
SUBMISSION: 
> 228 papers have been accepted to be presented; 
> send the extended-abstract or full paper 
> by 16 August
2007 to [EMAIL PROTECTED] 
> Joint Convention Bali 2007 
> The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention
and 
> Exhibition, 
> Bali Convention Center, 13-16
November 2007 
>
----------------------------------------------------------------------------

> To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id 
> To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id 
> Visit IAGI Website:
http://iagi.or.id 
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: 
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta 
> No. Rek: 123
0085005314 
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) 
> Bank BCA KCP. Manara Mulia 
> No. Rekening: 255-1088580 
> A/n: Shinta Damayanti 
> IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ 
> IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi 
>
--------------------------------------------------------------------- 
> 
> 

Kirim email ke