Wah, nek kanggoku sebagai arek Kudus, yang ndelalah sering jalan-jalan keliling 
G.Muria (setelah belajar geologi), termasuk yang terakhir kemarin nongkrong 
seharian di rencana tapak PLTN ULA (Ujung Lemah Abang. Kawan-kawan BATAN sering 
menggunakan terminologi PLTN ULA); ternyata dikalangan masyarakat bawah sudah 
"banyak konspirasi" masalah jual-jualan lahan (kalau jadi proyek land clearing 
dan konstruksi). Pro dan kontra, yang jelas pasti. Lah Gunung Muria, iki mati 
atau tidur? Kalau dalam terminologi vulkanologi, sepertinya G.Muria ini lagi 
tiduran, dan "tidak mengkhawatirkan dari resiko bencana gunungapi Muria" 
berdasarkan laporannya Batan yang pernah saya baca. Tapi mengkhawatirkan untuk 
"resiko bencana sosial".

Kalau penolakan kyai-kyai NU dan juga masyarakat disekitarnya, banyak 
didasarkan karena kekhawatiran resiko teknologi tersebut, dimana "kebiasaan 
kultur kita sebagai orang indonesia nek pegang teknologi, katanya mudah 
menggampangkan". Artinya ada mis pemahaman bagi mareka yang ada di tingkat 
bawah.

Ini kata kyai yang sempat ketemu di bawah jaringan sutet Tanjang jati B 
(Jepara) : "sebetulnya pemerintah indonesia tidak perlu capai-capai bangun PLTN 
disini; bukankah Tanjung Jati B ini bisa dioptimalkan, lalu paculah orang-orang 
pintar di indonesia untuk mencari energi alternatif diluar nuklir yang memang 
secara sosial banyak diterima oleh masyarakat"

Beberapa hari kemudian, ada mantan mahasiswa saya, diajak survei kegunungapian 
oleh senior geologist di Badan Geologi ke kawasan Muria dan Lemah Abang untuk 
melihat stratigrafi gunungapi Muria kaitannya dengan perkembangan fasies 
vulkaniknya (sepertinya itu yang saya tangkap dari cerita manta mahasiswa 
saya). Artinya, sudah ada tindakan dan pendekatan lain untuk memberikan 
argumentasi ilmiah : G.Muria ini isih tidur atau mati? yang dilakukan oleh 
kawan-kawan dari Bandung. Aku kagak tahu, setelah tim tersebut pulang dari 
Muria, hasilnya piye..........? (Aku kagak ikut......lho...)

Memang, kalau saya balik kampung ke Kudus, banyak kawan-kawan NGO di Kudus yang 
terus menerus untuk menolak dan demo di DPRD Kudus. Kalau saya ditanya : jawab 
ku, "kalau kalian nolak yang tolak saja, tapi you harus ada argumentasi dan 
berikan itu ke pihak terkait". Ojo-ojo, ntar saya dicap sebagai "provokator 
dari jogja" Bahkan saya sempat naik ke Colo (lereng G.Muria bagian selatan), 
ketemu lalu ngobrol dengan salah satu pentolan NGO Masyarakat Hutan Muria, dia 
langsung cerita : "pokonya Gus, sampai mati kami tetap tolak PLTN Muria, titik" 
wuish.....

Yo wis..., mumet mendiskusikan pltn muria di kampung sendiri...........

Salam
Agus Hendratno


Ismail Zaini <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Kelihatannya kasus PLTN ini  kalau di 
lihat dari Segi bencana Geologi untuk 
Bencana letusan Gunung ( Muria ) Statusnya " Tidak menghawatirkan ", 
Sedangkan untuk masalah kegempaan Statusnya : " Patut Diduga" , oleh karena 
itu perlu dilakukan penelitian dg data terbaru shg paling tidak menjadi 
Status Mungkin ( probabilitasnya seberapa / kwantitatif ) shg tdk ngambang, 
kalau untuk hal ini mungkin solusinya relatif bisa diselesaikan dg Kemajuan 
Teknologi ( bangunan tahan gempa).
Dari masalah sosial masyarakat Statusnya Menghawatirkan,  terutama 
kekawatiran masalah lingkungan /kebocoran karena masyarakat kita belum mampu 
berdisiplin tinggi ( budaya kali ? ) lha kalau masalah ini solusinya mungkin 
bisa nunggu sekian belas tahun lagi mungkin.
Kemudian dari sisi kebutuhan ( energi ) Satusnya juga dalam Tahap 
Menghawatirkan , solusinya adalah diversifikasi sumber energi. pakai sumber 
energi fosil kekawatiran  harga nya melonjak terus , pakai air keterbatasan 
sumber dan lahan , pakai energi terbarukan ( angin , matahari,ombak,pasang 
surut,biomas,hidrogen,cell ) kapasitas dan harga tidak memadai. pakai 
geothermal harganya masih relatif mahal juga , namun kapasitasnya masih 
memadai dan bahaya lingkunagnnya minim.
Yang jelas Energi sudah merupakan komoditi primer , sudah tidak bisa lagi 
menghindar untuk tidak memakainya , Jakarta 3 jam tidak ada listrik saja 
amburadul teutama jalan rayanya. Oleh karena itu menentukan Pilihan mana 
yang paling optimal tidak bisa ditunda tunda lagi , karena pembangunan 
Pembangkit energi memakan waktu lama.

ISM

From: "Winderasta, Wikan (wikanw)" Subject: RE: [iagi-net-l] Gunung Muria - 
mati atau tidur ?



Menurut saya penentangan pembangunan PLTN adalah penentangan oleh
penduduk sekitar lokasi pembangunan PLTN yaitu wilayah Muria, Kudus, dan
sekitarnya. Sebenarnya patut dicermati mengapa mereka menolak. Bagi
saya, dapat dipahami penolakan tersebut menimbang azas manfaat
dibandingkan potensi resiko yang akan mereka tanggung. Apabila
persentasi daya listrik yang dibangkitkan oleh PLTN tersebut sedikit
yang dapat mereka nikmati untuk kemajuan daerah mereka ataupun untuk
mencukupi kebutuhan listrik mereka, tentu saja sangat tidak adil apabila
mereka harus menanggung potensi resiko yang besar tersebut.

Kita harus kembalikan lagi untuk kepentingan siapakah daya listrik PLTN
tersebut, apakah dibagi rata untuk seluruh Jawa-Bali, ataukah untuk
industri di Semarang atau untuk menerangi apartemen/real estate/papan
iklan di Jakarta ?

Sudah seharusnya program pembangunan diselaraskan dengan kemampuan
wilayah itu sendiri untuk mensuplai energi/listrik. Menurut saya lebih
mewujudkan azas keadilan apabila PLTN dibangun di wilayah Jabotabek,
seperti PLTD di yang telah dibangun di wilayah Jakarta. Pengembangan
wilayah seperti Jabotabek harus disesuaikan dengan kemampuan wilayah itu
sendiri dalam mensuplai energi. Jangan sampai wilayah sentra pembangunan
MEMERAH wilayah lain, bahkan harus menanggung resiko, sementara dengan
kemampuan mensuplai energi, pembangunan tidak terdesentralisasi dengan
baik dan adil.

Ini juga seperti kasus pipanisasi gas dari Kalimantan ke Jawa, atau
pengapalan batubara dari Sumatra ke Jawa. Apakah sedemikian rakusnya
wilayah Jawa sehingga wilayah lumbung energi sendiri sangat kekurangan,
bahkan menjadi wilayah miskin dan tidak mendapat kesempatan pembangunan.
Intinya konsep pembangunan energi/prasarana sekarang ini tidak mendukung
upaya pemerataan pembangunan ke wilayah dengan potensi energi, maupun
upaya mengendalikan perkembangan wilayah yang tidak memiliki daya dukung
energi.

PLTN berbeda dengan PLT panas bumi atau PLTA yang memanfaatkan energi
alam sehingga tidak dapat dipindahkan lokasinya. PLTN bisa dibangun
dimana saja. PLTN lebih baik dibangun di wilayah yang memang memerlukan
energi tapi kekurangan suplai daya khususnya dari tenaga alam. Dengan
kata lain kalau mau bangun PLTN bangun saja di dekat kota Jakarta. Toh
bangunan PLTN pada dasarnya adalah bangunan tahan gempa. Siapa yang
butuh harus berani menanggung resiko.

Salam,
ww



-----Original Message-----
From: Leonard Lisapaly [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, September 26, 2007 11:47 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Gunung Muria - mati atau tidur ?


Ada sebuah buku biografi mantan dekan FMIPA UI (Prof. Parangtopo) yang
ditulis beberapa tahun lalu. Salah satu bagian menuliskan sikap beliau
yang menentang pembangunan PLTN. Alasannya adalah siapkah SDM kita untuk
proyek yang membutuhkan presisi dalam segala hal?

LL

-----Original Message-----
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, September 26, 2007 9:06 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Gunung Muria - mati atau tidur ?



Sebenarnya, alam mungkin nomor dua terhadap bahaya PLTN ini, yang
dikuatirkan adalah bagaimana kalau PLTN itu dibangun dengan bahan2 yang
tak sesuai bestek-nya karena "dikorupsi" oleh yang berwenang. Banyak kan
kasus proyek2 di Indonesia di-downgrade pembangunannya agar sebagian
dananya bisa dirampas dan masuk kantong ? Sekolah2 Inpres saja dikorupsi
pembangunannya, busway juga, apalagi proyek besar seperti PLTN. Jadi,
sebaiknya Indonesia membereskan dulu penyakit korupsinya sebelum
membangun PLTN, begitu kata Franz Magnis-Suseno, filsuf Dryarkara dalam
suatu seminar tentang PLTN di Salatiga baru2 ini.

Salam,
awang






-----Original Message-----
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, September 25, 2007 4:18 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Gunung Muria - mati atau tidur ?

Sehubungan dengan lokasi PLTN.
Adakah yang tahu ttg Gunung Muria ini apakah sudah mati dapur magmanya
atau cuan tidur saja (doormant) Lantas gimana kita bisa tahunya ? Apakah
ada bukti fisis atau hanya model ?

RDP

--
http://rovicky.wordpress.com/

------------------------------------------------------------------------
----
JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and
Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007
------------------------------------------------------------------------
----
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara
Mulia No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no
event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct
or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from
loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the
use of any information posted on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------


------------------------------------------------------------------------
----
JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and
Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007
------------------------------------------------------------------------
----
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara
Mulia No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no
event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct
or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from
loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the
use of any information posted on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------
----
JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and
Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007
------------------------------------------------------------------------
----
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara
Mulia No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no
event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct
or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from
loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the
use of any information posted on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------------
JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007
----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted 
on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall 
IAGI be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data 
or profits, arising out of or in connection with the use of any information 
posted on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------





----------------------------------------------------------------------------
JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007
----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be 
liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or 
damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, 
arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI 
mailing list.
---------------------------------------------------------------------



       
---------------------------------
Got a little couch potato? 
Check out fun summer activities for kids.

Reply via email to