Mudjiono, Kepala Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup Dinas Kebersihandan Lingkungan Hidup (DKLH) Cilacap, menguatirkan Segara Anakan (kini tinggal seluas 600 ha) akan hilang lima tahun mendatang akibat sedimentasi oleh sungai-sungai yang bermuara di laguna ini. ( Setiap tahun sekitar 1 juta m3 sedimen diendapkan di Segara Anakan, terutama berasal dari Sungai Citanduy, sungai yang menjadi batas alam antara Jawa Barat dan Jawa Tengah di bagian selatan. Sedimentasi ini mengancam kelestarian hutan mangrove dan sekaligus pada saatnya akan mengancam penurunan produksi ikan dan udang yang dibiakkan di laguna tersebut. Untuk mengurangi sedimentasi ini, Mudjiono mengatakan akan dibangun waduk-waduk di empat titik : Tasikmalaya, Ciamis, Banjarpatroman, dan Cilacap. Demikian berita singkat yang disarikan dari "Media Indonesia" 5 Mei 2008 halaman 19 kolom 1. Cukup mengejutkan mengetahui bahwa luas Segara Anakan kini hanya tersisa seluas 600 ha. Buku sangat bagus "Ecology of Java and Bali" (Whitten dkk., 1996) masih menyebutkan luas Segara Anakan 21.000 ha. Memang katanya luas laguna ini menyempit secara drastis dalam 20 tahun terakhir. Studi oleh Erftemeijer dkk (1988 - The importance of Segara Anakan for nature conservation...PHPA Bogor Report No. 5, Asian Wetland Bureau) dengan membandingkan peta/foto udara antara tahun 1917-1988 menunjukkan bagaimana penyempitan ini terjadi, yaitu mengerucut ke arah barat menuju muara Citanduy. Ahli lain (Kvalvagnaes, 1980) bahkan meramalkan bahwa Segara Anakan akan hilang pada tahun 1995 - sebuah perkiraan yang meleset ternyata. Melihat tingkat sedimentasinya yang tinggi, juga tingkat pendayagunaannya yang tak terkelola (termasuk pencurian kayu di wilayah ini), saat ini Segara Anakan dikelola ke dalam 11 zone peruntukan, antara lain : protection zone, reserve, forest, development, agriculture, human settlement, aquatic, ministry of justice (berhubungan dengan LP Nusa Kambangan), dan marine zone. Area mangrove Segara Anakan sebenarnya merupakan yang terluas di Jawa (13.500 ha). Jumlahnnya kini semakin menyusut seiring dengan banyaknya terjadi reklamasi lahan ilegal dan pencurian kayu bakau. Padahal, hutan mangrove ini menjadi tempat berlindung 85 spesies burung, termasuk spesies yang endemik hanya ada di Segara Anakan : Centropus nigrorufus. Bahkan hutan bakau Segara Anakan sering menjadi ajang berkumpulnya kawanan burung yang bermigrasi dari selatan saat di wilayah Australia musim dingin. Untuk kita para geologist, sebenarnya laguna Segara Anakan sangat ideal untuk belajar proses sedimentasi di lingkungan shallow estuarine lagoon. Intertidal mud flats-nya ideal. Rombongan kuliah lapangan dapat datang ke sini membawa sekop, sendok tembok, dan pipa paralon untuk membuat paritan sederhana, menghaluskan dindingnya dengan sendok tembok dan belajar struktur sedimen moderen yang muncul, lalu mengambil core sedimen pantai dengan melesakkan pipa paralon ke endapan pantai laguna dan memeriksanya. Saya melakukan teknik2 pengamatan ini saat mengikuti kuliah lapangan ke pantai Aquitaine Basin di Prancis bersama kawan2 Total Oktober 2007 - di Segara Anakan pun kita bisa melakukan hal yang sama. Lain lagi dengan Nusa Kambangan, barier yang menghalangi Segara Anakan ini tersusun atas karbonat Pegunungan Selatan Jawa. Itu adalah terminal terakhir karbonat muncul sebab ke sebelah timurnya mereka tenggelam sampai ke bawah laut akibat proses indentasi tektonik Jawa Tengah selatan, hanya muncul di ujung Karang Bolong, tempat perpotongan sesar-sesar besar di Jawa (barangkali bisa dibuka lagi diskusi2 tentang indentasi tektonik Jawa Tengah dalam milis ini untuk memahami maksud kalimat tersebut). Dr Ko, dokter ahli kulit dan kelamin di Bogor, yang lebih dikenal sebagai perintis speleologi di Indonesia pada tahun 1980-an pernah menjelajahi gua-gua gamping di wilayah Cilacap dan Kebumen ini termasuk di Nusa Kambangan. Untuk Nusa Kambangan, ia berkata, "Nusa Kambangan : large caves with considerable biological and ecological significance" (Ko, 1983; Suyanto, 1983 - laporan survey gua HIKESPI Bogor). Karena terkenal angker sebab banyak penjahat dibui di sana, maka hutan dipterocarpae rain forest di Nusa Kambangan relatif aman dari pencurian kayu ilegal. Maka, pohon Dipterocarpus littoralis adalah produk endemik Nusa Kambangan. Hanya di Nusa Kambangan kita bisa menemukan "original Javan forest" - suasana hutan masa lalu- sebab mereka relatif tak terganggu (meskipun kabarnya belakangan pencuri kayu sudah berani juga menyatroni Nusa Kambangan. Hm.. Demikian sekilas ulasan tentang Segara Anakan dan Nusa Kambangan. Kali lain saya akan mengulas sedikit tentang Pelabuhan Cilacap masa lalu berdasarkan sebuah buku relatif baru (2002) yang diangkat dari disertasi seorang ahli sejarah kelahiran Banyumas. Menarik buku ini sebab menceritakan bagaimana bangkit dan runtuhnya pelabuhan Cilacap - sebuah pelabuhan yang pernah jadi pelarian warga Belanda dari serbuan Jepang - sebuah pelabuhan yang katanya salah letak karena terletak di selatan Jawa - keluar dari pakem transportasi marin katanya (semua pelabuhan di Jawa ada di utara soalnya). salam, awang salam, awang
--------------------------------- Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.