Emang mestinya penanganannya menyatu dalam satu DAS (Daerah Aliran
Sungai), tidak hanya di segara anakannya sendiri ataupun ditengah
dengan menyudet sungai. Namun harus disesuaikan dengan keperluannya
untuk apa ?
Dahulu ketika sewaktu dimulai mengisi waduk Wonogiri terjadi keributan
di Pantai utara Jawa Timur karena banyak dugaan perusakan bakau di
Pantura. Masalahnya sebenernya adalah input sedimen yang kurang di
pantura mempengaruhi ekosistem pantai.
Sebenernya sedimentasi ini diinginkan atau dihindri ?
Dahulu aku pernah ngobrol dengan Pak Otto di LON yang kantornya di
Ancol itu, masalahe ternyata tergantung kepentingan. Waktu itu adanya
perbedaan kepentingan antara pulau seribu dengan tanjung priok.
Sedimentasi di tanjung priok jelas sangat menganggu jalannya
kapal-kapal kalau saja koridor masuknya kapal besar terhambat oleh
pendangkalan. Tetapi pengerukan sedimen ini ternyata merusak
pulau-pulau. Beberapa pulau ada yang tererosi karena proses alam yang
menghendaki kesetimbangan. Daerah yang dikeruk ini selalu akan diisi,
tetapi karena pengisi alamiah lewat sungainya berkurang, maka alam
mencari sumber sedimennya sendiri. Dimana sumber sedimen itu ya
pinggiran pulau-pulau karang yang kecil itu.

salam

RDP

On Wed, May 7, 2008 at 4:12 PM, noor syarifuddin
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Pak Awang....
> walah...jadi malu saya, lha saya yang orang cilacap asli malah tidak bisa 
> cerita seruntut pak Awang...:-)
> Tapi memang betul, nasib segara anakan sangat menyedihkan. Sudah lama ada 
> proyek untuk menekan angka sedimentasi tsb, salah satunya adalah membuat 
> "sodetan" di Sungai Citanduy. Namun demikian rencana ini selalu mendapat 
> tentangan dari kabupaten tetangga (Ciamis), karena kalau sungai tsb disodet, 
> maka alirannya akan mengarah ke pantai Pangandaran (termasuk 
> sedimen-nya)....jadilah sampai sekarang proyek tsb terkatung-katung.... tapi 
> sedimen dari hulu Ciamis tetap terus masuk ke Segara Anakan (karena mau 
> dikembalikan ternyata si-empunya menolak he  he  he  )..
> Saya tunggu ceritanya tentang pelabuhan Cilacap pak...... Seingat saya pernah 
> ada buku kecil yang terbit tentang hal ini.......
>
> salam hangat,
> ----- Original Message ----
> From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]>
> To: IAGI <iagi-net@iagi.or.id>; Geo Unpad <[EMAIL PROTECTED]>; Forum HAGI 
> <[EMAIL PROTECTED]>; Eksplorasi BPMIGAS <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Wednesday, May 7, 2008 2:53:47 PM
> Subject: [iagi-net-l] Sedimentasi Segara Anakan, Cilacap
>
> Mudjiono, Kepala Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup Dinas Kebersihandan 
> Lingkungan Hidup (DKLH) Cilacap, menguatirkan Segara Anakan (kini tinggal 
> seluas 600 ha) akan hilang lima tahun mendatang akibat sedimentasi oleh 
> sungai-sungai yang bermuara di laguna ini. ( Setiap tahun sekitar 1 juta m3 
> sedimen diendapkan di Segara Anakan, terutama berasal dari Sungai Citanduy, 
> sungai yang menjadi batas alam antara Jawa Barat dan Jawa Tengah di bagian 
> selatan.
>
>   Sedimentasi ini mengancam kelestarian hutan mangrove dan sekaligus pada 
> saatnya akan mengancam penurunan produksi ikan dan udang yang dibiakkan di 
> laguna tersebut. Untuk mengurangi sedimentasi ini, Mudjiono mengatakan akan 
> dibangun waduk-waduk di empat titik : Tasikmalaya, Ciamis, Banjarpatroman, 
> dan Cilacap.
>
>   Demikian berita singkat yang disarikan dari "Media Indonesia" 5 Mei 2008 
> halaman 19 kolom 1.
>
>   Cukup mengejutkan mengetahui bahwa luas Segara Anakan kini hanya tersisa 
> seluas 600 ha. Buku sangat bagus "Ecology of Java and Bali" (Whitten dkk., 
> 1996) masih menyebutkan luas Segara Anakan 21.000 ha. Memang katanya luas 
> laguna ini menyempit secara drastis dalam 20 tahun terakhir. Studi oleh 
> Erftemeijer dkk (1988 - The importance of Segara Anakan for nature 
> conservation...PHPA Bogor Report No. 5, Asian Wetland Bureau) dengan 
> membandingkan peta/foto udara antara tahun 1917-1988 menunjukkan bagaimana 
> penyempitan ini terjadi, yaitu mengerucut ke arah barat menuju muara 
> Citanduy. Ahli lain (Kvalvagnaes, 1980) bahkan meramalkan bahwa Segara Anakan 
> akan hilang pada tahun 1995 - sebuah perkiraan yang meleset ternyata.
>
>   Melihat tingkat sedimentasinya yang tinggi, juga tingkat pendayagunaannya 
> yang tak terkelola (termasuk pencurian kayu di wilayah ini), saat ini Segara 
> Anakan dikelola ke dalam 11 zone peruntukan, antara lain : protection zone, 
> reserve, forest, development, agriculture, human settlement, aquatic, 
> ministry of justice (berhubungan dengan LP Nusa Kambangan), dan marine zone.
>
>   Area mangrove Segara Anakan sebenarnya merupakan yang terluas di Jawa 
> (13.500 ha). Jumlahnnya kini semakin menyusut seiring dengan banyaknya 
> terjadi reklamasi lahan ilegal dan pencurian kayu bakau. Padahal, hutan 
> mangrove ini menjadi tempat berlindung 85 spesies burung, termasuk spesies 
> yang endemik hanya ada di Segara Anakan : Centropus nigrorufus. Bahkan hutan 
> bakau Segara Anakan sering menjadi ajang berkumpulnya kawanan burung yang 
> bermigrasi dari selatan saat di wilayah Australia musim dingin.
>
>   Untuk kita para geologist, sebenarnya laguna Segara Anakan sangat ideal 
> untuk belajar proses sedimentasi di lingkungan shallow estuarine lagoon. 
> Intertidal mud flats-nya ideal. Rombongan kuliah lapangan dapat datang ke 
> sini membawa sekop, sendok tembok, dan pipa paralon untuk membuat paritan 
> sederhana, menghaluskan dindingnya dengan sendok tembok dan belajar struktur 
> sedimen moderen yang muncul, lalu mengambil core sedimen pantai dengan 
> melesakkan pipa paralon ke endapan pantai laguna dan memeriksanya. Saya 
> melakukan teknik2 pengamatan ini saat mengikuti kuliah lapangan ke pantai 
> Aquitaine Basin di Prancis bersama kawan2 Total Oktober 2007 - di Segara 
> Anakan pun kita bisa melakukan hal yang sama.
>
>   Lain lagi dengan Nusa Kambangan, barier yang menghalangi Segara Anakan ini 
> tersusun atas karbonat Pegunungan Selatan Jawa. Itu adalah terminal terakhir 
> karbonat muncul sebab ke sebelah timurnya mereka tenggelam sampai ke bawah 
> laut akibat proses indentasi tektonik Jawa Tengah selatan, hanya muncul di 
> ujung Karang Bolong, tempat perpotongan sesar-sesar besar di Jawa (barangkali 
> bisa dibuka lagi diskusi2 tentang indentasi tektonik Jawa Tengah dalam milis 
> ini untuk memahami maksud kalimat tersebut).
>
>   Dr Ko, dokter ahli kulit dan kelamin di Bogor, yang lebih dikenal sebagai 
> perintis speleologi di Indonesia pada tahun 1980-an pernah menjelajahi 
> gua-gua gamping di wilayah Cilacap dan Kebumen ini termasuk di Nusa 
> Kambangan. Untuk Nusa Kambangan, ia berkata, "Nusa Kambangan : large caves 
> with considerable biological and ecological significance" (Ko, 1983; Suyanto, 
> 1983 - laporan survey gua HIKESPI Bogor).
>
>   Karena terkenal angker sebab banyak penjahat dibui di sana, maka hutan 
> dipterocarpae rain forest di Nusa Kambangan  relatif aman dari pencurian kayu 
> ilegal. Maka, pohon Dipterocarpus littoralis adalah produk endemik Nusa 
> Kambangan. Hanya di Nusa Kambangan kita bisa menemukan "original Javan 
> forest" - suasana hutan masa lalu- sebab mereka relatif tak terganggu 
> (meskipun kabarnya belakangan pencuri kayu sudah berani juga menyatroni Nusa 
> Kambangan. Hm..
>
>   Demikian sekilas ulasan tentang Segara Anakan dan Nusa Kambangan.
>
>   Kali lain saya akan mengulas sedikit tentang Pelabuhan Cilacap masa lalu 
> berdasarkan sebuah buku relatif baru (2002) yang diangkat dari disertasi 
> seorang ahli sejarah kelahiran Banyumas. Menarik buku ini sebab menceritakan 
> bagaimana bangkit dan runtuhnya pelabuhan Cilacap - sebuah pelabuhan yang 
> pernah jadi pelarian warga Belanda dari serbuan Jepang - sebuah pelabuhan 
> yang katanya salah letak karena terletak di selatan Jawa - keluar dari pakem 
> transportasi marin katanya (semua pelabuhan di Jawa ada di utara soalnya).
>
>   salam,
>   awang
>
>   salam,
>   awang
>
>
>
>
> ---------------------------------
> Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it 
> now.
>
>
>      
> ____________________________________________________________________________________
> Be a better friend, newshound, and
> know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
> http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ



-- 
http://tempe.wordpress.com/
Telling the truth is important
Telling the positive is better !!!

--------------------------------------------------------------------------------
PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod

--------------------------------------------------------------------------------
PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke