Abah Yanto, Ass.W.W.,

Rebu nuhun Abah,  kersa sindang ka " Kedai Bu Ai " nu  sederhana. Itulah 
kehidupan para pangsiunan, terus mengeksplorasi dan ngulik segala macam agar 
ada saja  yang dikerjakan . Mang Okim jadi ingat fatwa Alm. Prof. Katili  : For 
a fighting man, there is no journey's end !!!!!  Dan yang penting lainnya, 
kedai sederhana tersebut alhamdulilah telah menampung 2 pekerja baru yang 
setelah dilatih 1-2 hari , langsung jreng !  Entar kalau Abah mampir lagi, neng 
Ai akan siapkan  yang khusus lainnya yaitu rujak cingur , lontong kikil ,  atau 
soto medunten, insyaallah tak kalah asyik dari rawonnya .

Waduh, mang Okim jadinya malu deh karena  rahasia mang Okim yang mendambakan 
response dari IAGI atas apa yang terjadi di sekitar kita  jadinya ketahuan. 
Sebetulnya mang Okim tidak menyalahkan IAGI lho yang tentunya kurang berdaya 
dibandingkan dengan  instansi terkait tingkat lokal, regional ataupun pusat. 
Mang Okim menyadari,  banyak peraturan diterbitkan berupa  Perda / Kepmen / dan 
bahkan Undang-Undang , tetapi implementasinya nihil buanget . Lihatlah Kepmen 
385 / MPP / KEP/ 6 / 2004 yang dideklarasikan oleh Menperindag melalui Pres. 
RI. Megawati  di Rangkasbitung bulan Juni 2004  : Ekspor fosil kayu gelondongan 
atau setengah jadi dilarang ! Kenyataannya ? Ekspor jalan terus sampai saat ini 
, adem dan ayem saja, no law of inforcement  - - - tak iyeh.

So, what are we going to do, Abah ? Mang Okim setuju banget untuk go ahead . 
Marilah kita terus gelorakan : For a fighting man, there is no journey's end 
!!!!!  Mang Okim membayangkan, seandainya masukan dari grass-root bisa 
ditampung dan ditindak lanjuti oleh IAGI dengan meneruskannya ke instansi 
terkait tingkat pusat , pasti akan sangat diperhatikan. Contoh yang mudah 
misalnya kasus Taman Jasper Tasikmalaya .  Walaupun perhatian dari Pusat Survey 
Geologi / Badan Geologi sudah sedemikian bagus dan positif, dengan tambahan 
dukungan dari IAGI pastilah akan lebih OK lagi  - - - tak iyeh ( maapin kalau 
terkesan menggurui  ).

Nah, itu dulu ya Abah, mang Okim jadinya ngelantur ngalor ngidul, mugia teu aya 
nu kasinggung .  Oh ya, reuni Selabintana diundur karena tanggal 10 Agustus 
bertepatan dengan Pilkada Walkot Bandung ).

Salam batumulia,
Mang Okim


----- Original Message ----- 
From: "yanto R.Sumantri" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Tuesday, July 15, 2008 2:14 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] TAMAN JASPIS TASIKMALAYA : MENDEKATI KENYATAAN !!! 

 Mas Miko
 
 Selamat atas keberhasilan perjuangan Anda 
 .
 Hari Sabtu kemarin tgl 12/7/2008 , saya sempat singgah di warung Mas Miko dan 
mencicipi (gratis) nasi rawon Ceu Ai ( nasi rawon buatan orang Garut ) , sedaap 
mana lagi lapar lagi . Trims Ceu Ai. Dalam kesempatan itu ada unek unek dari 
Mas Miko yang mengatakan "seolah-olah apa yang diperjuangkan oleh Mas Miko 
TIDAK atau KURANG mendapat response dari teman teman IAGI. Saya katakan 
kepadanya bahwa apabila dirasakan KURANG, itu sebenarnya bukan KURANG , akan 
tetapi karena kita berbicara di millis , memang suka "musim-musiman".  Tetapi 
sebenarnya apa yang diperjuangkan oleh - nya tetap mendapat support.

 Nah  ini PR untuk PP yad , bagaimana mem "fasilitisasi" kasus - kasus seperti 
ini ???? Mungkin sudah waktunya IAGI mempunyai  seorang SH yang cinta geologi , 
sehingga dapat memberikan pandangan- pandangan dari sisi legal dalam kasus- 
kasus seperti ini. Maksudnya a.l . memberikan solusi bagaimana melakukan 
pelarangan sehingga tidak terjadi kehilangan asset - asset nasional spt ini ? 
UU dan Peraturan  apa yang terkait dgn ini , dalam level apa ( pusat apa daerah 
, menteri
apa gubernur / bupati ) dsb.
 
 So , just go ahead Mas Miko .
 
 
 Si Abah
 

Kirim email ke