Terima kasih banyak Pak Ade atas tambahan penjelasannya, jelas menambah wawasan tentang metode petrologi/petrografi unuk membedakan transisi batuan sedimen-metasedimen-proper basement. Semoga diskusi2 tentang Basement ini bermanfaat bagi rekan/kawan petroleum geologist/geophysicist yang memerlukan membedakan transisi ini dengan jelas. Salam dari Bogor yang selalu berawan dan hujan dalam sebulan terakhir ini, awang
--- On Sun, 2/8/09, Ade Kadarusman <a_kada...@yahoo.com> wrote: From: Ade Kadarusman <a_kada...@yahoo.com> Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Basement (?) To: iagi-net@iagi.or.id Cc: ade.kadarus...@valeinco.com Date: Sunday, February 8, 2009, 5:21 PM Pak Awang, Betul memang proses diagenesis bukan proses metamorpisme seperti yang saya sebutkan dari awal. Proses metamorfisme dimulai pada regim temperatur 180-200 deg C dengan munculnya mineral zeolite dkk atau pumpelit dkk pada protolith batuan Mg-Fe Rich rock (metabasic rock) dan dikenal sebagai very low grade metamorphism (contoh Piroksen di basalt sdh berubah menjadi pumpelite/zeolite). Jadi regim temperatur dibawah < 180 deg C disebutkan sebagai bagian dari proses sediment, dan termasuk proses diagenesis, jadi pengertian diagenesis disini mungkin termasuk dgn disebutkan Pak Awang sebagai meta/cata genesis. Jadi dlm istilah metamorphism regim temperatur dibawah 180 deg C sering disebut diagenesis secara umum. Seperti yg disebutkan dari awal, metode mikrostruktur bisa menjadi tools utk membedakan batuan metamorf derajat rendah-sangat rendah sebagai basement rock atau sebagai batuan sediment. Selain mikrostuktur, yang harus dilihat adalah asosiasi protolith-nya, utk asosiasi protolith ini harus memahami dulu regim tectonic dalam pembentukan sedimetary basin ini dan regim tectonic dalam basement rock sekitarnya, agak panjang menjelaskannya. Mungkin ini belum menjawab secara detail dari pertanyaan Pak Natan, mungkin dalam kesempatan lain jika ketemu muka bisa sy jelaskan lebih terperinci, saya belajar membedakan kedua jenis batuan tsb setelah ikutan project Fm Jatibarang bbrp thn lalu, itupun perlu jam terbang mengamati ratusan sayatan tipis dan akhirnya bisa menyimpulkan sesuatu. Selain dua hal diatas, juga yang paling penting melihat asosiasi mineraloginya, ini memerlukan keahlian melihat paragenesis mineral. Untuk batuan dgn protolith pure limestone atau sandstone sulit diamati perubahan mineraloginya, karena calcite dan quartz/silica memiliki stabilitas yang panjang dalam hal temperatur pembentukannya (50-300 deg C, correct me if wrong), jadi kristalin limestone dgn 100% calcite/dolimite sulit dibedakan apakah sebagai produk diagenesis atau very low grade metamorphisme kecuali sdh menunjukkan stuktur foliasi S0/S1 (metasediment as part of sedimentary basin). Jika menunjukan komplek mikrostruktur (S0.S1,S2, dst), nah sdh jelas dianggap basement rock. Munculnya aragonite bisa dijadikan indikasi low grade metamorphism (basement rock). Metalimestone sdh dikatakan jelas proses metamorphism (and part of the basement), jika sdh menunjukkan gejala de-carbonisasi, dgn munculnya scapolit, diopside and grossular (>300deg C), dan namanya juga dikatakan sebagai marble, bukan lagi metalimestone. Yang paling mudah mengamati dalam core samples adalah dengan melihat asosiasi mineral jenis batuan dgn protolithnya basic rock (incl, greywacke, volkanicklastik rocks) lihatlah apakah ada sdh munculnya zeolite dan pumpelite, kehadiran 1% pun dalam modal komposisi, sdh dikatakan sbg Batuan metamorf. Untuk pure limestone, claystone, sandstone, shale, batubara sulit utk dibedakan, kecuali sdh menunjukkan struktur foliasi. Dari tepian Danau Matano yang indah Ade Kadarusman --- Pada Sen, 2/2/09, Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com> menulis: Dari: Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com> Topik: Re: Bls: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Basement (?) Kepada: iagi-net@iagi.or.id, "Forum HAGI" <fo...@hagi.or.id>, "Geo Unpad" <geo_un...@yahoogroups.com>, "Eksplorasi BPMIGAS" <eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com> Cc: ade.kadarus...@valeinco.com Tanggal: Senin, 2 Februari, 2009, 2:36 AM Pak Ade, Terima kasih atas penjelasannya, terutama tentang konsep burial metamorphism dan metode (mikrostruktur) untuk membedakan metasedimen sebagai bagian formasi batuan sedimen, dan metasedimen sebagai bagian Basement. Saya pikir ini masukan yang sangat penting. Tentang sejarah termal batuan sedimen di dalam cekungan sedimen (eksplorasi migas), dalam hubungannya dengan generasi minyak dan gas, kami tak pernah mencantumkan batas atas diagenesis sampai 180 deg C. Eksplorasi migas biasa menggunakan tiga wilayah termal : diagenesis, katagenesis, dan metagenesis. Mengacu kepada Hunt (1996 –Petroleum Geochemistry and Geology 2nd ed., WH Freeman and Co.), rejim termal tersebut adalah : -diagenesis : up to 50 deg C -catagenesis : 50-200 deg C -metagenesis : 200-250 deg C -oil window : 60-160 deg C -gas window : 100-200 deg C Barangkali ”diagenesis” yang Pak Ade sebutkan itu diagenesis di dalam proses very low grade metamorphism, walaupun saya tak yakin bahwa diagenesis adalah bagian proses metamorfisme sebab menurut American Geological Institute (1987), diagenesis bukan bagian dari metamorfisme [”diagenesis is all the chemical, physical, and biologic changes undergone by a sediment after its initial deposition, and during and after its lithification, exclusife of surface alteration (weathering) and metamorphism.”] Diagenic metamorphism atau diagenism (istilah tua tetapi tepat, digunakan Grabau, 1904 hal. 235; untuk membedakannya dengan diagenesis dalam sedimen) mungkin bisa sampai 180 deg C oleh lithostatic pressure dalam static metamorphism; tetapi diagenesis dalam sedimen dan eksplorasi migas tak pernah lebih daripada 50 deg C. Metamorfisme dalam eksplorasi hidrokarbon tumpang tindih dalam rejim termal metagenesis, yang menurut Pak Ade : very low grade metamorphism dan bagian awal low grade metamorphism). Di rejim ini generasi gas metana berkurang drastis, sebagai gantinya struktur2 grafitik (C) mulai terbentuk sebab unsur H semakin berkurang, sedangkan C semakin bertambah. Di rejim ini rasio atomik H/C dari kerogen hanya tinggal 0,4 (di oil dan gas window masih sekitar 0,8-1,2). Kerogen2 dengan rasio sebegitu biasa ditemukan di filit. Salam, awang --- On Sun, 2/1/09, Ade Kadarusman <a_kada...@yahoo.com> wrote: From: Ade Kadarusman <a_kada...@yahoo.com> Subject: Bls: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Basement (?) To: iagi-net@iagi.or.id Cc: ade.kadarus...@valeinco.com Date: Sunday, February 1, 2009, 10:24 AM Menambahkan apa yang dijelaskan oleh Pak Awang, tetapi saya akan melihat dari sisi yang berbeda dan mencoba untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan “metasediment” dalam conteks sedimentary basin (burial metamorphism) dan perbedaannya dengan batuan “metasediment” akibat convergent plate boundary (regional metamorphism). Kalau sudah bisa memahami perbedaan antara dua jenis metasediment tsb, kita bisa menyebutkan “metasediment” yg merupakan bagian dari formasi batuan sediment itu sendiri atau “metasediment” yg merupakan bagian dari basement rock. Dalam pemahaman saya yg dimaksud dengan basement rock dalam conteks sedimentary basin, adalah bagian yg terpisah dari system sediment tsb, jadi umumnya basement rock harus ada unconformity dgn batuan sediment diatasnya. Jadi jika ada batuan metasediment yang hadir dibagian bawah suatu basin dan diduga masih merupakan bagian dari formasi sediment tsb (tdk ada unconformity), bisa jadi metasedimen tsb merupakan dari system sedimentary basin tsb, bukan sebagai basement rock. Perubahan batuan sediment tsb menjadi metasediment diakibatkan burial metamorphism (metamorfis beban), jadi kita harus hati-hati menyebutkan suatu batuan metamorf terutama yg low grade sebagai basement rock. Batuan metasediment adalah penamaan batuan sedimen yang sdh mengalami proses metamorphism pada kondisi very low to low grade metamorphism, jadi umumnya masih menunjukkan struktur dan bentuk batuan sediment asalnya, dalam penamaannya utk protolith limestone namanya menjadi metalimestone, untuk sandstone menjadi metasandstone, metagreywacke dst. Kalau sdh menunjukkan bidang foliasi bisa langsung disebutkan sebagai batu sabak (slate), filit dan sekis (schist). Cara membedakan metasediment yang merupakan burial metamorphism atau metasediment sebagai basement rock (regional met.), selain mengenali protolithnya (batuan asal), juga melihat mikrostukturnya, jika metasediment tersebut sudah memperlihatkan kompleks mikrostuktur/foliasi, seperti sdh berkembangnya foliasi S0, S1, S2 dst, bisa disimpulkan metasediment tsb adalah basement rock akibat regional metamorphism. Sedangkan metasediment akibat burial metamorphism, biasanya S0 (struktur sediment asal) memiliki arah dan bidang yg sama dgn S1-nya. (foliasi akibat burial met.). Ini memang paling ideal dilihat dari core samples, bukan dari cutting. Yang disebut kristalin basement umumnya batuan metamorf yang memiliki grade dari medium to high grade, seperti kuarsit, marble, sekis mika, sekis hijau, gneiss, granitic gneiss etc Dalam konsep basement tectonic, basement rock dapat dikategorikan sebagai : - Continental basement (umumnya granite and low/med to high grade metamorphic rock), umumnya stabil dan old continent, biasanya menjadi target di dalam eksplorasi migas, karena umumya sedimentary basin yg potensial berada di back arc basin atau continental shelf basin. - Oceanic crust basement, sekuen chert, basalt, gabbro dan peridotite di ocean floor, jika sekuen oceanic crust tsb tersingkap di continental margin atau island arc dinamakan sebagai ophiolite basement - Island Arc basement, biasanya percampuran produk island arc magmatism/volkanism dgn batuan produk komplek akresi (mélange etc), hadir di dalam convergent plate boundary. Proses diagenesis dalam batuan sediment bukan merupakan proses metamorphism, walaupun proses diagenesis dan proses low grade metamorphism adalah daerah yang abu-abu (overlap). Thermal history dari batuan sediment bisa overlap dgn P-T history dari suatu batuan metamorf. Istilah dalam eksplorasi migas: - Diagenesis (up to 180ºC) - Oil window (70-180 ºC) - Gas Window (170-230 ºC) - Oil destroyed and gas lost (from 230 ºC) Klasifikasi thermal history tsb sangat tergantung berapa lama batuan sediment tsb mengendap atau terbebankan (burial history). Klasifikasi grade dari Burial metamorphism yang berkaitan dengan sedimentary basin (normal gradient geothermal 20 ºC/km), untuk protolith dari mafic rocks (Fe-Mg rich rock) Very low grade metamorphism (150-230 ºC), zeolite facies, prehnite-pumpelite Low grade metamorphism (200-400 ºC ), greenschist facies Medium grade metamorphism (400-600 ºC), amphibolite High grade metamorhism (>600 ºC), granulite Beberapa tahun yang lalu saya mendapat kesempatan melihat sayatan tipis dari core dan cutting utk Fm Jatibarang (thanks Pak Edy Sunardi) sampai ke ke batuan yg dikategorikan basement, ada kesalahan mendasar dalam mendeskripsikan suatu metamorphic basement, mungkin ketidaktahuan dalam mendefinisikan suatu basement rock dan ketidaktahuan tentang jenis2 batuan metamorf. Bisa jadi pemboran berhenti di formasi yg sebenarnya bukan metamorphic basement, dan akhirnya akan miss mendapatkan informasi formasi yg dibawahnya yang mungkin potensi migasnya ada. Maaf Saya gak bisa menjelaskan lebih lanjut, harus minta ijin Pak Edy dulu.he..he..he... Kerancuan mendasar lainnya dalam pemetaan regional di Indonesia Timur, banyak batuan metamorf very low-low grade dgn protolith batuan sediment dinamakan sebagai nama batuan sedimen atau dinamakan sebagai formasi batuan sedimen, sedangkan yang batuan metamorf yg berderajat sedang keatas (medium to high grade) dinamakan sebagai komplek batuan metamorf, padahal kedua jenis batuan tersebut mengalami proses metamorphism yang sama tetapi berbeda derajat (grade) dalam suatu komplek batuan metamorf regional atau sering dinamakan sebagai prograde metamorphism ( jenis dan umur protolith batuan tsb tersebut sama). Ade Kadarusman Metamorphic Geologist, now trapped in Mining Industry --- Pada Kam, 29/1/09, Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com> menulis: Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/