Dari penjelasan Pak Awang bahwa struktur antiklin Banyumas ini terlipat hingga 
ke lapisan paling atas.
"4. Jati adalah struktur muda (Mio-Pliosen), semua lapisan terlipat sampai ke 
atas dari 4.5 - 1.0 sec."

Di lain pihak menurut Pak Hening tidak ada lapisan tua yang tersingkap di 
permukaan shg bisa saya tarik kesimpulan bahwa struktur antiklin di sana memang 
benar2 muda - Plio-Pleistocene kah?
"...karena tidak ada indikasi shallow eocene/oligocene sedimen atau outcrop 
sedimen tsb di sekitarnya".

Saya masih penasaran dengan sangat tebalnya interval Miocene yang ditembus di 
Jati-1; masih perlu dipilah lagi apakah tebal pada Middle nya? Atau pada Late 
Miocenenya? Adakah data biostrat yang bisa menjelaskan ini?

1. Bila yang menyebabkan tebalnya adalah hanya Late Miocene nya saja, maka:
- kemungkinan pematangan serta migrasi hidrokarbon baru terjadi sekitar Late 
Miocene itu dan tidak terlalu lama dari terbentuknya trap pada Plio Pleistocene.
- selain itu, kualitas reservoir (klastik) dari Eo-Oligo nya pun belum terlalu 
parah mengalami burial effect yang lama, walaupun ketebalan lapisan di atasnya 
ekstra tebal.
- "Uncertainty" dari "lag time (waktu jeda)" antara migrasi hidrokarbon thd 
terbentuknya trap tetap menjadi momok bagi seberapa besar asumsi "late 
hydrocarbon charge" yg masih sempat terakumulasi di trap itu.

2. Tetapi jika Mid Miocene yang lebih tebal:
- maka pematangan Eo-Oligocene tentunya akan terjadi jauh sebelum trap muda 
(Plio) terbentuk. Di sini menjadikan charge vs. trap timings ber resiko tinggi.
- burial depth yang dialami primary reservoir objective Eo-Oligo menjadi sangat 
riskan, dimana bila klastiknya mengandung banyak silika maka akan tertutupi 
oleh quartz overgrowth, sedangkan bila komposisi utama reservoirnya adalah 
lithic/volcanic material dan / atau feldspar maka dia akan terkompaksi parah 
sejak lama sebelum trap terjadi.
- faktor "lag time" menjadi isu yang paling berresiko.

Analisa biostrat dan evolusi struktur melalui rekonstruksi menjadi satu hal 
yang menarik untuk dikaji lebih lanjut - sebagaimana usulan Mas Ferry dan Pak 
Mino.

Salam "salut" kepada Lundin/Coparex yg telah menguak misteri Banyumas,
Kuntadi

-----Original Message-----
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
Sent: Wednesday, March 11, 2009 10:36 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan 
Eksplorasi Jawa

Pak Uun,
 
Tentu saja Lundin dan Coparex (operator sebelumnya) sangat tertarik dengan 
kemungkinan potensi migas di Blok Banyumas, ia masih ber"jibaku" mewujudkan 
pemboran di situ meskipun partner-nya satu per satu meninggalkannya. Kalau 
perkataan paranormal sih tak masuk hitungan he2..malahan  menganggap itu sebuah 
muslihat agar tanah yang mau dibebaskan untuk lokasi dan jalan masuk ke sumur 
menjadi mahal.
 
Betul Jati structure sebuah fourway-dip anticline di horizon dangkal, tetapi 
banyak sesar di horizon dalam, termasuk di objektifnya. Prognosis awal 
mencantumkan deformasi yng tak terlalu kompleks.
 
1. Reservoir Middle-Late Miocene tidak jadi target sebab menurut Lundin target 
ini telah ditembus oleh sumur-sumur sebelumnya (dibor BPM dan Pertamina) dan 
gagal menemukan hidrokarbon, maka Lundin mengejar target dalam Oligosen-Eosen. 
Di lapisan Middle Miocene Penosogan ditemukan beberapa lapisan batupasir yang 
menunjukkan shows yang baik. Sayang dua DST yang dilakukan damaged - tidak 
konklusif. Sedimen Middle-Late Miocene memang didominasi serpih dan beberapa 
gejala diapirik muncul (interpretatif). Sumur Jati-1 takmembuktikan bahwa tak 
ada reservoir di Middle-Late Miocene sebab ia justru menemukan semakin banyak 
lapisan pasir ke bagian bawah Penosogan. Di Formasi Halang dan bagian atas 
Penosogan memang hanya ada beberapa interbeds pasir. Dari segi ekivalensi umur, 
Middle-Late Miocene di Jati terutama ekivalen dengan Wonocolo dan Parigi (Late 
Miocene) dan dengan Ngrayong (Middle Miocene). Tetapi Banyumas punya sejarah 
sedimentasi tersendiri. Perhatikan  bahwa cekungan ini tidak pernah menjadi 
backarc, tetapi sebagian besar selalu intra-arc, dan fore-arc saat ini. 
Provenance volkaniklastik Halang dan Penosogan adalah lokal di sini; ia bukan 
ultradeep facies dari NW Java Basin maupun NE Java Basin. 
 
Paper tentang tektonik, sedimentologi, geokimia dan petroleum geology 
Majalengka sampai Banyumas, termasuk analisis tektonostratigrafi seperti yang 
Pak Uun tanykan akan kami publikasikan di pertemuan IPA nanti (Armandita, 
Ma'ruf, Satyana., 2009 : Intra-Arc Trans-Tension Duplex of Majalengka to 
Banyumas Area : Prolific Petroleum Seeps and Opportunities in West-Central Java 
Border).
 
Secara ringkas, boleh kami katakan bahwa target Mid-Miocene - Late Miocene di 
Banyumas masih prospektif, tetapi kita harus berhati-hati untuk mencapainya 
sebab banyak histori mechanical trouble sumur2 lama maupun Jati-1.
 
2. Tentang source, kembali Pak Eddy Subroto pernah mempublikasikan beberapa 
paper baik di IPA maupun AAPG tentang rembesan minyak, oil sample Jati-1, dan 
source geochemistry-nya. Kawan-kawan dari Pertamina pun pernah 
mempublikasikannya pada pertemuan PIT IAGI 2002 (Pak Nanang Muchsin dkk bekerja 
sama dengan Lemigas), ini papernya :  Muchsin, N., Ryacudu, R., Kunto, T.W., 
Budiyani, S., Yulihanto, B., Wiyanto, B., Nurjayadi, A., Rahardjo, K., Riandra, 
F., 2002, Miocene hydrocarbon system of the southern Central Java region, 
Proceedings of the 31st Annual Convention Indonesian Association of Geologists, 
p. 58-67.

 
Penelitian tentang geochemistry Banyumas yang terbaru adalah dari Pak Eddy 
Subroto dkk (AAPG Capetown 2008) yang sudah saya singgung sebelumnya. Cukup 
terlihat korelasi positif antara rembesan minyak dengan sources Halang dan 
Rambatan, dan antara kondensat/minyak Jati-1 di Penosogan dengan sources yang 
ekivalen Fm. Karang Sambung. Penelitian geokimia sudah menggunakan GCMS pada 
biomarker sterane (mz 217) dan triterpane (mz 191). Silakan Pak Eddy kalau mau 
menambahkan atau mengoreksi penjelasan saya.
 
3. Gas dan oil shows muncul di banyak tempat saat sumur menembus lapisan2 pasir 
Penosogan, di bagian atas, tengah, maupun bawah. Yang tengah dan bawah dites 
dengan 3 DST. Satu menghasilkan gas dan kondensat, dua lagi damaged sehingga 
inconclusive, yang mengalirkan gas-kondensat pun segera decline flow-nya karena 
collapsed slotted liner. Alur migrasi selalu menjadi bagian paling sulit dalam 
petroleum system sebab kita pun kurang memahaminya dan minimnya riset dalam hal 
ini. Dengan banyaknya rembesan keluar dari fracture Halang (Dardji Noeradi, 
AAPG Perth 2006), dan terbukanya potensi Rambatan dan Halang sebagai sources, 
maka lateral migration sangat mungkin, bukan vertical faults yang pasti akan 
lebih sulit. Sementara itu, kondensat/minyak yang menurut Pak Eddy Subroto 
berkorelasi dengan sources Paleogen eq Karangsambung, bisa saja masuk ke 
Penosogan yang mid-Miocene melalui sesar sebab penampang seismik post-drilling 
menunjukkan TD sumur ini duduk di  atas sesar yang masuk ke wilayah Paleogen. 
Maka dis-associated (source tua ke reservoir muda) charging telah terbukti 
terjadi. 
 
4. Jati adalah struktur muda (Mio-Pliosen), semua lapisan terlipat sampai ke 
atas dari 4.5 - 1.0 sec. Jelas terlihat bahwa deformasi terjadi setelah Halang 
selesai diendapkan. Ini sesuai dengan publikasi yang akan kami keluarkan bahwa 
jalur Palung Bogor-North Serayu dari Majalengka-Banyumas terinversikan post 
Mio-Pliosen; dan penyebabnya kami yakini progradasi sesar naik di Jawa Barat 
dan batas Jawa Tengah yang pernah dipublikasikan oleh Pak Soejono Martodjojo 
(1994). Front2 kompresi berjalan ke timur laut dari Ciletuh menuju wilayah 
Majalengka. Dan inversi di area Majalengka-Banyumas bersamaan dengan deformasi 
Cirata dan Baribis. Rekonstruksinya adalah, deformasi struktur terjadi pada 
post Late Miosen, structural high menjadi sumber sedimen untuk Pemali yang 
berumur Pliosen (perhatikan bahwa Pemali tidak lebih tua dari Halang, justru 
lebih muda - publikasi terbaru dari Peter Lunt et al. 2008 tentang Pemali beda. 
Di wilayah ini, Pemali sampai setebal  2500 meter, saya pikir itu burial 
sediments yang baik untuk mematangkan semua sources di Halang, Rambatan, dan 
eq. Karangsambung. Kemudian, pematangan juga bisa oleh heatflow yang tinggi 
karena wilayah ini dulunya transtension duplex dan intra-arc pula. Secara 
sederhana, trap terbentuk pada sekitar 5 Ma dan charging pada 3 Ma.
 
salam,
awang

--- On Wed, 3/11/09, Kuntadi, Nugrahanto <kuntadi.nugraha...@se1.bp.com> wrote:

From: Kuntadi, Nugrahanto <kuntadi.nugraha...@se1.bp.com>
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan 
Eksplorasi Jawa
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Wednesday, March 11, 2009, 7:05 AM

Pak Awang,

Berarti Lundin saat itu tentunya penasaran dengan Banyumas karena banyak 
ditemukan rembesan minyak - apalagi dikatakan oleh paranormal ada struktur 
besar pula.  Selain itu mereka pun tertarik untuk menmebus primary objective 
pada lapisan - yang saya asumsikan berstruktur perangkap 4-way anticline(?mohon
koreksi) - di kedalaman 1.5 - 2.0 sec (planned TD), namun karena belum 
ditemukannya lapisan reservoir yg diharapkan - which is Oligocene-Eocene(?) - 
maka diputuskan untuk melakukan pemboran lanjut hingga ke 3.0 sec.  Sayangnya 
hingga kedalaman tersebut pun belum menjumpai lapisan reservoir yg diharapkan.  

Kalau begitu mohon koreksi thd beberapa ringkasan sekaligus pertanyaan terkait 
petroleum system di bawah ini Pak:

1. Reservoir: primary target Oligocene-Eocene --> not penetrated / not proven 
yet.
Secondary target of Middle-Late Miocene: no potential karbonat maupun klastik 
reservoirs - mainly shale. Pertanyaannya: apakah Jati-1 sudah cukup utk 
membuktikan tidak berkembangnya reservoir Mid-Late Miocene di daerah Banyumas 
dsk nya Pak?  Apakah asumsi bahwa lapisan ini masih merupakan ekivalen ultra 
deep marine dari penerusan Formasi Upper Cibulakan-Parigi di NW Java, ataupun 
Tawun-Wonocolo di Jateng/Jatim utara?  Ataukah berasal dari local 
provenance/highs (volkanik) yang spt dikatakan Pak Awang pun ditembus oleh 
sumur Jati-1? Jika iya kedua-duanya pun, menjadikan Mid-Late Miocene reservoir 
risk menjadi sangat tinggi.

2. Source rock: mohon pencerahan dalam hal ini belum dibahas. Apakah ada 
analisa chromatography thd rembesan2 di sana yang lalu dikaitkan dengan source 
rock tertentu Pak?

3. Charge and migration: dalam hal ini hanya dijumpai top-down evidence berupa 
banyaknya rembesan minyak di permukaan serta inconclusive condensate. Tetapi 
apakah ada banyak hydrocarbon shows di sepanjang lapisan yang ditembus selain 
kondensat di atas?  Mekanisme migrasi shg dijumpainya rembesan ini pun masih 
belum jelas dibahas dalam diskusi.  Karena menurut pendapat saya, bahwa apabila 
rembesan diasumsikan bermigrasi via faults yang ada, sangat sulit terbayangkan 
dengan minimnya lapisan porous yg memungkinkan juxtaposition zig zag di 
sepanjang fault. Kalau hanya mengandalkan migrasi di sepanjang zona fault - 
saya akan challenge hal ini karena vertical migration akan jauh lebih sulit 
ketimbang lateral migration.  Shg saya berandai-andai barangkali rembesan2 
tersebut berasal dari satu lapisan tertentu yang sudah mature, namun tersingkap 
di permukaan melalui mekanisme lateral migration.  Mohon penjelasan Pak.

4. Trap: Apakah kenampakan struktur antiklin(?) teridentifikasi dari kedalaman 
3.0 sec s/d ke permukaan? Ataukah hanya dijumpai pada lapisan 1.0 -2.0 sec ke 
bawah? Mohon penjelasan perihal kapan trap terjadi vs. charge/migration di 
daerah ini.

Seal tidak saya diskusikan karena dengan tidak dijumpainya lapisan porous maka 
seal menjadi low risk tentunya.

Salam,
Kuntadi

-----Original Message-----
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com]
Sent: Wednesday, March 11, 2009 1:36 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan 
Eksplorasi Jawa

Pak Koesoema,
 
Tepatnya, sumur Jati-1 dibor dengan TD 14,747 ft, atau sekitar 4,5 km; saya 
pikir itu  sumur terdalam di daratan Jawa. Semula memang sumur tidak akan dibor 
sedalam itu, sekitar 9800 ft saja. Tetapi dari rencana TD sumur di dekat horizon
2 second, justru kenyataannya sampai 3 second. Dan, ternyata TD sumur masih 
bermain di horizon mid-Miocene Penosogan (atau Second Marlf Tuff kalau di 
Kebumen area). Target Oligocene/Eocene sands (Gabon dan eq. Nanggulan
sands) belum tercapai. Sumur dihentikan karena pressure sudah tinggi dan di 
luar kapasitas rig bila diperdalam lagi serta terutama biaya telah jauh 
meninggalkan AFE-nya.
 
Maka, sumur tak mencapai Paleogen, apalagi Basement. Kedalaman basement di sini 
paling dangkal sekitar 5 second. Tak ada gamping ditembus, baik Kalipucang, 
apalagi Kujung. Formasi sedimen yang ditembus seluruhnya adalah volkaniklastik 
Halang dan Penosogan (Middle-Late Miocene). Di dekat TD sumur selapis batupasir 
volkanik Formasi Penosogan dites dan mengalirkan gas dan kondensat, sayang tes 
tidak konklusif.
 
Pak Eddy Subroto tahun lalu di pertemuan AAPG Capetown mempresentasikan 
analisis minyak-minyak terbaru di Banyumas, baik rembesan di permukaan maupun 
minyak/kondensat Jati-1. Dari penelitian Pak Eddy, rembesan2 minyak berkorelasi 
dengan sedimen Halang dan Rambatan; sedangkan minyak/kondensat
Jati-1 berkorelasi dengan sedimen eq. Karang Sambung. Berita gembira - sayang 
reservoir Oligosen/Eosen gagal ditembus Jati-1.  
 
Meskipun Jati-1 gagal menembus reservoir objektifnya, dan meskipun sumur dibor 
dengan "berdarah-darah", jelas Lundin berhasil membor jauh lebih dalam daripada 
sumur Cipari-1 (BPM) dan Karang Nangka-1 (Pertamina) - memang itu tujuan awal 
mereka : mengeksplorasi target dalam - sayang target dalam di sini terlalu 
dalam, meskipun Jati-1 telah dibor hampir 5 x lebih dalam daripada Karang 
Nangka. Jati-1 dibor di lokasi yang dulunya lokasi Cipari-1 dan Karang Nangka-1.
 
Eksplorasi di Banyumas tentu belum selesai. Jati-1 membawa hasil positif, bukan 
negatif. Banyumas duduk di atas wilayah petroleum system aktif - tinggal 
mencari ke mana wilayah yang paling mungkin memerangkap, dengan reservoir 
Paleogen yag jangan terlalu dalam, dan secara operasional tak kompleks.
 
Saya jadi ingat sebuah kisah saat dulu melakukan sosialisasi sumur Jati-1 
bersama kawan-kawan Lundin. Adalah seorang ibu di dekat lokasi Jati-1 yang 
profesinya paranormal. Ia berkata bahwa ia diberitahu oleh "sang mahakuasa" 
bahwa di bawah Banyumas ada lapangan minyak sebesar Arab (!).
Hm...o ya...? 
 
Satu-satunya tempat di Jawa selatan yang kaya rembesan minyak adalah di 
Banyumas. Tidak salah para eksplorasionis memutar pikirannya di sini dari 
puluhan tahun lalu. Kegagalan sekarang bukan menandakan tak ada apa-apa di 
Banyumas, tetapi kita kurang serius dan intens saja mengerjakannya. Berbekal 
ketekunan, keberanian, sains yang baik, kejelian operasional, dan modal yang 
cukup semoga kelak kita bisa menemukan lapangan migas di Banyumas. Amin. 
 
salam,
awang

--- On Tue, 3/10/09, R.P.Koesoemadinata <koeso...@melsa.net.id> wrote:

From: R.P.Koesoemadinata <koeso...@melsa.net.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan 
Eksplorasi Jawa
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Tuesday, March 10, 2009, 5:19 PM

Apakah sumur Jati-1 ini menembus basement? Apakah benar TD 15,000 kaki (hampir
5
km?) Apakah equivalent Kujung atau Kalipucang Ls ada? Paleogene?
RPK

----- Original Message ----- From: "Awang Satyana"
<awangsaty...@yahoo.com>
To: <geo_un...@yahoogroups.com>
Cc: "IAGI" <iagi-net@iagi.or.id>; "Forum HAGI"
<fo...@hagi.or.id>; "Eksplorasi BPMIGAS"
<eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>
Sent: Monday, March 09, 2009 10:59 AM
Subject: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan 
Eksplorasi Jawa


Fajri,

Tolong diperhatikan di peta yang Fajri lampirkan bahwa rembesan minyak dan gas 
di wilayah Banyumas membentuk jalur BL-Tenggara. Jalur ini tak hanya terjadi di 
Banyumas, tetapi juga jauh ke sebelah baratlautnya, melintasi batas provinsi 
Jawa Tengah-Jawa Barat sampai ke Majalengka di mana Jan Reerink selama lima 
tahun dari 1871-1876 menyerbunya dengan 19 sumur eksplorasi dangkal.

Banyumas tetap misteri bagi banyak orang. Ada minyak dan gas di bawah wilayah 
ini. Mengapa sampai sekarang kita tak berhasil menemukannya setelah sekian lama 
dikerjakan oleh Belanda, Pertamina, Coparex, Lundin dan para partnernya ? 
Apakah sedemikian sulit ? Bukan, kita hanya kurang mengeksplorasinya saja. 
Memang lama dikerjakan, tetapi sedikit diusahakan...

Sumur terdalam di wilayah ini dibor Lundin pada tahun 2006 diberi nama Jati-1.
Sumur ini sebenarnya meneruskan pekerjaan dua sumur sebelumnya yang pernah 
dibor Belanda dan Pertamina yaitu Cipari-1 dan Karang Nangka-1. Lundin tak 
serta merta mengebor sumur dalam ini. Mereka bertahun-tahun mempelajarinya, 
termasuk melakukan analog lapangan ke beberapa wilayah di Jawa Barat. Peter 
Lunt, kawan saya di Lundin saat itu, yang sangat mengerti geologi Jawa dan 
banyak memimpin fieldtrip di Jawa, pernah beberapa kali mengajak saya masuk ke 
wilayah2 di Bayah, Ciletuh, dan selatan Citarum demi mempelajari analog 
silisiklastik Paleogen. Peter Lunt beranggapan bahwa batupasir Eosen yang 
tersingkap baik di Jawa Barat dapat menjadi analog untuk target Paleogen di 
Banyumas.

Sebelum pemboran sumur Jati-1 disetujui, kami sempat berdiskusi panjang soal 
overpressure dan diapirisme di wilayah ini. Itulah kedua problem yang membuat 
sumur-sumur sebelumnya gagal menembus lebih dalam. Target Jati-1 adalah 
batupasir Paleogen baik punya Gabon (Old Andesite) maupun punya ekivalen 
Nanggulan. Semua sumur lama tak ada yang menembus Paleogen. Mereka semua 
berhenti di Late Miocene Halang.

"Dengan berdarah-darah" (penuh problem mekanik) Lundin mengebor
Jati-1 sampai hampir 15.000 ft, sebuah rekor sumur terdalam di Jawa Selatan.
Sungguhpun demikian, target yang ingin dicapainya tak kunjung ditemukan.
Ternyata, Halang dan mid-Miocene Penosogan di sini tebal sekali, jauh lebih 
tebal daripada yang bisa ditafsirkan di penampang seismik. Apakah Jati-1 
menemukan minyak dan gas ? Ya, sebuah lapisan batupasir di bagian bawah 
Penosogan mengalirkan gas dan kondensat.Sayang tes tidak konklusif karena sumur 
sebelumnya penuh dengan problem mekanik. Tetapi sampel kondensat telah berhasil 
diambil dan inilah salah satu kunci yang akan membuka misteri Banyumas ke depan.

Karena mengebor Jati-1 "penuh darah" beberapa company memilih meninggalkan 
Banyumas, Tak gampang memang mengerjakan Banyumas, ia tak sesederhana Cekungan 
Jawa Barat atau Jawa Timur yang produktif; tetapi sebenarnya kunci-kunci sudah 
mulai ditemukan, mereka berserakan di wilayah antara Majalengka dan Banyumas. 
Sebenarnya, inilah saatnya kita menjawab
tantangan2 eksplorasi sebab penemuan-penemuan mudah telah berlalu.

Secara singkat boleh dikatakan bahwa Jati-1 memang tak berhasil mencapai 
targetnya, tetapi jelas ia telah menjadi salah satu kunci yang membuka misteri 
Banyumas ke depan.

salam,
awang




--- On Mon, 3/9/09, Muhammad Walfajri <walfa...@gmail.com> wrote:

From: Muhammad Walfajri <walfa...@gmail.com>
Subject: Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa
To: geo_un...@yahoogroups.com
Date: Monday, March 9, 2009, 9:29 AM







Pak Awang,

Dari Banyumas PSC map (attached file) terlihat cukup banyak oil & gas seep 
disitu, yang merupakan titik ikat selatan(Banyumas) . Kalimat terakhir Pak 
Awang, "Jawa masih menyimpan banyak misteri. Minyak tak hanya ada di 
cekungan-cekungan produktif saat ini", mungkin bisa menjadi penuntun bagi para 
eksplorasionis utk menemukan cadangan yg komersial. Ini sangat menarik bagi 
saya pak.
Boleh tahu Pak Awang, bagaimana dgn eksplorasi yg dillakukan Lundin Bayumas B.V
(1 atau 2 well?) di daerah ini 2/3 thn yg lalu ? Apakah pengeboran mereka - yg
dengar2 cukup kompleks permasalahannya - memberikan harapan utk menguak misteri 
keberadaan hidrokarbon disana?

Salam,
Fajri '95


2009/3/9 Awang Satyana <awangsatyana@ yahoo.com>











Jan Reerink adalah seorang anak laki-laki saudagar penggilingan beras pada 
zaman Belanda di Indonesia pada paruh kedua abad ke-19. Reerink ditugaskan 
ayahnya menjaga sebuah toko kelontong di Cirebon. Tetapi, Reerink selalu 
melamunkan penemuan minyak seperti yang dilakukan Kolonel Drake di Pennsylvania 
pada tahun 1857. Akhirnya, sebuah berita ia terima bahwa ada rembesan minyak 
keluar dari lereng barat Gunung Ciremai di kawasan Desa Cibodas, Majalengka.
Reerink berketetapan hati akan membor rembesan minyak itu.

Sebagai seorang dari keluarga pedagang, Jan Reerink tak menemui kesulitan dalam 
melobi Nederlandsche Handel Maatschappij (perusahaan dagang Belanda) untuk 
menyokong usahanya mencari minyak. Setelah sokongan diperoleh, Reerink pergi ke 
Amerika Serikat dan Kanada mengumpulkan peralatan bor dan tenaga kerjanya.

Reerink kemudian kembali ke Cirebon dan segera pergi ke lereng barat Ciremai di 
mana rembesan minyak dilaporkan. Di sana, menggunakan menara bor bergaya 
Pennsylvania, seperti yang digunakan Kolonel Drake mengebor sumur minyak 
pertamanya di dunia di Titusville, Reerink mengebor sebuah sumur mencari minyak.
Saat itu bulan Desember 1871 dan tercatat dalam sejarah perminyakan Indonesia 
sebagai tahun sumur eksplorasi minyak pertama dibor di Indonesia.

Sumur pertama itu dinamai Madja-1 atau Tjibodas Tangat-1. Tali, bukan pipa, 
digunakan untuk menggerakkan mata bor. Tidak ada pipa selubung atau casing.
Kedalaman sumur pertama itu hanya 125 kaki. Tenaga penggerak berasal dari 
generator yang dihela beberapa ekor kerbau. Sumur pertama ini menemukan minyak 
walaupun sedikit. Reerink kemudian membor tiga sumur lagi di Cibodas dan dua di 
antaranya menemukan sedikit minyak.

Merasa penasaran belum menemukan minyak dalam jumlah besar, Reerink berpikir 
bahwa peralatan bornya kurang tenaga, sumur-sumur harus dibor lebih dalam. Maka 
Reerink pun kembali ke Amerika. Di sana ia membeli peralatan bertenaga uap, 
sebagai pengganti tenaga kerbau. Tahun 1874, Reerink memulai periode kedua 
kegiatan pemborannya. Dengan dua mesin bertenaga uap, Reerink mengebor beberapa 
sumur di Panais, Madja, dan Tjipinang. Semuanya berlokasi di lereng barat 
Gunung Ciremai, sayang semuanya gagal.

Sampai tahun 1876, Reerink terus berusaha mengebor di wilayah ini.
Nederlandsche Handel Maatschappij (terakhir kemudian menjadi Royal Dutch Shell) 
telah mengeluarkan 225.000 gulden dan Reerink sendiri mempertaruhkan uang 
pribadinya sebanyak 100.000 gulden. Sebenarnya Reerink masih ingin berusaha 
setelah sebanyak 19 sumur eksplorasi dibornya di lereng Ciremai, tetapi 
perusahaan dagang Belanda itu tak mau lagi menyokong dananya.

Pada akhir Juli 1876, Reerink kembali ke tokonya dan mengubur mimpinya 
menemukan dan menjadi saudagar minyak. Meskipun demikian, Jan Reerink patut 
dikenang sebagai eksplorasionis pertama di Indonesia yang serius mencari minyak.
Reerink hidup sampai tahun 1923.

Tahun 1939, penemuan komersial pertama ditemukan di wilayah ini, lebih ke utara 
dari wilayah di mana Reerink mengebor sumur-sumur eksplorasinya. BPM 
(Bataafsche Petroleum Maatschappij) menemukan minyak komersial pertama di Jawa 
Barat di Lapangan Randegan. Berturut-turut, kemudian penemuan lapangan-lapangan 
penting terjadi di wilayah ke utara dan barat dari Randegan, bukan ke selatan 
menuju Ciremai.
Meskipun demikian, minyak-minyak dari sumur-sumur Reerink masih mengalir dan 
sampai sekarang dimanfaatkan penduduk setempat. Apakah Ciremai, Kuningan, 
Majenang, dan Banyumas tak perlu dilihat lagi kemungkinannya sebagai wilayah 
minyak ? Salah. Justru wilayah tinggian struktur dari Majalengka-Banyumas ini 
merupakan salah satu wilayah terkaya akan rembesan minyak di Pulau Jawa. Dan 
rembesan minyak selalu lebih positif daripada negatif dalam membimbing 
eksplorasi.

Sebuah keunikan geologi, tektonik,volkanisme , dan petroleum system terjadi di 
wilayah dari Majalengka-Banyumas . Jan Reerink tidak salah mempertaruhkan uang 
pribadinya di lereng Ciremai. Ia belum beruntung saja. Keuntungan barangkali 
akan berpihak kepada para eksplorasionis masa mendatang yang berani keluar dari 
wilayah-wilayah klasik perminyakan. Sains dan keberanian diperlukan dalam hal 
ini.

Perburuan telah dimulai dengan meneliti kembali minyak sumur-sumur Jan Reerink, 
diteliti karakteristik geokimianya. Ini titik ikat sebelah baratlaut
(Majalengka) . Hal yang sama dilakukan atas rembesan-rembesan minyak di 
Banyumas, ini adalah titik ikat selatan (Banyumas). Setelah kedua titik ikat 
ditentukan, mulailah para eksplorasionis berkutat dengan data dan sains, dst., 
dst.

Jawa masih menyimpan banyak misteri. Minyak tak hanya ada di cekungan-cekungan 
produktif saat ini.

Salam,
awang




























__._,_.___
Messages in this topic (2) Reply (via web post) | Start a new topic Messages | 
Files | Photos | Links | Database | Polls | Members | Calendar Please Visit Our 
Website @ http://geounpad.ac.id/ and Our Forum @ http://forum.geounpad.ac.id/


Moderators:
Budhi Setiawan '91 <bu...@wgtt.org>
Edi Suwandi Utoro '92 <edsu...@chevron.com> Sandiaji '94 
<sandi...@elnusa.co.id> Wanasherpa '97 <wana.she...@total.com> Satya '2000 
<tri.nugr...@medcoenergi.com>
Andri'2004 <andri_ma...@yahoo.com>

MARKETPLACE



>From kitchen basics to easy recipes - join the Group from Kraft Foods

Change settings via the Web (Yahoo! ID required) Change settings via email:
Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional Visit Your Group
| Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe



Recent Activity


2
New Members

5
New PhotosVisit Your Group



Y! Groups blog
the best source
for the latest
scoop on Groups.

All-Bran
10 Day Challenge
Join the club and
feel the benefits.

Yahoo! Groups
Auto Enthusiast Zone
Auto Enthusiast Zone
Car groups and more!
.

__,_._,___



















__________ NOD32 3917 (20090307) Information __________

This message was checked by NOD32 antivirus system.
http://www.eset.com


--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
--------------------------------------------------------------------------------
tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!!
akan dilaksanakan di Semarang
13-14 Oktober 2009
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No.
Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------




      

--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
--------------------------------------------------------------------------------
tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!!
akan dilaksanakan di Semarang
13-14 Oktober 2009
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI 
Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. 
Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------




      

Kirim email ke