Pak Mino,
 
Kalau operatornya banyak, seperti di Jawa Timur, Sumatra Selatan, dan 
Kalimantan Timur dan bila ada problem eksplorasi yang ingin dipecahkan di 
daerah itu akan mudah kita buat sebuah konsorsium studi yang melibatkan para 
operator, universitas, dan asosiasi profesional seperti IAGI. 
 
Universitas dan asosiasi profesional membuat proposal studi untuk mencari 
solusi problem eksplorasi. BPMIGAS akan mendatangkan para operator yang 
wilayahnya berhubungan dengan problem eksplorasi itu. Universitas/asosiasi 
profesional presentasi di depan para operator dan BPMIGAS. Bila mereka tertarik 
dan atas "endorsement" BPMIGAS, anggaran bisa diatur alokasinya. Masalah data, 
tukar-menukar, dll. akan menjadi urusan operator-BPMIGAS dan Ditjen Migas. 
Perjanjian kerahasiaan data dan hasil studi untuk waktu tertentu akan diatur.
 
Begitulah hal yang ideal bila sebuah konsorsium studi di bawah fasilitasi 
BPMIGAS dilakukan. Masalahnya untuk Banyumas adalah di situ hanya ada satu 
operator, sehingga bentuknya bukan suatu konsorsium, tetapi studi G&G biasa 
yang diusulkan operator ke BPMIGAS dan dikerjakan oleh universitas/lembaga 
penelitian/konsultan. Dalam wilayah terbuka, itu lebih mudah diatur seperti 
yang diusulkan Pak Mino, di mana banyak institusi terlibat. Contoh kasus yang 
sedang berjalan adalah pemelajaran potensi Ombilin Basin yang pernah 
menghebohkan itu -hanya mungkin terlalu banyak ahli dari berbagai institusi 
yang dilibatkan di situ sehingga jadi tersendat-sendat jalan studinya (?!). 
Lagipula, orang Indonesia terlalu biasa dengan hal-hal yang wah...lalu diserang 
rame2,...habis itu tanpa disadari "gone with the wind".Kasus Simeulue adalah 
bukti terkini.
 
salam,
awang

--- On Wed, 3/11/09, Benyamin Sapiie <bsap...@bdg.centrin.net.id> wrote:

From: Benyamin Sapiie <bsap...@bdg.centrin.net.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Jan Reerink (1871) dan Tantangan 
Eksplorasi Jawa
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Wednesday, March 11, 2009, 10:53 PM

Menurut saya Banyumas Basin secara genetik PS sudah cukup jelas..banyak
pendapat tapi kesimpulannya akan mengarah pada hal yang sama. Yang jadi
masalah justru subsurface imaging datanya karena thick volcanic coverage,
seperti yg dijelaskan Pak Awang. Walaupun mungkin Kita bisa melakukan
eklsporasi tambahan dengan static geophysical seperti tomography, gravity
atau magnetic  TL. Surface geology bisa dilakukan secara detail lagi kalau
mau dan kali ini harus konsentrasi distruktur buat palinspatic (balancing
cross-section) untuk membuat forward modeling struktur bawah permukaan.
Dengan metoda ini harapannya dapat melokalisir potensial trap karena
masalah subsurface imaging.  Tetapi pada akhirnya yang menentukan adalah
drilling campaign yang harus dilakukan. Sehingga dalam hal ini harus ada
yang mau baik pemerintah maupun swasta untuk melakukan 5 atau lebih (20%
change) drilling wildcat seperti jaman baheula lagi. Tetapi kali ini
diguide dengan model2 yang ceritanya sudah cantik tadi.

Any scientific model atau forward modeling pada akhirnya harus ditest
kebenarannya, kalau tidak Banyumas Basin yang tetap saja seperti
sekarang...yang akhirnya paranormal yang berkata dan mebuat prediksi.
Mungkin BPMIGAS atau MIGAS bisa bantu untuk push ini, misalnya buat
konsortium part pemerintah part para swasta yang masih percaya pada konsep
eksplorasi dibanding deterministik.

Gimana Pak Awang...mungkin kita buat ini. Saya yakin para scientist IAGI
ini siap bantu...Bayumas basin the next giant field in Java to discovered
..

Salam,

Ben Sapiie







--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
--------------------------------------------------------------------------------
tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!!
akan dilaksanakan di Semarang
13-14 Oktober 2009
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------




      

Kirim email ke