Sigit, 1. Yang Sigit kemukakan itu (oil field/seeps di sisi Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Jawa Timur dan Sulawesi Barat) adalah benar, bisa dipastikan berasal dari batuan induk umur Eosen. Ini pula yang sebenarnya mendukung teori tektonik bahwa tepi timur dan tenggara Sundaland ini pernah bersatu dulunya, paling tidak pada saat Eosen. Satu lagi yang harus disebutkan adalah bahwa di Ranggas oil field di slope North Makassar Basin ditemukan di minyaknya kontribusi dari batuan induk Eocene berasal dari source facies lacustrine affinity berdasarkan age-diagnostic biomarker dari family lupanoid. Berdasarkan hal2 yang Sigit kemukakan dan yang saya tulis di atas maka wajar saja para operator di Selat Makassar Utara maupun selatannya punya play bahwa synrift graben di tengah Selat Makassar merupakan main sources. Data seismic regional terbaru yang memotong tegak lurus Selat Makassar sebelah utara maupun selatan menunjukkan sistem horst dan graben yang nyata di sekuen Paleogen wilayah ini. Sangat wajar kalau para operator di wilayah ini menjadikan graben sebagai kitchennya dengan source Eosen seperti minyaknya sudah terbukti di sisi Kalimantan dan Sulawesi, bahkan di Selat Makassar sendiri yaitu Ranggas. Pembukaan Selat Makassar terjadi pada Paleogen, pendapat bahwa Selat Makassar baru terbuka Pada Neogen Akhir-Plistosen (Katili, 1978; Hamilton,1979) tak ada buktinya. Seberapa cepat, pre-rift adalah pre-Eocene tengah; dari Eosen Tengah-Oligosen Awal itu sekuen synriftnya, dan Oligo-Miosen adalah sekuen postriftnya yang ditandai dengan tumbuhnya reefs yang jadi objektif di wilayah ini di atas punggung hort. Sehabis itu, seluruhnya adalah sagging dengan cepat dan berbeda di setiap tempatnya (differential subsidence) antara di tengah Makassar dan bagian tepi Makassar. Apa penyebab awal rifting Makassar ini, saya pernah mengemukakan (Satyana, 2003, Proceedings IAGI) dua teori: (1) escape tectonics yang berhubungan dengan collision Paternoster dan Mangkalihat ke Kalimantan, dan (2) upwelling mantle plume yang menerobos wilayah amalgamasi Paternoster-Mangkalihat dengan Kalimantan. Perhatikan bahwa sagging ini bersamaan dan dipengaruhi oleh load sedimentary dan tectonic dari Delta Mahakam dan Foldbelt di sebelah barat offshore Sulawesi Barat. Makassar Utara lebh tenggelam daripada Makassar Selatan karena kedua loads tersebut adanya di bagian utara Makassar; lagipula Makassar Strait terletak dekat dengan arm (splay) of spreading dari Sulawesi Sea. Wilayah lacustrine menurut hemat saya akan di pusat pemekaran lalu beralih menjadi lebih deltaic ke arah flank (lihat studi rift modern di Easr African rift valley yang banyak dilakukan oleh Chris Morley saat ia masih di UBD), atau kita juga bisa belajar dari Bengkalis Trough Central Sumatra. Pola rifting di Makassar Strait dan rifting2 yang lain di Doust dan Sumner (2007) berbeda dalam tectonic origin, tetapi saya pikir tak akan berpengaruh signifikan kepada pengendapan/facies source-nya. Di rift2 seperti di Sumatra dan Natuna Sea serta South China Sea banyak terjadi sebagai manifestasi escape tectonics post-collision India-Eurasia; di Jawa mungkin terjadi akibat gerak roll-back subduction yang mengalami perlambatan saat Eosen tersebut sebab di ujung Indian plate ada anak-benua India yang menubruk Eurasia mulai pada 50 Ma. Sementara rifting di Makassar Strait seperti yang saya kemukakan dengan dua mekanisme di atas. 2. Kalau rate of subsidence cepat, tentu umur shallow marine carbonate reefs akan sebentar saja. Saat postrifting yang mengendapkan/mengembangkan reefs ini; belum ada subsidence yang signifikan. Subsidence yang signifikan baru terjadi pada masa sagging. Jadi, reefs di tengah Makassar maupun di tepi Makassar punya peluang yang sama untuk nantinya mengembangkan reservoir dengan kualitas yang sama. Tetapi, pada masa sagging kemudian terjadi perbedaan antara reefs yang di tengah dengan reefs yang di tepi Makassar; mereka akan berbeda di lingkungan diageneticnya. Yang di tepi punya kesempatan untuk muncul di vadose zone,sementara yang di tengah akan di marine phreatic zone. Dari sinilah kemudian mereka berbeda. Tetapi karena sedimen delta dan sedimen foldbelt kebanyakan hanya diendapkan di sisi barat dan timur Makassar, maka reefs di tepi Makassar pun harus mempertimbangkan ini sebab mereka akan punya efek diagenetic yang lebih besar saat sagging. Ngimbang dan CD carbonates di Pagerungan-Sepanjang-West Kangean retak2 karena efek RMKS Fault Zone di Neogene; sesuatu yang mungkin tidak terjadi di reefs Selat Makassar. 3. Melihat thrust vergency fold-thrust belt West Sulawesi yang semuanya ke arah barat atau thrust-nya miring ke timur menunjukkan bahwa stressnya berasal dari sebelah timur. Melihat bahwa fold-thrust belt tersebut juga thin-skinned tectonics, maka kemungkinan inverse menjadi kecil. Lalu bila kita melihat pengangkatan Pompangeo metamorphic di Central Sulawesi dan pengangkatan ESOB (East Sulawesi Opholite Belt), maka satu-satunya yang mungkin menyebabkan ini semua adalah memang collision Banggai-Sula microcontinent terhadap ESOB dan bagian baratnya. Secara ruang dan waktu pun cocok. Fold-thrust belt West Sulawesi adalah ujung barat dari pengaruh collision ini. Beberapa penulis (mis van der Weerd dan Armin, 1992, AAPG Bull) pernah menulis bahwa Samarinda Anticlinorium di East Kalimantan akibat collision Banggai pula; pendapat ini tak ada buktinya bila kita mengecek data seismic dari Kalimantan Timur-Selat Makassar-Sulawesi Barat. Data seismic pula yang menunjukkan bahwa kita tak punya compressional structures pada saat rifting. Dan, mereka pun tidak inverted pada saat Neogen ketika fold-thrust belt West Sulawesi terjadi sebab kompresi ini bersifat thin-skinned tectonics. Gravitational sagging akibat fold-thrust belt ada di sisi collision, itu yang menekuk Banggai Basin tenggelam sehingga batuan induk ekivalen Tomori matang dan menggenerasikan hidrokarbon untuk Matindok, Senoro,Donggi,Tiaka dll. Tectonic loading fold-thrust belt pun telah menenggelamkan sebagian sisi timur Makassar Strait; ke oil atau gas window. Hanya menekuk, tanpa membuat trap seperti di sisi Banggai. Tetapi traps di fold-thrust beltnya jelas ada.
4. Saya tak melihat thick-skinned tectonics dari pra-Tertiary ke Late Tertiary terjadi di Selat Makassar. Berbeda dengan di Sumatra bahwa basement-nya bisa terpengaruh oleh berbagai periode tektonik (F0, F1, F2,F3- lihat terminology tentang ini di Heidrick dan Aulia, 1993 –Proceedings IPA) dan bahwa Sumatra sepanjang zaman terletak di sisi aktif lempeng yang konvergen; tidak demikian halnya dengan Selat Makassar. Horst dan graben Paleogen tetap sebagai horst dan graben,tidak ikut terinversikan sebagai Sunda structure type seperti banyak ditemukan di South Sumatra. Meskipun demikian, peluang basement reservoir mungkin saja,hanya mungkin bukan efek deformasi tetapi karena weathering saat pre-rift,kalau ia sempat punya hiatus sebelum synrift. Semakin panjang hiatus semakin besar peluang weathering. Dari source synrift ke basement bukanlah migrasi lateral, sebab migrasinya berupa disassociated charging (source-reservoir berbeda umur), sebuah migrasi lateral yang ideal terjadi dalam associated-charging (source-reservoir seumur). 5. Suatu fold-thrust belt yang thin-skinned di luar/depan (bagian yang muda) tak jarang menjadi thick-skinned di dalam/belakang (bagian yang tua). Jadi, bisa saja Eocene clastics terlibat dalam deformasi tersebut, hanya tidak di semua area. Fold-thrust belt West Sulawesi sebagian besar disusun oleh sedimen Neogen yang di Sulawesi didominasi oleh batuan volkanik Camba Formation. Kualitas reservoirnya bisa kita periksa/uji dengan beberapa hal ini : (1) volkaniklastik bisa menjadi reservoir, tetapi pertimbangkan efek diagenesisnya saat volcanic materials-nya jadi mineral lempung yang akan menutup porositas, (2) volkaniklastik West Sulawesi yang membentuk fold-thrust belt tak tertransportasi jauh dari provenance, ini akan menyebabkan immature sediments dari segi reservoir (sorting buruk, clay winnowing kurang,dll.). Saya tak yakin ada delta berkembang dengan baik di sisi Sulawesi sebab morfologi space of accommodation di sisi barat Sulawesi curam; delta tak akan berkembang di sisi seperti itu; ia butuh space accommodation yang melampar luas dan landai serta submerged secara seragam.Ini akan menyebabkan sediment very mature dan recycled beberapa kali (lihat kasus Kutei-Mahakam saja). Sesar2 besar bisa untuk fairway sediments bila pada masanya ia menjadi tempat sungai besar dan menjadi tempat feeder sediments. Sesar bukan syarat utama untuk delta,lihat saja, Delta Mahakam justru terjadi di area bukan sesar utama (Adang dan Mangkalihat). Demikian juga Balingian-Baram,lokasinya tak persis di Tinjar Fault. Lebih2 lagi Walanae Fault di Sulawesi Selatan, sesar ini tak berujung di suatu space of accommodation sebab Laut Flores tak submerged sebagus Makassar Strait. Salam, Awang --- Pada Rab, 28/4/10, sigit prabowo <sigit_p...@yahoo.com> menulis: Dari: sigit prabowo <sigit_p...@yahoo.com> Judul: RE: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar Kepada: iagi-net@iagi.or.id, "awang satyana" <awangsaty...@yahoo.com> Tanggal: Rabu, 28 April, 2010, 4:53 PM Pak Awang YTH., Diskusi yang menarik, berkaitan dengan hal itu saya ingin menanyakan tentang beberapa hal pak : 1. Source Rock; berdasarkan beberapa published paper disebutkan bahwa di Kalimantan bagian timur s/d East Java, secara berurutan terdapat evidence untuk Eocene SR, diantara nya adalah Runtu field-Tengkawang-1 well (Mid-Late Eocene Mangkupa FM coal & carbonaceous claystone dari deltaic dengan lacustrine affinity), West Bungalun field Late Paleocene-Early Eocene Mangkupa carbonaceous shale, Kerendan field Mid-Late Eocene Lower Tanjung carbonaceous shale, Tanjung field Eocene Lower Tanjung FM carbonaceous & coal, West Kangean Eocene Ngimbang shale..., kemudian beranjak ke Sulawesi bagian barat, secara berurutan dari sebelah utara al. : Eocene oil seeps di Bantaya-Doda-Palohu (coal & coaly shale dari Toraja group), dsb; kemudian di Kalosi field Eocene Toraja group. Dari beberapa analisa menunjukkan adanya lingkungan pengendapan dari lacustrine-fluvio deltaic-terrestrial, pertanyaan saya, bagaimana menurut pak Awang potensi ditemukan nya tipe2 SR ini baik di North Makassar Basin s/d South Makassar Basin, bila kita melihat dari rifting evidence di wilayah2 ini, seberapa cepat sebener nya proses dari pre rift-synrift-post rift nya itu sendiri, apakah bener bila secara regional (dan juga lokal) kemungkinan ada kemiripan rifting nya, sehingga terbuka keemungkinan ditemukan nya lacustrine s/d minimal terrestrial SR, di flank dari basin center nya, atau di daerah yang relatively tidak terlalu mengalami high subsidence rate...? Bagaimana juga pola2 rifting di North dan South Makassar Basin ini, bila dibandingkan dengan pola rifting secara umum seperti yang terdapat di rift2 basin dari Sumatra, Jawa, East Natuna, Barito, Nam con son, Cu long, Malay basin, dsb.. (Doust and Sumner, 2007). 2. Carbonate reservoir; beberapa published paper menyebutkan bahwa terdapat kemungkinan adanya paleohigh (dan atau platform) dari sejak synrift s/d postrift, sehingga kemungkinan ditemukan nya Paleogene carbonate (Melinau FM, Tabalar FM, Seilor FM, Berai FM, dll.) maupun yang menerus s/d Neogene (Bebuluh FM, Maluwi FM, Tendehantu FM, Lembak FM, dll) sangat terbuka, al. di Moyra Wilson, Fraser et al, dll...Selain itu juga terdapat beberapa evidence untuk carbonate2 di Paleogene antara lain di outcrop2 dan sumur2 di Kalimantan bagian Timur dan juga di Sulawesi Barat al. : Birah-1, Makassar A-1/ST, Tengkawang-1, Kendilo-1, dll. Pertanyaan saya, bagaimanakah sebener nya kualitas reservoir yang terdapat di wilayah2 yang rate of subsidence nya cukup besar, apakah dengan adanya tectonic yang aktif bilamana secara nature belum begitu ideal, mungkinkah HC ditemukan lewat semacam fracture di carbonate nya, seperti ditemukan di Pagerungan-Sepanjang-West Kangean, East Java Basin...? 3. Neogene Fold-thrust belt di West Sulawesi; menganalisa dari beberapa paper, diketahui bahwa ada semacam gaya kompresi yang membuat kenampakan2 ini, menurut pak Awang secara regional apakah memang berkaitan dengan gerakan Banggai Sula micro continent ke arah Barat (lumayan jauh jarak nya...), ataukah memang basin ini mengalami inversi pada ~ Late Miocene-Pliocene...?. Bagaimanakah seandainya compressional system ini juga terjadi di local2 basin yang masih mengalami rifting (bila ada) maupun yang mengalami gravitasional sagging, mungkinkah analog2 seperti di Banggai basin, Senoro-Toili-Matindok fields juga bisa dipakai...? 4. Fracture basement play; dari beberapa paper juga disebutkan adanya kemungkinan thick skin yang melibatkan basement di wilayah2 ini, andaikan memang hal ini terjadi cukup intens, bagaimanakah kemungkinan ditemukan nya HC di fracture2 basement nya, tanpa melihat lebih dahulu tipe2 dari basement nya...? Kalo saya ingat di Suban dan Dayung fields _South Sumatra Basin, telah ditemukan HC di Pre-Tertiary fracture basement (granite wash, granite breccia, igneous altered, metamorphic marble skarn..), bila enggak ada oil maupun gas show di atas dari basement saat pemboran (misal nya), masih mungkinkah HC ditemukan di basement nya...dengan kata lain disebabkan al. lateral migration kemungkinan lebih aktif dibandingkan dengan vertical migration nya...? 5. Clastic reservoir; beberapa paper menyebutkan bila Eocene clastic kemungkinan besar akan terikutkan dalam FTB system di West Sulawesi ini, bahkan beberapa diantara nya sudah ter outcrop kan..., dan Miocene clastic di Tike-1 juga salah satu evidence dari adanya neogene clastic play. Pertanyaan saya, bila memang masih terbuka, bagaimanakah potensi dari clastic play di wilayah2 ini, dan juga secara kualitas reservoir nya, mengingat belum ada evidence yang cukup kuat untuk membuktikan adanya al. delta system dari West Sulawesi. Beberapa 'postulated delta' diharapkan al. akan ditemukan di dekat Palu-Koro sinistral fault, dan juga di sekitar Walanae fault, dan perpanjangan dari Lupar-Adang mega shear system, hal ini saya coba lihat lebih detail berkaitan dengan evidence di Balingian-Baram-Sabah, dimana kalo enggak keliru di daerah2 tersebut juga terdapat al. Tinjar fault dll., yang kemungkinan telah menjadi sedimen konduit untuk delta2 yang berkembang di NW Kalimantan. Mohon Pencerahan nya pak... Terimakasih Best Regards Sigit Ari Prabowo --- On Tue, 4/27/10, Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com> wrote: From: Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com> Subject: Bls: RE: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar To: iagi-net@iagi.or.id Cc: fo...@hagi.or.id Date: Tuesday, April 27, 2010, 10:35 PM Beberapa pemikiran menyebutkan bahwa rifting Makassar Strait berpengaruh kepada rifting East Java Basin pada Paleogen. South Makassar Basin dan East Java Basin pun terjadi di tepi timur dan tenggara Sundaland. Horst dan graben di East Java Basin seperti JS-1 Ridge, Central Deep, North Madura Platform dsb. mungkin saja terhubung ke pembukaan South Makassar Basin. Para operator di South Makassar Basin pun telah mengetahui ini dan proven play types di East Java Basin telah dicobakan di South Makassar Basin. Secara tektonik, kedua cekungan ini bisa sama, tetapi secara detail petroleum system belum tentu sama. Kegagalan kemarin kebetulan tak berhubungan dengan masalah migrasi atau charging, posisi sumur2 sudah diposisikan akan menampung charging. Tetapi, akumulasi hidrokarbon akan terjadi melalui banyak syarat unsur2 dan proses2 petroleum system. Salam, Awang Pada Rab, 28 Apr 2010 08:36 ICT Kuntadi, Nugrahanto menulis: >Terima kasih Pak Minarwan atas infonya - insyaa Allah masih ada harapan untuk >bangsa ini mendapatkan temuan yang bermanfaat, aamiin. > >Pak Awang, terima kasih juga atas koreksinya tentang lokasi Mandar PSC yg >seyogyanya berada di bagian utara timur laut South Makassar Basin. Saya >sependapat bahwa banyak sekali contoh penemuan besar yang didahului oleh >beberapa kesuksesan yang tertunda yaitu melalui sumur-sumur kering yang >tentunya telah menambah data points utk melakukan evaluasi lebih lanjut dari >potensi cekungan dimaksud. > >BTW secara tektonostratigrafi, karena berada di selatan Adang Fault system >apakah saya boleh mengatakan bahwa South Makassar basin memiliki potensi >hidrokarbon yang lebih mirip dengan cekungan2 berproduksi di Jawa Timur? >Sehingga kemungkinan terdapatnya rift basins klasik yg umum dijumpai di >cekungan2 Jawa Timur, maka di South Makassar basin lebih tinggi kemungkinannya >bila dibandingkan dengan cekungan yang berada di North Makassar? Artinya >pendekatan eksplorasi lanjut dapat lebih disesuaikan untuk mengambil >analog-analog sukses yang lebih mirip ketimbang misalnya memaksakan analog2 >sukses dari daerah yg secara paleomorphology / tectonic berbeda. > >Kita ambil contoh sederhana bila memang rift basins terindikasi pada sumur2 yg >telah dibor ini, atau maupun dari data seismik yang baru, maka melakukan >eksplorasi lanjut ke daerah flexural margin dari setiap rift2 utama yg >diharapkan menjadi matured kitchens mungkin dapat memberikan hasil yang lebih >baik. First-trap definition di depan matured kitchen merupakan suatu >keniscayaan yg seyogyanya di test terlebih dahulu, ketimbang >struktur/perangkap yang lebih besar tetapi berpotensi terhalang dari arah >migrasi hidrokarbon dari arah kitchen, misal sayap terluar dari flexure margin >yg berpotensi terhalang banyaknya patahan antithethics dari major bounding >rift/fault, ataupun membor struktur besar di foot-wall-fault block adjacent to >the major bounding fault/rift system. > >Just two cents. > >Salam hormat, >Kuntadi > >-----Original Message----- >From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] >Sent: Tuesday, April 27, 2010 11:26 PM >To: iagi-net@iagi.or.id >Cc: Forum HAGI >Subject: Bls: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar > >Kuntadi, > >Dua sumur yang dibor EMOI terakhir (Sultan-1 dan Kris-1) berlokasi di WK >Mandar, termasuk ke dalam South Makassar Basin bagian utara timurlaut. Sumur >pertama EMOI di Selat Makassar adalah Rangkong-1 di WK Surumana, North >Makassar Basin. Ketiga sumur P&A, EMOI belum beruntung meskipun segala >pendekatan ilmiah telah dilakukan. Selalu ada sisi-sisi yang tak bisa didekati >atau diantisipasi. > >Selat Makassar sangat menarik secara geologi, tetapi tantangan eksplorasi dan >operasi di wilayah ini besar. Paling tidak, record sumur eksplorasi dengan >laut terdalam dan termahal di Indonesia saat ini dipegang oleh >Rangkong-1 (kedalaman laut sekitar 2300 meter). > >Dalam dua tahun ke depan akan ada 12 sumur eksplorasi dibor di sepanjang Selat >Makassar offshore West dan South Sulawesi. Kegagalan yang ada tidak mematikan >petroleum system di wilayah ini sebab kegagalan2 tersebut lebih bersifat >lokal, bukan regional. Jadi, mestinya para operator lainnya yang siap mengebor >sumur2 komitmennya mestinya tetap semangat. Semangat ! Banyak lapangan besar >dan raksasa di Indonesia ditemukan bukan dengan satu dua sumur eksplorasi, >tetapi baru ditemukan oleh lebih dari lima sumur eksplorasi. > >Paleogene build up reefs on horst block dan synrift sequence within graben >(keduanya bukti bahwa Makassar Strait ex rifting di >area Kalimantan-Sulawesi), serta fold-thrust belt Neogene di sisi barat >Sulawesi adalah plays yang menantang di wilayah ini. > >Selamat mengeksplorasi wilayah frontier deepwater nan menarik ini. Saya >pribadi di BPMIGAS akan mendukung usaha2 eksplorasi semacam ini. > >salam, >Awang > > >--- Pada Sel, 27/4/10, Kuntadi, Nugrahanto <kuntadi.nugraha...@se1.bp.com> >menulis: > > >Dari: Kuntadi, Nugrahanto <kuntadi.nugraha...@se1.bp.com> >Judul: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar >Kepada: iagi-net@iagi.or.id >Tanggal: Selasa, 27 April, 2010, 8:59 AM > > >Temans, > >Saya dengar Kris-1 nya EMOI di North Makasar P&A lagi seperti 2 well mereka >terdahulu ya? >Apakah play nya sama dengan yang terdahulu di North Makassar basin? > >Semoga teman2 kumpenis yg masih menunggu giliran ngebor tetap semangat nih di >North Makassar basin. >Saya masih penasaran dengan South Makassar nya nih, kapan ya ada yang ngebor >dlm waktu dekat? > >-------------------------------------------------------------------------------- >PP-IAGI 2008-2011: >ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id >sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com >* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... >-------------------------------------------------------------------------------- >Ayo siapkan diri....!!!!! >Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 2010 >----------------------------------------------------------------------------- >To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id >To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI >Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >No. Rek: 123 0085005314 >Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. >Rekening: 255-1088580 >A/n: Shinta Damayanti >IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ >IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi >--------------------------------------------------------------------- >DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on >its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or >its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect >damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data >or profits, arising out of or in connection with the use of any information >posted on IAGI mailing list. >--------------------------------------------------------------------- > > > > >-------------------------------------------------------------------------------- >PP-IAGI 2008-2011: >ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id >sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com >* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... >-------------------------------------------------------------------------------- >Ayo siapkan diri....!!!!! >Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 2010 >----------------------------------------------------------------------------- >To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id >To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id >Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >No. Rek: 123 0085005314 >Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >Bank BCA KCP. Manara Mulia >No. Rekening: 255-1088580 >A/n: Shinta Damayanti >IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ >IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi >--------------------------------------------------------------------- >DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on >its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or >its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect >damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data >or profits, arising out of or in connection with the use of any information >posted on IAGI mailing list. >--------------------------------------------------------------------- > -------------------------------------------------------------------------------- PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... -------------------------------------------------------------------------------- Ayo siapkan diri....!!!!! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 2010 ----------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------------------------