Terjadi dihampir semua lokasi tambang di tanah air.
Sampai hari ini saya lihat belum ada analisa yang detail dari pemerintah
dan pihak industri untuk bisa menghitung berapa besar kerugian
lingkungan dampak dari kegiatan industri ini (kasihan generasi
mendatang).

-----Original Message-----
From: Doddy Suryanto [mailto:dod...@pttep.com] 
Sent: Wednesday, 1 September 2010 12:54 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] ada yang mengikuti berita ini ?

Kebetulan pertengahan bulan agustus kemarin disuruh CEO nya PTTEP
Australasia untuk menerjemahkan surat pengaduan dari Yayasan Peduli
Timor Barat (YPTB) yang menuntut ganti rugi atas insiden Montara. Surat
yang dikirim dengan berbahasa Indonesia tersebut mempunyai tembusan
kemana-mana termasuk PBB, PM Australia, Presiden Indonesia, dll.
Intinya dalam surat tersebut pihak daerah Timor Barat dan sekitarnya
menuntut ganti rugi tetapi terlebih dahulu membentuk tim yang
beranggotakan pihak dari Australia, Indonesia (pemerintah pusat dan
daerah), dan PTTEP Australasia untuk bersama-sama berdiskusi tentang
daerah yang tercemar dan berapa ganti rugi yang harus diberikan.
PTTEP Australasia sendiri sebelumnya telah berniat baik untuk memberikan
ganti rugi tetapi saat itu pihak Indonesia belum bekerja untuk
menentukan berapa jumlah kerugian yang harus dibayar. Sampai akhirnya
turun perintah dari Presiden Indonesia untuk segera menuntaskan masalah
ini.
Disinilah beberapa pejabat pusat terkait bertindak dengan cepat dan
sedikit berinteraksi dengan pemerintah daerah. Saya sebutkan bertindak
cepat karena dalam surat yang dibuat oleh YPTB tersebut pemerintah
daerah memberikan complain atas kinerja pemerintah pusat dalam membantu
menangani masalah yang terjadi. Dengan keterbatasan dana, alat dan
tenaga ahli yang dimiliki pemerintah daerah mustahil dapat dilakukan
pengukuran area tercemar dan menghitung jumlah kerugian. Pemerintah
pusat hanya datang beberapa kali saja dan hanya beberapa saat. Sampai
akhirnya pemerintah daerah diberikan instruksi oleh pemerintah pusat
agar segera memberikan jumlah kerugian untuk dilaporkan ke presiden dan
menuntut PTTEP untuk segera membayarnya. PTTEP sendiri selama ini
berkomunikasi hanya dengan pemerintah pusat saja dan memang seharusnya
begitu sampai nantinya pemerintah pusat berkolaborasi dengan pemerintah
daerah bersama-sama PTTEP bekerja sama menanggulangi masalah ini seperti
PTTEp bekerja sama dengan pemerintah Australia.
Yang menjadi kendala sebenarnya adalah dimana peran pemerintah pusat
dalam membantu pemerintah daerah untuk menentukan berapa jumlah kerugian
yang harus dibayar.
Sekarang mungkin susah menghitung berapa besar area yang tercemar tapi
dengan data2 foto satelit yang direkam sehari-hari mungkin bisa dihitung
lagi berapa besar kerugian yang harus dibayar. Bukan tiba2 langsung
minta kerugian sebesar USD 2.3B tanpa bukti yang akurat. Kalau saya yang
punya perusahaan juga akan merasa diperas dan saya tetap tidak akan
membayar kerugian tanpa ada data penunjang. 
Maaf kalau terlalu panjang tapi saat menerjemahkan surat dari YPTB saya
merasa sendih atas apa yang terjadi diantara bangsa sendiri (pemerintah
pusat dan pemerintah daerah).

Salam,
-doddy-


-----Original Message-----
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, 31 August, 2010 4:35 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] ada yang mengikuti berita ini ?

Sepertinya mereka juga tahu bahwa mereka telah mencemari. namun untuk
referensi perlu data yang akurat tentang seberapa banyak pencemarannya
atau
seberapa besar klaim yang diajukan. Kalau tanpa data survey atau yg
paling
pas foto sattelite ya kategorinya ngawur !

Nanti dikhawatiran ada telor udang tercemari, tapi diklaim seharga
lobster
:(

Sebenernya saat ini penggunaan survey penelitian ilmiah dalam klaim
sudah
umum terjadi. Seperti misalnya yang namanya landas continen itu merujuk
pada
relatif ketebalan sedimen terhadap lereng (beda tinggi). Tanpa adanya
drilling atau seismic pengeboran yg menunjukkan ketebalan sedimen kita
ga
bisa ngeklaim landas continent.

rdp

On Tue, Aug 31, 2010 at 3:54 PM, yanto R.Sumantri <yrs...@rad.net.id>
wrote:

>
>
>
> Saya kira bagus saja , tapi tentu harus ada perhitungan yang dapat
> dibuktikan secara faktual. Jangan ampai kita dikatgorikan
> "memeras".
>
> si Abah> *
>
>
> PTTEP
> rejects Indonesia&rsquo;s $2.3b compensation demand*
> >
> >
> Friday, August 27, 2010 - 09:23AM GMT+7
> >
> > Thai oil, gas
> firm PTTEP Australasia Pty Ltd has rejected the Indonesian
> >
> government&rsquo;s demand to pay compensation amounting to US$2.3
billion
> for an
> > oil spill in the Timor Sea last year, Kontan daily
> reported Friday.
> >
> > Freddy Numberi, the chairman of the
> team for the handling of the oil
> > spill,
> > said in
> Jakarta on Thursday the Indonesian government would not change the
> > compensation claim despite the Thai company&rsquo;s rejection.
> >
> > Freddy, who is also the minister of transportation, said
> that it was a big
> > mistake if the Thai company turned down the
> claim demand because it was
> > made
> > on the actual loss
> caused by the oil spill.
> >
> > According to Freddy, the
> West Atlas block in offshore Montara, Australia
> > operated by
> PTTEP Australasia, leaked uncontrollably for more than 70
> >
> days,
> > polluting waters off West Timor. The oil spill also
> destroyed fish stocks
> > and wiped out seaweed farm along the
> coast.
> >
> > &ldquo;I have an instructed the Indonesian
> negotiation team not to change the
> > claim,&rdquo; he said.
> >
> > Indonesia officially filed its request to the Thai
> company to pay the
> > compensation over the oil spill in the Timor
> Sea during a negotiation held
> > in Perth early this week. The
> claim also includes the damages on the
> > ecosystem and the
> opportunity losses for the next few years that would be
> > suffered
> by local fishermen because of the oil spill. (*)
> >
>
>
> --
> _______________________________________________
> Nganyerikeun hate batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate
> jalma hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu
lakonan.
>

------------------------------------------------------------------------
--------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
------------------------------------------------------------------------
--------
Ayo siapkan diri....!!!!!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010
------------------------------------------------------------------------
-----
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no
event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
limited to direct or indirect damages, or damages of any kind
whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of
or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing
list.
---------------------------------------------------------------------


--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
--------------------------------------------------------------------------------
Ayo siapkan diri....!!!!!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke