Tapponier et al. (1982 – Propagating extrusion tectonics in Asia : new insights from simple experiments with plasticine, Geology, vol. 10, pp. 611-616.), semua yang pernah bekerja dengan tektonik SE Asia pasti mengenal publikasi ini, mengatakan bahwa akibat India membentur Eurasia di sektor Tibet pada sekitar 50-40 Ma (Eosen) terjadilah apa yang disebutnya “extrusion tectonics”, yaitu gerakan keluar secara lateral suatu segmen kerak bumi relatif terhadap massa induknya akibat benturan. Paul Tapponier dkk kala itu melakukan pemodelan analog konsepnya dengan ‘plasticine box’. Melalui model itu, sesar-sesar mendatar regional yang keluar dari wilayah benturan diketahui sebagai media gerakan ekstrusi, a.l: Red River Fault dan Sumatran Fault.
Senada dengan Tapponier, Burke dan Sengor (1986 – Tectonic escape in the evolution of the continental crust in Barazangi, M. and Brown, L. (eds), Reflection Seismology, American Geophysical Union Geodynamic Series, no. 14, pp. 41-53) menyebut apa yang diterangkan Tapponier et al. (1982) ini sebagai “escape tectonics” (karena memang segmen kerak bumi itu ‘lari’- escape- menjauhi massa kerak induknya). Kevin Burke dan Celal Sengor di dalam publikasinya itu menerangkan geometri dan ‘hukum-hukum’ yang mengatur escape tectonics. Karena Indonesia dibangun oleh beberapa benturan kontinen dan mikrokontinen, di samping subduksi dan akresi, maka ideal menerapkan prinsip2 escape/extrusion yang digagas oleh Tapponier et al. (1982) dan Burke and Sengor (1986). Aplikasi pertama post-collision escape tectonics untuk seluruh wilayah Indonesia telah saya lakukan dan dipublikasikan di pertemuan PIT IAGI 2006 di Pakanbaru (Satyana, 2006: Post-collisional tectonic escapes in Indonesia: fashioning the Cenozoic history, Proceedings IAGI Riau 2006). Banyak yang mengatakan bahwa ekstrusi SE Asia telah berakhir dengan ditutupnya ‘free oceanic edge’ oleh berjalannya Australia ke utara dan Papua serta Pasifik ke barat. ‘Free oceanic edge’ adalah istilah dari Burke dan Sengor (1986) yang mengatakan bahwa arah2 escape selalu menuju kerak samudera yang belum tertutup kontinen. Secara regional, bahwa ekstruksi SE Asia telah selesai adalah benar, tetapi secara lokal tidak. Sebab, indentor utama (indentor = pembentur) yaitu India masih terus ‘merangsek’ Tibet meskipun ditekuk Pegunungan Himalaya. Penelitian jaringan GPS di Pegunungan Himalaya oleh joint research dari University of Alaska, University of Colorado, Xi'an College of Geology, Wuhan Technical University of Surveying and Mapping, dan the State Seismological Bureau, Wuhan menyimpulkan bahwa kerak India masih berjalan di bawah Tibet dengan kecepatan sekitar 20 +/- 3 mm/tahun dengan vektor konvergensi N 5deg E (Freymueller and Bilham, 2011 - Displacements and Strain in the India-Eurasia Plate Collision Zone: http://www.aeic.alaska.edu/input/jeff/Tibet/India.html.). Sementara itu, gerak lateral lempeng pembawa India adalah 45 mm/tahun. Dengan masih bergeraknya indentor utama, maka escape tectonics masih mungkin terjadi (Burke & Sengor, 1986). Gempa Myanmar tanggal 24 Maret 2011 yang lalu (7,0 Mw), pusat gempa dari kedalaman 10 km, membuktikan bahwa extrusion/escape tectonics ini masih terjadi. Gempa kuat ini terjadi pada pukul 20.25 waktu setempat, membuat jatuh korban paling sedikit 74 tewas, 111 terluka, 413 bangunan rusak, satu jembatan runtuh dan tanah longsor. Gempa menggoncang kuat Myanmar, Thailand, Vietnam, juga dirasakan di Yunnan dan Guangxi, China. Myanmar dikawal di sisi baratdaya dan timurlautnya oleh sesar-sesar mendatar dextral Sagaing Fault dan sinistral Red River Fault (Packham, 1996: Cenozoic SE Asia reconstruction - Geo. Soc. Spec. Publ. 106, p. 123-152). Sagaing Fault masih bergerak dengan kecepatan 18 mm/tahun berdasarkan data GPS. Lokasi episentrum gempa berada di tengah blok-blok yang dibatasi dua sesar mendatar besar ini. Blok-blok ini sesungguhnya juga berbenturan atau berpapasan dibatasi oleh punggungan atau sesar mendatar. Di area lokasi episentrum terjadi papasan antara blok Shan plateau dengan Shan-Thai block yang batasnya berupa sesar-sesar antitetik sinistral relatif terhadap sesar utama dekstral Sagaing Fault. Bahwa mekanisme penyesaran penyebab gempa Myanmar kemarin terjadi di salah satu sesar antitetik sinistral di atas, dibuktikan dengan focal mechanism gempa Myanmar, yang mengindikasi left-lateral (sinistral) slip pada sesar2 antitetik Red River Fault dan Sagaing Fault. Jadi meskipun skalanya lokal, gerakan-gerakan sesar mendatar di wilayah ini, terutama yang master fault-nya, menunjukkan masih aktifnya gerak ekstrusi/escape di wilayah ini. salam, Awang -------------------------------------------------------------------------------- PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... -------------------------------------------------------------------------------- Ayo siapkan diri....!!!!! Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29 September 2011 ----------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------------------------