Pak Edison, maaf diskusinya saya buka untuk umum ya..

Kabar saya baik saja, bisa dilihat dari tulisan2 saya di milis (he2..).

1. Sagaing Fault sangat mirip dengan Sumatra Fault dari segi tektonik dan 
historinya. Kedua sesar ini pernah mengakomodasi extrusion tectonics, terutama 
pada saat Paleogen dan Neogen awal, kemudian kini mengakomodasi gerak lempeng 
kerak samudera Hindia yang vektornya oblique di Sumatra dan sejajar di Myanmar. 
Kecepatan 18 mm/tahun untuk slip rate Sagaing Fault adalah kecepatan 
konvergensi kerak samudera Hindia di Teluk Bengala, bukan kecepatan ekstrusi 
sesar ini akibat extrusi India-Eurasia. Extrusi masih terjadi, tetapi minimal 
sebab kerak samudera Hindia kini telah menutup jalan extrusi SE Asia ke arah 
tenggara.

Antara Sagaing Fault dan Sumatra Fault ada dogleg yang bersifat membuka karena 
kedua sesar ini sama-sama dextral. Di titik junction kedua sesar ini yang 
berkembang adalah pemekaran Laut Andaman, yang terbuka dalam sistem releasing 
bend. Pengaruh Sagaing Fault kepada Sumatra Fault tidak ada, kecuali ke 
pembukaan Andaman itu karena segmen Sagaing dan segmen Sumatra Fault saling 
berbeda.

2. Saya tak menemukan remnant Ceno-Tethys Ocean saat ini di Indonesia Barat. 
Yang ada adalah kerak-kerak samudera sebagai dispersed ophiolite masses yang 
tersingkap di Ciletuh, Luk Ulo dan Bantimala/Barru/Biru-Sulawesi Selatan. 
Tetapi itu umurnya Latest Mesozoic-Earliest Tertiary. Saya tak memasukkan itu 
di paper saya di IPA 2010 sebagai Meso/Ceno-Tethys oceanic remnants karena 
meyakini bahwa produk ofiolit itu merupakan hasil scrapping off subduction, 
bukan hasil obducted ophiolites. Sebab bila obducted ophiolites, maka harus ada 
mikrokontinen di sebelah samuderanya yang saat ini belum definitif ada. Kerak 
Samudera Hindia sekarang yang menyusup di bawah Sumatra dan Jawa berbeda-beda 
umurnya, ada yang hasil pemekaran Mesozoic, ada yang hasil pemekaran Tertiary, 
sehingga kalau sebagian merupakan sisa2 Meso-Tethys dan Ceno-Tethys yang tak 
menjadi suture, bisa saja kondisi geologi Indonesia sekarang sebagian 
dikontribusi oleh kerak2 samudera hasil pemekaran
Mesozoic dan Cenozoic.

Pembentukan graben-graben di NSB, CSB, SSB betul adalah diakomodasi oleh 
extrusion tectonics berupa sesar mendatar Sumatra Paleogen (300 deg NE) yang 
terjadi sebagai akibat extrusion tectonics oleh benturan India kepada Eurasia. 
Sesar mendatar Sumatra ini terjadi tidak di sembarang tempat, tetapi di suture 
besar yang terjadi antara Mergui terrane dan Woyla terrane. Di bawah basin2 
NSB, CSB, SSB sebelumnya ada akresi basement dengan berbagai pola deformasi 
(fabric structural grain) yang rumit. Saat Sesar Sumatra aktif oleh ekstrusi, 
extensional slip dari sesar mendatar Sumatra ini (setiap sesar mendatar 
mempunyao komponen ekstensi)mengoyak setiap akresi basement menjadi jalur-jalur 
pembukaan graben. Maka arah graben mencerminkan pola akresi basement-nya. Sesar 
Sumatra prduk ekstrusi bertugas membukanya. Bedakan dengan Sesar Sumatra saat 
ini (330 deg NE) yang merupakan produk oblique subduction, dan tugasnya bukan 
membuka cekungan, tetapi menghasilkan en
echelon deformation di lapisan2 Neogen.

Seperti yang saya jelaskan di atas, Andaman terbuka karena berkembang di dogleg 
yang membuka (releasing bend) antara Sesar Sagaing dan Sesar Sumatra. Andaman 
terbuka pada Neogen, sementara semua horst-graben di NSB, CSB, SSB terbuka pada 
Paleogen; jadi mereka tak berhubungan meskipun trend gravity-nya sama.

Silakan Pak Edison, kapan2 kita bisa diskusi lagi lebih detail.

salam,
Awang

--- Pada Rab, 30/3/11, H. Edison Sirodj (PEX/PCSB) 
<edisonsir...@petronas.com.my<mailto:edisonsirodj%40petronas.com.my>> menulis:

> Dari: H. Edison Sirodj (PEX/PCSB) 
> <edisonsir...@petronas.com.my<mailto:edisonsirodj%40petronas.com.my>>
> Judul: RE: [iagi-net-l] Gempa Myanmar 24 Maret 2011 (7,0 Mw) dan SE Asia 
> Extrusion/Escape Tectonics
> Kepada: awangsaty...@yahoo.com<mailto:awangsatyana%40yahoo.com>
> Cc: "Edison Sirodj" <esir...@yahoo.com<mailto:esirodj%40yahoo.com>>
> Tanggal: Rabu, 30 Maret, 2011, 10:28 AM
> Pak Awang,
>
> Apakhabar?mudah2an sehat ya karena sangat aktif sekali
> menulis masalah-masalah geology.
>
> Pak Awang menyambung tulisan dibawah ini dan juga
> tulisannya di IPA 2010 tentang "finding Thetys oceans di
> Indonesia sangat menarik.
> Apalagi bahasan dibawah berkaitan dengan gempa yang terjadi
> di Myanmar minggu lalu.
>
> 1. Saya mau bertanya nih ; apakah extrusion tectonic yg
> disebutkan dibawah itu juga diakibatkan adanya pergerakan
> oceanic crust (terutama dari arah India) yang memang masih
> aktif sehingga di sudut utara dari Sagaing kembali tertekan
> dan menggerakan komponent2 sesar dari Sagaing dan
> antitetik2nya. Kalau Sagaing masih terus bergerak dgn
> 18mm/tahun apakah dorongannya akan mempengaruhi system sesar
> Sumatra yang memang berada di ujung selatannya?
>
> 2. Dari tulisan IPA2010, pak Awang membahas tentang 3 mega
> oceanic Thetys (Paleo-Meso-Ceno). Saya masih bertanya-tanya
> tentang tanda-tanda dari Ceno-Thetys terutama di West
> Indonesia yang berhubungan dengan Collision India_Eurasia
> dimana posisi MesoThetys menjadi bagian dari back arc sampai
> saat ini. Di Barat Indonesia batas/tanda dari Remnant
> Ceno_Thetys itu dimana? Apakah kondisi geologi present
> merupakan bagian dari CenoThetys?
> Tentang tectonic Paleogene yang merupakan aktifitas
> tectonic penting pada pembentukan HC basin di SSB, CSB dan
> NSB yang umumnya mempunyai lineament berarah utara-selatan
> dan membentuk horst-graben system di basin-basin tersebut.
> Yang mau saya tanyakan adalah pembentukan horst-graben
> system tersebut, apakah mereka terbentuk secara langsung
> akibat subduction India-Eurasia (50Ma) yang mengakibatkan
> terbentuknya strike-slip Sumatra dan membentuk rifting
> (sesar normal) dibagian lain dari sesar mendatar tersebut?
> Rifting ini yang membentuk Horst-graben system tersebut?
>
> Dari peta regional isostatic gravity getech, sangat jelas
> kenampakan dari lineament Utara-selatan tersebut, dan
> lineament tersebut nampaknya hampir sejajar dengan lineament
> 90NR di dasar lautan hindia (Andaman sea). Nah inipun
> membuat saya bertanya-tanya apakah ada hubungan antara
> horst-graben system (utara-selatan) di Sumatra dengan
> lineament 90NR di Andaman sea tersebut?
>
> Pak Awang, kalaulah ada waktu yang luang mohon diresponse
> email saya ini. Ingin saya membawa peta regional gravity
> tersebut dan berdiskusi langsung. Semoga lain waktu saya
> bisa berjumpa dengan pak Awang.
>
>
> Salam,
>
> Edison sirodj

Kirim email ke