Pak Rovicky,
 
1. Dari presentasi Mark Tingay: (1) mekanisme EQ trigger: sesar Watukosek 
bergerak sebelum erupsi lumpur, bahkan Tingay mencantumkan kapan waktu mulai 
bergeraknya: 27 Mei 2006 pukul 06:02 WIB, (2) mekanisme drilling trigger: sesar 
Watukosek bergerak sebelum erupsi lumpur, yaitu sesaat setelah BOP di BJP-1 
well ditutup, atau pada 28 Mei 2006 pukul 07.50+ WIB. Jadi pada kedua mekanisme 
itu, sesar Watukosek bergerak sebelum erupsi lumpur, hanya trigger-nya saja 
yang berbeda. 
 
Apakah selama erupsi lumpur Sesar Watukosek bergerak juga: Ya. Banyak buktinya 
berdasarkan banyak data yang telah diambil di sini seperti GPR, microgravity, 
dll.
 
2. Davies menyebutkan Kujung ditembus BJP-1, dikoreksi oleh Tingay bahwa Kujung 
tidak ditembus, yang ditembus adalah Prupuh yang berumur mid-Miosen yang 
ekivalen dengan Tuban.
 
Pendapat saya, tak ada Kujung atau Prupuh yang ditembus BJP-1. Ini masalah 
terminologi. Lihat disertasi Pak Harsono Pringgroprawiro (1983) untuk 
stratigrafi Jawa Timur, Prupuh adalah ekivalen dengan Kujung I yang dinamai 
Cities Service (1968) untuk offshore NE Java Sea. Karena tak ada Kujung 
ditembus, maka Prupuh pun tak ada. Ini akan lebih nyata secara absolut kalau 
kita lihat dating umur karbonat yang ditembus Porong-1.
 
Seismic interpretation Porong to BJP baik yang diajukan oleh Lapindo
saat pengusulan sumur dulu, maupun yang muncul di paper Arse Kusumastuti
dan para pembimbingnya di AAPG Bull 2002, masih berekspektasi bahwa sekuen 
Porong dan BJP bersamaan, hanya Porong tumbuh stage lebih tinggi daripada BJP. 
Ini wajar sebab pengetahuan regional kita untuk semua reefs isolated platform 
di Jawa
Timur memang begitu karena ridge-nya miring ke BD, sehingga akan terjadi
backstepping ke TL dan reef paling tinggi akan di timur laut dan reef
paling rendah stage-nya alias yang paling low relief akan di sisi BD.
Itu kalau semuanya Kujung I, bagaimana kalau yang duduk di situ ekivalen
Wonosari ? Belum pernah kita definisikan..

Apakah gamping di cutting 9283 ft di BJP ekivalen dengan gamping yang
ditembus Porong-1 ? Dulu SWC gamping di Porong pernah diperiksa 
paleontologinya, tetapi tak ada age-diagnostic fossils yang ditemukan. Ada 
long-ranging nannofossils,
coralline red algae, coral fragments, dan traces encrusting foram,
tetapi umurnya tak meyakinkan.

Hanya, kelebihannya, isotop Strontium pernah dilakukan untuk SWC
Porong-1 pada red algal fragment di kedalaman 8487 ft. hasil 87Sr/86
Sr-nya menghasilkan rasio 0.708548 yang kalau dikonversikan ke umur
absolute menjadi 16 Ma berdasarkan kurva isotop Sr dari Koepnick et al.
(1985). Sebuah SWC di shales di atas gamping Porong (Kalibeng) pada
kedalaman 8478 ft menghasilkan umur isotop 3 Ma. Nah...loncat 13 juta
tahun (!) -menarik sekali.

Apakah gamping Porong berumur 16 Ma itu Kujung-I yang ekivalen dengan
Kujung-I lain di Jawa Timur yang produktif itu ? Bukan. Stratigrafi Jawa Timur 
terbaru yang sudah menggunakan umur standar 
absolute berdasarkan 87Sr/86Sr and micropaleontology age dating.
Beberapa tahun belakangan ini hampir semua operator di Jawa Timur
melakukan Sr dating, ini sangat membantu pemahaman stratigrafi Jawa
Timur yang memang kompleks. Kujung I paling muda yang produktif di Jawa
Timur berumur 22 Ma (itu sedikit masuk ke lowermost Aquitanian). Gamping
Porong 6 juta tahun lebih muda dari gamping Kujung I. Ia sedikit lebih
muda dari gamping Mudi di lapangan Mudi dan Sukowati. Maka, kita tak
bisa lagi menyebutnya Kujung, bukan Prupuh, juga bukan Mudi. Saya cenderung
menyebutnya ekivalen Jonggrangan (Kulon Progo) atau Wonosari reef bagian
bawah di Peg Kidul saja sebab ini adalah reef2 yang muncul di selatan
Kendeng. Gamping yang ditembus Porong-1 itu ekivalen dengan gamping yang 
ditembus sumur Alveolina-1 di offshore selatan Yogya yang dibor Java Shell pada 
tahun 1972.
 
3. Fluida dari shale:  sumber air berasal dari kedalaman 1100-1850 m 
(berdasarkan banyak parameter); itu terjadi melalui dehidrasi clay dan proses 
modifikasi diagenetik ilitisasi. Seberapa besar, hitungan kasar saja: misalnya 
area subsidence diameternya 7 km, kemudian transformasi clay terjadi setebal 
750 m (1850 m-1100 m), dan dehidrasi clay 1m3 akan menghasilkan air 0,35 m3, 
maka air yang akan dibentuk dari seluruh dehidrasi clay ini adalah sekitar 10 
milyar3 air. Tak ada bukti air dari pasokan dalam, sebab batuan volkanik di 
bawah lempung tight, dan tak ada bukti karbonat telah ditembus. Belakangan 
muncul bahwa ada kontribusi air magmatik berdasarkan deuterium isotop pada 
kimia air, tetapi itu tak signifikan.
 
salam,
Awang

--- Pada Jum, 27/5/11, Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com> menulis:


Dari: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
Judul: Re: [iagi-net-l] Simposium Peringatan 5 Tahun Lusi (was Andang Protes)
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Cc: "Geo Unpad" <geo_un...@yahoogroups.com>, "Forum HAGI" <fo...@hagi.or.id>, 
"Eksplorasi BPMIGAS" <eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>
Tanggal: Jumat, 27 Mei, 2011, 8:07 AM


2011/5/27 Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>
>
> Tingay menambahkan bahwa hal-hal yang sudah diketahui/disimpulkan sampai saat 
> ini adalah:
>  
> - sumber lumpur adalah Formasi Kalibeng
> - terdapat reaktivasi sesar berarah BD-TL (Watukosek Fault)
> - Reaktivasi sesar ini searah dengan present-day stress state
> - Tak ada Kujung ditembus sumur, tetapi mid-Miocene carbonates
> - Fluid sources berasal dari interval yang high pressure dan high 
> permeability, bisa shales bisa karbonat

Yang menjadi pertanyaan saya soal geologinya saja :)

- Apakah kita tahu kapan terjadinya reaktivasi sesar ini ? Setelah terjadi 
semburan atau sebelum terjadi. Karena saya yakin setelah terjadi atau bahkan 
sekarang ini Patahan ini akan terus bergerak karena adanya perubahan beban 
akibat perubahan struktur ambles dsb.
- Kalau memang kujung tidak ditembus, apakah Mid Miocene Carbonat di BPJ-1 ini 
sama dengan yang Carbonate yang ditembus Porong-1 ? Karena di papernya Arse 
menyebutkan karbonate di Porong-1 ini disebut Kujung.
- Saya masih belum "ngeh" fluid dari shale, apakah karena rapid sedimentation 
sehingga proses dewatering terhambat ? dan apakah jumlah fluidnya cukup untuk 
meghasilkan semburan sebanyak ini ? Saya kira mixed atau malah didominasi fluid 
di carbonates (cmiiw)

Salam
RDP
--
"Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !"


Kirim email ke