Well done mas dan juga teman2 geologi lainnya

Avi

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
Date: Sat, 11 Feb 2012 21:29:30 
To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Saat ini jam 9 20 di TVone ada diskusi talkshow ttg sadahurip.
Narasumber , mang okim, arkeolog dan pak bupati garut.
Sore tadi saya juga didatangi TVone utk soal g padang dan sadahurip ini.
Paling tidak geologist sudah jadi berita .....

Rdp

On Saturday, February 11, 2012, Wayan Heru Young <londob...@yahoo.com>
wrote:
> Saya setuju sekali dengan Pak Danny dalam hal bahu-membahu ini..
> Memang seharusnya dalam hal ini (atau mungkin dalam setiap penelitian
arkeologi) ada masukan dari berbagai disiplin ilmu, termasuk geologi yang
cukup penting.
> Di beberapa universitas di luar negeri sudah mulai ada program S2
Geoarcheology, yang menjembatani antara ilmu geologi-geophysics dan
archeologi serta paleoantropologi.
> Keahlian menginterpretasi keadaan bawah permukaan yang dimiliki oleh
geologist/geophysics tentu akan sangat membantu archeologist.
> Geologi kan bukan hanya melulu pekerja minyak atau tambang atau sipil
saja toh?
> Salam,
> Heru
> ________________________________
> From: Danny Hilman Natawidjaja <danny.hil...@gmail.com>
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Sent: Saturday, February 11, 2012 5:36 PM
> Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
>
> Para Arkeolog sudah meneliti di Situs Gunung Padang ini sejak tahun
1980-an.
> Pak Luthfi Yondri itu salah satunya yang meniliti situs tahun 2000-an.
> Oleh para arkeolog keliatannya penelitian Situs Gunung Padang ini SUDAH
> DIANGGAP SELESAI.  Metoda arkeologi tidak akan mampu mengungkap bangunan
> yang terkubur karena SOP-nya kalau ada artefak baru bisa gali.  Kalau
> digali, misalnya, sudah 2 meter tidak ketemu artfak, ya sudah berhenti,
> tidak ada alasan lagi bagi mereka untuk mneruskan penelitian.  Pak Lutfi
itu
> tahun 2000 sudah trencing ampai sekitar 1.8 meter (ini tipikal) di
beberapa
> lokasi di atas situs.  Dia hanya ketemu lapisan dari kolom-kolom andesit
> yang ditata.  Meskipun sebenarnya kolom-kolom andesit itu sangat
> mencurigakan karena seperti dilumuri semen tapi dia kelihatannya tidak
punya
> alasan cukup kuat untuk meneruskan penggalian lebih lanjut.  Untuk
> subsurface eksploration tentunya para arkeolog tidak akan bisa, hanya
geolog
> yang bisa.  Kalau Arkeolog-nya sehebat Indiana Jones sih mungkin bisa :-)
>
> Ke depan kita memang akan lebih bahu-membahu dengan para arkeolog dan ahli
> lainnya juga. Misalnya apabila kami harus memindahkan batu-batu situs yang
> berserakan untuk keperluan nge-bor, tentu ini butuh bantuan ahli khusus
yang
> dapat memindahkan dan nanti mengembalikannya ke tempat asal persis seperti
> semula.  Untuk nge-bor lebih ke-dalampun tentu harus ada konsultasi dengan
> ahli-nya yang ngerti struktur dlsb tidak bisa asal bor saja karena kita
> berhadapan dengan produk peradaban/teknologi yang masih asing; Bisa saja
ada
> 'ranjau'nya.  Sekarang sudah saatnya kita bekerja bahu-membahu secara
> inter-disipliner pak.  "Jangan pake kacamata Kuda", kata Ok.Taufik sih
:-)
>
> Salam
> DHN
>
>
> -----Original Message-----
> From: rakhmadi.avia...@gmail.com [mailto:rakhmadi.avia...@gmail.com]
> Sent: Saturday, February 11, 2012 3:53 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
>
> Pak Sukendar Asikin ikut prihatin dg cuci darahnya dan saya sangat respect
> kepada bpk meskipun saya tidak kuliah di ITB tapi justru saya banyak
belajar
> dari teman2 UPN Yogya setelah menerima kuliah dari bpk jadi indirect saya
> ini murid bapak juga
>
> Saya kira cara penalaran pak SA sama dg yg saya rasakan bahwa bisa saja
ini
> peristiwa proses pembentukan kolumnar join yg mungkin berbarengan dg
tempat
> BUDAYA yg mirip Piramid, kalo memang ini di duga sebagai remnant of
culture
> mestinya yo Arkeolog yg turun juga, biasanya cara bongkar Arkeolog sudah
> sngat sistimatis krn mrk kuliah untuk cracking masalah yg kaya gitu
>
> Balik ke pokok masalah kalo memang ini di duga Piiramid biar Arkeolog yg
> kerja yg Geologist diluar dulu
>
> Kalo ada biaya selama dipake buat yg berbau sain saya kira ya OK2 saja
>
> Pak SA tetap semangat ya and believe you can pak
>
> Avi 0666
> Nomor cantik
>
> Powered by Telkomsel BlackBerryR
>
> -----Original Message-----
> From: Sukendar Asikin <asikin_suken...@yahoo.com>
> Date: Sat, 11 Feb 2012 15:24:48
> To: <iagi-net@iagi.or.id><iagi-net@iagi.or.id>
> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
> Cc: <iagi-net@iagi.or.id><iagi-net@iagi.or.id>
> Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
> Sebenarnya saya agak enggan untuk memberikan pendapat atau komentar
terhadap
> rame-2 "piramida" ini, karena ini akan menyalahi metoda atau cara-2 untuk
> melakukan interpretasi geologi. Waktu memberi kuliah lapangan di
> Karangsambung, saya selalu menekankan pentingnya melakukan pengamatan
> lapangan dengan teliti. Singkapan itu harus diraba, diukur unsur-2
> geologinya (jurus/kemringan bidang, orientasindan plunge kalau garis
> dll).bentuknya diperikan dll.
>
> Dari kedua piramida yang diributkan ini, tidak satupun yang saya kunjungi,
> amati apalagi melakukan pengukuran-2. Jadi singkatnya apa yang saya
> kemukakan disini, pasti akan diketawain oleh pk ADB, pk Miko, pk Sutikno
> Bronto dll. Yang disamping mereka ini adalah pakar-2 dibidangnya, juga
> bergelut di lapangan.
>
> Sejak saya

-- 
*"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"*

Kirim email ke