Saya tidak mendapatkan kesan demikian dari talk-show di TV One kemarin. Saya 
pikir Pemda Garut cukup netral bahkan positif. Yang dikatakan adalah "kalau ada 
yang mau meneliti ya silahkan saja, tidak akan dihalang-halangi"
Positif-nya tidak akan menghalang-halangi yang mau research.
RPK
  ----- Original Message ----- 
  From: taufik.ma...@gmail.com 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Saturday, February 11, 2012 10:43 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO


  Saya sejak awal kurang antusias terhadap masalah ini karena masih banyak 
potensi sumber daya alam di Garut dan sekitarnya yang lebih bermanfaat untuk 
dibahas dan dikembangkan bagi perkembangan ilmu dan kesejahteraan masyarakat 
dibandingkan masalah ini yang "mendadak hangat" (apa ada skenario lain?).

  Tapi salut dan apresiasi tinggi atas penelitian ilmiah dari para sahabat yang 
lebih pakar dan peduli (Mang Okim, Mas Andang, Pak Danny, dll) dalam aplikasi 
ilmu (geologi, arkeologi, dll) terhadap kasus ini dan yang sejenisnya.

  Sedangkan pada sisi lain dalam Talkshow di TVOne tsb, Bupati Garut (mewakili 
pemda & pemerintah?) mencoba membahas dengan prinsip pembuktian terbalik. Jadi 
itu pasti piramid dan dicari alasan untuk mendukungnya. Silakan saja dianalisa 
dan disampaikan asal logis dan tanpa rekayasa ilmiah.

  Jelas ada "benang merah" nya dan alternatif solusi menurut saya untuk terus 
diteliti secara komprehensif dan hasil penelitian ilmiah harus merdeka dan 
independen sesuai kaidah disiplin berbagai ilmu terkait. Masyarakatpun perlu 
mendapatkan penjelasan yang obyektif, sehingga boleh berpendapat sesuai 
pandangannya.

  Selanjutnya, mari bersama membangun bangsa sesuai kemampuan kita yang 
bermanfaat untuk semuanya.

  Salam akhir pekan.


  TAM
  NPA 3005


  Powered by Telkomsel BlackBerry®

------------------------------------------------------------------------------

  From: ajis...@ymail.com 
  Date: Sat, 11 Feb 2012 15:04:22 +0000
  To: <iagi-net@iagi.or.id>
  ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> 
  Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO


  Ada satu comment bupati yg gak enak, saya tidak menyuruh pak miko melakukan 
penelitian, itu mendahuluan pemda.
  Hehehe....terus maju mang okim.....

  Salam
  SA
  Sekjen IAGI 2011-2014



  sent from my @ipad

------------------------------------------------------------------------------

  From: dartadjud...@yahoo.co.id 
  Date: Sat, 11 Feb 2012 14:36:48 +0000
  To: IAGI<iagi-net@iagi.or.id>
  ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> 
  Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO


  Bupati Garut ngotot pertahankan pendapat G Sadahurip sbg pyramid dgn argumen 
bahwa secara bentuk dari tampak atas benar2 simetris. 
  Mang Okim dan Arkeolog sampaikan argumen2 ilmiah yg tdk mendukung pendapat 
Bupati, tapi tetap saja sang Bupati bertahan dgn pendapatnya.

  Wss,
  Dar
  Powered by Telkomsel BlackBerry®

------------------------------------------------------------------------------

  From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com> 
  Date: Sat, 11 Feb 2012 21:29:30 +0700
  To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
  ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> 
  Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO


  Saat ini jam 9 20 di TVone ada diskusi talkshow ttg sadahurip.
  Narasumber , mang okim, arkeolog dan pak bupati garut.
  Sore tadi saya juga didatangi TVone utk soal g padang dan sadahurip ini.
  Paling tidak geologist sudah jadi berita .....

  Rdp

  On Saturday, February 11, 2012, Wayan Heru Young <londob...@yahoo.com> wrote:
  > Saya setuju sekali dengan Pak Danny dalam hal bahu-membahu ini..
  > Memang seharusnya dalam hal ini (atau mungkin dalam setiap penelitian 
arkeologi) ada masukan dari berbagai disiplin ilmu, termasuk geologi yang cukup 
penting.
  > Di beberapa universitas di luar negeri sudah mulai ada program S2 
Geoarcheology, yang menjembatani antara ilmu geologi-geophysics dan archeologi 
serta paleoantropologi.
  > Keahlian menginterpretasi keadaan bawah permukaan yang dimiliki oleh 
geologist/geophysics tentu akan sangat membantu archeologist.
  > Geologi kan bukan hanya melulu pekerja minyak atau tambang atau sipil saja 
toh?
  > Salam,
  > Heru
  > ________________________________
  > From: Danny Hilman Natawidjaja <danny.hil...@gmail.com>
  > To: iagi-net@iagi.or.id
  > Sent: Saturday, February 11, 2012 5:36 PM
  > Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
  >
  > Para Arkeolog sudah meneliti di Situs Gunung Padang ini sejak tahun 1980-an.
  > Pak Luthfi Yondri itu salah satunya yang meniliti situs tahun 2000-an.
  > Oleh para arkeolog keliatannya penelitian Situs Gunung Padang ini SUDAH
  > DIANGGAP SELESAI.  Metoda arkeologi tidak akan mampu mengungkap bangunan
  > yang terkubur karena SOP-nya kalau ada artefak baru bisa gali.  Kalau
  > digali, misalnya, sudah 2 meter tidak ketemu artfak, ya sudah berhenti,
  > tidak ada alasan lagi bagi mereka untuk mneruskan penelitian.  Pak Lutfi itu
  > tahun 2000 sudah trencing ampai sekitar 1.8 meter (ini tipikal) di beberapa
  > lokasi di atas situs.  Dia hanya ketemu lapisan dari kolom-kolom andesit
  > yang ditata.  Meskipun sebenarnya kolom-kolom andesit itu sangat
  > mencurigakan karena seperti dilumuri semen tapi dia kelihatannya tidak punya
  > alasan cukup kuat untuk meneruskan penggalian lebih lanjut.  Untuk
  > subsurface eksploration tentunya para arkeolog tidak akan bisa, hanya geolog
  > yang bisa.  Kalau Arkeolog-nya sehebat Indiana Jones sih mungkin bisa :-)
  >
  > Ke depan kita memang akan lebih bahu-membahu dengan para arkeolog dan ahli
  > lainnya juga. Misalnya apabila kami harus memindahkan batu-batu situs yang
  > berserakan untuk keperluan nge-bor, tentu ini butuh bantuan ahli khusus yang
  > dapat memindahkan dan nanti mengembalikannya ke tempat asal persis seperti
  > semula.  Untuk nge-bor lebih ke-dalampun tentu harus ada konsultasi dengan
  > ahli-nya yang ngerti struktur dlsb tidak bisa asal bor saja karena kita
  > berhadapan dengan produk peradaban/teknologi yang masih asing; Bisa saja ada
  > 'ranjau'nya.  Sekarang sudah saatnya kita bekerja bahu-membahu secara
  > inter-disipliner pak.  "Jangan pake kacamata Kuda", kata Ok.Taufik sih  :-)
  >
  > Salam
  > DHN
  >
  >
  > -----Original Message-----
  > From: rakhmadi.avia...@gmail.com [mailto:rakhmadi.avia...@gmail.com]
  > Sent: Saturday, February 11, 2012 3:53 PM
  > To: iagi-net@iagi.or.id
  > Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
  >
  > Pak Sukendar Asikin ikut prihatin dg cuci darahnya dan saya sangat respect
  > kepada bpk meskipun saya tidak kuliah di ITB tapi justru saya banyak belajar
  > dari teman2 UPN Yogya setelah menerima kuliah dari bpk jadi indirect saya
  > ini murid bapak juga
  >
  > Saya kira cara penalaran pak SA sama dg yg saya rasakan bahwa bisa saja ini
  > peristiwa proses pembentukan kolumnar join yg mungkin berbarengan dg tempat
  > BUDAYA yg mirip Piramid, kalo memang ini di duga sebagai remnant of culture
  > mestinya yo Arkeolog yg turun juga, biasanya cara bongkar Arkeolog sudah
  > sngat sistimatis krn mrk kuliah untuk cracking masalah yg kaya gitu
  >
  > Balik ke pokok masalah kalo memang ini di duga Piiramid biar Arkeolog yg
  > kerja yg Geologist diluar dulu
  >
  > Kalo ada biaya selama dipake buat yg berbau sain saya kira ya OK2 saja
  >
  > Pak SA tetap semangat ya and believe you can pak
  >
  > Avi 0666
  > Nomor cantik
  >
  > Powered by Telkomsel BlackBerryR
  >
  > -----Original Message-----
  > From: Sukendar Asikin <asikin_suken...@yahoo.com>
  > Date: Sat, 11 Feb 2012 15:24:48
  > To: <iagi-net@iagi.or.id><iagi-net@iagi.or.id>
  > Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
  > Cc: <iagi-net@iagi.or.id><iagi-net@iagi.or.id>
  > Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
  > Sebenarnya saya agak enggan untuk memberikan pendapat atau komentar terhadap
  > rame-2 "piramida" ini, karena ini akan menyalahi metoda atau cara-2 untuk
  > melakukan interpretasi geologi. Waktu memberi kuliah lapangan di
  > Karangsambung, saya selalu menekankan pentingnya melakukan pengamatan
  > lapangan dengan teliti. Singkapan itu harus diraba, diukur unsur-2
  > geologinya (jurus/kemringan bidang, orientasindan plunge kalau garis
  > dll).bentuknya diperikan dll.
  >
  > Dari kedua piramida yang diributkan ini, tidak satupun yang saya kunjungi,
  > amati apalagi melakukan pengukuran-2. Jadi singkatnya apa yang saya
  > kemukakan disini, pasti akan diketawain oleh pk ADB, pk Miko, pk Sutikno
  > Bronto dll. Yang disamping mereka ini adalah pakar-2 dibidangnya, juga
  > bergelut di lapangan.
  >
  > Sejak saya

  -- 
  "Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"

Kirim email ke