Lho yang penting sekarang itu kita apa bagaimana.
Kalau ngandelin cerita nenek moyang kata orang sunda "ngeukeuweuk payung butut"
Hehe mungkin salah nulisnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Ery Arifullah <eariful...@yahoo.com>
Date: Wed, 15 Feb 2012 12:40:32 
To: <iagi-net@iagi.or.id><iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Maaf baru ikutan nimbrung...
Andaikan gn. padang memang piramid maka Indonesia dicatat sebagai salah pusat 
peradaban dunia. Mungkin psikologi kita naik karena sebagai cucu dari nenek 
moyang berperadaban tinggi. Psikologi yg naik itu apa bisa memperbaiki masa 
depan Indonesia?

Salam,
Ery Arifullah
NPA: 2525

Sent from my iPad

On Feb 15, 2012, at 9:31, Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com> wrote:

> Berpendapat bahwa di Indonesia ada piramida (seperti piramida2 di kompleks 
> Giza di Mesir yang umurnya sekitar 2500 SM) memang suatu pendapat/ide yang 
> terasa 'bizzare', 'wah', 'ide gila' sulit dinalar...maka wajar saja kalau 
> dibilang 'it is possible but unlikely'.
> 
> Tetapi sebentar dulu, kita sering berpikir dikurung oleh pengetahuan yang 
> sudah baku, sehingga kalau ada pikiran di luar itu (katakanlah di luar 
> mainstream) lalu kita mengatakannya mengada-ada. Saya pikir sejarah sains 
> dicirikan oleh hal ini, ada orang2 yang berpikir di luar kemapanan, lalu 
> ditolak habis2an oleh kemapanan, padahal di kemudian hari ternyata mereka 
> justru yang benar. Dari heliosentris Brahe dan Copernicus, teori evolusi 
> Darwin, relativitas Einstein, continental drift Wegener, dll saya pikir penuh 
> idea 'bizzare' pada awalnya.
> 
> Kasus Sadahurip dan Gunung Padang adalah kasus sejarah atau lebih tepat masa 
> prasejarah. Pengetahuan kita tentang prasejarah sangatlah kurang karena 
> jumlah artefak yang telah ditemukan jauh lebih sedikit daripada panjang 
> masanya sendiri. Para geologist dalam hal ini lebih beruntung daripada para 
> ahli arkeologi sebab singkapan batuan jauh lebih banyak daripada artefak atau 
> fosil hominid. Nah, pengetahuan dengan bukti yang sangat sedikit ini jangan 
> lantas menjadi pengukur pengetahuan kita masa kini maupun ke depan. 
> Maksudnya, mengapa 'unlikely' ada piramida di Indonesia, bisa saja kita belum 
> menemukannya sebab menemukan artefak itu lebih sering tak sengaja. Menemukan 
> singkapan bisa kita analisis dan buktikan dengan rekonstruksi lapangan dll. 
> Menemukan artefak, harus ada pemicunya dulu secara tak sengaja.
> 
> Piramida di dunia tak hanya piramida2 Giza di Mesir, itu memang yang paling 
> terkenal, sehingga pikiran kita selalu terkurung olehnya sebab publikasinya 
> paling banyak. Di Mesir ada sekitar 170 piramida telah ditemukan, dengan 
> berbagai bentuk dari berbagai dinasti Firaun. Salah satu bentuknya adalah 
> step pyramid, yang sangat mirip 'punden berundak' di Indonesia, dan justru 
> model ini yang paling mendunia, ada di banyak negara, bukan model 'square 
> pyramid' ala piramida2 Giza. 
> 
> Punden berundak adalah salah satu tradisi megalitik Indonesia yang terkenal, 
> ditemukan di banyak tempat di Indonesia. Secara geometris, ini adalah step 
> pyramid. Gunung Padang dan Borobudur dibangun dengan sistem punden berundak, 
> step pyramid. 
> 
> Geometri piramid, mengerucut, menyempit ke atas, bukan barang aneh bagi 
> tradisi kebudayaan prasejarah-sejarah Indonesia. Pengundakan sawah dan ladang 
> (terasering), penyucian gunung sebagai tempat kediaman Sang Mahakuasa 
> (misalnya Di-Hyang/Dieng -tempat bersemayamnya Sang Mahakuasa) adalah tradisi 
> sejarah/prasejarah Indonesia juga. Maka Gunung Padang dijadikan situs 
> penyembahan Gunung Gede pada masanya, juga barangkali  Sadahurip pernah 
> dipakai untuk tempat penyembahan gunung2 di sekelilingnya 
> (Sadakeling-Talagabodas-Galunggung-Karacak-Cikuray-Guntur), bisa2 saja.
> 
> Secara ringkas, buat saya 'pyramid in Indonesia is possible and likely'
> 
> Salam,
> Awang
> 
> --- Pada Rab, 15/2/12, Benyamin Sapiie <bsap...@geodin.net> menulis:
> 
>> Dari: Benyamin Sapiie <bsap...@geodin.net>
>> Judul: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
>> Kepada: iagi-net@iagi.or.id
>> Tanggal: Rabu, 15 Februari, 2012, 6:16 AM
>> Saya juga setuju bahwa piramid sebuah
>> hipotesa kenapa tidak tapi
>> kemungkinannya kecil karena tidak pernah ada bukti2
>> kebudayaanm
>> arkeologi dan lainya yg mendukung kehadirannya. Yet, saya
>> juga bukan
>> ahli kebudayan maupun arkeologi yang bisa mengatakan hal
>> ini.
>> Geolistirik dan geofisika tools lainnya memerlukan
>> interpretasi bahkan
>> sudah ada pemboraanpun masih memerlukan analisa yang
>> detail.
>> Perdebatan scientific seharus dilakukan dengan data dan
>> level yang
>> sama serta berimbang supaya tidak lebih jelas apa yang
>> dipermasalahkan
>> (termasuk perkara kemenyan). Walaupun hal ini juga tetap
>> tidak akan
>> menstop para pendukung piramida untuk tetapa yakin bahwa itu
>> ada.
>> Sebagai contoh masih banyak yang anti-tektonik teori,
>> misalnya
>> expanding earth (Carey).  Kalau sudah universal seperti
>> hukum
>> gravitasi baru mungkin akan susah dibantah.  Sebaik
>> sharing informasi
>> saja antara pro dan kontra biar bisa saling mengisi dan
>> argumen yang
>> dibicarakan lebih jelas.
>> 
>> Salam,
>> 
>> Ben Sapiie
>> 
>> 2012/2/14  <koeso...@melsa.net.id>:
>>> Yg masalah adalah justru geolistrik ini yg gambar hasil
>> processingnya saja tdk pernah dapat diperlihatkan secara
>> jelas, apakah lintasannya dilewatkan outcrop yg diamati Pak
>> Miko, bagaimana garis2 lintasannya, apakah ada basemap-nya.
>> Ya selama gambar penampang geolistrik tdak diperlihatkan,
>> kalau saya ditanya pendapat saya: pyramid? Yes it is
>> possible, but unlikely. Kita kan dididik dan dilatih untuk
>> mengidentifikasikan gejala geologi dari bentuk morfologi dan
>> singkapannya, ditambah drilling data. Saya khawatir walaupun
>> sudah dibor para proponent piramide tdk akan mengalah
>> walaupun ruangan  tdk diketemukan. Begitupun para
>> anti-pyramid tdk akan percaya walaupun rongga2 diketemukan,
>> kecuali ada artefak yg diketemuan dalam rongga2 yg berbentuk
>> ruang dg tembok datar jika bisa dilihat dg downhole camera.
>> RPK
>>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>>> 
>>> -----Original Message-----
>>> From: mufar...@gmail.com
>>> Date: Tue, 14 Feb 2012 14:53:11
>>> To: <iagi-net@iagi.or.id>
>>> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
>>> Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN
>> PAK YATNO
>>> 
>>> Pak Danny,
>>> Ini kayak tebak-tebak buah manggis saja, setiap
>> argumentasi selalu dipatahkan dengan kalimat "geolistrik
>> gunung padang gak begitu" hehehe
>>> 
>>> Tapi memang itu yg bikin org penasaran ya
>>> 
>>> Cheers
>>> Razi
>>> 
>>> -----Original Message-----
>>> From: "Danny Hilman Natawidjaja" <danny.hil...@gmail.com>
>>> Date: Tue, 14 Feb 2012 11:51:45
>>> To: <iagi-net@iagi.or.id>
>>> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
>>> Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN
>> PAK YATNO
>>> Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat
>> menarik dan berguna.
>>> Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya
>> (seperti Geolistrik atau
>>> Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan
>> lebih bermanfaat lagi
>>> untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang,
>> dari penampang
>>> geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa
>> cinder cone ini.
>>> 
>>> Salam
>>> DHN
>>> 
>>> -----Original Message-----
>>> From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com]
>>> Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
>>> To: iagi-net@iagi.or.id
>>> Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN
>> PAK YATNO
>>> 
>>> Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.
>>> 
>>> Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak
>> nemukan volkanik neck di
>>> bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil
>> geolistrik.
>>> Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang
>> geolistriknya cukup
>>> panjang.
>>> Powered by Telkomsel BlackBerryR
>>> 
>>> -----Original Message-----
>>> From: "Yustinus Suyatno Yuwono" <yuw...@gc.itb.ac.id>
>>> Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02
>>> To: <iagi-net@iagi.or.id>
>>> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
>>> Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN
>> PAK YATNO
>>> Rekan rekan Yth.
>>> 
>>> Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil
>> (biasanya tingginya hanya
>>> ratusan meter saja) yang disebut "cinder cone" (bhs
>> Prancisnya "Cone de
>>> cendre"). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya
>> sangat kompleks,
>>> bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui
>> juga, dari permukaan
>>> gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat
>> erupsi seperti
>>> kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug
>> dsb. Yang Nampak hanya
>>> bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative
>> loose, mudah tererosi
>>> membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan
>> suatu erupsi, biasanya
>>> tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di-
>> erupsikan mirip kembang api
>>> raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat
>> erupsi bahkan menutupi
>>> volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh
>> untuk G. Kiamis, Garut
>>> (selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya
>> berupa obsidian yang
>>> tersingkap dekat Desa Toblong)
>>> 
>>> Salam,
>>> Yatno
>>> 
>>> 
>>> -----Original Message-----
>>> From: Sujatmiko [mailto:m...@cbn.net.id]
>>> Sent: Friday, February 10, 2012 4:42 PM
>>> To: iagi-net@iagi.or.id
>>> Subject: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK
>> YATNO
>>> 
>>> Pak Yatno dan rekan-rekan IAGI yang budiman,
>>> 
>>> Terima kasih atas masukan dan pencerahan Pak Yatno yang
>> begitu berharga.
>>> Seperti halnya pak Yatno, menjelang akhir acara diskusi
>> Bencana Katastropik
>>> Purba ( BKP ) di Jakarta tanggal 7 Februari 2012, Prof.
>> Sutikno Bronto,
>>> penulis Publikasi Khusus GEOLOGI GUNUNG API PURBA
>>  mengingatkan Tim BKP agar
>>> lebih berhati-hati kalau berbicara tentang
>> kegunung-apian, apalagi yang
>>> berhubungan dengan gunung api purba. Beliau rupanya
>> menengarai adanya
>>> asumsi-asumsi atau interpretasi yang tidak sesuai
>> dengan ilmu yang beliau
>>> tekuni dan pengalaman lapangan yang beliau miliki.
>> Pertimbangan dan masukan
>>> beliau rupanya bagaikan angin lalu, dipatahkan oleh
>> interpretasi hasil
>>> geolistrik yang sebetulnya masih harus dibuktikan
>>  kebenarannya.
>>> 
>>> Dari perspektif arkeologi, pertimbangan yang diberikan
>>  oleh para pakar
>>> arkeologi, baik dari Balar Bandung , Puslit Arkenas
>> Jakarta, dan lain
>>> sebagainya, sami mawon, dipatahkan oleh interpretasi
>> hasil geolistrik dan
>>> hasil pemboran inti yang diameter mata bornya  hanya
>> beberapa sentimeter
>>> saja. Ruang kosong yang dilalui oleh mata bor langsung
>> diinterpretasikan
>>> sebagai ruang budaya ciptaan manusia zaman baheula.
>> Demikian juga 3 lapisan
>>> pasir halus yang diperkirakan sebagai pasir yang sudah
>> disaring oleh tangan
>>> manusia , yang konon sengaja disusun  sebagai peredam
>> gempa untuk melindungi
>>> bangunan "piramida" G. Padang ( dari pengamatan quick
>> look, pasir halus
>>> tersebut mirip dengan volcanic ash ).
>>> 
>>> Dari kajian geologi, singkapan lava segar / lapuk yang
>> ditemukan di kaki ,
>>> di lereng, sampai di puncak G. Sadahurip, yang menurut
>> pelajaran geologi
>>> dasar dapat memberikan kesimpulan  bahwa gunung
>> tersebut merupakan satu
>>> kesatuan produk gunung api masif, sami mawon, tidak
>> berlaku lagi karena
>>> dugaan adanya anomali geolistrik di perut gunungnya.
>> Kesimpulan dari Prof.
>>> Sutikno Bronto bahwa G. Sadahurip adalah tinggalan
>> gunung api purba, juga
>>> dipatahkan karena gunung tersebut tidak menunjukkan
>> adanya kaldera atau vent
>>> erupsi ( padahal fenomena semacam ini cukup lazim di
>> gunung api purba dan
>>> bahkan masuk dalam klasifikas gunung api dari Arthur
>> Holmes, 1984 ).
>>> 
>>> Diumumkan ke seluruh jagad
>>> 
>>> Untuk saat ini, " Indonesia " bisa berbangga karena
>> Staf Khusus Presiden
>>> telah berani mengumumkan ke seluruh jagad bahwa 2 dari
>> 7 temuan piramida di
>>> dunia terdapat di Indonesia yaitu G. Sadahurip di Garut
>> dan G. Padang di
>>> Cianjur. Klaim ini tampaknya didukung penuh oleh
>> Presiden SBY yang langsung
>>> menginstruksikan : LANJUTKAN !!!
>>> 
>>> Akhirul kata, marilah kita semua do'akan semoga
>> keyakinan Staf Khusus
>>> Presiden dengan Tim BKP- nya akan terbukti. Seandainya
>> benar-benar terbukti,
>>> maka mang Okim perkirakan akan banyak profesional di
>> bidang Geologi,
>>> Arkeologi , dan Gunung Api Purba yang akan menanggalkan
>> profesinya dan
>>> beralih ke jurusan geolistrik. Tetapi kalau tidak
>> terbukti - - - apa kata
>>> anak cucu kita - - - ta' iya !!!
>>> 
>>> Salam Cinta Geologi,
>>> 
>>> Mang Okim
>>> 
>>> -----Original Message-----
>>> From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id]
>>> Sent: 10 Februari 2012 14:10
>>> To: iagi-net@iagi.or.id
>>> Subject: RE: [iagi-net-l] Gn Padang Coring
>>> Subject: RE: [iagi-net-l] Gn Padang Coring
>>> 
>>> Brisik amat sih ya diskusi pyramid (????) ini?
>>> 
>>> Pertanyaan saya sederhana sekali: Yang involved project
>> ini ada ahli- nya
>>> batuan volkanik (volcanic products, volcanic
>> stratigraphy, etc. tidak sih?
>>> 
>>> Setahu saya yang telah belajar volkanik cukup lama ini,
>> stratigrafi volkanik
>>> sangat kompleks dan sangat berbeda dengan stratigrafi
>> sedimen. Di daerah
>>> volkanik juga umum sekali dijumpai rongga yang
>> berukuran bervariasi, salah
>>> satu rongga yang besar (tinggi bisa 2-3m panjang
>> beberapa km) disebut lava
>>> tube, sehingga jeep bias jalan- jalan masuk rongga ini.
>> Belum lagi adanya
>>> proses alterasi yang memproduksi mineral lempung
>> melimpah (bisa salah tafsir
>>> bila dilihat dari resistivity).
>>> Di Dieng ada rongga- rongga ini membentuk guha, sering
>> dipakai bertapa atau
>>> samadi para praktisi kerohanian.
>>> Di Cokrotulung (lereng timur G. Merapi) ada mata-air
>> dengan debit lebih dari
>>> 2500 l/det. Debit sebesar ini saya perkirakan hanya
>> bias terjadi bila air
>>> tanah melalui rongga- rongga bawah tanah barangkali
>> semacam lava tube, mirip
>>> sungai bawah tanah di carst topography.
>>> Sharing pengalaman saja.
>>> 
>>> Salam,
>>> Yatno ITB (YSY)
>>> 
>>> -----Original Message-----
>>> From: Ruskamto [mailto:rsoeri...@yahoo.com]
>>> Sent: Friday, February 10, 2012 7:32 AM
>>> To: iagi-net@iagi.or.id
>>> Subject: Re: [iagi-net-l] Gn Padang Coring
>>> 
>>> Betul Pak RPK. Pemboran tersebut baru membuktikan;
>> kalau ada loss berarti
>>> ada rongga... Interpretasi rongga dengan kamar masih
>> sangat spekulatif.  Di
>>> kedalaman 8m pada lerengan, potensi adanya rekahan yang
>> terisi pasir
>>> penyebab loss circ juga mungkin.  Kalau dari data bor
>> inti 1 in, bagaimana
>>> membedakan boulder andesite dengan slab bikinan manusia
>> ?,  menurut saya
>>> juga masih spekulatif dan multi tafsir..
>>> Ruskamto 1061
>>> -----Original Message-----
>>> From: koeso...@melsa.net.id
>>> Date: Thu, 9 Feb 2012 07:27:42
>>> To: <iagi-net@iagi.or.id>
>>> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
>>> Subject: Re: [iagi-net-l] Gn Padang Coring
>>> 
>>> Ya utk membuktikan adanya bangunan lama dan bukan
>> alami, yg memastikan kan
>>> adanya ruangan kosong. Kalau tdk diketemukan, ya tentu
>> down-hole camera tdk
>>> perlu. Jadi kalau mencari bangunan tua (tertimbun) dg
>> pemboran harus
>>> dipersiapkan down-hole camera, dg antisipasi
>> diketemukan rongga, utk
>>> menentukan pakah rongga alami (gua) atau rongga buatan.
>> Kalau rongga2 tdk
>>> diketemukan tentu camera tdk diperlukan. Tapi saya
>> sangsi apakah bisa
>>> dibedakan antara pasir halus buatan dg pasir halus
>> alami, kecuali jika
>>> rongga itu diisi 'bedak' barangkali, kurang masuk akal
>> kalau orang zaman
>>> dulu khusus buat pasir buatan, orang modern saja pake
>> pasir alami untuk
>>> campuran beton.
>>> Powered by Telkomsel BlackBerryR
>>> 
>>> -----Original Message-----
>>> From: mufar...@gmail.com
>>> Date: Thu, 9 Feb 2012 07:02:50
>>> To: <iagi-net@iagi.or.id>
>>> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
>>> Subject: Re: [iagi-net-l] Gn Pa

--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
--------------------------------------------------------------------------------
Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.
--------------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke