Itu airtanah dalam. Kalau yang dangkal yaa tak setua itulah. Kan ada juga daerah resapan yang dekat.
Powered by Telkomsel BlackBerry® -----Original Message----- From: Agus Mochamad Ramdhan <agusmr1...@yahoo.com> Date: Mon, 27 Feb 2012 05:29:07 To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG Yth. Pak Bandono, Betul Pak, saya pernah juga mendengarkan presentasi isotop airtanah Bapak dari Batan, airtanah di Jakarta Utara memang berumur sangat tua, ada yang sampai berumur 10.000 Tahun. Kalau berumur 10.000 Tahun, sepertinya akan sulit untuk melakukan penggantian airtanah tersebut secara alamiah (mengandalkan dari daerah resapan). Diambil atau tidak diambil di daerah resapan, tetap akan terjadi amblesan kalau umur airnya demikian tua. Di daerah seperti ini, yang dapat dilakukan mungkin adalah program injeksi airtanah dalam. Tapi hal inipun tidak dapat mengembalikan tanah yang ambles, karena prosesnya yang irreversible. Berbicara mengenai amblesan tanah, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan: airtanah, beban bangunan, kompaksi alamiah, dan tektonik. Hal ini sangat menarik terutama untuk kota besar seperti Jakarta, dimana keempat faktor tersebut sangat boleh jadi hadir secara bersamaan. Salam, Agus MR ________________________________ From: Bandono Salim <bandon...@gmail.com> To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, 27 February 2012 8:04 PM Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG Ia aku pernah iseng ukur air tanah dari bogor baru sampai jakarta utara 10.000thn. Masalahnya kalau dihulu diambil, air tua tak tergantikan, penyedotan akan mengakibatkan amblesan dan membuatnya jadi daerah banjir. Hwarakadal mau apa? Powered by Telkomsel BlackBerry® ________________________________ From: Agus Mochamad Ramdhan <agusmr1...@yahoo.com> Date: Mon, 27 Feb 2012 04:59:20 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG Ikut urun rembug mengenai daerah resapan ini…Sering terjadi perdebatan mengenai daerah resapan ini: apakah airtanah di daerah resapan boleh diambil atau tidak?. Beberapa regulasi kalau saya tidak salah mempersyaratkan bahwa tidak boleh terjadi pengambilan airtanah di daerah resapan. Padahal, kalau menurut buku-buku teks hidrogeologi, justru pengambilan airtanah ‘dianjurkan’ untuk dilakukan di daerah resapan, dibandingkan dengan di daerah-daerah lainnya. Beberapa argumen yang diajukan untuk mendukung hal ini antara lain adalah: - Air di daerah resapan berumur relatif muda, sehingga tidak diperlukan waktu yang lama untuk pengisiannya. Di daerah bukan resapan (sebagai contoh daerah aliran), airtanah dapat berumur cukup tua. Sebagai contoh, analisis isotop di beberapa sumur airtanah di daerah Bandung Tengah (bukan daerah resapan) yang dilakukan oleh PAG (Pusat Airtanah dan Geologi Lingkungan/dulunya GTL) menunjukkan umur airtanah yang cukup fantastis, yaitu ribuan tahun (mungkin kawan-kawan PAG bisa menambahkan hal ini). Artinya di daerah bukan resapan ini, butuh ribuan tahun untuk airtanahnya dapat diisi kembali. Mungkin kita bisa sebutkan bahwa airtanah di daerah-daerah seperti ini adalah practically unrenewable resources. Sedihnya, airtanah yang relatif bagus itu, yang practically unrenewable itu, kadang-kadang digunakan sembarangan, misalnya hanya untuk mencuci motor bakar…ah… - Secara teori juga, di daerah resapan ini terdapat zona yang dinamakan ‘rejected recharge’, zona dimana air yang masuk ‘ditolak’ untuk meresap karena berbagai alasan hidrogeologis. Pengambilan airtanah di daerah recharge akan mengurangi ‘rejected recharge area’. Mungkin simplenya: semakin banyak air yang diambil di daerah resapan, semakin berkurang kejenuhan tanahnya, sehingga semakin banyak yang meresap. Jadi, sehubungan dengan konservasi airtanah, yang harus dilakukan di daerah resapan adalah mempertahankan fungsi resapannya, bukan tidak boleh mengambil airtanahnya. Correct me if I am wrong… Agus MR ________________________________ From: "lia...@indo.net.id" <lia...@indo.net.id> To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, 27 February 2012 7:35 PM Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG Kebanyakan masyarakat sungai itu dijadikan "tempat sampah" bahkan "septitank" alias " WC terpanjang" , cara pandang terhadap sungai ini menimbulkan pola rumah rumah yg berada di pinggiran sungai selalu membelakangi sungai, padahal sungai oleh sebagain masyarakat juga dijadikan sumber air bahkan sebagai sumber air minum ( diolah untuk PAM ), kita lihat sungai Ciliwung sepanjang alirannya banyak sekali rumah rumah yg didirikan dan membelakangi sungai , sehingga limbah rumah tanggga ( dan juga industri RT ) semuanya masuk sungai , bahkan dibearapa tempat banyak pralon yg langsung mengalirkan libah dari RT , akibatnya saat ini kandungan bakteri coli Ciliwung sudah jauh diatas ambang batas nya sudah mencapai 80 %, begitu juga BOD ( biological oxygen demand) dan COD nya ( chemical oxygen demand ), sehingga sudah tidak layak untuk keperluan apapun.Hal ini diperparah dg " sampah sampah kiriman " dari hulu serta tingkat pencemaran lainnya , kalau diamati aliran sungai ini ketika masih di hulu nya Bogor warnanya masih agak bening-coklat muda , begitu masuk DKI mulai coklat tua dan setelah Manggarai sudah kehitam hitaman......, saya selalu amati kalau ada Banjir airnya bercampur bawur dg segala macam sampah , apalagi kalau banjir tsb baru pertama kalinya ( awal musim hujan )............Oleh karena itu cara Pandang thd sungai ini perlu dirubah , Sungai sebagai "taman" atau tempat "wisata' shg rumah rumah yg didirikan dipinggir sungai harus menghadap ke Sungai bukannya membelakanginya......sungai tidak lagi sebagai tempat buang sampah.. ISM > Klita sangat butuh banyak masukan untuk bisa meyakinkan > pemerintah dan dpr serta masyarakat umum tentang > menyelamatkan air ini, makin banayka masukan akan berguna > untuk kita. Nantinya setiap masukan yg didukung data ilmiah > dan akurat akan kita bukukan untuk diberikan pada seluruh > stake holder yg ikut Workshop Selamatkan air tg 23 April > 2012 di ITS Surabaya. > AW > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > -----Original Message----- > From: "Bandono Salim" <bandon...@gmail.com> > Date: Mon, 27 Feb 2012 11:04:42 > To: <iagi-net@iagi.or.id> > Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id> > Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG > > Setahu saya, kalau ada pohon besar akarnya mampu membuat > tanah berpori dan permeable, sehingga air bisa meresap dan > tertahan. Makin banyak pohon makin mudah air meresap dan > tersimpan. Beberapa literatur mengatakan satu pohon sejenis > beringin/trembesi dpt menyimpan sampai 40mkbk. (Anda dpt > hubungi supardiono sobirin untuk ini). Kalau tanah miring, > yaa terjadi larian. Untuk meresap diperlukan waktu untuk > tergenang. Maka akar pohon akan menuntun air meresap kedalam > tanah. Ini yang aku tahu. Tambahkan ilmu Anda. > Salam. > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > -----Original Message----- > From: Fajar Lubis <fajardich...@yahoo.com> > Date: Mon, 27 Feb 2012 15:27:47 > To: amien widodo<amienwid...@yahoo.com>; > iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id> Reply-To: > <iagi-net@iagi.or.id> > Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG > Kurang jelasnya di kriteria hidrogeologinya pak, > > Apa yang menjadi dasar kawasan itu resapan mutlak, terbatas > dan terbatas ketat? Nilai infiltrasi, Intensitas curah > hujan, besaran konduktifitas hidraulik, parameter kimia > fisik atau parameter lainnya? > > Kalau permasalahan penggunaan untuk hunian, itu adalah > salahsatu implikasi tata ruangnya dan untuk yang satu ini > kita juga harus mempertimbangkan unsur resapan buatan yang > memungkinkan untuk mengatasi masalah ini. > > Untuk permasalahan debit sungai yang berkurang, ini harus > dilihat satu persatu masalahnya. Apakah karena semakin > banyak pengguna? berkurangnya debit mataair atau....(bisa > ditambahkan jika perlu). > > > Salam, > Fajar (2114) > "diskusi yang menarik.. atau kita pindah ke gelanggangnya > Bang Bosman dulu?" > > > > > ________________________________ > From: amien widodo <amienwid...@yahoo.com> > To: Fajar Lubis <fajardich...@yahoo.com>; > "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> Sent: Monday, > February 27, 2012 12:14 PM > Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG > > > P Fajar, > > Saya share tulisan ini saya sangat berharap dari bapak-bapak > dan ibu ibu semuanya tertarik dan mau menyumbangkan > pikiran/tulisan/tekonologi untuk menyelamatkan air, karena > saat ini air lebih banyak mengalir sebagai air banjir. > > > Ada yang usul segera ditetapkan KAWASAN RESAPAN MUTLAK, > KAWASAN RESAPAN TERBATAS, KAWASAN TERBATAS KETAT . Kurang > jelasnya dimana pak? KAWASAN RESAPAN MUTLAK ( kawasan yang > hanya untuk resapan, tidak boleh ada hunian sama sekali), > KAWASAN RESAPAN TERBATAS (kawasan resapan dengan sedikit > hunian (pedesaan), KAWASAN RESAPAN TERBATAS KETAT (kawasan > resapan dengan hunian permukiman modern dan diharusan > membangun air limbah komunal, > > Beberapa sungai di Jawa Timur yang dulunya berair saat musim > kemarau sekarang tidak ada atau debitnya sangat kurang > sehingga masyarakat menggunakan air tanah untuk pertanian. > > Ada usulan pak? > > AW ___________________________________________________________ indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id -------------------------------------------------------------------------------- PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com -------------------------------------------------------------------------------- Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. -------------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------------------------