Pamswakarsa? Ndak Pak. Itu mah proyek percaloan yang sekarang bermutasi
menjadi lembaga-lembaga "adat" dengan semboyan "Ada duit, lawan melayang,
gak ada duit, kau dibogem."

Gak, gak selevel Pamswakarsa. Contoh riil nya mungkin seperti yang sudah
saya katakan tadi: rakyat bahu membahu mengusir penjajah. Di jaman "damai"
ini, mungkin rakyat perlu disatukan, bahu membahu membangun dan menolak
influens luar yang terlalu intervensi. Ketika semua sudah dirasa bisa
membela diri dan terkoordinir rapih, dimulailah dissolusi angkatan
bersenjata yang tujuannya melawan eksternal. Diperkuatlah internal
strength. Semua saling berkoordinasi, semua saling mengawasi.

Ada satu cerita di seri Malazan: Book of The Fallen, di buku kelima
"Midnight Tides" dan ketujuh  "Reaper's Gale." Di situ ada sebuah bangsa
yang bangga akan kebudayaannya, lalu ditaklukkan oleh sebuah bangsa barbar
yang bersenjatakan lebih kuat (magis). Tapi bangsa ini malah hampir tidak
berubah, meski bangsa barbar itu duduk di tahta dan pemerintahan. Mereka
masih mempertahankan budaya mereka dan memasang semacam filter sehingga
bangsa penakluk tak bisa berbuat apa-apa dalam memerintah. Mereka menjajah,
tapi secara semu dan superfisial saja. Penjajah pun terpaksa menyerehkan
kekuatan magis mereka untuk dijadikan senjata pelindung bangsa ini, kalau
gak mau mereka kehilangan kekuatan.

Mereka punya internal strength yang tinggi sehingga impurities bisa
diabsorb, dan malah memperkuat mereka.

Bisakah negeri ini seperti itu?

Sementara ini tidak. Negara kecil aja bisa ngangkangin.....



2012/3/6 kartiko samodro <kartiko.samo...@gmail.com>

> maksudnya pamswakarsa ?
> sekarang saja sudah kebanyakan pamswakarsa / ormas yang lebih galak
> daripada polisi / tentara kok..
> masalahnya berani galak sama yang lebih lemah / sedikit.
> kalau kata orang sih..."bangsa pemarah tapi penakut"
>

Kirim email ke