benar sekali Pak, daripada energi itu hilang begitu saja dengan berlalunya angin, mending ditabung.
________________________________ From: "koeso...@melsa.net.id" <koeso...@melsa.net.id> To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, March 9, 2012 1:46 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Akhirnya hidrogen itu hanya untuk menyimpan energi saja, energy storage, supaya bisa dibawa-bawa, sama seperti batere, bukan sumber energi. Energi itu bisa disimpan secara kimiawi seperti baterai, hidrogen, dsb, tdak berarti menghasilkan energi. Minyak bumi batubara juga adalah bahan yg menyimpan secara kimiawi enegi yg berasal dari matahari yg dikumpulkan secara alami dan disimpan jutaan tahun. Penyimpanan alami ini dapat disebut sumber energi, yg akan hilang/habis juga tdk bisa diisi ulang. Penyimpanan buatan manusia seperti batere dapat diisi ulang atau hidrogen dapat dibuat ulang, tetapi harus dari sumber energi lain, jadi sebetulnya bukan sumber energi. Inilah renungan falsafah mengenai energi. Gitu! Powered by Telkomsel BlackBerry® ________________________________ From: Franciscus B Sinartio <fbsinar...@yahoo.com> Date: Thu, 8 Mar 2012 22:29:43 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Air di elektrolisa jadi Hydrogen, barangkali pak. memang Hydrogen bisa jadi sumber energy, tetapi energy yang diperlukan untuk electrolisa jauh lebih besar daripada energy yang dihasilkan oleh hydrogen yang dihasilkan. terus bagaimana supaya ekonomis? mungkin salah satu kemungkinan adalah dengan meng electrolisa nya memakai energy yang gratis dan terbarukan seperti energy matahari atau angin, atau gelombang laut atau energy lainnya energy2 itu bukan hanya gratis dan terbarukan tetapi juga hilang begitu saja "potential energy" nya kalau tidak dipakai. hasilnya memang kecil, tetapi ini salah satu langkah untuk menabung energy. dan bisa mentrigger riset electrolisa, siapa tahu ada cara electrolisa yang lebih efisien. selamat berakhir pekan. fbs ________________________________ From: bob yuris <bopol...@yahoo.com> To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id>; "bandon...@gmail.com" <bandon...@gmail.com> Sent: Friday, March 9, 2012 6:42 AM Subject: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Pak kalau emang ada alat tersebut dan mudah didapatkan secara bebas maka milis ini pun bubar, mayoritas anggota sibuk golek gaweaan baru pak Dikirim dari Yahoo! Mail untuk Android ________________________________ From: Bandono Salim <bandon...@gmail.com>; To: Iagi <iagi-net@iagi.or.id>; Subject: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Sent: Thu, Mar 8, 2012 9:29:07 PM Sebagai pengganti bensin, sdh ada juga percobaan dan alatnyasudah dijual di jkt, dan anda bisa bikin sendiri. hasil elektrolisa air. Lbh brsih bagi lingkungan. Sangat terabaikan krn tidak memberi keuntungan? Kita bisa pakai air dan jual minyak kan? Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® ________________________________ From: yoga suryanegara <yoga_suryaneg...@yahoo.com> Date: Thu, 8 Mar 2012 13:06:17 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Jadi ingat yang pernah disampaikan seorang ahli minyak Indonesia pak Kurtubi dalam sebuah wawancara Beliau menyatakan bahwa harga BBM di Indonesia selayaknya adalah setara dengan harga produksi dan bukan setara dengan harga pasar bebas. Mungkin ada yang mau memberi sedikit pencerahan, apa dengan rencana harga kenaikan pemerintah yang sekarang lagi sibuk diperdebatkan itu sudah setara dengan harga produksi? Atau justru masih jauh dibawah harga itu? Trus apa harga produksi itu tidak dipengaruhi harga minyak dipasar bebas? kalo tidak, memang minyak yang diolah selama ini dijual dan atau dibeli dari mana? Jika masyarakat dengan kenaikan menjadi 6000 terus banyak yang merasa dikorbankan, sebenarnya masyarakat yang mana? Toh mereka yang hari ini bertempat tinggal jauh dari pusat kekuasaan, apalagi didaerah terpencil (seperti ditempat saya kerja sekarang), sudah membeli minyak eceran dengan harga 9000 ke atas, apalagi saudara2 kita yang nun jauh di papua sana....bbm 4500 hanya bisa didapat dengan cara mengantri setengah hari penuh. Sedih ketika diberitakan bahwa sedemikian besar bbm kita yang katanya disubsidi pake uang negara, justru banyak diselundupkan ke negara timor, philipina, malaysia, singapura dan tetangga kita lainnya...lantas subsidi itu buat siapa? Ketika seorang Hatta Rajasa berujar bahwa 70% minyak BBM subsidi kita justru dinikmati oleh mereka yang tidak pantas menerima subsidi itu....apa pantas kita tetap mempertahankan kondisi ini? Atau apakah benar data statistik dari tahun 2000 ke 2009 yang menyatakan bahwa proven oil reserves kita menyusut dari 5.12 ke 4.30 dan potential reserve kita berkurang dari 4.49 menjadi 3.70 dan total reserve oil kita berkurang dari 9.61 ke 8.00, terus berapa ditahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, .....dan seterusnya. Ah, semoga saja statistik itu semakin kedepan semakin membaik (jika tidak...?) Jadi ingat secuil kata orang bijak: Kita akan menghargai "sesuatu", ketika "sesuatu" itu telah tidak lagi pada diri kita. Jadi sesuatu yang tidak bijak buat kita, jika kita hari ini yang sudah sedemikian lama tidak lagi menjadi salah satu negara OPEC masih juga menginginkan BBM itu bisa dibeli dengan harga (sangat) "murah". Salam, Yoga Seseorang yang saat ini setiap hari membeli BBM ketengan dengan harga 9000/lt From: Bandono Salim <bandon...@gmail.com> To: Iagi <iagi-net@iagi.or.id> Sent: Thursday, 8 March 2012 11:52 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Harga minyak sesuai dg pasar bebas adalah penghianatan thd uud. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Sudibyo HT <htsudi...@gmail.com> Date: Thu, 8 Mar 2012 20:29:40 +0700 To: <iagi-net@iagi.or.id> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro ...nggak menarik,...mending nonton Opera Van Java.... (hts) On Thu, Mar 8, 2012 at 7:26 PM, Ismail <lia...@indo.net.id> wrote: Saat ini ada diskusi migas di metroTV ada pak Wamen pak Men , Dir Pertamina , Dirjen migas serta kepala BG > >Sent by Liamsi's Mobile Phone > >-------------------------------------------------------------------------------- >PP-IAGI 2011-2014: >Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com >Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com >-------------------------------------------------------------------------------- >Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. >Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman >abstrak 28 Februari 2012. >-------------------------------------------------------------------------------- >To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id >To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id >For topics not directly related to Geology, users are advised to post the >email to: o...@iagi.or.id >Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >No. Rek: 123 0085005314 >Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >Bank BCA KCP. Manara Mulia >No. Rekening: 255-1088580 >A/n: Shinta Damayanti >IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ >IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi >--------------------------------------------------------------------- >DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on >its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or >its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect >damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data >or profits, arising out of or in connection with the use of any information >posted on IAGI mailing list. >--------------------------------------------------------------------- > >