Rekan

Itulah "kehebatan" kabinetnya SBY , padahal  dirjen itu cuma terhalang sama 
menteri lho dari SBY , masak susah sih koordinasi ????
Aku hanya bisa ketawa hahahahaha 


si Abah

(terus terang aku ndak milih SBY lho).



________________________________
 From: "ariadisuband...@yahoo.com" <ariadisuband...@yahoo.com>
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, April 2, 2012 7:40 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak Indonesia
 


diantara sesama pemerintah aja sudah tak ada saling percaya......, mau kemana 
negeri ini.....



Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
________________________________

From:  Ok Taufik <ok.tau...@gmail.com> 
Date: Mon, 2 Apr 2012 19:34:36 +0700
To: iagi-net<iagi-net@iagi.or.id>
ReplyTo:  <iagi-net@iagi.or.id> 
Subject: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak Indonesia

Jakarta - Pembentukan Kantor Pelayanan Pajak Sektor Minyak dan Gas Bumi serta 
Pertambangan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) salah satunya dikarenakan 
sampai hari ini, Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Fuad Rahmany tidak percaya 
produksi minyak indonesia berapa.

“Ada yang bilang produksi minyak (lifting) 950.000 barel per hari (bph), bahkan 
saat ini turun 930.000 bph, atau bahkan pada jaman Presiden Suharto 1,4 juta 
bph. Jujur saya tidak percaya, pasalnya siapa yang menentukan lifting produksi 
minyak kita,” kata Fuad di Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar Gambir, Senin 
(2/4/2012).

Ketidakpercayaan ini sebelumnya juga didasarkan, pada saat dirinya belum 
menjabat sebagai Dirjen Pajak sempat bertanya dengan Dirjen Migas.

“Waktu itu saya belum jadi Dirjen Pajak, ketemu sama Dirjen Migas (tapi bukan 
Evita Legowo), bertanya, pak siapa yang nentuin dan periksa berapa lifting 
minyak kita kok bisa nentuin 1,4 juta barel atau 950 ribu barel per hari? Nah 
Dirjen tersebut bilang dengan nada sedikit kesal, lah saya aja ngak boleh 
periksa,” ungkap Fuad didepan para pegawai pajak.

Apalagi Fuad sendiri yang lama di Pasar Modal, hafal benar kelakuan perusahaan 
besar di sektor Migas. “Saya itu lama di Pasar Modal jadi tahu kelakuan 
perusahan besar di sektor migas entah itu dia perusahaan terbuka (tbk) atau 
terbatas, mereka tidak bisa dipercaya,” ujarnya.

Fuad membayangkan kondisi dilapangan, dengan kelakuan perusahaan Migas seperti 
itu, mereka tinggal bilang bahwa produksi minyaknya sekian sudah dipercaya 
begitu saja. “Mereka tinggal bilang produksi kita sekian, orang Pertamina atau 
BP Migas datang lihat dan percaya saja, bayangkan itu, itukan produksi minyak 
kita, itu ada pendapatan pajak kita,” tambahnya.

“Mereka bilang kita perusahaan besar Bing Four, ada yang mengawasi, ya yang 
mengawasi kan pegawai mereka juga, bisa dicincai lah,” tandasnya.

-- 
Sent from my Computer®

Kirim email ke