Bisa saja, salah mengertinya makin luas.
Maka mudah diprofokasi.
Salam bd.s 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Dandy Hidayat <dhida...@live.com>
Date: Tue, 3 Apr 2012 09:32:04 
To: iagi<iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: RE: Bls: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak
 Indonesia

Sedikit berilustrasi ... 
 
Dirjen saja bicaranya seperti ini nggak pakai tanya , nggak koordinasi dengan 
dinas terkait langsung cuap - cuap di media, wartawannya nggak ngerti lifting 
cost . operation cost , capital expenditur , AFE and AFA .. nulis di koran dan 
media electronic 
 
Kemudian dimuat di mass media .. dibaca paling tidak (katakan) 25% rakyat 
indonesia (karena yang 75% lainnya sibuk dengan urusan yang lain) .. dari 220 
juta rakyat Indoensia atau paling tidak ada 55 juta yang mengikuti informasi 
dengan kategory "HOAX" .. trus yang 55 juta tadi ngobrol dengan temannya masing 
- masing 4 orang saja ... ya artinya masuk sebagai wacana Publik alias suara 
Rakyat 
 
Saya termasuk orang yang tidak suka dengan statement Vox Populi Vox Dei .. 
suara rakyat suara Tuhan ... karena Tuhan itu maha kuasa ... nggak mungkin 5 
milyard suara manusia sama dengan suara Tuhan .. ini istilah yang dibuat negara 
barat untuk menjatuhkan regime di negara berkembang , ditambah dengan politik 
devide at impera .. politik pecah belah ... kemudian anarki dan Demo , persis 
seperti demo BBM ... naik cuma 4.000 rupiah .. demonya nyolong di Mc Donald 
(maksar) .. sambil rebahkan pagar gedung MPR-DPR .. tapi coba lihat .. HP-nya 
Blacberry , Rokoknya Marlboro ... demo yang aneh 
 
Sedikit kembali ke masalah journalisme , ada beberapa wartawan Indonesia yang 
saya kagumi , kalau generasi lama sudah pasti Rosihan Anwar - Budaya , Des Alwi 
- Sejarah, , kalau sekarang ada Budiarto Smambazy - Politik, Helmi Yahya - 
Olahraga (sebelum ngetop seperti sekarang) . kemudian Hendro Subroto untuk 
wartawan perang dan militer
 
Pertanyaanya adakah wartawan bidang energy , kebumian dan bencana alam.... 
mungkin perlu satu orang entah dari wartawan atau geologist yang menjadi media 
counter sebelum "sang dirjen" bicara di media. 
 
Ada kecendrungan para pejabat publik kita suka "show off" .. lempar pernytaan 
mirip artis yang pamornya muli redup .. nekat bikin sensasi .. ini pernah saya 
utarakan .. jangan sekali - kali membuat pernyataan ke media bila belum ada 
persetujuan organisasi/department .. Akhirnya bisa runyam... 
 
Wallah - wallah .. Pak Dirjen .. kok sukanya bicara yang nggak - nggak ya .. 
 
Salam 
 
Dandy 
 
 

 



To: iagi-net@iagi.or.id
From: bandon...@gmail.com
Date: Tue, 3 Apr 2012 01:06:03 +0000
Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak Indonesia


Iagi rame rame demo ke menteri esdm, minta lakukan eksplorasi, ahli minyak demo 
minta eksploitasi dan produksi sesuai kapasitasm
Demonya lewat tulisan saja di koran, bicra di tv, dll.
Iagi iapmi kan punya saluran. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From: Bambang Kartika <bamkart...@yahoo.com> 
Date: Tue, 3 Apr 2012 08:37:03 +0800 (SGT)
To: <iagi-net@iagi.or.id>
ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> 
Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak Indonesia







Lha begitu kok produksi tdk boleh turun.
Satunya jalan tingkatkan kegiatan Eksplorasi biar ada penemuan baru, ttp 
dampaknya tentu cost recovery akan naik, nanti ribut lagi.
BK.



--- On Tue, 4/3/12, Surarso Hardjono <surarso_hardj...@yahoo.com> wrote:


From: Surarso Hardjono <surarso_hardj...@yahoo.com>
Subject: Bls: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak Indonesia
To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id>
Date: Tuesday, April 3, 2012, 12:03 AM





Sesungguhnya kemampuan produksi Minyak RI sudah sangat terbatas. Lapangannya 
sudah tua tua, pressurenya rendah , water cutnya tinggi ada yang lebih 90 %. 
Discovery sudah sangat minim. Lha kalau produksi digeber, anak cucu kita dapat 
apa. Dan bagaimana caranya.
 
Srs 710





Dari: Ruskamto <rsoeri...@yahoo.com>
Kepada: iagi-net@iagi.or.id 
Dikirim: Selasa, 3 April 2012 6:59
Judul: Re: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak Indonesia



Lha Dirjen Pajak kok dari pemain Bursa ? Ngomongnya ngawur, pegawainya 
bungkam.. Mosok gak tahu di setiap pelabuhan pengiriman lifting itu ada petugas 
Bea Cukai yang mengnyaksikan lifting. Ada custodian meter yang diterra setiap 
tahun...
Prihatin pejabat publik kita kualitasnya minim.. RUS

From: Ok Taufik <ok.tau...@gmail.com> 
Date: Mon, 2 Apr 2012 19:34:36 +0700
To: iagi-net<iagi-net@iagi.or.id>
ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> 
Subject: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak Indonesia



Jakarta - Pembentukan Kantor Pelayanan Pajak Sektor Minyak dan Gas Bumi serta 
Pertambangan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) salah satunya dikarenakan 
sampai hari ini, Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Fuad Rahmany tidak percaya 
produksi minyak indonesia berapa.“Ada yang bilang produksi minyak (lifting) 
950.000 barel per hari (bph), bahkan saat ini turun 930.000 bph, atau bahkan 
pada jaman Presiden Suharto 1,4 juta bph. Jujur saya tidak percaya, pasalnya 
siapa yang menentukan lifting produksi minyak kita,” kata Fuad di Kantor 
Wilayah DJP Wajib Pajak Besar Gambir, Senin (2/4/2012).Ketidakpercayaan ini 
sebelumnya juga didasarkan, pada saat dirinya belum menjabat sebagai Dirjen 
Pajak sempat bertanya dengan Dirjen Migas.“Waktu itu saya belum jadi Dirjen 
Pajak, ketemu sama Dirjen Migas (tapi bukan Evita Legowo), bertanya, pak siapa 
yang nentuin dan periksa berapa lifting minyak kita kok bisa nentuin 1,4 juta 
barel atau 950 ribu barel per hari? Nah Dirjen tersebut bilang dengan nada 
sedikit kesal, lah saya aja ngak boleh periksa,” ungkap Fuad didepan para 
pegawai pajak.Apalagi Fuad sendiri yang lama di Pasar Modal, hafal benar 
kelakuan perusahaan besar di sektor Migas. “Saya itu lama di Pasar Modal jadi 
tahu kelakuan perusahan besar di sektor migas entah itu dia perusahaan terbuka 
(tbk) atau terbatas, mereka tidak bisa dipercaya,” ujarnya.Fuad membayangkan 
kondisi dilapangan, dengan kelakuan perusahaan Migas seperti itu, mereka 
tinggal bilang bahwa produksi minyaknya sekian sudah dipercaya begitu saja. 
“Mereka tinggal bilang produksi kita sekian, orang Pertamina atau BP Migas 
datang lihat dan percaya saja, bayangkan itu, itukan produksi minyak kita, itu 
ada pendapatan pajak kita,” tambahnya.“Mereka bilang kita perusahaan besar Bing 
Four, ada yang mengawasi, ya yang mengawasi kan pegawai mereka juga, bisa 
dicincai lah,” tandasnya.

-- 
Sent from my Computer®
 


                                          

Kirim email ke