Selamat bung Bosman atas terbitnya buku kisah lumpur lapindo. Buku ini ada dijual dimana?, saya pengen mambacanya lebih lengkap.
Salam, SO Powered by Telkomsel BlackBerry® -----Original Message----- From: bosman batubara <bosman200...@yahoo.com> Date: Tue, 8 May 2012 23:50:18 To: iagi net<iagi-net@iagi.or.id>; KNU- AS KANADA<knu-as-kan...@yahoogroups.com> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: [iagi-net-l] Kronik Lumpur Lapindo_buku baru Hallo... Telah terbit buku kami dengan judul : "Kronik Lumpur Lapindo: Skandal Bencana Industri Pengeboran Migas di Sidoarjo" (Bosman Batubara dan Paring Waluyo Utomo, 2012). ini teks di halaman belakangnya: ****** Enam tahun lalu di Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, tiba-tiba perut Bumi memuntahkan lumpur panas. Bak bah, lumpur membeludak hingga menggulung apapun yang ada: rumah, pekarangan, fasilitas umum, hingga kenangan. Tujuh desa tenggelam dalam lautan lumpur panas. Tidak ada yang mengira bencana itu akan datang sebegitu mendadak. Namun, ini bukanlah azab seperti dalam kisah Nabi Nuh tentang Tuhan yang murka. Penyebabnya adalah pengeboran minyak yang dilakukan oleh PT Lapindo Brantas Inc., tiga bulan sebelum lumpur meluap. Ini bencana lumpur Lapindo, meski hingga kini pemerintah belum juga menentukan siapa yang bersalah atas bencana ini. Sementara pemerintah gamang, warga desa-desa yang rumahnya tenggelam malah semakin ditenggelamkan dalam kesulitan hidup sehari-hari karena mekanisme koruptif dan licik di lapangan. Buku ini ditulis secara kronologis oleh dua aktivis yang turut mengadvokasi masyarakat korban lumpur Lapindo. Mereka telah mengikuti kasus lumpur Lapindo sejak awal. Buku ini merangkum perkembangan bencana ini sejak bermula hingga tahun 2011. Mengutip kata-kata novelis Ceko, Milan Kundera, buku ini adalah usaha konkret untuk menolak lupa. *** Lima puluh persen dari royalti penulis buku ini didonasikan kepada Koperasi Sawo Kecik. Koperasi ini didirikan pada 2009 atas prakarsa ibu-ibu korban lumpur Lapindo dari Desa Gempolsari, Ronokenongo, dan Kedungbendo, dengan inisiatif Lafadl Initiative. Dengan modal awal Rp5 juta dan tujuh anggota, kini koperasi tersebut telah mengembangkan modal menjadi Rp20 juta dan diikuti 33 anggota. Koperasi ini juga memberi pinjaman kepada ratusan korban lumpur, meski mereka belum menjadi anggota. Peran tersebut ditujukan agar para korban lumpur Lapindo dapat meraih hidup yang lebih baik. ****** Informasi pemesanan dapat dilakukan di link berikut: http://blog.insist.or.id/insistpress/archives/3054 salam hangat dari Leuven bosman batubara