Okti

Terus uang utuk impor dari mana ??
Sebetulnya kalau NKRI ini ibarat orang  maka dia hanya punya uang pas2-an ,pas 
buat ,pas buat nyekolhin anak , pas buat beli baju.
Jadi kalau mau hidup (survive) yan HEMAT  , HEMAT .
Cilakanya ORTU nya sudah kadung memanjakan , jadi susah kalau disuruh hemat , 
cilakanya lagi , slogan kita kaya raya terus di-dengung2kan oleh Pemerintah dan 
LSM .

Mungkin komunitas ahli kebumian seperti IAGI ini dapat   berperan dengan 
MENYADARKAN seluruh bangsa bahwa   SDA kita terbatas.
Bisa dimulai dengan pendekatan ke Kem DIKNAS , organisasi kemasyarakatan dsb , 
dengan menyadarkan masyarakat bahwa SDA (SDA energi dalam hal ini) terbatas , 
akan ada kesadaran untuk berhemat.

Tapi , tetap saja peran Pemerintah  (pusat maupun daerah)  akan menentukan 
sukses atau tidaknya kampanye seperti ini.

si Abah


________________________________
 From: Bandono Salim <bandon...@gmail.com>
To: Iagi <iagi-net@iagi.or.id> 
Sent: Sunday, August 5, 2012 3:37 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Krisis Geologist
 

Itu buka fikiran nakal, itu cara penyelamatan harta benda ibu pertiwi. Yaa 
kirim saja tu geologist yang segitu banyak ke negeri afrika ustrali dll, spy 
tambah pengalaman.

Perlu bekal tambahan dari senior IAGI untuk pembekalan setelah lulus S1, sesuai 
dgn yang diperlukan.
Yaa untuk fresh graduate tentu tidak semahal senior yang sdh mapan kan?
(Hihihi banyak geologist yang buat peta kurang bagus, ngandelin peta lama saja) 

Salam, hormat, bdn.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
________________________________

From:  o - musakti <o_musa...@yahoo.com.au> 
Date: Sat, 4 Aug 2012 09:33:25 -0700 (PDT)
To: <iagi-net@iagi.or.id>
ReplyTo:  <iagi-net@iagi.or.id> 
Subject: Re: [iagi-net-l] Krisis Geologist

Saya setuju dengar butir2 instrospeksi nya Andang.

On the other hand, Ada sebersit fikiran nakal dibenak yang menyatakan, "biarkan 
saja cadangan migas dan mineral kita untuk sementara ini aman tersimpan, 
tersembunyi di perut Pertiwi, sampai kita benar-benar bisa memanfaatkannya 
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat"

Untuk saat ini, biar kita impor dari dari minyak, gas sampai bijih besi. 
Biarkan para geologist, engineer kita 'membantu' eksplorasi dan ekstraksi bahan 
mentah tersebut dinegara asalnya mulai dari Angola sampai Argentina, Mongolia 
sampai Venezuela and everything in between. Kita fokus pada upaya memberikan 
nilai tambah pada bahan mentah seperti yang dilakukan eropa/amerika abad lalu 
dan China saat ini. 

Nah, kalau mereka sudah mulai agak
 kehabisan, dan infrastruktur sosial politik, pendidkan etc kita sudah cukup
 siap, baru kita bujuk ibu Pertiwi untuk mengeluarkan kekayaannya demi kejayaan 
anak bangsa.....

 



________________________________
 From:  Yanto R. Sumantri <yrs_...@yahoo.com>; 
To:  iagi-net@iagi.or.id <iagi-net@iagi.or.id>; 
Subject:  Re: [iagi-net-l] Krisis Geologist 
Sent:  Sat, Aug 4, 2012 9:19:11 AM 
 




Rekan rekan anggota iagi millis yang baik hati .
 
Saya juga ndak ngerti betul mengapa ADB menamakan subyeknya dangan nama " 
Krisis geologist" ?

Mungkin (???) maksudnya adalah : "mengapa para ahli geologi tidak berperan 
(???) dalam memngarahkan / memberikan early warning dimasa lalu sehingga 
kerisis energi tidak terjadi (1)
Mengapa para ahli geologi tidak melakukan usaha usaha poitip spt riset , studi 
, bersikap dan bertindak sebagai ilmuwan murni tidak ngobyek dsb (2)".

Cak ADB, kalau pertanyaan Anda "mengapa kita mendiamkan atau tidak berusaha 
keras ........"
Jawabannya :
1. Masa ORBA 
Jauh hari (kalau tidak salah sekitar pertegahan 1980-an) kita dan banyak ahli 
kebumian dan profesional lain sudah memberikan warning ,yaitu issue "ne oil 
importer". 
Tapi kita sama sama tahu bahwa Pak Harto sangat mendambakan stabilitas nasional 
dan NKRI yang merupakan kesatuan ekonomi dari Sabang sampai Marouke , sangat 
alergi dengan harga BBM yang ekonomik, sehingga selalu menyayangi rakyat dengan 
memberikan subsidi BBM .Issue itu dicuekin !!!
Pemerintahan yang sangat represif preventif merupakan akibat logis dari itu.
Akibatnya seluruh rakyat TERLENA.

Saya sebagai profesional di BUMN tidak berdaya untuk "melawan" arus politik 
seperti ini.

2. Masa "REFORMASI".
Adalah masa demokrasi liberal abal abal dimana yang penting adalah suara rakyat.
Jadi kembali rakyat dinina bobokan , dengan Pimpinan Nasionalnya  tipe piala 
Citra maka arus gaya pak Harto dengan cara yang berbeda - pun dilanjutkan.
Alih alih menaikan harga BBM bersbsidi ,malahan dicari cara lain yang akan 
"membahagiakan" rakyat, akibatnya subsidi membengkak hampir 100 % dalam 
semester - I 20012.

Itu baru sedikit alasan mengapa krisis energi terjadi, masih banyak lagi, pasti 
Anda ngerti .

Kalau Cak ADB mau memperbaiki hal ini , caranya MASUKLAH dalam DUNIA politik 
dengan tekad ulat untuk memperbaiki.Yang lain lain ikut juga masuk , apapun 
partai politiknya , dan bertempurlah disitu. 
Sepertinya kita sudah punya seorang ahli geologi di lingkaran politik yang 
cukup hebat  , hanya Beliau lebih sibuk dengan Century dan Gn Padang daripada 
ngurusin hal hal yang lebih startegis dalam bidang geologi  hehehehe.

Semoga tulisan ini sedikit dapat melegakan Cak ADB.

si Abah
(yang bingung melihat pembaca salah ngerti)
 
>> 2012/7/30 andang bachtiar <andangbacht...@yahoo.com>
>>
>> Krisis energi Indonesia ini sebagian juga karena kesalahan
>> geologist -
 termasuk saya dan anda2 – yg mendiamkan atau tidak berusaha
>> keras
>> mengoreksi kebijakan pemerintah yg mendasarkan program pengelolaan migas,
>> mineral dan batubara Indonesia:  1) hanya
>> pada cadangan yg sudah ada bukan pada sumberdaya yang harus diketemukan, 2)
>> hanya pada rekayasa
 pengurasan bukan pada pencarian
 sumber2 baru di daerah2
>> baru dg konsep2 baru, 3) hanya pada kecenderungan konsep eksplorasi dunia
>> (itupun telat mulainya) bukannya merunut sifat dan tahapan eksplorasi di
>> indonesia sendiri, 4) hanya pada euforia menerapkan konsep2 eksplorasi baru
>> indonesia yg diciptakan periset2 asing dan bukannya mendorong penemuan
>> konsep2
>> baru oleh periset2 Indonesia shg kita lebih punya bargaining dan tidak
>> keduluan
>> meraup informasi ttg daerah kita sendiri, 5) hanya pada spirit kemudahan
>> perijinan spec2 survei oleh pihak2 asing dan bukannya mengalokasikan dana
>> untuk
>> riset gede2an dan spec survey sendiri shg data tidak dikangkangi pihak asing
>> selama mrk mau dan kita hanya gigit jari, 6) hanya pada kekinian dan bukan
>> pada
>> masa depan.
>>>
>>>
>>>Lalu dimana? Kemana? Siapa? Mana itu geologist2 hebat yg
>> katanya pewaris tradisi
 eksplorasi Klompe, van Bemmelen,
>> Lasut, Katili dan senior2 legendaris lainnya lagi? Masih sajakah kita
>> bersibuk
>> ria dengan mengerjakan proyek2 menguliti cadangan yg sudah ada atau paling
>> jauh
>> mereka-reka dimana ada prospek di blok2 baru di dekat2 blok2 dan sumur2 lama
>> dengan konsep yg itu2 juga? Mana riset2 kita? Mana doktor2, professor,
>> spesialis,
>> eksplorasionis, peneliti dan para penemu kita? Mana teori tektonik Indonesia
>> baru kita? Mana rekonstruksi sejarah cekungan2 baru kita? Pada kemana para
>> ahli
>> mineral kita koq dari dulu cuma berkutat di mandala metalogeni yang sudah
>> berpuluh tahun diceritakan pendahulu2 kita?
>>>
>>>
>>>Ketika kutengok di ruang-ruang kuliahpun para pendidik
>> sekaligus peneliti kita juga nggak terlalu sempurna hadir disana; kalau
>> pengorbanan para mahasiswa yg tdk sempat diajar dosen2nya itu
 diganjar
>> dengan
>> temuan2 riset2 baru kebumian Indonesia yang dapat menghasilkan temuan2
>> migas,
>> mineral dan batubara yang signifikan sih masih Ok-lah alhamdulillah wa
>> syukurillah. Tapi ternyata temuan2 baru itupun tidak ada, riset2pun tidak
>> bergema! Yang kita kerjakan adalah sibuk berproyek ria menyelaraskan diri
>> dengan kebutuhan industry yang ingin mencari gampangnya saja mendidik
>> sekaligus
>> memanfaatkan kedekatan dengan akademisi untuk mendapatkan jasa bagi
>> rutinitas
>> pekerjaan mereka, hampir tidak ada pekerjaan2 yang sifatnya riset
>> breakthrough
>> konsep dan teknologi yang dapat membawa cakrawala baru temuan2 baru migas,
>> mineral, batubara Indonesia.
>>>
>>>Lalu, bagaimana kita nggak mengganggap diri kita
>> salah kalau itu semua terjadi di sekeliling kita? Ayolah bangkit,..minimal
>> sadarilah: kita semua punya masalah:
 negeri ini memerlukan geologist yang
>> punya
>> komitmen: seperti anda, saya, kita semua! Serius, kita sedang krisis: bukan
>> hanya krisis energi, tapi krisis identitas geologist Indonesia!!!
>>>
>>>Salam
>>>ADB - Arema
>>>IAGI-0800
>>>
>
>--------------------------------------------------------------------------------
>PP-IAGI 2011-2014:
>Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
>Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
>--------------------------------------------------------------------------------
>Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
>Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
>abstrak 28 Februari 2012.
>--------------------------------------------------------------------------------
>To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>To subscribe, send email to:
 iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>For topics not directly related to Geology, users are advised to post the 
>email to: o...@iagi.or.id
>Visit IAGI Website: http://iagi.or.id/
>Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>No. Rek: 123 0085005314
>Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>Bank BCA KCP. Manara Mulia
>No. Rekening: 255-1088580
>A/n: Shinta Damayanti
>IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>---------------------------------------------------------------------
>DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
 on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI 
or its members be liable for any, including but not limited to direct or 
indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of 
use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any 
information posted on IAGI mailing list.
>---------------------------------------------------------------------
>
>
>
>
>
>

Reply via email to