Kok semuanya di bebankan ke IAGI toh Om, IAGI tuh ga punya dana cukup untuk
melakukan sosialisasi semua itu, kalau melihat keuangan IAGI saya sedih,
organisasi sudah lama berdiri dari tahun 1960 kok ya ngga punya duit shg
kalau mau ngadain apa2 sering pengurus yg berkorban, lah kalau berkorban
terus hasilnya tidak akan maksimal.

Untuk sekarang ini untuk mengerem apa yg telah di IUP-kan di PSC-kan di
TAC-kan di KSO-kan itu hampir tidak mungkin, lah kok IAGI dikasih mandat yg
jadinya kaya mission Impossible sech, kumaha atuh  all.

Jujur dalam hal ini IAGI tidak akan bisa berbuat banyak. yg namanya menata
itu mestinya ada GROUND ZEROnya misal tahun 2012 atau any date lah, nach
kalau Ground Zero terpilih baru ditetapkan tidak ada IUP baru, tidak buka
PSC baru and so on, itu baru bener, kalau yg ada suruh berhenti ya susah.
Yg jelas ilmuwan ngga bisa melawan DUIT yg bisa melawan Duit itu hanya
Tuhan krn beliau yg bisa mencabut nyawa. Kalau hukum dll ya tinggal siaran
klise dan tentu tidak ada hasilnya.

Lihat dari kasus duit mana yg selesai, BNI 1.7T lenyap, BPPN lenyap, bank
Century lenyap, BI ... direktur terpilih lenyap.... terbukti 100% ngga ada
yg bisa ngalahin duit, dan jangan mencobanya!!!!!!!

Balik ke topik, jangan dikit2 IAGI dikit2 IAGI

Salam
Avi 0666
nomor cantik
Selamat puasa

2012/8/5 Yanto R. Sumantri <yrs_...@yahoo.com>

> Okti
>
> Terus uang utuk impor dari mana ??
> Sebetulnya kalau NKRI ini ibarat orang  maka dia hanya punya uang pas2-an
> ,pas buat ,pas buat nyekolhin anak , pas buat beli baju.
> Jadi kalau mau hidup (survive) yan HEMAT  , HEMAT .
> Cilakanya ORTU nya sudah kadung memanjakan , jadi susah kalau disuruh
> hemat , cilakanya lagi , slogan kita kaya raya terus di-dengung2kan oleh
> Pemerintah dan LSM .
> Mungkin komunitas ahli kebumian seperti IAGI ini dapat   berperan dengan
> MENYADARKAN seluruh bangsa bahwa   SDA kita terbatas.
> Bisa dimulai dengan pendekatan ke Kem DIKNAS , organisasi kemasyarakatan
> dsb , dengan menyadarkan masyarakat bahwa SDA (SDA energi dalam hal ini)
> terbatas , akan ada kesadaran untuk berhemat.
>
> Tapi , tetap saja peran Pemerintah  (pusat maupun daerah)  akan menentukan
> sukses atau tidaknya kampanye seperti ini.
>
> si Abah
>
>   ------------------------------
> *From:* Bandono Salim <bandon...@gmail.com>
> *To:* Iagi <iagi-net@iagi.or.id>
> *Sent:* Sunday, August 5, 2012 3:37 AM
>
> *Subject:* Re: [iagi-net-l] Krisis Geologist
>
> Itu buka fikiran nakal, itu cara penyelamatan harta benda ibu pertiwi. Yaa
> kirim saja tu geologist yang segitu banyak ke negeri afrika ustrali dll,
> spy tambah pengalaman.
>
> Perlu bekal tambahan dari senior IAGI untuk pembekalan setelah lulus S1,
> sesuai dgn yang diperlukan.
> Yaa untuk fresh graduate tentu tidak semahal senior yang sdh mapan kan?
> (Hihihi banyak geologist yang buat peta kurang bagus, ngandelin peta lama
> saja)
>
> Salam, hormat, bdn.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> ------------------------------
> *From: * o - musakti <o_musa...@yahoo.com.au>
> *Date: *Sat, 4 Aug 2012 09:33:25 -0700 (PDT)
> *To: *<iagi-net@iagi.or.id>
> *ReplyTo: * <iagi-net@iagi.or.id>
> *Subject: *Re: [iagi-net-l] Krisis Geologist
>
> Saya setuju dengar butir2 instrospeksi nya Andang.
>
> On the other hand, Ada sebersit fikiran nakal dibenak yang menyatakan,
> "biarkan saja cadangan migas dan mineral kita untuk sementara ini aman
> tersimpan, tersembunyi di perut Pertiwi, sampai kita benar-benar bisa
> memanfaatkannya untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat"
>
> Untuk saat ini, biar kita impor dari dari minyak, gas sampai bijih besi.
> Biarkan para geologist, engineer kita 'membantu' eksplorasi dan ekstraksi
> bahan mentah tersebut dinegara asalnya mulai dari Angola sampai Argentina,
> Mongolia sampai Venezuela and everything in between. Kita fokus pada upaya
> memberikan nilai tambah pada bahan mentah seperti yang dilakukan
> eropa/amerika abad lalu dan China saat ini.
>
> Nah, kalau mereka sudah mulai agak kehabisan, dan infrastruktur sosial
> politik, pendidkan etc kita sudah cukup siap, baru kita bujuk ibu Pertiwi
> untuk mengeluarkan kekayaannya demi kejayaan anak bangsa.....
>
>
>  ------------------------------
> * From: * Yanto R. Sumantri <yrs_...@yahoo.com>;
> * To: * iagi-net@iagi.or.id <iagi-net@iagi.or.id>;
> * Subject: * Re: [iagi-net-l] Krisis Geologist
> * Sent: * Sat, Aug 4, 2012 9:19:11 AM
>
>
>
> Rekan rekan anggota iagi millis yang baik hati .
>
> Saya juga ndak ngerti betul mengapa ADB menamakan subyeknya dangan nama "
> Krisis geologist" ?
>
> Mungkin (???) maksudnya adalah : "mengapa para ahli geologi tidak berperan
> (???) dalam memngarahkan / memberikan early warning dimasa lalu sehingga
> kerisis energi tidak terjadi (1)
> Mengapa para ahli geologi tidak melakukan usaha usaha poitip spt riset ,
> studi , bersikap dan bertindak sebagai ilmuwan murni tidak ngobyek dsb (2)".
>
> Cak ADB, kalau pertanyaan Anda "mengapa kita mendiamkan atau tidak
> berusaha keras ........"
> Jawabannya :
> 1. Masa ORBA
> Jauh hari (kalau tidak salah sekitar pertegahan 1980-an) kita dan banyak
> ahli kebumian dan profesional lain sudah memberikan warning ,yaitu issue
> "ne oil importer".
> Tapi kita sama sama tahu bahwa Pak Harto sangat mendambakan stabilitas
> nasional dan NKRI yang merupakan kesatuan ekonomi dari Sabang sampai
> Marouke , sangat alergi dengan harga BBM yang ekonomik, sehingga selalu
> menyayangi rakyat dengan memberikan subsidi BBM .Issue itu dicuekin !!!
> Pemerintahan yang sangat represif preventif merupakan akibat logis dari
> itu.
> Akibatnya seluruh rakyat TERLENA.
>
> Saya sebagai profesional di BUMN tidak berdaya untuk "melawan" arus
> politik seperti ini.
>
> 2. Masa "REFORMASI".
> Adalah masa demokrasi liberal abal abal dimana yang penting adalah suara
> rakyat.
> Jadi kembali rakyat dinina bobokan , dengan Pimpinan Nasionalnya  tipe
> piala Citra maka arus gaya pak Harto dengan cara yang berbeda - pun
> dilanjutkan.
> Alih alih menaikan harga BBM bersbsidi ,malahan dicari cara lain yang akan
> "membahagiakan" rakyat, akibatnya subsidi membengkak hampir 100 % dalam
> semester - I 20012.
>
> Itu baru sedikit alasan mengapa krisis energi terjadi, masih banyak lagi,
> pasti Anda ngerti .
>
> Kalau Cak ADB mau memperbaiki hal ini , caranya MASUKLAH dalam DUNIA
> politik dengan tekad ulat untuk memperbaiki.Yang lain lain ikut juga masuk
> , apapun partai politiknya , dan bertempurlah disitu.
> Sepertinya kita sudah punya seorang ahli geologi di lingkaran politik yang
> cukup hebat  , hanya Beliau lebih sibuk dengan Century dan Gn Padang
> daripada ngurusin hal hal yang lebih startegis dalam bidang geologi
>  hehehehe.
>
> Semoga tulisan ini sedikit dapat melegakan Cak ADB.
>
> si Abah
> (yang bingung melihat pembaca salah ngerti)
>
>
> > 2012/7/30 andang bachtiar <andangbacht...@yahoo.com>
> >
> > Krisis energi Indonesia ini sebagian juga karena kesalahan
> > geologist - termasuk saya dan anda2 – yg mendiamkan atau tidak berusaha
> > keras
> > mengoreksi kebijakan pemerintah yg mendasarkan program pengelolaan migas,
> > mineral dan batubara Indonesia:  1) hanya
> > pada cadangan yg sudah ada bukan pada sumberdaya yang harus diketemukan,
> 2)
> > hanya pada rekayasa pengurasan bukan pada pencarian sumber2 baru di
> daerah2
> > baru dg konsep2 baru, 3) hanya pada kecenderungan konsep eksplorasi dunia
> > (itupun telat mulainya) bukannya merunut sifat dan tahapan eksplorasi di
> > indonesia sendiri, 4) hanya pada euforia menerapkan konsep2 eksplorasi
> baru
> > indonesia yg diciptakan periset2 asing dan bukannya mendorong penemuan
> > konsep2
> > baru oleh periset2 Indonesia shg kita lebih punya bargaining dan tidak
> > keduluan
> > meraup informasi ttg daerah kita sendiri, 5) hanya pada spirit kemudahan
> > perijinan spec2 survei oleh pihak2 asing dan bukannya mengalokasikan dana
> > untuk
> > riset gede2an dan spec survey sendiri shg data tidak dikangkangi pihak
> asing
> > selama mrk mau dan kita hanya gigit jari, 6) hanya pada kekinian dan
> bukan
> > pada
> > masa depan.
> >>
> >>
> >>Lalu dimana? Kemana? Siapa? Mana itu geologist2 hebat yg
> > katanya pewaris tradisi eksplorasi Klompe, van Bemmelen,
> > Lasut, Katili dan senior2 legendaris lainnya lagi? Masih sajakah kita
> > bersibuk
> > ria dengan mengerjakan proyek2 menguliti cadangan yg sudah ada atau
> paling
> > jauh
> > mereka-reka dimana ada prospek di blok2 baru di dekat2 blok2 dan sumur2
> lama
> > dengan konsep yg itu2 juga? Mana riset2 kita? Mana doktor2, professor,
> > spesialis,
> > eksplorasionis, peneliti dan para penemu kita? Mana teori tektonik
> Indonesia
> > baru kita? Mana rekonstruksi sejarah cekungan2 baru kita? Pada kemana
> para
> > ahli
> > mineral kita koq dari dulu cuma berkutat di mandala metalogeni yang sudah
> > berpuluh tahun diceritakan pendahulu2 kita?
> >>
> >>
> >>Ketika kutengok di ruang-ruang kuliahpun para pendidik
> > sekaligus peneliti kita juga nggak terlalu sempurna hadir disana; kalau
> > pengorbanan para mahasiswa yg tdk sempat diajar dosen2nya itu diganjar
> > dengan
> > temuan2 riset2 baru kebumian Indonesia yang dapat menghasilkan temuan2
> > migas,
> > mineral dan batubara yang signifikan sih masih Ok-lah alhamdulillah wa
> > syukurillah. Tapi ternyata temuan2 baru itupun tidak ada, riset2pun tidak
> > bergema! Yang kita kerjakan adalah sibuk berproyek ria menyelaraskan diri
> > dengan kebutuhan industry yang ingin mencari gampangnya saja mendidik
> > sekaligus
> > memanfaatkan kedekatan dengan akademisi untuk mendapatkan jasa bagi
> > rutinitas
> > pekerjaan mereka, hampir tidak ada pekerjaan2 yang sifatnya riset
> > breakthrough
> > konsep dan teknologi yang dapat membawa cakrawala baru temuan2 baru
> migas,
> > mineral, batubara Indonesia.
> >>
> >>Lalu, bagaimana kita nggak mengganggap diri kita
> > salah kalau itu semua terjadi di sekeliling kita? Ayolah
> bangkit,..minimal
> > sadarilah: kita semua punya masalah: negeri ini memerlukan geologist yang
> > punya
> > komitmen: seperti anda, saya, kita semua! Serius, kita sedang krisis:
> bukan
> > hanya krisis energi, tapi krisis identitas geologist Indonesia!!!
> >>
> >>Salam
> >>ADB - Arema
> >>IAGI-0800
> >>
>
>
> --------------------------------------------------------------------------------
> PP-IAGI 2011-2014:
> Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
> Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
>
> --------------------------------------------------------------------------------
> Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
> Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir
> pengiriman abstrak 28 Februari 2012.
>
> --------------------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
> email to: o...@iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id/
>
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
> shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to
> direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the
> use of any information posted on IAGI mailing list.
> ---------------------------------------------------------------------
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>

Kirim email ke