2012/8/7 Nataniel Mangiwa <nataniel.mang...@gmail.com> > kalo geologist mengidolakan jokowi. nah apa ada orang seperti jokowi > ini di iagi, biar iagi juga dipimpin dgn yg mirip2 'jokowi'. > > no offense ke pemimpin iagi loh..cuma mencoba menganalogikan antar > pemimpin. karena jokowi ini katanya mau dengar suara rakyat bukan > suara orang hebat, suara orang kaya, suara orang punya posisi, suara > orang pejabat, suara pejabat teras, suara General Manager, dll..tapi > benar2 suara rakyat. >
Pertanyaan Nathan sangat valid untuk dibawa ke ranah diskusi internal IAGI ketimbang diskusi politik praktis. Salah satu yang saya perhatikan dari IAGI sejak saya aktif di IAGI adalah sulitnya IAGI mencari generasi-generasi militan dan bermental organisastoris di kalangan anggota IAGI. Tentusaja ini bukan hanya masalah yang dihadapi IAGI, namun juga organisasi profesi lain di Indonesia. Sehingga bisa kita runut dua penyebab internal dan eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhi langka dan sulitnya mencari generasi muda sangat mungkin dipengaruhi pergerakan mahasiswa sebelumnya. Pada tahun 1978 - 1979 Kegiatan kampus (kemahasiswaan) sedang direformasi kuat oleh penguasa saat itu dengan puncaknya diberlakukan NKK-BKK. Kebijakan NKK dilaksanakan berdasarkan SK No.0156/U/1978 sesaat setelah Dooed Yusuf<http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dooed_Yusuf&action=edit&redlink=1>dilantik tahun 1979 <http://id.wikipedia.org/wiki/1979>. Project pelumpuhan organisasi kemahasiswaan NKK-BKK sendiri salah satunya dilarangnya Dewan Mahasiswa (Dema). Memasuki awal tahun 1990-an, di bawah Mendikbud Fuad Hasan kebijakan NKK/BKK dicabut dan sebagai gantinya keluar Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan (PUOK). Dampaknya mungkin terlihat pada mahasiswa yang kuliah di era 79-90, (ya era saya kuliah), dimana saat ini relatif sedikit yg tertarik dalam kegiatan organisasi mapun politik. Era ini juga banyak mahasiswa yang justru menikmati kejayaan Indonesia. Mungkin menjadikan generasi saya ini sedikit yg berkiprah didalam kegiatan organisasi. Gerakan 1998 menuntut reformasi <http://id.wikipedia.org/wiki/Reformasi>dan dihapuskannya "KKN" (korupsi, kolusi dan nepotisme) pada 1997-1998, lewat pendudukan gedung DPR/MPR<http://id.wikipedia.org/wiki/Pendudukan_gedung_DPR/MPR>oleh ribuan mahasiswa, Nah Mahasiswa yang kuliah mulai tahun 98 ini tentunya mahasiswa reformasi. Tidak mengalami hal-hal heroisme sebelumnya tetapi memiliki kesadaran hak individual dan keberanian berbicara lebih dari generasi sebelumnya. Kalau dirunut, maka memang mencari pemimpin yang disinggung Nathan diatas menjadi tidak mudah. Generasi saya barangkali sudah terlalu tua untuk memimpin organisasi setingkat IAGI, namun generasi penerusnya belum banyak yang muncul. Sehingga hal ini memicu terbentuknya FGMI (Forum Geosaintis Muda Indonesia) yg sudah lahir, dan akan dikukuhkan disaat PIT IAGI di Jogja nanti. Semoga saja wadah FGMI ini mampu membina dalam mengkader organisator-organisator IAGI dalam memajukan IAGI. Perubahan IAGI sedang berlangsung saat ini. dan kita semua tahu *"Perubahan tidak selalu mengarah ke lebih baik, tetapi untuk menjadi lebih baik kita harus melalui perubahan".* Salam sukses ! Rovicky Dwi Putrohari