Terlampir berita di koran Analisa, apakah ekonomi Vietnam akan serupa dengan Indonesia ? Pertumbuhan yang tinggi , kemudian menurun dan menjadi krisis yang berkepanjangan .
si Abah Ekonomi - Hari ini Pkl. 00:15 WIB Tanpa Reformasi Menyeluruh Vietnam Akan Hadapi Kehancuran Ekonomi (Associated Press/Hau Dinh). Beberapa pegawai Asia Commercial Bank mengawasi karung-karung uang kertas baru yang akan diantar ke kantor cabangnya di Hanoi, Vietnam pekan lalu. Salah seorang pendiri bank tersebut ditahan polisi dalam kaitan dugaan penggelapan uang perusahaan. Secara makro, perekonomian nasional Vietnam umumnya menuju kehancuran akibat mismanajemen oleh pemimpin-pemimpin yang tak berkualifikasi. Ketidak-transparansian pemerintahan dan sistem ekonomi kapitalis semakin mempersulit pemulihan ekonomi Vietnam. Ho Chi Minh City, (Analisa). Kota-kota besar di Vietnam kini berada dalam keadaan hancur-hancuran. Ratusan lokasi pembangunan yang terbengkalai menjadi pemandangan umum yang mengindikasikan dengan jelas tentang sakit-sakitannya ekonomi negara itu. Vietnam benar-benar sedang menghadapi kehancuran atau kegagalan total ekonomi. Seorang pejabat senior Partai Komunis Vietnam membandingkan keadaan ekonomi negara itu dengan keterpurukan pasar 15 tahun lalu yang menghancurkan ekonomi di banyak negara Asia. "Saya bisa mengatakan kondisi Vietnam kini sama dengan krisis di Thailand tahun 1997," kata Hua Ngoc Thuan, wakil ketua Komite Rakyat Ho Chi Minh City, lembaga eksekutif tinggi kota itu. "Para investor properti menetapkan harga setinggi mungkin. Mereka membeli untuk berspekulasi, bukan untuk pemanfaatannya," katanya. Problema ekonomi Vietnam memang tidak separah krisis keuangan 1997 - ekonominya masih bisa tumbuh sekitar 4% - namun daftar kesulitan yang dihadapi negara itu terus bertambah. Penahanan salah seorang pengusaha paling kaya Vietnam pekan ini, Nguyen Duc Kien, membuat indeks pasar saham negara itu anjlok 4,8% Selasa pekan lalu, penurunan paling besar dalam empat tahun. Tuduhan terhadap Kien sangat tidak jelas, sementara media pemerintah menuduhnya melakukan kegiatan bisnis ilegal. Cara penanganan kasus itu yang tidak transparan memperparah citra negara itu yang sudah buruk. Usaha pemersatuan antara kepemimpinan Vietnam yang penuh rahasia dan ekonomi kapitalis membuat suram prospek pemulihan di negara berpenduduk 91 juta jiwa itu. Investor menjadi skeptis terhadap pengaturan ekonomi pemerintah dan mempertanyakan keabsahan statistik mereka. Bank sentral negara itu mengatakan, satu dari 10 peminjam di dalam sistem perbankannya tidak meneruskan pembayaran mereka, namun lembaga pemeringkat Fitch Ratings mensinyalir persentase kredit macet jauh lebih tinggi. Ho Chi Minh City memang masih hiruk-pikuk dengan isu energi, dibanjiri banyak turis dan diwarnai dengan macetnya lalu-lintas - semua tentunya menunjukkan vitalitas ekonomi kota itu. Namun itu semua menyembunyikan gejala kemerosotan ekonomi di seluruh Vietnam. Angkatan mudanya sulit mendapat pekerjaan, hampir 20% perusahaan kecil dan menengahnya sudah menghentikan bisnis mereka selama setahun terakhir, dan berbagai proyek infrastruktur kota mengalami penundaan atau bahkan dibatalkan. Ekonom terkemuka dan mantan pejabat tinggi di dalam sebuah organisasi riset pemerintah, Le Dang Doanh, menyatakan kekhawatirannya tentang timing masalah yang dihadapi Vietnam, yang terjadi ketika ekonomi global terpengaruh oleh krisis hutang dan dilema keberadaan mata uang euro di Eropa, yang juga berimbas kepada ekonomi Vietnam, juga terkait sangat kritisnya keadaan ekonomi di AS. Doanh mengatakan, Vietnam membutuhkan lebih dari sekedar suntikan uang dengan suku bunga rendah. Perusahaan raksasa pemerintah yang tidak efisien seperti Vinashin yang berkembang semaunya dalam dunia bisnis dengan pengoperasian yang sangat tidak berkualifikasi, sebaiknya dibubarkan atau dibatasi saja, katanya. "Kini sa’atnya yang baik untuk melakukan penghancuran kreatif," katanya menunjuk kepada konsep perusahaan-perusahaan yang ada yang digantikan dengan para pesaingnya yang jauh lebih inovatif. (NYT/sy.a)