Diskusi seperti ini bak di warung kopi, cuman bedanya kita ngga ngumpul
disatu tempat tapi di IAGI net. Kalau kita "khawatir" ... tanda petik
dasarnya apa, apa cuman berdasar katanya si anu, katanya si fulan kan
kurang tepat buat kita yg ilmiyah gituloh. Kalau si B si A membenarkan
dasarnya apa? ... kenapa kita tidak mulai mengumpulkan data dan membahas
data itu shg diskusi ini lebih berbobot. kalau tidak punya data ya sharing
dari yg dilihat di tempat kerja masing-masing siapa tahu dari "bit and
pieces" itu bisa di rangkai jadi satu dan berguna buat analisa bersama.

bersama ini saya mengajak men temen mulai membicarakan sesuatu berdasarkan
data yg ditahu aja deh, kalau ada data masuk boleh dikomentari dan dibahas.
Janganlah IAGI net ini turun mutunya krn kita mulai bicara seperti di
warung kopi.

Mohon maaf kalau beda, adoh tak kuwat sayya kalo begini terros bro

Avi
NPA 0666 nomor cantik


2012/8/28 Bandono Salim <bandon...@gmail.com>

> Setuju
> Abah, Noor.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> ------------------------------
> *From: * "Yanto R. Sumantri" <yrs_...@yahoo.com>
> *Date: *Mon, 27 Aug 2012 20:21:19 -0700 (PDT)
> *To: *iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
> *ReplyTo: * <iagi-net@iagi.or.id>
> *Subject: *Re: [iagi-net-l] kondisi Vietnam
>
> Cocok Noor
>
> si Abah
>
>   ------------------------------
> *From:* noor syarifuddin <noorsyarifud...@yahoo.com>
> *To:* "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id>
> *Sent:* Monday, August 27, 2012 4:28 PM
> *Subject:* Re: [iagi-net-l] kondisi Vietnam
>
> kalau pendapat saya pribadi, Indonesia agak berbeda. Kita punya semua
> elemen untuk menjadi raksasa seperti kelompok BRIC. Pertumbuhan ekonomi
> Indonesia tidak spektakular seperti India, tpai cukup stabil (fyi, India
> sekarang juga sudah mulai kempis karena sudah jauh di bawah 10%). Indonesia
> juga sempat kena imbas dua kali krisis yang baru: Amerika dan Eropa dan
> ...alhamdulillah cukup imun...
>
> Yang saya kuatir dari Indonesia adalah daya tahan dan daya topang
> energinya....saat ini kita sudah habis-habisan soal energi ... migas sudah
> net importir, batubara sudha jadi komoditi eksport dan kita dan masih jauh
> dari upaya untuk mencari alternatifnya..salah satunya karena kita dinina
> bobo-kan oleh dongeng bahwa negeri ini kaya minyak, minyaknya habis katanya
> masih banyak gas...gas konvensionalnya juga mau habis katanya masih ada
> CBM, kemudian juga muncul dongeng shale gas..... belum lagi cerita bahwa
> dari 86 cekungan baru 21 yang produksi: apa betul yang 65 sisanya itu
> memang ada potensi migasnya..... ?
> jangan-jangan semua itu hanya fatamorgana saja.... yang lebih
> mengkuatirkan, potensi dalam negeri juga belum optimal untuk ikut berperan
> serta dalam proses eksplorasi yang nyata, malah kebanyakan terjebak (atau
> memang sudah niat) cuman jadi makelar doang...:-)... blok eksplorasi boleh
> di atas 200 WK, tapi yang benar-benar eksplorasi (seismik, ngebor sumur)
> mungkin kurang dari 1/5-nya kali yah....
>
>
>
> salam,
>
>
>
>   *From:* Yanto R. Sumantri <yrs_...@yahoo.com>
> *To:* "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id>
> *Sent:* Monday, August 27, 2012 10:09 AM
> *Subject:* [iagi-net-l] kondisi Vietnam
>   Terlampir berita di koran Analisa, apakah ekonomi Vietnam akan serupa
> dengan Indonesia ?
> Pertumbuhan yang tinggi , kemudian menurun dan menjadi krisis yang
> berkepanjangan .
>
> si Abah
>   Ekonomi - Hari ini Pkl. 00:15 WIB
> *Tanpa Reformasi Menyeluruh*
> Vietnam Akan Hadapi Kehancuran Ekonomi
>  [image:
> http://www.analisadaily.com/im4g3sf1l3/vietnam_akan_hadapi_kehancuran_ekonomi_359.gif]
> (Associated Press/Hau Dinh). Beberapa pegawai Asia Commercial Bank
> mengawasi karung-karung uang kertas baru yang akan diantar ke kantor
> cabangnya di Hanoi, Vietnam pekan lalu.
> Salah seorang pendiri bank tersebut ditahan polisi dalam kaitan dugaan
> penggelapan uang perusahaan. Secara makro, perekonomian nasional Vietnam
> umumnya menuju kehancuran akibat mismanajemen oleh pemimpin-pemimpin yang
> tak berkualifikasi. Ketidak-transparansian pemerintahan dan sistem ekonomi
> kapitalis semakin mempersulit pemulihan ekonomi Vietnam.
> Ho Chi Minh City, (Analisa). Kota-kota besar di Vietnam kini berada dalam
> keadaan hancur-hancuran. Ratusan lokasi pembangunan yang terbengkalai
> menjadi pemandangan umum yang mengindikasikan dengan jelas tentang
> sakit-sakitannya ekonomi negara itu. Vietnam benar-benar sedang menghadapi
> kehancuran atau kegagalan total ekonomi.
> Seorang pejabat senior Partai Komunis Vietnam membandingkan keadaan
> ekonomi negara itu dengan keterpurukan pasar 15 tahun lalu yang
> menghancurkan ekonomi di banyak negara Asia. "Saya bisa mengatakan kondisi
> Vietnam kini sama dengan krisis di Thailand tahun 1997," kata Hua Ngoc
> Thuan, wakil ketua Komite Rakyat Ho Chi Minh City, lembaga eksekutif tinggi
> kota itu. "Para investor properti menetapkan harga setinggi mungkin. Mereka
> membeli untuk berspekulasi, bukan untuk pemanfaatannya," katanya.
>
> Problema ekonomi Vietnam memang tidak separah krisis keuangan 1997 -
> ekonominya masih bisa tumbuh sekitar 4% - namun daftar kesulitan yang
> dihadapi negara itu terus bertambah.
>
> Penahanan salah seorang pengusaha paling kaya Vietnam pekan ini, Nguyen
> Duc Kien, membuat indeks pasar saham negara itu anjlok 4,8% Selasa pekan
> lalu, penurunan paling besar dalam empat tahun. Tuduhan terhadap Kien
> sangat tidak jelas, sementara media pemerintah menuduhnya melakukan
> kegiatan bisnis ilegal.
>
> Cara penanganan kasus itu yang tidak transparan memperparah citra negara
> itu yang sudah buruk. Usaha pemersatuan antara kepemimpinan Vietnam yang
> penuh rahasia dan ekonomi kapitalis membuat suram prospek pemulihan di
> negara berpenduduk 91 juta jiwa itu.
>
> Investor menjadi skeptis terhadap pengaturan ekonomi pemerintah dan
> mempertanyakan keabsahan statistik mereka. Bank sentral negara itu
> mengatakan, satu dari 10 peminjam di dalam sistem perbankannya tidak
> meneruskan pembayaran mereka, namun lembaga pemeringkat Fitch Ratings
> mensinyalir persentase kredit macet jauh lebih tinggi.
>
> Ho Chi Minh City memang masih hiruk-pikuk dengan isu energi, dibanjiri
> banyak turis dan diwarnai dengan macetnya lalu-lintas - semua tentunya
> menunjukkan vitalitas ekonomi kota itu. Namun itu semua menyembunyikan
> gejala kemerosotan ekonomi di seluruh Vietnam. Angkatan mudanya sulit
> mendapat pekerjaan, hampir 20% perusahaan kecil dan menengahnya sudah
> menghentikan bisnis mereka selama setahun terakhir, dan berbagai proyek
> infrastruktur kota mengalami penundaan atau bahkan dibatalkan.
>
> Ekonom terkemuka dan mantan pejabat tinggi di dalam sebuah organisasi
> riset pemerintah, Le Dang Doanh, menyatakan kekhawatirannya tentang timing
> masalah yang dihadapi Vietnam, yang terjadi ketika ekonomi global
> terpengaruh oleh krisis hutang dan dilema keberadaan mata uang euro di
> Eropa, yang juga berimbas kepada ekonomi Vietnam, juga terkait sangat
> kritisnya keadaan ekonomi di AS.
>
> Doanh mengatakan, Vietnam membutuhkan lebih dari sekedar suntikan uang
> dengan suku bunga rendah. Perusahaan raksasa pemerintah yang tidak efisien
> seperti Vinashin yang berkembang semaunya dalam dunia bisnis dengan
> pengoperasian yang sangat tidak berkualifikasi, sebaiknya dibubarkan atau
> dibatasi saja, katanya.
>
> "Kini sa’atnya yang baik untuk melakukan penghancuran kreatif," katanya
> menunjuk kepada konsep perusahaan-perusahaan yang ada yang digantikan
> dengan para pesaingnya yang jauh lebih inovatif.
>
> (NYT/sy.a)
>
>
>
>
>

Kirim email ke