Press releasenya yang lengkap akan dikeluarkan pada Hari Sumpah Pemuda
besok setelah Panel Diskusi.
Ini liputan awal sebagai teaser ;-)

RDP

2012/10/24 o - musakti <o_musa...@yahoo.com.au>

> Agak bingungdotcom....
>
> Ini Press release khan keluarnya dari IAGI yang diwakili cak Ketum.
> Tapi bahasa yang dipakai koq bahasa orang ketiga : Kata ketua IAGI,
> Rovicky berpendapat, menurut RDP dll. ?
> Jadi berkesan bahwa ini adalah liputan berita wartawan atas pengumuman
> IAGI.
>
> Mestinya yang dipakai adalah bahasa orang pertama semisal IAGI
> menganggap..., saya sebagai ketua IAGI berpendapat.... posisi IAGI
> adalah... Dll.
>
> Sekedar koreksi sajah.
>
> Salam
> Oki
>
>  ------------------------------
> * From: * ES <ec...@yahoo.com>;
> * To: * iagi-net@iagi.or.id <iagi-net@iagi.or.id>;
> * Subject: * Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu
> Mengelola PSC yang Habis Kontrak
> * Sent: * Wed, Oct 24, 2012 2:11:22 AM
>
>   MANTAP!!!
>
> wslkm
>
> ES
>
>    *From:* iagi <iagi...@cbn.net.id>
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Cc:* pp-iagi-2...@iagi.or.id
> *Sent:* Wednesday, October 24, 2012 8:13 AM
> *Subject:* [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola
> PSC yang Habis Kontrak
>
>
> *Press Release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak*
> Kepercayaan terhadap kemampuan dan potensi yang dimiliki anak bangsa harus
> diperlihatkan oleh pemerintah. Salah satunya adalah memberikan hak
> pengelolaan blok migas asing yang sudah selesai masa kontraknya kepada
> perusahaan minyak nasional.
> ‘’Kita memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, sangat mampu untuk
> mengelola blok migas dimanapun,’’ kata Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi
> Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari di Jakarta, Selasa (23/10/12).
> Persoalan finansial juga tidak menjadi masalah, karena semua fasilitas
> untuk memproduksi minyak yang sudah habis masa kontraknya, sudah terbayar.
> Dalam beberapa pekan belakangan ini, muncul perdebatan mengenai siapa yang
> pantas untuk mengelola Blok Mahakam yang akan berakhir pada 31 Maret 2017
> nanti. Meskipun masih cukup lama tetapi ancang-ancang untuk memperebutkan
> pengelolaan blok tersebut sudah dimulai.
> Di satu sisi ada kelompok kritis yang menginginkan agar pengelolaan blok
> yang habis masa kontraknya diberikan sepenuhnya kepada perusanaan nasional,
> khususnya Pertamina. DI pihak lain, banyak orang pemerintah yang masih
> berpikir untuk tetap memberikan blok tersebut kepada asing.
> Menyikapi perdebatan tersebut, Rovicky tetap berpendirian bahwa semestinya
> diberikan ke perusahaan nasional. Bagi dia tidak alasan kontrak pengelolaan
> blok itu diperpanjang atau diberikan kembali ke perusahaan asing.
> Menurut Rovicky, banyak keuntungan yang diperoleh jika pengelolaan
> dipegang oleh perusahaan nasional. Pertama dari sisi pendapatan, karena
> dikelola oleh perusahaan nasional, maka hasil keuntungan tidak akan lari
> keluar negeri. Apalagi jika pengelolaan diberikan kepada Pertamina, maka
> negara dan rakyat yang akan diuntungkan.
> Kedua dengan pengelolaan di tangan perusahaan nasional berarti memberikan
> peluang kerja yang lebih luas kepada tenaga kerja Indonesia. Ketiga yang
> tidak kalah penting adalah menjamin bahwa produksi minyak dan gas itu untuk
> kepentingan domestic. ‘’Security of supply akan lebih terjamin,’’ kata
> Rovicky.
> Dalam konteks yang lebih luas, Rovicky memandang bahwa pengelolaan
> sumberdaya alam oleh persauaan domestic itu sekaligus juga merupakan
> strategi untuk mencapai ketahanan energi. Masa depan dunia salah satunya
> adalah ketahanhan energi, sehingga kita perlu mengamankan penggunaan energi
> dalam negeri kita sendiri.
> Secara hukum, blok yang sudah habis masa kontraknya itu dikembalikan
> kepada negara. Di sini pemerintah akan menentukan apakah kontrak tersebut
> diperpanjang atau tidak. Dalam masa pemerintahan Orde Baru, hampir semua
> kontrak yang habis masa kontraknya diperpanjang lagi, termasuk Blok Mahakam
> yang dulu berakhir pada 31 Maret 1997 dan kemudian diperpanjang.
> Kini, kata Rovicky, dalam masa pemerintahan yang demokratis ini saatnya
> menempatkan nasionalisme digaris terdepan sebagai alat untuk
> mensejahterakan rakyat. ‘’Nasionalisme itu kita buktikan dengan memberikan
> blok yang habis masa kontraknya ke perusahaan nasonal,’’ katanya.
> Terkait dengan itu, IAGI akan mengadakan diskusi panel bertajuk
> ‘Nasionalisasi Sumberdaya Alam’ pada 28 Oktober 2012 di Aula Mandiri Kampus
> UI Depok. Diskusi yang mengusik nasionalisme di bidang migas itu sekaligus
> untuk memperingati hari Sumpah Pemuda ke 84.
> (Iagi.or.id <http://iagi.or.id/>)
>
> Jakarta , 22 Oktober 2012
>
> Ikatan Ahli Geologi Indonesia
> Presiden / Ketua Umum
> TTD
> *Rovicky Dwi Putrohari*
> Mobile phone : 08159120363
>
> *  *
>
>
>
> --------------------------------------------------------------------------------
> PP-IAGI 2011-2014:
> Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
> Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
>
> --------------------------------------------------------------------------------
> Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
> REGISTER NOW !
> Contact Person:
> Email : pit.iagi.2...@gmail.com
> Phone : +62 82223 222341 (lisa)
>
> --------------------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
> email to: o...@iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id/
>
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
> shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to
> direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the
> use of any information posted on IAGI mailing list.
> ---------------------------------------------------------------------
>
>


-- 
*"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"*

Kirim email ke