Mas Kartiko S,
Saya mengakomodasi apa yang disampaikan pak Jimly Assidiqi (mantan ketua MK) 
dan pak Sidin (pakar Hukum UI) dalam suatu talkshow di tv  yg berbeda.
Pak Sidin dalam talkshow BBM mengatakan, berapapun harga BBM kalau itu menjadi 
kebutuhan hidup rakyat harus dipenuhi, itulah amanat konstitusi, itulah gunanya 
kita bernegara. 
Dalam suatu talkshow (kalau tak salah ttg blok Mahakam), pak Jimly Assidiqi 
bilang, apapun alasannya apakah mampu atau tidak mampu, jangan melanggar 
konstitusi. 
Sebagai ilustrasi implementasi apa yg dikatakan pak Sidin tsb dalam per-gas-an. 
Pada tahun 1987/1988, Pertamina diperintah negara untuk memenuhi kebutuhan gas 
Pupuk Kujang (harga $ 1,5/mmbtu) dan Krakatau Steel (harga $ 1/mmbtu). 
Pertamina UEP III/Cirebon untuk mencari gas sebagai first priority, 
alhamdulillah ditemukan beberapa lapangan gas. 
Jadi pemerintah menjalankan amanat konstitusi, Pertamina sebagai instrumen 
dalam melayani rakyatnya. 
Harga gas yang rendah ini ditiru oleh Malaysia sampai sekarang. Pengembangan 
lapangan gas di Malaysia, gas-nya harus dijual ke pemerintah dengan harga $ 
1/mmbtu. Bagi malaysia yg meniru Indonesia, gas sebagai "economic primeover" 
bukan sebagai komoditi. 


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: kartiko samodro <kartiko.samo...@gmail.com>
Date: Fri, 2 Nov 2012 08:38:48 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] 2D vs 3D....(ganti judul ah..)... Gas untuk domestik
 vs gas diekspor
maksudnya Pak Lutfi ,

kita pakai saja semua gas yang kita produksi untuk dalam negeri gitu
ya ? jadi tidak usah di eksport dengan asumsi buat apa kita
mengeksport gas dan memajukan industri negara lain kalau bisa kita
pakai sendiri dan memajukan industri kita sendiri.

Saya sih setuju banget kalau memang gas kita pakai untuk hal yg produktif.

Asal jangan sampai kita sudah tidak dapat devisa karena tidak kita
eksport sementara di dalam negeri cuma diboroskan seperti bbm saja (
dan kalau melihat trend sekarang sih sepertinya memang akan dijadikan
pemborosan saja)

PLN sama saja...apakah semua penggunaan listrik di Indonesia sudah
produktif ? kayaknya lebih banyak enggaknya ...


On 11/1/12, aluthfi...@gmail.com <aluthfi...@gmail.com> wrote:
>
> Gas yang ditemukan di era penemuan dengan survey 2D lebih banyak diekspor
> karena pake BBM subsidi lebih praktis dan murah lagi. Contohnya gas dari
> Mahakam, gas dari Sumatra (Suban, Jabung, dsb), gas dari Papua (Wiriargar,
> Muturi/Vorwata).
> Diera survey 3D mulai marak, pemerintah kewalahan kebebanan subsidi, maka
> subsidi BBM dibatasi, BBM mulai mahal, mendadak konsumen baik industri
> maupun power plant beralih ke gas...... Terjadilah shortage gas. Di Aceh
> pabrik pupuk AAF (Asean Aceh Fertilizer) mati karena tak ada pasokan gas
> untuk feed, pabrik Kertas Kraf Aceh antara hidup dan mati karena pasokan
> gas, pabrik pupuk PIM-1 dan PIM-2 harus hidup bergantian karena pasokan gas
> cukup untuk 1 pabrik (65 mmscfd), industri dan PLN di Sumut teriak2. Untuk
> menghidupkan PIM-1 dan PIM-2, pemerintah memutuskan Swap LNG Arun dan LNG
> Bontang, karena kontrak LNG Arun ke Korea dual source (boleh dipasok dari
> LNG Bontang), gas untuk LNG Arun dialirkan ke PIM. Pelaksanaan keputusan ini
> tidak mudah, baik Exxon Arun maupun Total yang di Mahakam reluctant,
> perundingannya tak selesai setahun. Karena Exxon dan Total lebih tunduk ke
> kontrak. Ber-andai2, kalau saja yang mengoperasikan blok/lapangan gas itu
> Pertamina, maka pelaksanaan swap gas bisa diatasi dalam 1 atau 2 hari karena
> Pertamina 100% milik negara maka tunduk/patuh 100% atas keputusan
> pemerintah/negara.
> Pada saat operasional Total mengalami kendala terjadi shortage gas di
> Kaltim, akibatnya juga shortage LNG Bontang, akibatnya pasokan LNG ke Jepang
> tidak bisa memenuhi volume kontrak, kurang puluhan cargo, dan ini merupakan
> liability pemerintah, pemerintah harus mencarikan puluhan cargo LNG
> pengganti ke jepang. Liabilitiesnya bukan Total_Vico_Unocal/Chevron. Di
> Kaltim, PKT-4 (pupuk kaltim), hanya bisa komisioning dgn gas 5 mmscf,
> kontrak pasokannya tak jelas. Ber-andai2, kalau saja Mahakam dioperasikan
> oleh Pertamina maka terjamin kebutuhan gas PKT 1 s/d 4 terjamin, seperti
> halnya pabrik pupuk Kujang. Waktu dibangun Kujang B untuk menggantikan
> Kujang existing karena mesin2nya sudah aus. Ternyata waktu Kujang B
> dioperasikan dgn feed gas 65 mmscfd, Kujang existing tidak dihentikan tapi
> selesai direvitalisasi dan beroperasi, butuh feed gas 65 mmscfg. Jadi Kujang
> butuh feed gas 130 mmscfg padahal kontraknya dengan Pertamina hanya 65
> mmscfg. Semua kebutuhan gas feed 130 mmscfg Kujang bisa dipenuhi Pertamina
> dari Cilamaya dan ONWJ (untung Pertamina mengoperasikan ONWJ.
> Contoh nyata yang lain, CPI (Chevron) mengoperasikan duri steamflood, untuk
> membuat steam dulu menggunakan minyak 50.000 bopd, karena pemerintah butuh
> minyak, maka yg 50.000 bopd ini di swap dengan gas dari Copi (Conoco Ph),
> belakangan keputusan DPRRI dan Pemerintah sistim swap harus diakhiri diganti
> dengan sistim jual-beli gas untuk bikin uap. Ternyata perundingan dengan CPI
> dan Copi tidak selesai setahun, walau diganti dengan jual-beli gas, Copi
> ngotot minta haknya menjual minyak 50.000 bopd tetap dia pegang, CPI menolak
> dan memasalahkan DMO sehingga perundingan ber-larut2. Ber-andai2, kalau saja
> lapangan Suban yg memasok gas utk Duri Steamflood dioperasikan oleh
> Pertamina, maka keputusan pengakhiran swap bisa dilaksanakan dalam hitungan
> hari setelah diputuskan.
> Kontrak jualan LNG dari bontang ke Jepang akan berakhir 2021, kalau saja
> Pertamina dipercaya jadi operator blok Mahakam di 2022, maka Pertamina akan
> fokus memasok LNG ke FSRU (floating Storage Regasification Unit) yg sekarang
> beroperasi di laut jawa (barat, sekarang pasokan LNG temporary), dan akan
> dibangun di offshore Belawan (Sumut), offshore Jawa (Timur) dan Bali.
> Kalau Wamen pernah mengatakan di mass media, bahwa prioritas pengelolaan
> blok Mahakam untuk Pertamina 51%-70%, Pertamina HARUS BISA MENDAPATKAN 70%,
> KALAU TIDAK KEDEPAN AKAN KRISIS GAS DOMESTIK, PABRIK PUPUK MATI BISA KRISIS
> PANGAN, KRISIS LISTRIK.
>
> Wah..... Wah..... Wah..... Aku tetep mbela negaraku...... Cak
>
> Salam,
>
>
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>
> -----Original Message-----
> From: "F. Hasan Sidi" <fhs...@gmail.com>
> Date: Thu, 1 Nov 2012 19:01:27
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
> Subject: Re: [iagi-net-l] 2D vs 3D....(ganti judul ah..)
>> FYI,
>> sebagian besar lapangan di Mahakam diketemukan hanya dengan 2D lho...
>
> Maksudnya setelah ada teknologi 3D, si operator tetap menggunakan 2D
> dan berhasil/discovery? Offshore atau onshore ya?
>
> FHS
>
> --------------------------------------------------------------------------------
> PP-IAGI 2011-2014:
> Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
> Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
> --------------------------------------------------------------------------------
> Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
> REGISTER NOW !
> Contact Person:
> Email : pit.iagi.2...@gmail.com
> Phone : +62 82223 222341 (lisa)
> --------------------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
> email to: o...@iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
> on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
> IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct
> or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
> of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
> information posted on IAGI mailing list.
> ---------------------------------------------------------------------
>
>

--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
--------------------------------------------------------------------------------
Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa)
--------------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke