Sebetulnya langsung menyalahkan hujan, yang ini jelas sulit diterima wong kita 
ini daerah hujan, waktu itu musim hujan lagi deras derasnya, dan Jakarta sudah 
sering diterpa hujan dengan intensiatas yang lebih besar. Menyalahkan alam itu 
suatu sikap yang jelek menurut saya, ini hanya menghindari dari tanggung jawab 
saja, makanya seperi tulisan saya terakhir bahwa bangsa TIDAK AKAN PERNAH 
BELAJAR DARI KESALAHAN, sehingga kita akan mengalami atau TERANTUK masalah yang 
sama berulang ulang.

Kita bisa menjawab lebih "smart" misalnya seperti ini tanggul jebol itu seperti 
bangunan pada umumnya yang akan jebol/roboh dikarenakan beberapa faktor yaitu : 
faktor internal, eksternal dan human erorr. Ini lagi diselidiki apa penyebabnya 
... 

Kalau ditanya lebih detail bisa dijelaskan misalnya sbb: 

(1). Faktor internal terkait dengan desain, bahan dan tahapan pengerjaan yang 
akan mempengaruhi kekuatan dan umur bangunan. (2) Faktor eksternal terkait 
dengan kondisi daerah setempat misalnya rawan gempa, tsunami, gunungapi, tanah 
kembang susut, tanah sangat lunak,  ditabrak kendaraan besar (saat ini banyak 
kendaraan remnya blong dan nabrak apa saja), terorisme dll dll. (3) Faktor 
human error ini terkait kesalahan manusia misalnya ADA KORUPSI sejak tender, 
perencanaan dan pembangunan sehingga bangunan tidak sesuai dengan 
spesifikasinya. dan yang paling sering dilakukan oleh kita semua adalah tidak 
menyediakan dana monitoring dan perawatan.

AW

________________________________
 From: yustinus yuwono <yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com>
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, January 26, 2013 11:56 PM
Subject: Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah
 


Rekan2.
Budaya kambing hitam sangat kental di Indon ini, senang tidak senang sadar 
tidak sadar, hal ini mungkin sekali sudah terbentuk sejak kecil? Coba kita 
introspeksi: kalo anak balita kesandung batu, jatuh dan menangis, si pengasuh 
(pembantu, ibu, nenek, kakak, tante dll) akan langsung menggendongnya lalu 
dihibur dengan kata2 laa.....kodoknya nakal ya?atau batunya nakal ya...., bukan 
dididik untuk lebih hati2 supaya lain kali tidak kesandung lagi, seperti yang 
saya liat di negeri seberang (Prancis, mungkin tempat lain juga ya?). Mereka 
mendidik anaknya sejak usia dini untuk selalu berhati- hati, kalo kesandung 
jatuh ya dikasi tahu disitu ada batu, tidak menyalahkan kodok hanya sekedar 
supaya berhenti menangis; juga terhadap barang berbahaya seperti pisau, gunting 
dsb., mereka diperkenalkan dengan alat2 rumah tangga terlebih yang dapat 
membahayakan, sesuai dengan usia anak2 ybs. 

Ditambah lagi anak2 di sini selalu diberi contoh oleh org dewasa (sadar ataupun 
tidak), oleh kita2, pejabat dsb yang ketagihan kambing hitam ini, tak iyo?

Tak heran yang muncul adalah keluhan seperti ini. Sekedar introspeksi, jangan- 
jangan kita juga ketempelan semangat kambing hitam ini ya?

Salam,
Yatno


2013/1/27 Mulyady Airmas <airmas...@yahoo.co.id>


>
>mumpung lagi banjir jadi paling enak 'cuci tangan'....hujan jadi 'kambing 
>hitam'.....
>mungkin suatu saat kalo gempa atau erupsi gn api pasti yang disalahkan 
>gempanya atau gn apinya kali....(ckckckckck....negeri yang hebat diisi oleh 
>orang2 yang hebat)
>kalo kata prof. kovetlhycenko dari negeri antah berantah,...."jangan pernah 
>dengar atau jangan pernah belajar sebelum kejadian.."
>
>
>
>
>
>
>negeriku sayang, negeriku malang...
>
>
>----- Pesan yang Diteruskan -----
>Dari: amien widodo <amienwid...@yahoo.com>
>Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> 
>Dikirim: Minggu, 27 Januari 2013 12:00
>Judul: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah
> 
>
>
>KITA BANGSA YANG HEBAT TIDAK PERNAH SALAH
> 
>Jebolnya tanggul Banjir Kanal Barat (BKB) di Jl. Latuharhary selebar  30 meter 
> pada Kamis (17/1) menyebabkan banjir menggenangi kawasan sebagian Jl. 
>Sudirman, Bunderan HI, Jl Thamrin dan sekitarnya serta masuk ke Sungai Cideng 
>.Waduk Pluit menerima aliran dari Kali Cideng dan beberapa sungai di 
>sekitarnya, sehingga menenggelamkan pompa air yang ada di waduk yang 
>semestinya dipakai saat waduk Pluit penuh  Pada saat itu selama seminggu mulai 
>hari Sabtu (19/1) terjadi pasang laut tertinggi. Pada Kamis (24/1) hingga 
>Sabtu (26/1) pasang tertinggi mencapai  1 meter  antara 09.09 – 09.46. 
>Akibatnya Waduk Pluit meluap dan menenggelamkan kelurahan yang ada di 
>sekitarnya. Jebolnya tanggul ini juga menenggelamkan basemen UOB yang 
>menyebabkan meninggalnya beberapa orang.
> 
>Gubernur Joko Widodo menyebutkan kerugian mencapai 20 triliun (amazing – 
>diucapkan seperti  logat Tukul).
> 
>Siapa yang salah? Lagi lagi yang disalahkan HUJAN (aaaaaaaaneh diucapkan 
>seperti Patrick Spongbob). 
> 
>Berikut wawancara Tribunnews dengan pihak Kementrian PU
>Jebolnya tanggul di Jalan Latuharhary pihak Kementerian PU tidak mau 
>disalahkan. Kementerian PU justru menyalahkan tingginya intensitas hujan yang 
>turun.
>"Bukan karena kesalahan material. Tapi ini kan tanggul lama, sudah lama 
>sekali. Ini gara-gara curah hujan tinggi saja, kan curah hujan tinggi di 
>mana-mana banjir. Kalau kami melawan alam tidak bisa apa-apa," kata Kepala 
>BBWS Imam Santoso, saat ditemui Tribunnews.com di lokasi jebolnya tanggul, 
>Jalan Laturharhary, Menteng, Jakpus, Jumat (18/1/2013) siang.
>Selain masalah hujan, Imam mengungkapkan sebenarnya pengerjaan proyek BKB 
>belum selesai dilakukan. Adapun sisi tanggul yang jebol hanyalah tanggul yang 
>dibangun dengan gundukan tanah. Beberapa tempat memang masih belum selesai 
>dibeton, katanya. Andai sudah selesai dibeton, air tidak akan melimpah. "Kalau 
>tanggul tanah ini melimpah karena air, dia akan larut. Makanya akan dibuat 
>seperti di seberang itu tetap aman," kata Imam sambil menunjuk deretan beton 
>di sisi seberang BKB.
>Dari wawancara ini terungkap Kementrian PU tahu bahwa :
>1.      Tanggul masih gundukan tanah
>2.      Tanggul tanah akan larut oleh air (ingat Situ Gintung)
>3.      Tidak ada upaya pemantauan tanggul walau revitalisasi(pembetonan) 
>sudah tahun 2009
>4.      Seperti biasa setelah jebol pemerintah bilang ”akan dibeton seperti 
>tanggul diseblahnya”
> 
>
>
>”kita memang bangsa TIDAK PERNAH SALAH, dan TIDAK AKAN PERNAH BELAJAR DARI 
>KESALAHAN, sehingga kita akan mengalami TERANTUK masalah yang sama dan 
>berulang tanpa melakukan apa apa”
>
>

Kirim email ke