Dulu namanya hujan buatan dan sdh ada sejak tahun 80 an , karena bukan membuat 
hujan tapi lbh ke mempercepat proses dan mengarahkannya maka dinamakan rekayasa 
awan atau modifikasi hujan karena persaratan untuk hujan sdh terpenuhi.
Memang kadang suatu penerapan teknologi itu disatu sisi ada yg diuntungkan 
disisi lain ada yg dirugikan , 
Proyek “hujan buatan“ ini banyak juga digunakan untuk mengisi waduk / Dam dg 
mempercepat proses terjadinya hujan dan mengarahkannya, namun demikian disisi 
lain ada daerah sekiytarnya yg belum memerlukan hujan { misalnya ada jenis 
tanaman tertentu yg rusak kakalu ada hujan } , oleh krn itu penerapan suatu 
teknologi harus dikaji lbh dulu dsr berbagai aspek shg menjadikan suatu berkah 
krn teknologi itu independent bisa menjadi berkah dan bisa menjadi musibah



Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
Date: Sun, 27 Jan 2013 20:19:55 
To: IAGI<iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah

Mas Amien,
Mencoba berpikir kesamping, kalau memang hujan itu "salah" marilah kita
hukum berama, kita lakukan modifikasi hujan (cuaca) supaya hujan tidak
turun mengguyur Jakarta.
Manusia sudah merekayasa lingkungan dengan membuat saluran air,
memodifikasi sungai, membendung kali, mengatur jalannya air ... Nah, Ada yg
menganggap bahwa "*Meteoneering*" bahasa kerennya modifikasi cuaca adalah
salah satu solusi mengatur hujan... Apakah menurut Mas Amien atau rekan2
lain, modifikasi cuaca itu sebuah tindakan yang benar  ?
Adakah alasan ilmiah atau alasan wisdom bahwa hujan itu berkah ?

salam
RDP

2013/1/27 amien widodo <amienwid...@yahoo.com>

> Sebetulnya langsung menyalahkan hujan, yang ini jelas sulit diterima wong
> kita ini daerah hujan, waktu itu musim hujan lagi deras derasnya, dan
> Jakarta sudah sering diterpa hujan dengan intensiatas yang lebih besar.
> Menyalahkan alam itu suatu sikap yang jelek menurut saya, ini hanya
> menghindari dari tanggung jawab saja, makanya seperi tulisan saya terakhir
> bahwa bangsa TIDAK AKAN PERNAH BELAJAR DARI KESALAHAN, sehingga kita akan
> mengalami atau TERANTUK masalah yang sama berulang ulang.
>
> Kita bisa menjawab lebih "smart" misalnya seperti ini tanggul jebol itu
> seperti bangunan pada umumnya yang akan jebol/roboh dikarenakan beberapa
> faktor yaitu : faktor internal, eksternal dan human erorr. Ini lagi
> diselidiki apa penyebabnya ...
>
> Kalau ditanya lebih detail bisa dijelaskan misalnya sbb:
>
> (1). Faktor internal terkait dengan desain, bahan dan tahapan pengerjaan
> yang akan mempengaruhi kekuatan dan umur bangunan. (2) Faktor eksternal
> terkait dengan kondisi daerah setempat misalnya rawan gempa, tsunami,
> gunungapi, tanah kembang susut, tanah sangat lunak,  ditabrak kendaraan
> besar (saat ini banyak kendaraan remnya blong dan nabrak apa saja),
> terorisme dll dll. (3) Faktor human error ini terkait kesalahan manusia
> misalnya ADA KORUPSI sejak tender, perencanaan dan pembangunan sehingga
> bangunan tidak sesuai dengan spesifikasinya. dan yang paling sering
> dilakukan oleh kita semua adalah tidak menyediakan dana monitoring dan
> perawatan.
>
> AW
>   ------------------------------
> *From:* yustinus yuwono <yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com>
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Sent:* Saturday, January 26, 2013 11:56 PM
> *Subject:* Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah
>
>
> Rekan2.
> Budaya kambing hitam sangat kental di Indon ini, senang tidak senang sadar
> tidak sadar, hal ini mungkin sekali sudah terbentuk sejak kecil? Coba kita
> introspeksi: kalo anak balita kesandung batu, jatuh dan menangis, si
> pengasuh (pembantu, ibu, nenek, kakak, tante dll) akan langsung
> menggendongnya lalu dihibur dengan kata2 laa.....kodoknya nakal ya?atau
> batunya nakal ya...., bukan dididik untuk lebih hati2 supaya lain kali
> tidak kesandung lagi, seperti yang saya liat di negeri seberang (Prancis,
> mungkin tempat lain juga ya?). Mereka mendidik anaknya sejak usia dini
> untuk selalu berhati- hati, kalo kesandung jatuh ya dikasi tahu disitu ada
> batu, tidak menyalahkan kodok hanya sekedar supaya berhenti menangis; juga
> terhadap barang berbahaya seperti pisau, gunting dsb., mereka diperkenalkan
> dengan alat2 rumah tangga terlebih yang dapat membahayakan, sesuai dengan
> usia anak2 ybs.
>
> Ditambah lagi anak2 di sini selalu diberi contoh oleh org dewasa (sadar
> ataupun tidak), oleh kita2, pejabat dsb yang ketagihan kambing hitam ini,
> tak iyo?
>
> Tak heran yang muncul adalah keluhan seperti ini. Sekedar introspeksi,
> jangan- jangan kita juga ketempelan semangat kambing hitam ini ya?
>
> Salam,
> Yatno
>
> 2013/1/27 Mulyady Airmas <airmas...@yahoo.co.id>
>
>
> mumpung lagi banjir jadi paling enak 'cuci tangan'....hujan jadi 'kambing
> hitam'.....
> mungkin suatu saat kalo gempa atau erupsi gn api pasti yang disalahkan
> gempanya atau gn apinya kali....(ckckckckck....negeri yang hebat diisi oleh
> orang2 yang hebat)
> kalo kata prof. kovetlhycenko dari negeri antah berantah,...."jangan
> pernah dengar atau jangan pernah belajar sebelum kejadian.."
>
>
>
> negeriku sayang, negeriku malang...
>
>   ----- Pesan yang Diteruskan -----
> *Dari:* amien widodo <amienwid...@yahoo.com>
> *Kepada:* "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id>
> *Dikirim:* Minggu, 27 Januari 2013 12:00
> *Judul:* [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah
>
> KITA BANGSA YANG HEBAT TIDAK PERNAH SALAH
>
> Jebolnya tanggul Banjir Kanal Barat (BKB) di Jl. Latuharhary selebar  30
> meter  pada Kamis (17/1) menyebabkan banjir menggenangi kawasan sebagian
> Jl. Sudirman, Bunderan HI, Jl Thamrin dan sekitarnya serta masuk ke Sungai
> Cideng .Waduk Pluit menerima aliran dari Kali Cideng dan beberapa sungai di
> sekitarnya, sehingga menenggelamkan pompa air yang ada di waduk yang
> semestinya dipakai saat waduk Pluit penuh  Pada saat itu selama seminggu
> mulai hari Sabtu (19/1) terjadi pasang laut tertinggi. Pada Kamis (24/1)
> hingga Sabtu (26/1) pasang tertinggi mencapai  1 meter  antara 09.09 –
> 09.46. Akibatnya Waduk Pluit meluap dan menenggelamkan kelurahan yang ada
> di sekitarnya. Jebolnya tanggul ini juga menenggelamkan basemen UOB yang
> menyebabkan meninggalnya beberapa orang.
>
> Gubernur Joko Widodo menyebutkan kerugian mencapai 20 triliun (amazing –
> diucapkan seperti  logat Tukul).
>
> Siapa yang salah? Lagi lagi yang disalahkan HUJAN (aaaaaaaaneh diucapkan
> seperti Patrick Spongbob).
>
> Berikut wawancara Tribunnews dengan pihak Kementrian PU
> Jebolnya tanggul di Jalan Latuharhary pihak Kementerian PU tidak mau
> disalahkan. Kementerian PU justru menyalahkan tingginya intensitas hujan
> yang turun.
> *"Bukan karena kesalahan material. **Tapi ini kan tanggul lama, sudah
> lama sekali. **Ini gara-gara curah hujan tinggi saja, kan curah hujan
> tinggi di mana-mana banjir. Kalau kami melawan alam tidak bisa apa-apa,"* kata
> Kepala BBWS Imam Santoso, saat ditemui Tribunnews.com di lokasi jebolnya
> tanggul, Jalan Laturharhary, Menteng, Jakpus, Jumat (18/1/2013) siang.
> Selain masalah hujan, Imam mengungkapkan sebenarnya pengerjaan proyek BKB
> belum selesai dilakukan. Adapun sisi tanggul yang jebol hanyalah tanggul
> yang dibangun dengan *gundukan tanah*. Beberapa tempat memang masih belum
> selesai dibeton, katanya. Andai sudah selesai dibeton, air tidak akan
> melimpah. "Kalau tanggul tanah ini melimpah karena air, *dia akan larut*.
> Makanya akan dibuat seperti di seberang itu tetap aman," kata Imam sambil
> menunjuk deretan beton di sisi seberang BKB.
> Dari wawancara ini terungkap Kementrian PU tahu bahwa :
> 1.      Tanggul masih gundukan tanah
> 2.      Tanggul tanah akan larut oleh air (ingat Situ Gintung)
> 3.      Tidak ada upaya pemantauan tanggul walau revitalisasi(pembetonan)
> sudah tahun 2009
> 4.      Seperti biasa setelah jebol pemerintah bilang ”akan dibeton
> seperti tanggul diseblahnya”
>
>
> ”kita memang bangsa TIDAK PERNAH SALAH, dan TIDAK AKAN PERNAH BELAJAR DARI
> KESALAHAN, sehingga kita akan mengalami TERANTUK masalah yang sama dan
> berulang tanpa melakukan apa apa”
>
>
>
>
>
>


-- 
*"**Good idea is important key to success, "working on it" will make it
real."*

Kirim email ke