$alam Geologi Indonesia

Jujur sebetulnya kita tahu apa yang harus dikerjakan perorang ataupun
dalam komunitas, warga Jakarta ataupun bangsa Indonesia.

Bencana ada 2, alam dan buatan . bermain 3 kata sebagai logika
kelurlah kalimat 1. Bencana alam buatan (manunia) dan 2. Bencana
buatan (semesta). Terlihat secara tegas tidak ada unsur tambahan yang
direkayasa..Jujur tidak ada kambing hitam atau kambing conge..

Perjalanan warga dunia ini masih panjang untuk hidup berkelanjutan
seperti jargon "dunia ini kita pinjam untuk anak cucu generasi
mendatang". kita butuh energi konstruktif  minimal "simpan sampah"
pada tempatnya karena niat kita "buang sampah" kadang alam buatan
(mal, terminal, bandara...rumah sakit all construction
enginering)...gak ada tempat sampahnya ! so gampangnya buang aja di
alam ini...sungai, bawah pohon dll... siap aja di denda atau di panah
klo pake cara ini di pedalam Papua atau Kalimatan 10-20 tahun lalu..

Alam dan Manusia punya kekuatannya...Alam memberi Manusia untuk
Konstruktif bukan Destructive..buktikan jargon economic atau apalah
group "sustainable development"

Ayo mulai dari raga (individu), keluarga, warga hingga negara untuk
"simpan sampah"..di celana kargo .. stop "buang sampah"
sembarangan...jadilah Nature Lover Sejati...

..Masih mau cari kambing..?







On 1/28/13, Bandono Salim <bandon...@gmail.com> wrote:
> Hehe
> Mari belajar jadi
> Pawang hujan, bersaing dengan BPPT maupun LIPI
>  Ooo iya kenapa nggak panggil itu sobatnya BNPB kelompok Turangga yang
> membuat Menyan Institut Teknologi, untuk mengalihkan hujan?
> Beayanya ndak setinggi nerbangin pesawat dan beli garam ratusan ton.
> Iriiit banget lho.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -----Original Message-----
> From: aluthfi...@gmail.com
> Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
> Date: Sun, 27 Jan 2013 17:53:18
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah
>
> BNPB bekerjasama dengan BPPT untuk memodifikasi cuaca dengan menghambat
> pertumbuhan awan dan mendorongnya untuk mendistribusikan awan secara merata
> agar hujan juga merata. Pawang hujan telah lama menahan hujan agar lokasi
> tertentu terhindar dari hujan. Lapangan golf banyak menggunakan jasa pawang
> hujan. Pawang hujan di lapangan golf di Bodetabek berusaha mendorong awan
> kearah Jakarta agar hujan pindah ke wilayah Jakarta. Kalau dulu BPPT sebagai
> rain maker (hujan buatan), sekarang BPPT sebagai rain distribution (weather
> modificator) bersaing dengan pawang hujan........... Bakal seruuuu.......d.
>
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>
> -----Original Message-----
> From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
> Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
> Date: Sun, 27 Jan 2013 20:19:55
> To: IAGI<iagi-net@iagi.or.id>
> Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah
> Mas Amien,
> Mencoba berpikir kesamping, kalau memang hujan itu "salah" marilah kita
> hukum berama, kita lakukan modifikasi hujan (cuaca) supaya hujan tidak
> turun mengguyur Jakarta.
> Manusia sudah merekayasa lingkungan dengan membuat saluran air,
> memodifikasi sungai, membendung kali, mengatur jalannya air ... Nah, Ada yg
> menganggap bahwa "*Meteoneering*" bahasa kerennya modifikasi cuaca adalah
> salah satu solusi mengatur hujan... Apakah menurut Mas Amien atau rekan2
> lain, modifikasi cuaca itu sebuah tindakan yang benar  ?
> Adakah alasan ilmiah atau alasan wisdom bahwa hujan itu berkah ?
>
> salam
> RDP
>
> 2013/1/27 amien widodo <amienwid...@yahoo.com>
>
>> Sebetulnya langsung menyalahkan hujan, yang ini jelas sulit diterima wong
>> kita ini daerah hujan, waktu itu musim hujan lagi deras derasnya, dan
>> Jakarta sudah sering diterpa hujan dengan intensiatas yang lebih besar.
>> Menyalahkan alam itu suatu sikap yang jelek menurut saya, ini hanya
>> menghindari dari tanggung jawab saja, makanya seperi tulisan saya
>> terakhir
>> bahwa bangsa TIDAK AKAN PERNAH BELAJAR DARI KESALAHAN, sehingga kita akan
>> mengalami atau TERANTUK masalah yang sama berulang ulang.
>>
>> Kita bisa menjawab lebih "smart" misalnya seperti ini tanggul jebol itu
>> seperti bangunan pada umumnya yang akan jebol/roboh dikarenakan beberapa
>> faktor yaitu : faktor internal, eksternal dan human erorr. Ini lagi
>> diselidiki apa penyebabnya ...
>>
>> Kalau ditanya lebih detail bisa dijelaskan misalnya sbb:
>>
>> (1). Faktor internal terkait dengan desain, bahan dan tahapan pengerjaan
>> yang akan mempengaruhi kekuatan dan umur bangunan. (2) Faktor eksternal
>> terkait dengan kondisi daerah setempat misalnya rawan gempa, tsunami,
>> gunungapi, tanah kembang susut, tanah sangat lunak,  ditabrak kendaraan
>> besar (saat ini banyak kendaraan remnya blong dan nabrak apa saja),
>> terorisme dll dll. (3) Faktor human error ini terkait kesalahan manusia
>> misalnya ADA KORUPSI sejak tender, perencanaan dan pembangunan sehingga
>> bangunan tidak sesuai dengan spesifikasinya. dan yang paling sering
>> dilakukan oleh kita semua adalah tidak menyediakan dana monitoring dan
>> perawatan.
>>
>> AW
>>   ------------------------------
>> *From:* yustinus yuwono <yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com>
>> *To:* iagi-net@iagi.or.id
>> *Sent:* Saturday, January 26, 2013 11:56 PM
>> *Subject:* Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah
>>
>>
>> Rekan2.
>> Budaya kambing hitam sangat kental di Indon ini, senang tidak senang
>> sadar
>> tidak sadar, hal ini mungkin sekali sudah terbentuk sejak kecil? Coba
>> kita
>> introspeksi: kalo anak balita kesandung batu, jatuh dan menangis, si
>> pengasuh (pembantu, ibu, nenek, kakak, tante dll) akan langsung
>> menggendongnya lalu dihibur dengan kata2 laa.....kodoknya nakal ya?atau
>> batunya nakal ya...., bukan dididik untuk lebih hati2 supaya lain kali
>> tidak kesandung lagi, seperti yang saya liat di negeri seberang (Prancis,
>> mungkin tempat lain juga ya?). Mereka mendidik anaknya sejak usia dini
>> untuk selalu berhati- hati, kalo kesandung jatuh ya dikasi tahu disitu
>> ada
>> batu, tidak menyalahkan kodok hanya sekedar supaya berhenti menangis;
>> juga
>> terhadap barang berbahaya seperti pisau, gunting dsb., mereka
>> diperkenalkan
>> dengan alat2 rumah tangga terlebih yang dapat membahayakan, sesuai dengan
>> usia anak2 ybs.
>>
>> Ditambah lagi anak2 di sini selalu diberi contoh oleh org dewasa (sadar
>> ataupun tidak), oleh kita2, pejabat dsb yang ketagihan kambing hitam ini,
>> tak iyo?
>>
>> Tak heran yang muncul adalah keluhan seperti ini. Sekedar introspeksi,
>> jangan- jangan kita juga ketempelan semangat kambing hitam ini ya?
>>
>> Salam,
>> Yatno
>>
>> 2013/1/27 Mulyady Airmas <airmas...@yahoo.co.id>
>>
>>
>> mumpung lagi banjir jadi paling enak 'cuci tangan'....hujan jadi 'kambing
>> hitam'.....
>> mungkin suatu saat kalo gempa atau erupsi gn api pasti yang disalahkan
>> gempanya atau gn apinya kali....(ckckckckck....negeri yang hebat diisi
>> oleh
>> orang2 yang hebat)
>> kalo kata prof. kovetlhycenko dari negeri antah berantah,...."jangan
>> pernah dengar atau jangan pernah belajar sebelum kejadian.."
>>
>>
>>
>> negeriku sayang, negeriku malang...
>>
>>   ----- Pesan yang Diteruskan -----
>> *Dari:* amien widodo <amienwid...@yahoo.com>
>> *Kepada:* "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id>
>> *Dikirim:* Minggu, 27 Januari 2013 12:00
>> *Judul:* [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah
>>
>> KITA BANGSA YANG HEBAT TIDAK PERNAH SALAH
>>
>> Jebolnya tanggul Banjir Kanal Barat (BKB) di Jl. Latuharhary selebar  30
>> meter  pada Kamis (17/1) menyebabkan banjir menggenangi kawasan sebagian
>> Jl. Sudirman, Bunderan HI, Jl Thamrin dan sekitarnya serta masuk ke
>> Sungai
>> Cideng .Waduk Pluit menerima aliran dari Kali Cideng dan beberapa sungai
>> di
>> sekitarnya, sehingga menenggelamkan pompa air yang ada di waduk yang
>> semestinya dipakai saat waduk Pluit penuh  Pada saat itu selama seminggu
>> mulai hari Sabtu (19/1) terjadi pasang laut tertinggi. Pada Kamis (24/1)
>> hingga Sabtu (26/1) pasang tertinggi mencapai  1 meter  antara 09.09 –
>> 09.46. Akibatnya Waduk Pluit meluap dan menenggelamkan kelurahan yang ada
>> di sekitarnya. Jebolnya tanggul ini juga menenggelamkan basemen UOB yang
>> menyebabkan meninggalnya beberapa orang.
>>
>> Gubernur Joko Widodo menyebutkan kerugian mencapai 20 triliun (amazing –
>> diucapkan seperti  logat Tukul).
>>
>> Siapa yang salah? Lagi lagi yang disalahkan HUJAN (aaaaaaaaneh diucapkan
>> seperti Patrick Spongbob).
>>
>> Berikut wawancara Tribunnews dengan pihak Kementrian PU
>> Jebolnya tanggul di Jalan Latuharhary pihak Kementerian PU tidak mau
>> disalahkan. Kementerian PU justru menyalahkan tingginya intensitas hujan
>> yang turun.
>> *"Bukan karena kesalahan material. **Tapi ini kan tanggul lama, sudah
>> lama sekali. **Ini gara-gara curah hujan tinggi saja, kan curah hujan
>> tinggi di mana-mana banjir. Kalau kami melawan alam tidak bisa apa-apa,"*
>> kata
>> Kepala BBWS Imam Santoso, saat ditemui Tribunnews.com di lokasi jebolnya
>> tanggul, Jalan Laturharhary, Menteng, Jakpus, Jumat (18/1/2013) siang.
>> Selain masalah hujan, Imam mengungkapkan sebenarnya pengerjaan proyek BKB
>> belum selesai dilakukan. Adapun sisi tanggul yang jebol hanyalah tanggul
>> yang dibangun dengan *gundukan tanah*. Beberapa tempat memang masih belum
>> selesai dibeton, katanya. Andai sudah selesai dibeton, air tidak akan
>> melimpah. "Kalau tanggul tanah ini melimpah karena air, *dia akan larut*.
>> Makanya akan dibuat seperti di seberang itu tetap aman," kata Imam sambil
>> menunjuk deretan beton di sisi seberang BKB.
>> Dari wawancara ini terungkap Kementrian PU tahu bahwa :
>> 1.      Tanggul masih gundukan tanah
>> 2.      Tanggul tanah akan larut oleh air (ingat Situ Gintung)
>> 3.      Tidak ada upaya pemantauan tanggul walau revitalisasi(pembetonan)
>> sudah tahun 2009
>> 4.      Seperti biasa setelah jebol pemerintah bilang ”akan dibeton
>> seperti tanggul diseblahnya”
>>
>>
>> ”kita memang bangsa TIDAK PERNAH SALAH, dan TIDAK AKAN PERNAH BELAJAR
>> DARI
>> KESALAHAN, sehingga kita akan mengalami TERANTUK masalah yang sama dan
>> berulang tanpa melakukan apa apa”
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>
>
> --
> *"**Good idea is important key to success, "working on it" will make it
> real."*
>
>


-- 
Aji Suhadi
Mineral Exploration Geologist
+62 81257179737
http://about.me/aji.suhadi

Kirim email ke