Kalau strateginya impor, buat apa eksplorasi?
Apa memang gas kita lebih bagus sehingga dijual untuk beli gas murah; seperti 
halnya ekspor minyak mentah untuk beli. Premium?
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
Date: Sun, 27 Jan 2013 21:18:14 
To: IAGI<iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."
Mas Henky info yang menarik ttg kesuksesan eksplorasi tahun 2012 lalu.

Secara khusus saya memang menyoroti tahun 2020-2030 yg "sebentar lagi" akan
kita alami bersama. Kalau perhitungan saya tidak meleset, karena asumsi
saya berdasarkan trend produksi dan konsumsi gas. Kemungkinan net importir
gas akan terjadi tahun 2022, kemarin Pak Dodi Priambodo (PHE) mengemukakan
sekitar 2023. Dimana dalam waktu dekat hanya beberapa lapangan baru akan
mulai produksi. Tetapi untuk jangka panjang, tentusaja eksplorasi menjadi
hal yang utama.
Untuk memenuhi kebutuhan saat adanya puncak bonus demografi 2020-2030 ini
tentusaja kita harus impor, dan memang berdasarkan data selama ini kita
sudah impor minyak dengan prosentase seperti grafik terlampir.
Untuk impor gas tentunya perlu recieving terminal LNG. Dan ini memerlukan
waktu lebih 5 tahunan.

Dalam setiap kuliah tamu saya sering mengemukakan ke mhs, *"jangan takut
impor migas, tapi hindari dan jauhilah orang-orang yang pesimis
menghadapinya"*.

Salam sukses !

Rovicky DP


2013/1/27 Henricus Herwin <henricus_her...@yahoo.com>

>   Pak Rovicky,
> Terima kasih untuk sharing presentasinya yang sangat menarik.
>
> Seperti yang disampaikan Mas Noor diemail yang lain, saya setuju bahwa
> receiving LNG terminal adalah teknologi yang sudah kita kuasai, yang
> menjadi pertanyaan adalah bagaimana mendapat pasokannya.
>
> Beberapa potensi untuk pasokan masa depan:
> 1. Potensi pasokan utama mungkin bisa dari East Natuna (Natuna D Alpha di
> presentasi bapak). Reserves yang dipublikasi di media masa 46 TCF (IGIP 222
> TCF dengan CO2 71% yang membuat development lapangan ini sangat menantang).
> Kita doakan saja semoga lapangan ini dapat segera dikembangkan.
>
> 2. Explorasi frontier terutama di daerah Timur Indonesia. Sebagai catatan
> dari ex^plorasi tahun lalu (2012) sekitar 50 TCF dibukukan di laut sangat
> dalam (>1500m) dan 35 TCF dibukukan di laut dalam (400 - 1500m) dibelahan
> dunia lain.
>
> 3. Shale gas dan CBM. Setuju dengan bapak, potensinya harus digarap. Perlu
> dicatat ketika blok shale gas nanti ditawarkan, mungkin titik berat
> terhadap komitment program explorasi dan appraisal harus tegas.
>
> 4. Sebagai Plan B, kenapa tidak dipikirkan untuk membeli gas dari tempat
> lain. Bila USA membuka pintu expor gas nya, lapangan2 baru di Afrika Timur
> mulai berproduksi, project shale gas di Australia dan Cina berhasil,
> mungkin harga gas akan menjadi murah. Bila kita bisa memanfaatkan energi
> murah untuk industri kita sehingga bisa membuat barang dengan harga yang
> lebih tinggi, kenapa tidak ? :)
>
> Note: Saya lampirkan resume penemuan tahun 2012. Sebagian besar dari
> penemuan itu didapat oleh International Oil Company. Salah satu national
> company yang berhasil adalah PETRONAS dengan penemuan 8 TCF di Serawak yang
> mendukung proyek Malaysia LNG (MLNG) mereka.
>
> Salam hangat,
> Henky
>
>
>
> --- On *Sat, 1/26/13, Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>* wrote:
>
>
> From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
> Subject: [iagi-net] "Indonesia membutuhkan energi itu."
> To: "IAGI" <iagi-net@iagi.or.id>, "geologi...@googlegroups.com" <
> geologi...@googlegroups.com>
> Date: Saturday, January 26, 2013, 9:34 PM
>
>
>   Dear All,
> Terlampir abstract serta presentasi saya sewaktu mengisi acara
> IndoGas-2013 di JHCC Jakarta pekan lalu.
>
> Satu hal yang saya soroti adalah adanya *potensi *besar di Indonesia pada
> tahun 2020-2030 dimana Indonesia mendapatkan *bonus demografi*. Saat itu
> nanti lebih dari 50% penduduk Indonesia masuk dalam usia produktif.
>
> Adalah tanggung jawab generasi saat ini, yang rata-rata sedang menduduki
> posisi kunci, untuk menyediakan sumberdaya alam dan energi untuk membuat
> mereka sibuk dan berprestasi. Tidak hanya migas dan energi, namun juga
> bahan mineral tambang dan sumberdaya alam lainnya termasuk air bersih serta
> lingkungan yang sehat dan aman.
>
> Dalam diskusinya saya menekankan untuk penyediaan energi ini tidak hanya
> dari eksplorasi saja, karena proyeksi supply produksi domestik serta
> eksplorasi pada tahun 2020 akan masih jauh dibawah dari kebutuhan. Sehingga
> menjadi tugas para pemerhati dan investor energi untuk mulai membangun 
> *recieving
> LNG terminal* di Indonesia.
>
> Proyeksi saya memperkirakan Indonesia akan menjadi net importir gas  pada
> 2022, dan net-importir energi pada tahun 2028.  Sehingga persiapan
> pembuatan dan konstruksi LNG recieving terminal ini harus sudah dimulai
> dari sekarang. Lokasi-lokasi pembangunan recieving terminal ini menjadi
> sebuah keputusan penting dan strategis karena ini akan menjadi sentra
> pertumbuhan ekonomi nantinya.
>
> Dengan tersedianya sumberdaya dan lingkungan sehat dan aman ini tidak
> mustahil Indonesia akan masuk dalam jajaran 10 negara perekonomian terbesar
> di dunia pada 2030 mendatang. Mengalahkan Jerman dan Inggris !.
>
> Salam
>
> Rovicky DP
>
> --
> "Good idea is important key to success, "working on it" will make it real."
>
>


-- 
*"**Good idea is important key to success, "working on it" will make it
real."*

Reply via email to