Total EP Gandeng Indika Energy Eksplorasi Blok Migas Papua VIVAnews - Total, melalui anak perusahaanya, Total E&P Indonesia West Papua, mengangdeng perusahaan lokal, PT Indika Energy Tbk., melalui anak perusahaannya PT Indika Multi Daya Energi untuk kerjasama di Blok Southwest Bird’s Head, Papua Barat.
Indika akan akuisisi 10 persen participating interest Total di PSC tersebut bila pemerintah Indonesia menyetujuinya. Sementara sisanya 90 persen tetap dimiliki Total sebagai Operator blok tersebut. Presiden Direktur Total E&P Indonesie, Elisabeth Proust, mengatakan transaksi ini adalah langkah awal untuk mengembangkan lebih lanjut kerjasama yang lebih luas antara Total dengan Indika Energy. "Kesepakatan ini menunjukkan kemampuan Total untuk bekerjasama dengan mitra-mitra kerja lokal yang handal untuk mengeksplorasi dan mengembangkan sumber daya alam minyak dan gas di Indonesia,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews, Kamis 21 Februari 2013. Total akan memanfaatkan pemahaman Indika Energy yang mendalam tentang konteks pasar lokal dan menciptakan sinergi dengan Indika Energy di Papua. Total memenangkan tender PSC tersebut pada Agustus 2011 dalam paruh kedua Regular Tender periode 2010. Blok eksplorasi ini terletak di wilayah daratan dan lepas pantai Salawati Basin Propinsi Papua Barat, meliputi wilayah seluas 7,176 km2. Akuisisi Blok ini sejalan dengan target dan strategi yang lebih ambisius dan penuh resiko namun memiliki prospek yang luas di wilayah-wilayah frontier. Pengeboran sumur eksplorasi pertama direncanakan mulai akhir April 2013. Source = vivanews.com On 2/21/13, rakhmadi.avia...@gmail.com <rakhmadi.avia...@gmail.com> wrote: > Mas Yus ada series diskusi mengenai ini antara IAGI netter (Tamzil, Indra > Kusuma, Gus Luthfi, Avi dll) dg Prof Ong yg intinya kita dukung untuk supaya > Blok Mahakam di klola Pertamina, pak prof DR Ong sbg penasehat SKMigas > tentunya selalu bersebrangan dg kita. > > Tapi ya itulah hasilnya, logisnya masak iya mau invest 13B USD (130T IDR) > punya resiko tinggi? > Ga masuk akal kan? > > Cape deh > > Semangat pagi > Avi > > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > -----Original Message----- > From: yustinus yuwono <yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com> > Sender: <iagi-net@iagi.or.id> > Date: Wed, 20 Feb 2013 21:57:34 > To: <iagi-net@iagi.or.id> > Reply-To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net] Mudah2an koran salah tulis lagi ttg pernyataan2 ini > (BLok Mahakam - Jilid ke sekian) > Wah.... > Semua maki2 pejabat ya? Saya sih cuma ngelus dada, ini betul-betul bangsa > tempe bongkrek, nggak punya nyali sama sekali, mental inlander nya muncul, > gak mau susah, maunya yang enak2 sesaat aja, menunggu rezeki jatuh dari > langit. Masyaallah, ADB saya setuju mudah2an beritanya salah, klo memang > beritanya benar trus kita mau apa lagi ya?? > YSY > > 2013/2/20 <mustotomoeh...@gmail.com> > >> Kang ADB, >> Sepanjang pemimpin2 kita masih memikirkan diri sendiri dan golongannya >> tanpa mikirin untuk negara, rasanya sulit negara kita ini bener2 bisa >> maju >> dan makmur. Lha wong ama perusahaan negara aja tidak pernah memberi >> kesempatan dan melindunginya, mau kapan lagi bisa maju kita ini. >> >> MM_Yg sebel ama pejabat bunglon. >> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung >> Teruuusss...! >> >> -----Original Message----- >> From: abacht...@cbn.net.id >> Sender: <iagi-net@iagi.or.id> >> Date: Wed, 20 Feb 2013 01:07:24 >> To: <iagi-net@iagi.or.id> >> Reply-To: iagi-net@iagi.or.id >> Subject: [iagi-net] Mudah2an koran salah tulis lagi ttg pernyataan2 ini >> (BLok Mahakam - Jilid ke sekian) >> Segala macam cara penyesatan opini dilakuKan oleh penguasa dlm rangKa >> menjustifikasi perlunya asset cadangan migas kita diserahkan kpd pihak >> asing. Ya, Allah, apa nggak malu ya, orang2 ini pada dirinya sendiri? >> >> Koran Tempo Rabu 20 Feb 2013 hal.B4 >> >> ................................. >> Jero Wacik (Men ESDM): "Pertamina dan perusahaan nasional ada kemungkinan >> hanya mampu menguasai 40% kepemiLikan blok Mahakam. Asumsi ini didasari >> pertimbangan kemampuan finansiaL Pertamina dan perusahaan minyak >> nasional. >> Calon pembeLi lapangan tsb hrs berhati-hati krn wajib menyetor triliunan >> rupiah" >> .................................. >> Rudi Rubiandini (Ka SKMigas): "Operator hrs menggenjot eksplorasi >> tambahan >> lantaran sumur2nya berusia tua. Uang itu bisa hilang jika eksplorasi >> gagal. >> Kemampuan menahan resiko ini tdk dimiliki perusahaan nasional" >> >> * Kalau memang berniat menguasai asset migas demi kepentingan nasional >> tanpa hrs terpapar pd resiko eksplorasi, khan bisa saja diatur spy >> perusahaan asing -nya dikasi area di Luar Lapangan2 yg sdh berproduksi tp >> masih di dLm bloK Mahakam, smntara u/pengoperasian lapangan2 asset itu >> serahkan saja pada Pertamina. Kalau mrk masih ngotot mau ikutan di >> lapangan2 yg produksi tsb ya mrk harus bayar ke Pertamina sbg premium >> participating interest, trus Pertamina setor ke Pemerintah. Bukannya >> maLahan Pertamina ditakut2i terus dg modal besarLah, resiko tinggiLah, >> dsb. >> >> ** Ungkapan2 argumen mrk sama sekali tdk mencerminKan bhw mrk mengerti >> ttg >> aliran dana dan resiko dlm industri ekspLorasi dan produksi migas dan >> reguLasi yg terkait PSC/KKKS. Sangat-sangat-sangat memprihatinkan. >> >> *** Terlihat sekaLi kesan sangat memaksakan dg alasan pokrol bambu >> (asal2an) yg melecehkan professionalisme teknis dan bisnis Pertamina yg >> notabene adalah perusahaan milik negara kita sendiri. Kasihan juga ya, >> pejabat2 kita ini. Mencoreng arang di muKa logika, KredibiLitas, dan >> nasionaLisme mrk sendiri. >> >> ADB, prihatin banget. >> 20Feb 2013 >> Powered by Telkomsel BlackBerry® >> > >