Pak Noor, abah...
Menurut hemat saya, legal akan lebih pas kalo ditemani dengan etika atau code 
of conduct (CoC). Legal itu produk eksternal tapi etika keluar dari perusahaan 
itu sendiri. Sekarang ini banyak perusahaan yg mau berbisnis dengan perusahaan 
yg punya CoC, karena kalau legal sih sudah pasti.

Maav ini hanya opini saya saja

Wass,

Yudie
“_^

-----Original Message-----
From: noor syarifuddin <noorsyarifud...@gmail.com>
Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
Date: Wed, 10 Apr 2013 08:01:29 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Siap-siap Net Import -->: [iagi-net] New Discovery - 
Malaysia
Abah yth,

Silakan langsung dilihat di laman perusahaan-perusahaan tsb...kalau
saya tulis di sini nanti saya bisa kena pasal .... :-)

Betul itu legal, tapi coba lihat margin perusahaan gas tsb... kenapa
harus sebesar itu (dan itu hanya bisa karena ada monopoli jalur
pipa)... harusnya khan mereka ambil "toll" pipanya saja dan tidak
menambah harga gasnya...
Saya yakin, kalau ada jalur, pasti perusahaan E&P dan pembeli akan
memilih end-to-end deal dan tidak pakai pihak ketiga... :-)

ha...ha..ha iya betul tetap legal, tapi artinya mereka khan ngakali
penjual... minta gas subsidi tapi mengambil keuntungan dari gas tsb...
coba kalau setelah mereka bangun instalasi itu dan si penjual kemudian
hanya kasih "lean" gas... apa mereka tidak akan mencak-mencak lagi..?


salam,


On 4/9/13, Yanto R. Sumantri <yrs_...@yahoo.com> wrote:
> Noor .
>
> Jadi ingin lebih tahu
>
> si Abah
>
>
> ________________________________
>  From: noor syarifuddin <noorsyarifud...@gmail.com>
> To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id>
> Sent: Monday, April 8, 2013 10:22 PM
> Subject: Re: [iagi-net] Siap-siap Net Import -->: [iagi-net] New Discovery -
> Malaysia
>
>
> Abah,
> Betul, banyak yg menjerit.... Tapi kita coba lht faktanya...
> Bbrapa konsumen gas itu produknya sebagian bsr utk ekspor tapi minta gasnya
> harga domestik...
> BOLEH TAHU PERUSAHAN MANA ITU ?
>
> Belum lg bisnis 'makelar'an ala prshaan gas kita... Berapa persen keuntungan
> mrk hanya dgn menjadi perantara...?
>
> yA , ITU BENAR , TAPI BUKANKAH RETAIL GAS ITU LEGAL , KARENA BAGI PERUSAHAAN
> e & p NYA , MARGIN NYA DIANGGAP (??) TERLALU KECIL.
>
> FYI, bahkan saking kreatifnya ada bbrp konsumen yg mau bikin ekstraksi LPG
> dari gas yg mereka beli.... Sangat cerdas menurut saya.... :-)MANA
>
> BOLEH TAHU PERUSAHAAN YA DAN DIMANA ? TAPI TETP LEGAL KAN ?
>
>
> Ini ibarat orang naik mobil mewah tapi gak setuju subsidi bbm dicabut...
>
>
> Salam,
>
> On Monday, April 8, 2013, Yanto R. Sumantri  wrote:
>
> Noor
>>
>>
>>Dengan harga 6- 7 dollar , pelaku industri sudah menjerit lho.
>>Lihat koran koran minggu lalu.
>>
>>
>>si Abah
>>
>>
>>
>>________________________________
>> From: noor syarifuddin <noorsyarifud...@gmail.com>
>>To: iagi-net@iagi.or.id
>>Sent: Monday, April 8, 2013 2:38 PM
>>Subject: Re: [iagi-net] Siap-siap Net Import -->: [iagi-net] New Discovery
>> - Malaysia
>>
>>Rekans,
>>
>>Saya kira import gas akan menjadi solusi pragmatis yang paling mudah
>>dan sederhana (tinggal beli aja kok... :-)
>>
>>Tapi dengan mulai ditandatanganinya kontrak LNG ke Jepang oleh
>>produsen shale gas untuk delivery tahun 2015/2016 dengan harga yang
>>cukup tinggi dibanding harga HH (16$/mmbtu), maka sebaiknya kita mawas
>>diri....
>>
>>kalau pasar internasional nantinya jenuh karena ekspor shale gas ini,
>>maka "berkah"nya adalah gas Indonesia harus masuk pasar
>>lokal/domestik.... tapi kalau harganya masih di bawah 7-8 $/mmbtu
>>apakah akan menjadi ekonomis untuk proyek-proyek di daerah
>>forntier?... kalau tidak, maka sudah pasti proyeknya akan tertunda
>>atau terhenti
>>
>>ibarat sakit jantung, ini adalah "pembunuh senyap" eksplorasi dan
>>eksploitasi migas kita..... silakan diterka akan berapa banyak
>>aktifitas eksplorasi dan pengembangan yang akan tertunda atau
>  ditunda
>>karenanya...
>>
>>
>>salam,
>>
>>
>>On 4/8/13, H Herwin <henricus.her...@gmail.com> wrote:
>>> Hallo Pak Rovicky,
>>> Saya rasa fokus ke shale business di Amerika lebih di dorong oleh
>>> kepentingan bisnis dibanding dengan sekadar nasionalisme. Keberhasilan
>>> shale gas memang membuat harga gas di sana (Henry Hub) menjadi sangat
>>> rendah, ini yang membuat industri di sana berpindah ke shale "wet gas"
>>> dan
>>> shale oil. Produksi liquid yang membuat shale industry di Amerika masih
>>> menarik walaupun harga gasnya sangat rendah.
>>>
>>> Iseng2 saya lihat draft corporate meeting HESS May ini di internet.
>>> http://www.transforminghess.com/
>>>
>>> HESS mempunyai asset Shale Oil yang bagus di Bakken (17% prod, 23%
>>> reserves
>>> Hess group ada di sana) dan di emerging Utica Shale. Di
>  Indonesia sendiri
>>> asset mereka relatif kurang baik dibanding asset2 HESS yang lain dan
>>> hasil
>>> ekplorasi mereka di tahun2 belakangan ini juga negative.
>>> Saya tidak punyak akses ke www.ogj.com. Apakah Pak Rovicky bisa kirim
>>> artikelnya. Export gas dari Amerika memang patut dicermati karena akan
>>> mempengaruhi harga jual gas di Asia ................... Well, seperti
>>> bapak
>>> bilang, bila harga gas sangat murah, tidak ada salahnya kita beli gas kan
>>> ?? :)
>>>
>>> Salam hangat,
>>> Henky
>>> 2013/4/5 Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
>>>
>>>>  On Fri, Apr 5, 2013 at 2:24 AM, H Herwin
>>>> <henricus.her...@gmail.com>wrote:
>>>>
>>>>> Abah,
>>>>> Kebetulan Newfield
>  sedang berencana menjual portfolio mereka di Asia (Di
>>>>> Cina dan di Malaysia), walaupun mereka mungkin berubah pikiran setelah
>>>>> discovery ini :) Atau malah mengambil keuntungan karena nilainya jadi
>>>>> lebih
>>>>> tinggi .......... Strategi mereka ingin focul dgn shale asset mereka di
>>>>> USA.
>>>>>
>>>>
>>>> Wah kok strateginya mirip HESS juga ya.
>>>> Shale gas/oil di Amerika ini banyak menyedot perhatian investor lokal
>>>> untuk menanamkan di negerinya sendiri. Walau harga gas disananya jatuh
>>>> tetep saja mereka ingin mengembangkan negaranya sendiri dengan dana
>>>> sendiri
>>>> dan dipakai sendiri (setahu saya debat ijin ekspor masih berlangsung
>>>> seru).
>>>> Intinya Amerika sedang berusaha untuk mencari pasokan "energi" untuk
>>>> negerinya sendiri.
>>>>
> http://www.ogj.com/articles/print/volume-111/issue-4/special-report-lng-update/us-debate-on-lng-exports-centered.html
>>>>
>>>> Sementara saya sedang berpikir realis (walau sebagai explorer tetap
>>>> harus
>>>> optimis), sedang concern kemungkinan Indonesia menjadi net importir LNG
>>>> (2016) dan menjadi net import energi (setelah 2025). Padahal kita
>>>> memiliki
>>>> insentive demografi atau Demography Bonus tahun 2020-2030 dimana akan
>>>> ada
>>>> 180 juta tenaga kerja siap menjadi mesin yang perlu bahan bakar dan
>>>> bahan
>>>> baku.
>>>>
>>>> Kalau pembangunan FSRU, Electric Plant, pipelines, jaringan kabel
>>>> distribusi dan infrastruktur lainnya tidak disiapkan maka akan terjadi
>>>> braindrain tenaga kerja Indonesia ke negara-negara yang mampu memberikan
>>>> "kerja".
>>>>
>>>> Doh piye iki ?
>>>>
>>>>
>  RDP
>>>>
>>>>
>>

Kirim email ke