Itu juga harapan kami pak.  Lebih bergairah kalau ada sparring partner yang 
serius karena analisa akan lebih terasah.  Yang bikin puyeng itu yang 
abal-abal.  Yang langsung ke bab kesimpulan itu :-)

-----Original Message-----
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of 
lia...@indo.net.id
Sent: 01 Mei 2013 21:43
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

Perbedaan adalah suatu Rahmat kalau bisa mengambil hikmahnya, Bagi kami yang 
awam ini bisa bertambah wawasan dari dua perbedaan sudut pandang tsb dg analisa 
dan argumen masing masing serta didukung dg kemampuan menyajikan datanya.( Saya 
ngebayang nanti misalnya ada dua buku yg  mengupas tuntas hal ini dari dua 
sudut pandang yg berbeda , biar  publik yg akan menilainya..) ISM


> Ciri umum populer ilmiah adalah menyampaikan informasi ilmiah dengan 
> bahasa populer yang mudah dimengerti tidak banyak pakai jargon-jargon 
> ilmiah.  Kemudian biasanya pembahasan serta diskusinya tidak terlalu 
> mendalam karena akan membuat artikelnya tidak nyaman dibaca atau 
> menjadi lebih sukar dicerna.  Dalam jurnal ilmiah setiap informasi yan 
> disampaikan harus dipertahankan dasar ilmiahnya, seringkali disertai 
> berbagai rumus-rumus, modeling, dan analisa uncertainty-nya.  Sebuah 
> naskah ilmiah yang baik juga biasanya mendiskusikan berbagai kelemahan 
> dan keterbatasan dari berbagai analisa (self critic).
> Prinsipnya lebih baik kita mengkritik habis kerjaan sendiri di makalah 
> daripada dihabisi oleh orang lain.  Jadi kalau ada obrolan di IAGI-NET 
> ini yang mempertanyakan misalnya seolah-olah ada data yang 
> disembunyikan atau kelemahan yang tidak dikemukakan supaya terlihat 
> lebih meyakinkan itu sebenarnya hal yang menggelikan karena kebiasaan 
> kami kalau mendiskusikan hasil penelitian yang paling pertama 
> dikemukakan adalah membahas ketidakpastian atau kelemahannya atau 
> berbagai kemungkinan interpretasinya bukan malah menyembunyikan.  Itu 
> hal tabu dalam dunia sains  J
>
>
>
> Ilustrasinya.  Stephen Oppenheimer mempublikasi buku ilmiah populer 
> berjudul “Eden in the East” setelah dia sebelumnya publikasi 
> scientifi journal-nya tentang penelitian DNA untukmelacak sejarah 
> nenek moyang manusia.
> Dalam buku dia bilang bahwa nenek moyang bangsa Indonesia yang hidup 
> sekarang di sini sudah ada di nusantara sejak
> 50-60.000 tahun lalu bedasarkan pelacakan DNA tersebut.  Dia 
> menerangkan prinsip metoda DNA di bukunya tapi tidak menjelaskan detil 
> berapa sampel DNA yang dia ambil, bagaimana metoda samplingnya, 
> darimana saja, berapa standard deviation dari hasil analisanya dsb.  
> Untuk tahu detilnya ini ya harus baca jurnal scientificnya.  Perlu 
> diingat bahwa walaupun jurnal scientificnya ada tapi tidak banyak 
> orang yang dapat akses ke jurnal tersebut dan kalaupun dapat tidak 
> gampang juga mengertinya.  Kebaikkannya kalau jurnal scientificnya 
> sudah published paling tidak orang tahu bahwa informasi yang 
> disampaikan sudah di-peer review ketika
> publikasi ke jurnal.   Tidak berarti tanpa cela atau benar
> juga, tapi paling tidak sudah ada assurance memenuhi kaidah ilmiah.  
> Intinya ada peer-review.
>
>
>
> From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of 
> makkaw...@gmail.com Sent: 01 Mei 2013 20:11
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
>
>
>
> Sekedar bertanya...apakah populer ilmiah itu artinya sdh sesuai dgn 
> kajian ilmiah trus di populerkan atw di populerkan sesuatu yg blum di 
> kaji agar dpt diterima secara ilmiah..matur nuwun bpk2
>
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> Teruuusss...!
>
>  _____
>
> From: yustinus yuwono <yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com>
>
> Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
>
> Date: Wed, 1 May 2013 20:04:58 +0700
>
> To: iagi-net<iagi-net@iagi.or.id>
>
> ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
>
> Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
>
>
>
> Danny yth,
>
>
>
> Apakah gak terlalu cepat buku ilmiah populernya? Meskipun
> namanya buku ilmiah populer, isinya biasanya adalah hal-hal
> umum yang sudah diakui secara luas di lingkungan ilmuwan,
> sedangkan yang masih bersifat kontroversi (maksud saya masih
> diperdebatkan) apakah bijak untuk publikasi ilmiah populer?
> Jangan- jangan malah menyesatkan orang awam yang nanti
> membacanya?
>
> Salam,
>
> Yatno
>
>
>
> 2013/5/1 <danny.hil...@gmail.com>
>
> Syukurlah masih banyak para pendidik seperti bapak yang
> sadar bahwa barometer saheh bagus tidaknya kualitas
> penelitian itu adalah publikasinya, khususnya publikasi
> jurnal internasional yg peer_reviewnya ketat, bukan
> petisi2an. Dalam waktu dekat rencananya akan ada publikasi
> buku ilmiah populer utk konsumsi masyarakat luas. Utk
> publikasi jurnal internasional akan dilakukan setelah itu,
> Insya Allah masih dalam tahun ini. Pak Yuwono tentu paham,
> utk publikasi level ini proses dari sudah submit sampai
> publikasi bisa makan waktu setahun dan ini adalah utk
> kalangan terbatas. Itu sebabnya yang kami utamakan adalah
> demand masyarakat luas dulu. Sadahurip, seperti sy katakan
> sementara ini penelitiannya ditunda dulu. Ttg data, kalo mau
> liat dan ingin mendiskusikannya silahkan saja main2 ke
> kantor pak. Tidak dirahasiakan kok.  Engga perlu nunggu
> publikasinya.
>
> Salam
>
>
>
> Danny Hilman Natawidjaja
> LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
> Geoteknologi - LIPI
>
>  _____
>
> From: yustinus yuwono <yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com>
>
> Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
>
> Date: Wed, 1 May 2013 18:29:28 +0700
>
> To: iagi-net<iagi-net@iagi.or.id>
>
> ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
>
> Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
> TERSELAMATKAN
>
>
>
> Rekan Danny,
>
>
>
> Ini pendapat pribadi lho Pak Ketum, bukan atas lembaga
> apapun.
>
>
>
> Memang dahsyat diskusi geo-arkeologi piramid ini. Saya dulu
> pernah bilang, silakan teruskan penelitian ini, kita nanti
> menikmati hasilnya. Ngomong-ngomong hasil, rekan Danny H N,
> apakah sudah ada yang published? Syukur dalam majalah ilmiah
> internasional yang berwibawa? Kalau belum ya kita ini
> (diskusi ini) anggap saja ngomong2 warung kopi saja, jangan
> bawa-2 ilmiah segala lah meskipun yang ambil bagian diskusi
> para sarjana bahkan banyak yang mumpuni di bidangnya
> masing-masing.
>
> Bahkan dulu Danny bersedia open data untuk publik kalo
> hasilnya sudah publish, kita nanti dapat data gratis dan
> masing-2 boleh membuat interpretasi bebas. Jadi sekali lagi
> teruskan saja asal sesuai prosedur baku (baik standar ilmiah
> maupun aspek legal). Oh iya, meskipun fokus anda sekarang di
> G Padang, hasil di "piramid" lain (sada hurip dll) apa
> pernah di published? Anda bilang data nya kurang bagus, itu
> dari segi apa? Seingat saya di geologi, sejelek apapun data
> yang kita peroleh itu pasti berguna pada satu saat. Jangan
> hanya data yang kira2 sesuai dengan yang kita harapkan saja
> yang dianggap bagus.
>
> Slamat berjuang mudah-2 an hipotesis piramid ini terbukti
> secara ilmiah (meskipun secara pribadi saya pesimis), dengan
> demikian ada anak bangsa yg sanggup mengungkap sejarah
> leluhur.
>
> Salam,
>
> YSY
>
>
>
>
>
> 2013/5/1 <danny.hil...@gmail.com>
>
> Betul begitu pak. Terimakasih atas perhatiannya.
>
>
>
> Danny Hilman Natawidjaja
> LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
> Geoteknologi - LIPI
>
>  _____
>
> From: bandon...@gmail.com
>
> Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
>
> Date: Wed, 1 May 2013 05:37:43 +0000
>
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
>
> ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
>
> Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
> TERSELAMATKAN
>
>
>
> terimakasih pak Dany, kalau memang betul begitu.
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
>  _____
>
> From: danny.hil...@gmail.com
>
> Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
>
> Date: Wed, 1 May 2013 05:29:27 +0000
>
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
>
> ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
>
> Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
> TERSELAMATKAN
>
>
>
> Saya 'terprovokasi'Sadahurip dari foto yang diperlihatkan
> dua orang sahabat saya yang menemukannya (bukan Turangga
> Seta). Kemudian iseng2 melakukan satu lintasan geolistrik.
> Kebetulan ada kelompok Turangga Seta yang ikut serta.
> Hasilnya menarik tapi saya dan ADB waktu itu benar2 wanti2
> kepada mereka supaya infonya tidak disebarkan karena masih
> sangat mentah. Namun mereka ternyata membocorkannya juga.
> Terjadilah gonjang-ganjing. Kami (Tim Katastrofi) jadi kerap
> diisyukan menjadi antek2 TS yang metodanya klenik. Sampai
> akhirnya, terpaksa kami 'keluar dari persembunyian' karena
> isyu menjadi bertambah miring. Selanjutnya kami meneruskan
> survey di Sadahurip. Hasil cukup menarik, baik dipandang
> dari segi geologi atau kemungkinan adanya artefak. Survey
> sementara ini dihentikan karena dipindahkan fokusnya ke G
> Padang yang relatif lebih mudah diteliti. Mungkin nanti
> dilanjutkan lagi di Sadahurip. Kalau G. Lalakon yang
> menemukan memang Kelompok Turangga Seta. Kami hanya pernah
> melakukan geolistrik satu lintasan saja bersamaan waktunya
> dengan Sadahurip waktu survey pertamakali. Tidak pernah
> diteruskan kecuali pernah saya minta TA Sanny untuk bantu
> survey georadar, satu lintasan tapi hasilnya kurang bagus.
> Secara ilmiah kita tidak dapat mengatakan apa-apa ttg
> Lalakon. Itu saja.
>
> Danny Hilman Natawidjaja
> LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
> Geoteknologi - LIPI
>
>  _____
>
> From: bandon...@gmail.com
>
> Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
>
> Date: Wed, 1 May 2013 04:26:45 +0000
>
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
>
> ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
>
> Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
> TERSELAMATKAN
>
>
>
> Maaf, asal usul saja; awal penelitian sadahurip, gn lalakon;
> pencetus awalnya siapa pak Dany? Sekdar bertanya saja,
> kemudian merembet ke Gn Padang. Itu yang ingin saya ketahui.
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
>  _____
>
> From: Danny Hilman <danny.hil...@gmail.com>
>
> Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
>
> Date: Wed, 1 May 2013 11:11:53 +0700
>
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
>
> ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
>
> Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
> TERSELAMATKAN
>
>
>
> Mohon penjelasan Mang Okim.  Yang melakukan eskavasi itu
> adalah para arkeolog UI yang dipimpin Pak Ali Akbar.
> Menurut Mang Okim apakah kelompok petisi itu memang
> benar-benar menganggap Tim Arkeolog UI tidak kompeten?
> Kegiatan mereka sepenuhnya didukung UI.  Kami dari tim
> geologi hanya membantu mereka dalam interpretasi geologinya,
> seperti bagaimana membedakan columnar joints yang masih
> dalam posisi alami atau tidak.  Atau apakah material yang
> terlihat hasil pelapukan batuan atau bukan.  Atau apakah
> tanah penutupnya tanah insitu atau timbunan atau longsoran
> dsb.  Mohon hati-hati, nanti malah membantu mengadu domba.
> Untung Pak Ali orangnya kalem-kalem saja, tapi kalo nanti
> pihak UI sebagai lembaga yang tersinggung jadi lebih runyam.
>
>
>
>
>
> 2013/5/1 <m...@cbn.net.id>
>
> Sekedar yang mang Okim tahu, sebuah situs prasejarah
> dilindungi oleh undang-undang cagar budaya dan peraturan
> pemerintah. Penelitian kearkeologian apalagi sampai kegiatan
> ekskavasi wajib mematuhi persyaratan yang tercantum dalam
> undang-undang tersebut.
>
> Contoh sederhana adalah ekskavasi di puncak G.Lalakon dan
> G.Sadahurip untuk menguji adanya bangunan budaya di perut
> kedua gunung tersebut yang bekasnya dibiarkan menganga. Hal
> itu jelas melanggar ketentuan undang-undang cagar budaya
> .Dalam kaitannya dengan G.Padang, para arkeolog menyatakan
> bahwa penelitian dan kegiatan ekskavasi yang dilaksanakan
> akhir-akhir ini inappropriate dan tidak memenuhi SOP.
>
> Mengenai kunjungan Ibu Negara, tentu saja akan memiliki
> nilai plus-plus bagi perkembangan kepariwisataan G.Padang.
> Tetapi kalau kunjungan tersebut dikaitkan dengan kegiatan
> massal ekskavasi dan hipotesis-hipotesis yang belum terbukti
> kebenarannya ( para arkeolog menyebutnya sebagai
> pseudo-arkeologi ), apalagi diliput oleh media cetak dan
> elektronik nasional dan internasional, tentunya harus lebih
> hati-hati (belajar dari peristiwa memburu harta karun di
> Situs Batutulis Bogor yg melibatkan Menteri Agama ).
>
> Sekali lagi, hal yg mang Okim tulis di atas adalah pendapat
> para arkeolog yang terekam dalam diskusi ilmiah di Puslit
> Arkenas 26 April yang lalu, yang melahirkan Patisi 34.
> Semoga bermanfaat,
>
>
>
> Salam cinta Geo-Arkeologi,
>
> Mang Okim
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
>  _____
>
> From: Franciscus B Sinartio <fbsinar...@yahoo.com>
>
> Date: Tue, 30 Apr 2013 09:35:15 -0700 (PDT)
>
> To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
>
> ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
>
> Cc: MGEI<economicgeol...@yahoogroups.com>
>
> Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
> TERSELAMATKAN
>
>
>
> Perbedaan pendapat itu lumrah, apalagi kalau masih dalam
> tanah.
>
>
>
> saya pikir biarkan saja ada dua alternatif atau lebih
> penjelasan tentang situs gunung Padang.
>
> jangan ada yang dimatikan.
>
>
>
> makin banyak makin baik, masing2 dengan bukti nya masing2.
>
>
>
> membuat orang makin penasaran, jadinya mau berkunjung ke
> situs itu.
>
>
>
> Kunjungan Ibu negara akan menjadi iklan yang baik untuk
> pemasaran geowisata situs gunung padang.
>
>
>
> fbs
>
>
>
>
>
>
>
>  _____
>
> From: Sujatmiko <m...@cbn.net.id>
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Cc: MGEI <economicgeol...@yahoogroups.com>
> Sent: Tuesday, April 30, 2013 7:59 AM
> Subject: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
> TERSELAMATKAN
>
>
> Rekan-rekan IAGI yang budiman,
>
>
>
>
> Mang Okim sungguh tidak menduga diberikan kepercayaan
> menjadi nara sumber di Diskusi Ilmiah Sehari yang digelar
> oleh Puslit Arkenas di Pejaten Jakarta pada Jum'at 26 April
> 2013 dengan tema :  Rasionalitas Gunung Padang dan Piramida
> Atlantis. Adalah Prof.Ris. H. Truman Simanjuntak yang
> menelpon mang Okim beberapa hari sebelumnya untuk minta
> kesediaan mang Okim. Mungkin karena Dr.Budi Brahmantyo ,
> Koordinator KRCB, tidak berada di tempat, maka mang Okim
> ketiban pulung. Selain mang Okim dari KRCB,  dari Bandung
> diundang juga Prof.Ris.Sutikno Bronto yang didampingi
> Ir.Pudjo Asmoro MSc. dari PSG, Dr. Ony Suganda dari PVMBG.,
> dan  Drs. Lutfi Yondrie dari Balar Bandung. Karena dari
> awalnya mang Okim memang kurang sependapat dengan
> hipotesis-hipotesis Tim Katastropik Purba bentukan Stafsus
> Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, maka mang Okim
> langsung saja menerima undangan Prof Truman tersebut.
>
>
>
> Yang hadir di diskusi ilmiah sekitar 40 orang ( 6 Profesor,
> banyak Doktor, banyak S2 dan S1, serta wartawan cetak dan
> elektronik ). Diskusinya dipimpin Drs Bambang Budi Utomo,
> Peneliti Utama Puslit Arkenas , didampingi oleh Dr.Bambang
> Sulistyanto, Ka.Puslit Arkenas. Sebagai pembukaan, Prof
> Truman Simanjuntak memaparkan tentang makna rasionalitas,
> halusinasi, dan hipotesis Atlantis yang terkesan dijadikan
> pegangan oleh Tim Terpadu Penelitian Mandiri Gunung Padang
> (TTPMGP). Selanjutnya dijelaskan  tentang penelitian TTPMGP
> yang inappropriate, yang tidak mematuhi Undang-undang Cagar
> Budaya dan mengabaikan proses yang baku ( karena memburu
> temuan ). Selain dari itu, TTPMGP dianggap terlalu cepat
> memberikan interpretasi temuannya yang  tanpa digodog
> langsung dilempar ke sarana publik. TTPMGP dianggap juga
> kurang memahami prasejarah nasional sehingga memunculkan
> hal-hal sensasional seperti adanya bangunan budaya yang maha
> hebat di perut G. Padang, teknologi lebih maju dari Mesir
> purba, dan lain-lain. Prof. Truman menyinggung juga tentang
> pseudo archeology, fantastic archeology, dll.nya.
>
>
>
> Jalannya diskusi dan lahirnya petisi
>
>
>
> Nara sumber  lainnya yang mendapat kesempatan  berbicara
> adalah Prof. Mundardjito dari UI, Prof. Sutikno Bronto dari
> PSG, Drs. Lutfi Yondri dari Balar Bandung, Dr. Ony Suganda
> dari PVMBG Bandung, Prof. Wahyu Hantoro dari LIPI, Drs.
> Junus Satrio Atmodjo Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia,
> mang Okim dari KRCB, dan lain-lainnya. Hal-hal yang
> disampaikan meliputi antara lain legalitas penelitian Tim
> Mandiri termasuk  leadernya, MOP dari setiap penelitian
> arkeologi, arkeolog pendamping dari instansi terkait sesuai
> dengan yang diamanatkan dalam UU Cagar Budaya, pengerahan
> tenaga massa yang dapat membahayakan keselamatan cagar
> budaya, dan lain-lain. Mang Okim sendiri mengawali
> sharingnya dengan menyitir pesan Frederic Lahee  : One must
> be careful not to draw conclusions from too brief an
> examination (Field Geology, 1961, hal. 41). Karena
> mengabaikan pesan tersebut maka muncullah interpretasi
> sensasional yang langsung diumumkan ke luar,  antara lain
> tentang piramida tertinggi di dunia, pasir ayakan manusia
> purba lebih 10.000 tahun yang lalu, semen perekat kekar
> kolom, gumpalan besi sisa pekerjaan metalurgi ribuan tahun
> yang lalu, pintu gerbang 18 meter, pintu masuk ke ruangan di
> perut G. Padang yang diduga kuat mengandung  emas  murni,
> bangunan budaya berukuran lebih 10 kali Borobudur,  dll.
>
>
>
> Diskusi ilmiah yang direncanakan berlangsung dari pkl 13.00
> sampai pkl 16.00 terpaksa diperpanjang sampai pkl 22.00
> karena seluruh peserta  sepakat untuk membuat petisi ke
> Presiden SBY dengan harapan agar beliau dapat segera
> menghentikan  sepak terjang  TTPMGP yang selama ini dianggap
> telah mengabaikan norma-norma hukum dan MOP penelitian
> arkeologi. Tujuan hakiki dari petisi tersebut selain
> menyelamatkan Situs G.Padang adalah juga untuk menjaga
> martabat dan kehormatan Presiden dan Ibu Negara yang selama
> ini terkesan mendapatkan masukan-masukan yang tidak benar.
> Tepat pada pukul 22.00, pembahasan petisi yang dipimpin oleh
> Drs. Junus Satrio Atmodjo berhasil dirampungkan dan
> ditanda-tangani oleh 34 peserta. Petisi yang dikirimkan ke
> Presiden dengan tembusan ke 3 Kementerian dan Bupati Cianjur
> tersebut kemudian mendapat reaksi yang sangat keras dari Pak
> Andi Arief, Stafsus Presiden ( beliaulah yang memperkenalkan
> istilah Petisi 34 ).
>
>
>
> Ekskavasi TTMGP akhirnya dihentikan
>
>
>
> Puji syukur kehadlirat Tuhan YMK bahwa setelah Pak Andi
> Arief sempat meradang pada 27 April dengan  mencap
> beliau-beliau yang hadir di diskusi ilmiah sebagai PENJAHAT
> INTELEKTUAL dan  mengharuskan 3 Menteri Kabinet dan 1 Wamen
> untuk mundur dari jabatannya karena dituduh mendukung
> petisi, maka pada 28 April beliau sudah agak melunak dengan
> mengharapkan agar Tim Petisi 34 dapat duduk bersama dengan
> TTPMGP untuk mendiskusikan hasil penelitian masing-masing.
> Pada 29 April, akhirnya Pak Andi Arief mengumumkan bahwa
> TTPMGP akan menghentikan ekskavasi lanjutannya yang
> direncanakan pada tanggal 11 Mei.  Dengan demikian maka
> acara kunjungan Ibu Negara ke G. Padang kemungkinan besar
> dibatalkan juga .
>
>
>
> Untuk mang Okim sendiri, alhamdulilah selain  mendapat gelar
> Doktor , dapat juga cap sebagai  penjahat intelektual dan
> geolog gaeg. Yang sungguh mengherankan  adalah tuduhan bahwa
> mang Okimlah yang menyebar luaskan tentang adanya  harta
> karun di perut G. Padang dan gunung - gunung piramida
> lainnya. Mungkin karena kemarahan yang tidak terkendali maka
> Pak Andi Arief menyangka bahwa mang Okimlah  komandan
> Turangga Seta yang sejak awal menginspirasi Tim Katastropik
> Purba tentang adanya bangunan piramida dan timbunan harta
> karun di perut G. Lalakon, G. Sadahurip, dan G. Padang.
> Sebagai pelengkap, di bawah ini mang Okim lampirkan reaksi
> spontan dari Pak Andi Arief seperti yang disiarkan di
> Merdeka Online.
>
>
>
> Salam cinta Geo-Arkeologi,
>
>
>
> Mang Okim
>
>
>
> ----------------------------------------------------------------------------> 
> ----------------------------------------------------------------------------> 
> -----------------------
>
> Rakyat Merdeka Online
>
> <http://www.rmol.co/> Home
>
> <http://www.addthis.com/bookmark.php?v=250
> <http://www.addthis.com/bookmark.php?v=250&username=irvandeddy>
> &username=irvandeddy> More Sharing ServicesShare |
> <http://www.rmol.co/read/2013/04/27/108157/Andi-Arief:-Petisi-Tak-Membuat-Ka> 
> mi-Berhenti-> Share on facebook
> <http://www.rmol.co/read/2013/04/27/108157/Andi-Arief:-Petisi-Tak-Membuat-Ka> 
> mi-Berhenti-> Share on twitter Share on google
> <http://www.rmol.co/read/2013/04/27/108157/Andi-Arief:-Petisi-Tak-Membuat-Ka> 
> mi-Berhenti-> Share on favorites
>
> PIRAMIDA GUNUNG PADANG
> Andi Arief: Petisi Tak Membuat Kami Berhenti
> Sabtu, 27 April 2013 , 17:39:00 WIB
>
> Laporan: Aldi Gultom
>
>
>
>
> http://www.rmol.co/images/berita/normal/684773_05400027042013_Gunung_Padang.> 
> jpg
>
>
>
>
>
> RMOL. Staf Khusus Presiden Andi Arief kembali menegaskan
> bahwa penelitian yang dilakukan Tim Terpadu Riset Mandiri
> tidak dalam rangka mencari harta karun seperti yang
> dituduhkan segelintir peneliti lain dari Pusat Penelitian
> Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas). Kemarin (Jumat, 26/4)
> Puslit Arkenas menggelar pertemuan yang diakhiri dengan
> penandatanganan petisi yang meminta Presiden SBY
> menghentikan penelitian Tim Terpadu Riset Mandiri yang
> dikordinir kantor Andi Arief.
>
> Dalam pesan yang dikirimkan Andi Arief beberapa saat lalu
> (Sabtu, 27/4) Andi Arief menjawab tuduhan lain bahwa
> penelitian yang dilakukan DR. Danny Hilman Natawidjaja cs
> itu merusak areal situs megalitikum. Andi menegaskan bahwa
> penelitian mereka lakukan di luar kawasan cagar budaya situs
> megalitikum. Berikut adalah penjelasan utuh Andi Arief
> tersebut:
>
> ADALAH geolog DR. Sudjatmiko yang selalu bilang kemana-mana
> bahwa Tim Terpadu ini mencari harta karun. Bahkan kemarin
> geolog gaek itu menyatakan bahwa dipastikan ada harta karun
> di bawah situs Gunung Padang.Inilah kekeliruan mendasar dari
> Sudjatmiko. Pertama kami tidak pernah kenal yang namanya
> Karun. Dan kami sampai saat ini tidak tertarik pada cerita
> Karun yang memiliki emas yang kuncinya saja segudang.
> Sangatlah aneh jika ada yang berpendapat ada harta Karun.
> Geolog Sudjatmiko terperangkap dalam pandangan seakan-akan
> Karun itu memiliki harta banyak.
>
> Kedua, secara tak sadar ia menyatakan cerita harta karun itu
> ada di bumi Indonesia. Artinya, secara tak sadar Sudjatmiko
> mengakui ada masa pra sejarah yang maju di Indonesia.
> Berdasarkan riset yang ada, selama dua tahun ini kami tidak
> mendeteksi di dalam bangunan itu ada peninggalan si Karun.
> Kami mengendus, dengan menggunakan berbagai pendekatan dan
> teknologi canggih, ada satu maha karya berupa bangunan yang
> didirikan dengan teknologi canggih, dan di dalam bangunan
> itu terindikasi ada satu teknologi 'luar biasa' yang bisa
> mengagetkan kita semua yang merasa saat ini hidup di zaman
> sudah maju. Jelas sudah. Tim ini tak memikirkan Karun yang
> menurut Sudjatmiko ada dan lahir seta meninggalkan harta di
> bumi Indonesia.
>
> Kami sedang mengungkap peradaban tinggi leluhur kita yang
> selama ini ditimbun. Belum jelas apakah perang atau bencana
> yang menyebabkan Mahakarya Agung ini ditimbun. Adalah Prof.
> Munardjito yang selalu mengkampanyekan bahwa situs
> megalitikum Gunung Padang akan rusak karena riset Tim
> Terpadu sehingga sampai membuat pertisi segala. Munardjito
> adalah arkeolog yang mendadak peduli situs ini setelah hasil
> riset Tim Terpadu ramai diberitakan. Seperti diketahui
> bersama semua arkeolog itu hanya mengakui bahwa yang
> dinamakan situs megalitikum Gunung Padang adalah luasan
> tanah di atas situs yang ukurannya sekitar 900 meter per
> segi, beserta batu-batu yang
> bergelimpangan di atasnya. Entah apa yang membuat arkeolog
> kemudian menyebutkan tanah seluas itu beserta batu
> bergelimpangan itu sebagai mahakarya agung nenek moyang kita
> seperti dalam paper Lutfi Yondri. Penghinaan terhadap kita
> semua kalau mahakarya agung itu adalah hanya batu
> bergelimpangan di tanah yang areal yang hanya 900 meter per
> segi.
>
> Dimana riset ini merusak situs megalitkum? Semua riset
> setelah 7 Februari 2011 dilakukan di luar situs. Ada di
> tanah masyarakat, ada di tanah negara. Miris, jika
> dibandingkan dengan peneliti asing yang bebas dimana-mana
> mengutak-atik berbagai situs bukan untuk kepentingan bangsa
> ini.Belum ada satu bukti yang menyatakan riset ini merusak
> situs. Tetapi semua orang tahu bahwa arkeolog yang berteriak
> kami merusak situs, justru dialah yang merusak situs dengan
> memasang menara di areal situs itu. Orang itu bernama Lutfi
> Yondri.
>
> Dari kesemua ini, adalah hal yang aneh jika arkeolog
> menentang riset ini. Bukankah semua eskavasi akan dilakukan
> oleh arkeolog? Masyarakat hanya membantu arkeolog bekerja.
> Mereka merasa memiliki, mengontrol dan
> sebagainya.Tengoklah situs Batu Jaya. Mengapa seperti
> ditinggalkan? Menunggu dana UNESCO?
> Belajarlah dari Borobudur. Kita memiliki fisiknya, tapi kita
> dipaksa untuk tidak mengerti banyak hal dari penemuan,
> pemugaran dan lain-lain. Harusnya momentum penelitian Gunung
> Padang ini menjadi kebangkitan arkeolog Indonesia di mata
> dunia.
>
> Sayang sungguh sayang, sekali lagi momentum disia-siakan.
> Salah besar, jika gertakan petisi akan membuat Tim Terpadu
> akan mundur. Tanggung jawab intelektual sebagai peneliti
> kepada rakyat. Apalagi ini menyangkut peradaban masa lalu
> kita. Jelas tak bisa dihentikan dengan petisi! Sampai hari
> ini semua hanya common sense menilai riset Tim Terpadu:
> Tolong buktikan satu saja langkah Tim Terpadu yang tidak
> ilmiah, yang merusak situs dan yang melanggar UU. [ald]
>
> ____________________________________________________________________________> 
> _____________________
>
> Andi Arief: Tiga Menteri dan Satu Wamen Harus Mundur!
> Sabtu, 27 April 2013 , 11:30:00 WIB
>
> Laporan: Aldi Gultom
>
>
>
>
>
> RMOL. Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana
> Alam yang juga inisiator Tim Terpadu Riset Mandiri, Andi
> Arief, tidak memahami persis mengapa pertemuan di Pusat
> Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) Kementerian
> Pendidikan dan Kebudayaan, kemarin (Jumat, 26/4) bisa
> menyatakan bahwa riset yang dilakukan di situs Gunung Padang
> di Cianjur, Jawa Barat, tidak menggunakan kaidah ilmiah.
> Mereka yang berkumpul di Puslit Arkenas itu membuat petisi
> yang meminta agar penelitian di Gunung Padang dihentikan.
>
> "Mereka tidak menjelaskan di mana letak tidak ilmiahnya.
> Apakah yang dimaksud ilmiah itu adalah duplikasi riset
> seperti yang berulangkali dilakukan oleh peneliti atas
> sebuah objek seperti praktek selama ini? Ataukah yang
> disebut ilmiah itu adalah habisnya uang pemerintah namun
> proyek penelitian di Trowulan, misalnya, gagal dibereskan
> oleh Prof. Munardjito?" gugat Andi Arief kepada Rakyat
> Merdeka Online, Sabtu (27/4).
>
> Prof. Munardjito yang dimaksud Andi Arief adalah arkeolog
> senior di Puslit Arkenas. Prof. Munardjito sedianya juga
> memimpin tim dari Puslit Arkenas dalam penelitian di Gunung
> Padang. Andi Arief menduga, segelintir ahli yang ikut dalam
> pertemuan di Puslit Arkenas kemarin bukan saja tidak ingin
> kemajuan masa lalu nenek moyang bangsa Indonesia diungkap,
> tetapi mereka juga adalah kaki tangan "pembuat sejarah" yang
> berkeinginan agar bangsa Indonesia selamanya merasa berada
> di bawah bangsa-bangsa lain.
>
> Mantan pendiri Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk
> Demokrasi (SMID) ini menilai, sepanjang temuan sementara Tim
> Terpadu Riset Mandiri tidak atau belum bisa dibantah dengan
> hasil peneltian lain maka tidak ada alasan mengatakan riset
> tersebut tidak menggunakan kaidah ilmiah. "Mereka yang
> berkumpul di Puslit Arkenas itu tidak sedikitpun punya
> perasaan malu terhadap terhadap kebohongan-kebohongan
> intelektual mereka selama ini. Sudah berapa uang negara yang
> mereka habiskan selama ini," kata dia lagi.
>
> Andi Arief lebih jauh meminta agar tiga menteri bertanggung
> jawab atas kebohongan penelitian yang dilakukan pada ahli di
> bawah kementerian yang mereka pimpin. Ketiga menteri itu
> adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh,
> Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik,
> dan Menteri Riset dan Teknologi Muhammad Hatta. "Mereka ini
> sudah tidak lagi adil sejak dalam berpikir. Kalau di Jepang,
> menteri-menteri seperti ini sudah mundur," tegasnya. Selain
> ketiga menteri itu, seorang Wakil Menteri Pendidikan dan
> Kebudayaan juga harus mundur karena ikut bertanggung jawab
> dalam laporan penelitian manipulatif itu.
>
> Hubungan Tim Terpadu Riset Mandiri dengan Kementerian
> Pendidikan dan Kebudayaan sebenarnya sempat membaik. Pekan
> lalu (Selasa, 16/4), Wakil Mendikbud Wiendu Nuryanti bertemu
> Tim Terpadu Riset Mandiri untuk
> membicarakan penelitian di Gunung Padang. Dalam pertemuan di
> Kantor Kemendikbud itu tim peneliti Gunung Padang diwakili
> Dr. Budiarto Ontowirjo yang juga peneliti di BPPT dan Dr.
> Lily Tjahjandari dari Universitas Indonesia. Andi Arief pun
> hadir dalam pertemuan itu.
>
> Menurut Wiendu, temuan di Gunung Padang sudah menjadi wacana
> internasional. Wiendu juga mengatakan bwah hasil penelitian
> Gunung Padang akan dibawa ke ajang World Culture Forum (WCF)
> 2013 yang digelar UNESCO bulan November 2013. Selain itu,
> Wiendu juga menegaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan
> program jangka panjang untuk menuntaskan penelitian di
> Gunung Padang. [ald]
>
> ____________________________________________________________________________> 
> _____________________
>
>
>
>
>
>
>
> --
> Danny Hilman Natawidjaja
> LabEarth - Geoteknologi  LIPI, Gd.70
> Komplek LIPI - Gd.70, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135,
> Indonesia
>
>
>
>



___________________________________________________________
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id


Kirim email ke