Kalau kita mengacu ke UU No.11 Thn 2010 ttg Cagar Budaya : - Setiap orang dapat memiliki atau menguasai Cagar Budaya - Pencarian Cagar Budaya atau yg diduga cagar budaya dpt dilakukan setiap orang dg penggalian, penyelaman, pengangkatan ,- Pencarian hanya dapat dilakukan dg Penelitian dan dg Ijin Pemerintah/Pemda- Pemerintah dan setiap orang dapat memanfaatkan cagar budaya untuk kepentingan antara lain untuk Pendididkan dan Ilmu Pengetahuan. Dst
ISM > Aduh sayang sekali ya Dany , BALAR itu apakah kependekan > dari Balai Arkeologi ? Jadi ingin tahu , sesuai dengan UU/PP > siapakah yang paling berwenang dalam pengelolaan benda benda > purbakal / arkeologi ? LIPI / Dit (?) Arkeologi ? > > si Abah > > > ________________________________ > From: Danny Hilman Natawidjaja <danny.hil...@gmail.com> > To: iagi-net@iagi.or.id > Sent: Thursday, May 2, 2013 7:41 AM > Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG > TERSELAMATKAN > > > > Pagi Pak ban, > 1. Tidak ada hubungan antara rongga dan bencana purba > 2. Line geolistrik dan georadar sudah di-grid pak, > spacing 10 m (barat-timur, utara-selatan) untuk seluruh > bukit + real 3D geolistrik imaging untuk puncaknya + > tambahan berbagai lines untuk target khusus 3. Indikasi > ruangan yang terlihat di geolistrik dan georadar sudah > sangat baik. Kalaupun ingin membuktikan sampai bisa dilihat > dengan mata kepala sendiripun sebenarnya tidak susah, cukup > beberapa hari saja. Ada lokasi di sekitar situs yang bisa > digali tanpa menggangu situs batunya dan aman. Pernah mau > dilakukan oleh Tim Arkeolog UI (dengan guidance dari image > georadar dan geolistrik), hampir mencapai target, tapi > kemudian ada arkeolog BALAR yang marah-marah dan telpon Pak > Ali Akbar menyuruh menghentikan eskavasi. Kami tidak mau > ribut, maka eskavasi dihentikan. Target itu kami duga pintu > masuk. > From:iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On > Behalf Of bandon...@gmail.com Sent: 02 Mei 2013 4:56 > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG > TERSELAMATKAN > Aku berhasil membuka situs turangga seta. > > Sedikit mau tanya: > 1. apa hubungan bencana alam purba dengan temuan rongga di > gunung padang yang terdeteksi oleh geoistrik 3D dan > georadar? > > 2. Di jelaskan juga oleh Ali Akbar (arkeolog UI)ada temuan > pintu masuk atau gerbang ke dalam situs. Apakah pintu masuk > ini dugunakan juga sebagai referensi dalam membuat line > geolistrik dan georadar? Mungkin ini yang ada hubungannya > dgn bencana purba? > > 3. Kalau pintu masuk sudah ditemukan, kenapa tidak > digali/diikuti saja bekas runtuhannya sehingga mudah > membuktikan adanya ruangan di dalam situs? > > Pintu masuk ini menarik sekali, tetapi nampaknya diabaikan > baik oleg arkeolog maupun geolog ya. > > Salam hormat. > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > ________________________________ > > From: "Danny Hilman Natawidjaja" <danny.hil...@gmail.com> > Sender: <iagi-net@iagi.or.id> > Date: Wed, 1 May 2013 22:58:58 +0700 > To: <iagi-net@iagi.or.id> > ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id > Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG > TERSELAMATKAN > Penelitian Gunung Padang ini menurut saya tidak akan tuntas > dalam setahun duatahun, tapi akan bertahun-tahun. Tapi > publikasi itu berjenjang, tidak perlu menunggu sampai tuntas > benar-benar. Saya jadi ingat pengalaman penelitian yang > sangat panjang tentang siklus gempa di Mentawai. Kami baru > publikasi (populer) ke masyarakat setelah lebih dari 10 > tahun penelitian setelah sudah cukup banyak publikasi paper > jurnal internasionalnya. Anehnya walaupun demikian banyak > saja orang-orang pandai yang dengan ringan bilang bahwa > yang kami katakan itu tidak atau belum tentu benar, termasuk > ada seorang pakar senior yang tidak pernah ke Mentawai > apalagi meneliti, dan juga bukan ahli gempa, tapi dengan > lantang bicara: ooo ngawur tuh, energi gempanya sudah keluar > semuah!. Tapi orang banyak percaya juga karena dia sangat > dihormati dan pernah menjabat rektor sebuah perguruan tinggi > terkemuka pula. Maka mulailah media dan masyarakat > menggunjingkan bahwa potensi gempa-tsunami di Mentawai itu > diragukan karena katanya masih kontroversial. Capek deh. > Lain episode lain lagi, ketika kami bilang tidak ada > prediksi ilmiah bahwa akan ada gempa besar > dalam waktu dekat masyarakat ramai-ramai panik karena ada > seorang pakar yang katanya professor dari Amerika Selatan > meramal akan ada gempa besar dalam waktu dekat berdasarkan > MIMPInya. Orang kembali berguncing mempertanyakan mana yang > benar, kok pendapat para ahli bisa berbeda sih?. Nah, > itulah potretnya. > > From:iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On > Behalf Of bandon...@gmail.com Sent: 01 Mei 2013 22:16 > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG > TERSELAMATKAN > Lebih dari setahun, juga nggak apa. > Untuk membuktikan tektonik lempeng saja perlu waktu. Teori > apungan benua, begitu juga. Salam. > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > ________________________________ > > From: a...@geologist.com > Sender: <iagi-net@iagi.or.id> > Date: Wed, 1 May 2013 13:40:12 +0000 > To: <iagi-net@iagi.or.id> > ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG > TERSELAMATKAN > Asalkan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan > terbukti kebenarannya... Nunggu setahun mungkin tidak > terlalu lama... > > Regards, > Adie > *bagianMasyarakat > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > ________________________________ > > From: danny.hil...@gmail.com > Sender: <iagi-net@iagi.or.id> > Date: Wed, 1 May 2013 13:24:25 +0000 > To: <iagi-net@iagi.or.id> > ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG > TERSELAMATKAN > Kalau dari kebiasaan lumrahnya memang harusnya jurnal ilmiah > dulu baru buku populer science. Mau saya juga demikian. Tapi > ini kasus khusus. Masa masyarakat disuruh nunggu sampai > tahun depan utk tahun penjelasan lengkap. Jadi walaupun > pembahasannya populer tapi materinya setara jurnal ilmiah. > Memang risikonya bisa-bisa ketika akan submit ke jurnal > ilmiah ditolak karena dianggap sudah dipublish, terlebih > jurnal sekelas Science atau Nature. Ada gambar yang pernah > dipampangkan di website saja bisa ditolak. Tapi tidak apa2. > Kepentingan umum harus diutamakan. Percayalah pak. Kami > bukan tipe orang2 yg gemar menyesatkan ;-) Danny Hilman > Natawidjaja > LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) > Geoteknologi - LIPI > > ________________________________ > > From: yustinus yuwono <yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com> > Sender: <iagi-net@iagi.or.id> > Date: Wed, 1 May 2013 20:04:58 +0700 > To: iagi-net<iagi-net@iagi.or.id> > ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG > TERSELAMATKAN > Danny yth, > > Apakah gak terlalu cepat buku ilmiah populernya? Meskipun > namanya buku ilmiah populer, isinya biasanya adalah hal-hal > umum yang sudah diakui secara luas di lingkungan ilmuwan, > sedangkan yang masih bersifat kontroversi (maksud saya masih > diperdebatkan) apakah bijak untuk publikasi ilmiah populer? > Jangan- jangan malah menyesatkan orang awam yang nanti > membacanya? Salam, > Yatno > > 2013/5/1 <danny.hil...@gmail.com> > Syukurlah masih banyak para pendidik seperti bapak yang > sadar bahwa barometer saheh bagus tidaknya kualitas > penelitian itu adalah publikasinya, khususnya publikasi > jurnal internasional yg peer_reviewnya ketat, bukan > petisi2an. Dalam waktu dekat rencananya akan ada publikasi > buku ilmiah populer utk konsumsi masyarakat luas. Utk > publikasi jurnal internasional akan dilakukan setelah itu, > Insya Allah masih dalam tahun ini. Pak Yuwono tentu paham, > utk publikasi level ini proses dari sudah submit sampai > publikasi bisa makan waktu setahun dan ini adalah utk > kalangan terbatas. Itu sebabnya yang kami utamakan adalah > demand masyarakat luas dulu. Sadahurip, seperti sy katakan > sementara ini penelitiannya ditunda dulu. Ttg data, kalo mau > liat dan ingin mendiskusikannya silahkan saja main2 ke > kantor pak. Tidak dirahasiakan kok. Engga perlu nunggu > publikasinya. > > Salam > > Danny Hilman Natawidjaja > LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) > Geoteknologi - LIPI > > ________________________________ > > From: yustinus yuwono <yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com> > Sender: <iagi-net@iagi.or.id> > Date: Wed, 1 May 2013 18:29:28 +0700 > To: iagi-net<iagi-net@iagi.or.id> > ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG > TERSELAMATKAN > Rekan Danny, > > Ini pendapat pribadi lho Pak Ketum, bukan atas lembaga > apapun. > > Memang dahsyat diskusi geo-arkeologi piramid ini. Saya dulu > pernah bilang, silakan teruskan penelitian ini, kita nanti > menikmati hasilnya. Ngomong-ngomong hasil, rekan Danny H N, > apakah sudah ada yang published? Syukur dalam majalah ilmiah > internasional yang berwibawa? Kalau belum ya kita ini > (diskusi ini) anggap saja ngomong2 warung kopi saja, jangan > bawa-2 ilmiah segala lah meskipun yang ambil bagian diskusi > para sarjana bahkan banyak yang mumpuni di bidangnya > masing-masing. Bahkan dulu Danny bersedia open data untuk > publik kalo hasilnya sudah publish, kita nanti dapat data > gratis dan masing-2 boleh membuat interpretasi bebas. Jadi > sekali lagi teruskan saja asal sesuai prosedur baku (baik > standar ilmiah maupun aspek legal). Oh iya, meskipun fokus > anda sekarang di G Padang, hasil di "piramid" lain (sada > hurip dll) apa pernah di published? Anda bilang data nya > kurang bagus, itu dari segi apa? Seingat saya di geologi, > sejelek apapun data yang kita peroleh itu pasti berguna pada > satu saat. Jangan hanya data yang kira2 sesuai dengan yang > kita harapkan saja yang dianggap bagus. Slamat berjuang > mudah-2 an hipotesis piramid ini terbukti secara ilmiah > (meskipun secara pribadi saya pesimis), dengan demikian ada > anak bangsa yg sanggup mengungkap sejarah leluhur. Salam, > YSY > > > 2013/5/1 <danny.hil...@gmail.com> > Betul begitu pak. Terimakasih atas perhatiannya. > > Danny Hilman Natawidjaja > LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) > Geoteknologi - LIPI > > ________________________________ > > From: bandon...@gmail.com > Sender: <iagi-net@iagi.or.id> > Date: Wed, 1 May 2013 05:37:43 +0000 > To: <iagi-net@iagi.or.id> > ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG > TERSELAMATKAN > terimakasih pak Dany, kalau memang betul begitu. > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > ________________________________ > > From: danny.hil...@gmail.com > Sender: <iagi-net@iagi.or.id> > Date: Wed, 1 May 2013 05:29:27 +0000 > To: <iagi-net@iagi.or.id> > ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG > TERSELAMATKAN > Saya 'terprovokasi'Sadahurip dari foto yang diperlihatkan > dua orang sahabat saya yang menemukannya (bukan Turangga > Seta). Kemudian iseng2 melakukan satu lintasan geolistrik. > Kebetulan ada kelompok Turangga Seta yang ikut serta. > Hasilnya menarik tapi saya dan ADB waktu itu benar2 wanti2 > kepada mereka supaya infonya tidak disebarkan karena masih > sangat mentah. Namun mereka ternyata membocorkannya juga. > Terjadilah gonjang-ganjing. Kami (Tim Katastrofi) jadi kerap > diisyukan menjadi antek2 TS yang metodanya klenik. Sampai > akhirnya, terpaksa kami 'keluar dari persembunyian' karena > isyu menjadi bertambah miring. Selanjutnya kami meneruskan > survey di Sadahurip. Hasil cukup menarik, baik dipandang > dari segi geologi atau kemungkinan adanya artefak. Survey > sementara ini dihentikan karena dipindahkan fokusnya ke G > Padang yang relatif lebih mudah diteliti. Mungkin nanti > dilanjutkan lagi di Sadahurip. Kalau G. Lalakon yang > menemukan memang Kelompok Turangga Seta. Kami hanya pernah > melakukan geolistrik satu lintasan saja bersamaan waktunya > dengan Sadahurip waktu survey pertamakali. Tidak pernah > diteruskan kecuali pernah saya minta TA Sanny untuk bantu > survey georadar, satu lintasan tapi hasilnya kurang bagus. > Secara ilmiah kita tidak dapat mengatakan apa-apa ttg > Lalakon. Itu saja. Danny Hilman Natawidjaja > LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) > Geoteknologi - LIPI > > ________________________________ > > From: bandon...@gmail.com > Sender: <iagi-net@iagi.or.id> > Date: Wed, 1 May 2013 04:26:45 +0000 > To: <iagi-net@iagi.or.id> > ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG > TERSELAMATKAN > Maaf, asal usul saja; awal penelitian sadahurip, gn lalakon; > pencetus awalnya siapa pak Dany? Sekdar bertanya saja, > kemudian merembet ke Gn Padang. Itu yang ingin saya ketahui. > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > ________________________________ > > From: Danny Hilman <danny.hil...@gmail.com> > Sender: <iagi-net@iagi.or.id> > Date: Wed, 1 May 2013 11:11:53 +0700 > To: <iagi-net@iagi.or.id> > ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG > TERSELAMATKAN > Mohon penjelasan Mang Okim. Yang melakukan eskavasi itu > adalah para arkeolog UI yang dipimpin Pak Ali Akbar. > Menurut Mang Okim apakah kelompok petisi itu memang > benar-benar menganggap Tim Arkeolog UI tidak kompeten? > Kegiatan mereka sepenuhnya didukung UI. Kami dari tim > geologi hanya membantu mereka dalam interpretasi geologinya, > seperti bagaimana membedakan columnar joints yang masih > dalam posisi alami atau tidak. Atau apakah material yang > terlihat hasil pelapukan batuan atau bukan. Atau apakah > tanah penutupnya tanah insitu atau timbunan atau longsoran > dsb. Mohon hati-hati, nanti malah membantu mengadu domba. > Untung Pak Ali orangnya kalem-kalem saja, tapi kalo nanti > pihak UI sebagai lembaga yang tersinggung jadi lebih runyam. > > > 2013/5/1 <m...@cbn.net.id> > Sekedar yang mang Okim tahu, sebuah situs prasejarah > dilindungi oleh undang-undang cagar budaya dan peraturan > pemerintah. Penelitian kearkeologian apalagi sampai kegiatan > ekskavasi wajib mematuhi persyaratan yang tercantum dalam > undang-undang tersebut. > > Contoh sederhana adalah ekskavasi di puncak G.Lalakon dan > G.Sadahurip untuk menguji adanya bangunan budaya di perut > kedua gunung tersebut yang bekasnya dibiarkan menganga. Hal > itu jelas melanggar ketentuan undang-undang cagar budaya > .Dalam kaitannya dengan G.Padang, para arkeolog menyatakan > bahwa penelitian dan kegiatan ekskavasi yang dilaksanakan > akhir-akhir ini inappropriate dan tidak memenuhi SOP. > > Mengenai kunjungan Ibu Negara, tentu saja akan memiliki > nilai plus-plus bagi perkembangan kepariwisataan G.Padang. > Tetapi kalau kunjungan tersebut dikaitkan dengan kegiatan > massal ekskavasi dan hipotesis-hipotesis yang belum terbukti > kebenarannya ( para arkeolog menyebutnya sebagai > pseudo-arkeologi ), apalagi diliput oleh media cetak dan > elektronik nasional dan internasional, tentunya harus lebih > hati-hati (belajar dari peristiwa memburu harta karun di > Situs Batutulis Bogor yg melibatkan Menteri Agama ). > > Sekali lagi, hal yg mang Okim tulis di atas adalah pendapat > para arkeolog yang terekam dalam diskusi ilmiah di Puslit > Arkenas 26 April yang lalu, yang melahirkan Patisi 34. > Semoga bermanfaat, > > > Salam cinta Geo-Arkeologi, > > Mang Okim > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > ________________________________ > > From: Franciscus B Sinartio <fbsinar...@yahoo.com> > Date: Tue, 30 Apr 2013 09:35:15 -0700 (PDT) > To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id> > ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id > Cc: MGEI<economicgeol...@yahoogroups.com> > Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG > TERSELAMATKAN > Perbedaan pendapat itu lumrah, apalagi kalau masih dalam > tanah. > > saya pikir biarkan saja ada dua alternatif atau lebih > penjelasan tentang situs gunung Padang. jangan ada yang > dimatikan. > > makin banyak makin baik, masing2 dengan bukti nya masing2. > > membuat orang makin penasaran, jadinya mau berkunjung ke > situs itu. > Kunjungan Ibu negara akan menjadi iklan yang baik untuk > pemasaran geowisata situs gunung padang. > fbs > > > > > ________________________________ > > From:Sujatmiko <m...@cbn.net.id> > To: iagi-net@iagi.or.id > Cc: MGEI <economicgeol...@yahoogroups.com> > Sent: Tuesday, April 30, 2013 7:59 AM > Subject: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG > TERSELAMATKAN > > Rekan-rekan IAGI yang budiman, > > > > > Mang Okim sungguh tidak menduga diberikan kepercayaan > menjadi nara sumber di Diskusi Ilmiah Sehari yang digelar > oleh Puslit Arkenas di Pejaten Jakarta pada Jum'at 26 April > 2013 dengan tema : Rasionalitas Gunung Padang dan Piramida > Atlantis. Adalah Prof.Ris. H. Truman Simanjuntak yang > menelpon mang Okim beberapa hari sebelumnya untuk minta > kesediaan mang Okim. Mungkin karena Dr.Budi Brahmantyo , > Koordinator KRCB, tidak berada di tempat, maka mang Okim > ketiban pulung. Selain mang Okim dari KRCB, dari Bandung > diundang juga Prof.Ris.Sutikno Bronto yang didampingi > Ir.Pudjo Asmoro MSc. dari PSG, Dr. Ony Suganda dari PVMBG., > dan Drs. Lutfi Yondrie dari Balar Bandung. Karena dari > awalnya mang Okim memang kurang sependapat dengan > hipotesis-hipotesis Tim Katastropik Purba bentukan Stafsus > Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, maka mang Okim > langsung saja menerima undangan Prof Truman tersebut. > > > > Yang hadir di diskusi ilmiah sekitar 40 orang ( 6 Profesor, > banyak Doktor, banyak S2 dan S1, serta wartawan cetak dan > elektronik ). Diskusinya dipimpin Drs Bambang Budi Utomo, > Peneliti Utama Puslit Arkenas , didampingi oleh Dr.Bambang > Sulistyanto, Ka.Puslit Arkenas. Sebagai pembukaan, Prof > Truman Simanjuntak memaparkan tentang makna rasionalitas, > halusinasi, dan hipotesis Atlantis yang terkesan dijadikan > pegangan oleh Tim Terpadu Penelitian Mandiri Gunung Padang > (TTPMGP). Selanjutnya dijelaskan tentang penelitian TTPMGP > yang inappropriate, yang tidak mematuhi Undang-undang Cagar > Budaya dan mengabaikan proses yang baku ( karena memburu > temuan ). Selain dari itu, TTPMGP dianggap terlalu cepat > memberikan interpretasi temuannya yang tanpa digodog > langsung dilempar ke sarana publik. TTPMGP dianggap juga > kurang memahami prasejarah nasional sehingga memunculkan > hal-hal sensasional seperti adanya bangunan budaya yang maha > hebat di perut G. Padang, teknologi lebih maju dari Mesir > purba, dan lain-lain. Prof. Truman menyinggung juga tentang > pseudo archeology, fantastic archeology, dll.nya. > > > > Jalannya diskusi dan lahirnya petisi > > > > Nara sumber lainnya yang mendapat kesempatan berbicara > adalah Prof. Mundardjito dari UI, Prof. Sutikno Bronto dari > PSG, Drs. Lutfi Yondri dari Balar Bandung, Dr. Ony Suganda > dari PVMBG Bandung, Prof. Wahyu Hantoro dari LIPI, Drs. > Junus Satrio Atmodjo Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia, > mang Okim dari KRCB, dan lain-lainnya. Hal-hal yang > disampaikan meliputi antara lain legalitas penelitian Tim > Mandiri termasuk leadernya, MOP dari setiap penelitian > arkeologi, arkeolog pendamping dari instansi terkait sesuai > dengan yang diamanatkan dalam UU Cagar Budaya, pengerahan > tenaga massa yang dapat membahayakan keselamatan cagar > budaya, dan lain-lain. Mang Okim sendiri mengawali > sharingnya dengan menyitir pesan Frederic Lahee : One must > be careful not to draw conclusions from too brief an > examination (Field Geology, 1961, hal. 41). Karena > mengabaikan pesan tersebut maka muncullah interpretasi > sensasional yang langsung diumumkan ke luar, antara lain > tentang piramida tertinggi di dunia, pasir ayakan manusia > purba lebih 10.000 tahun yang lalu, semen perekat kekar > kolom, gumpalan besi sisa pekerjaan metalurgi ribuan tahun > yang lalu, pintu gerbang 18 meter, pintu masuk ke ruangan di > perut G. Padang yang diduga kuat mengandung emas murni, > bangunan budaya berukuran lebih 10 kali Borobudur, dll. > > > > Diskusi ilmiah yang direncanakan berlangsung dari pkl 13.00 > sampai pkl 16.00 terpaksa diperpanjang sampai pkl 22.00 > karena seluruh peserta sepakat untuk membuat petisi ke > Presiden SBY dengan harapan agar beliau dapat segera > menghentikan sepak terjang TTPMGP yang selama ini dianggap > telah mengabaikan norma-norma hukum dan MOP penelitian > arkeologi. Tujuan hakiki dari petisi tersebut selain > menyelamatkan Situs G.Padang adalah juga untuk menjaga > martabat dan kehormatan Presiden dan Ibu Negara yang selama > ini terkesan mendapatkan masukan-masukan yang tidak benar. > Tepat pada pukul 22.00, pembahasan petisi yang dipimpin oleh > Drs. Junus Satrio Atmodjo berhasil dirampungkan dan > ditanda-tangani oleh 34 peserta. Petisi yang dikirimkan ke > Presiden dengan tembusan ke 3 Kementerian dan Bupati Cianjur > tersebut kemudian mendapat reaksi yang sangat keras dari Pak > Andi Arief, Stafsus Presiden ( beliaulah yang memperkenalkan > istilah Petisi 34 ). > > > > Ekskavasi TTMGP akhirnya dihentikan > > > > Puji syukur kehadlirat Tuhan YMK bahwa setelah Pak Andi > Arief sempat meradang pada 27 April dengan mencap > beliau-beliau yang hadir di diskusi ilmiah sebagai PENJAHAT > INTELEKTUAL dan mengharuskan 3 Menteri Kabinet dan 1 Wamen > untuk mundur dari jabatannya karena dituduh mendukung > petisi, maka pada 28 April beliau sudah agak melunak dengan > mengharapkan agar Tim Petisi 34 dapat duduk bersama dengan > TTPMGP untuk mendiskusikan hasil penelitian masing-masing. > Pada 29 April, akhirnya Pak Andi Arief mengumumkan bahwa > TTPMGP akan menghentikan ekskavasi lanjutannya yang > direncanakan pada tanggal 11 Mei. Dengan demikian maka > acara kunjungan Ibu Negara ke G. Padang kemungkinan besar > dibatalkan juga . > > > > Untuk mang Okim sendiri, alhamdulilah selain mendapat gelar > Doktor , dapat juga cap sebagai penjahat intelektual dan > geolog gaeg. Yang sungguh mengherankan adalah tuduhan bahwa > mang Okimlah yang menyebar luaskan tentang adanya harta > karun di perut G. Padang dan gunung - gunung piramida > lainnya. Mungkin karena kemarahan yang tidak terkendali maka > Pak Andi Arief menyangka bahwa mang Okimlah komandan > Turangga Seta yang sejak awal menginspirasi Tim Katastropik > Purba tentang adanya bangunan piramida dan timbunan harta > karun di perut G. Lalakon, G. Sadahurip, dan G. Padang. > Sebagai pelengkap, di bawah ini mang Okim lampirkan reaksi > spontan dari Pak Andi Arief seperti yang disiarkan di > Merdeka Online. > > > > Salam cinta Geo-Arkeologi, > > > > Mang Okim > > > > ----------------------------------------------------------------------------> > ----------------------------------------------------------------------------> > ----------------------- > > Rakyat Merdeka Online > > <http://www.rmol.co/> Home > > <http://www.addthis.com/bookmark.php?v=250&username=irvandeddy> > More Sharing ServicesShare | > <http://www.rmol.co/read/2013/04/27/108157/Andi-Arief:-Petisi-Tak-Membuat-Ka> > mi-Berhenti-> Share on facebook > <http://www.rmol.co/read/2013/04/27/108157/Andi-Arief:-Petisi-Tak-Membuat-Ka> > mi-Berhenti-> Share on twitter Share on google > <http://www.rmol.co/read/2013/04/27/108157/Andi-Arief:-Petisi-Tak-Membuat-Ka> > mi-Berhenti-> Share on favorites > > PIRAMIDA GUNUNG PADANG > Andi Arief: Petisi Tak Membuat Kami Berhenti > Sabtu, 27 April 2013 , 17:39:00 WIB > > Laporan: Aldi Gultom > > > > > http://www.rmol.co/images/berita/normal/684773_05400027042013_Gunung_Padang.> > jpg > > > > > > RMOL. Staf Khusus Presiden Andi Arief kembali menegaskan > bahwa penelitian yang dilakukan Tim Terpadu Riset Mandiri > tidak dalam rangka mencari harta karun seperti yang > dituduhkan segelintir peneliti lain dari Pusat Penelitian > Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas). Kemarin (Jumat, 26/4) > Puslit Arkenas menggelar pertemuan yang diakhiri dengan > penandatanganan petisi yang meminta Presiden SBY > menghentikan penelitian Tim Terpadu Riset Mandiri yang > dikordinir kantor Andi Arief. > > Dalam pesan yang dikirimkan Andi Arief beberapa saat lalu > (Sabtu, 27/4) Andi Arief menjawab tuduhan lain bahwa > penelitian yang dilakukan DR. Danny Hilman Natawidjaja cs > itu merusak areal situs megalitikum. Andi menegaskan bahwa > penelitian mereka lakukan di luar kawasan cagar budaya situs > megalitikum. Berikut adalah penjelasan utuh Andi Arief > tersebut: > > ADALAH geolog DR. Sudjatmiko yang selalu bilang kemana-mana > bahwa Tim Terpadu ini mencari harta karun. Bahkan kemarin > geolog gaek itu menyatakan bahwa dipastikan ada harta karun > di bawah situs Gunung Padang.Inilah kekeliruan mendasar dari > Sudjatmiko. Pertama kami tidak pernah kenal yang namanya > Karun. Dan kami sampai saat ini tidak tertarik pada cerita > Karun yang memiliki emas yang kuncinya saja segudang. > Sangatlah aneh jika ada yang berpendapat ada harta Karun. > Geolog Sudjatmiko terperangkap dalam pandangan seakan-akan > Karun itu memiliki harta banyak. > > Kedua, secara tak sadar ia menyatakan cerita harta karun itu > ada di bumi Indonesia. Artinya, secara tak sadar Sudjatmiko > mengakui ada masa pra sejarah yang maju di Indonesia. > Berdasarkan riset yang ada, selama dua tahun ini kami tidak > mendeteksi di dalam bangunan itu ada peninggalan si Karun. > Kami mengendus, dengan menggunakan berbagai pendekatan dan > teknologi canggih, ada satu maha karya berupa bangunan yang > didirikan dengan teknologi canggih, dan di dalam bangunan > itu terindikasi ada satu teknologi 'luar biasa' yang bisa > mengagetkan kita semua yang merasa saat ini hidup di zaman > sudah maju. Jelas sudah. Tim ini tak memikirkan Karun yang > menurut Sudjatmiko ada dan lahir seta meninggalkan harta di > bumi Indonesia. > > Kami sedang mengungkap peradaban tinggi leluhur kita yang > selama ini ditimbun. Belum jelas apakah perang atau bencana > yang menyebabkan Mahakarya Agung ini ditimbun. Adalah Prof. > Munardjito yang selalu mengkampanyekan bahwa situs > megalitikum Gunung Padang akan rusak karena riset Tim > Terpadu sehingga sampai membuat pertisi segala. Munardjito > adalah arkeolog yang mendadak peduli situs ini setelah hasil > riset Tim Terpadu ramai diberitakan. Seperti diketahui > bersama semua arkeolog itu hanya mengakui bahwa yang > dinamakan situs megalitikum Gunung Padang adalah luasan > tanah di atas situs yang ukurannya sekitar 900 meter per > segi, beserta batu-batu yang > bergelimpangan di atasnya. Entah apa yang membuat arkeolog > kemudian menyebutkan tanah seluas itu beserta batu > bergelimpangan itu sebagai mahakarya agung nenek moyang kita > seperti dalam paper Lutfi Yondri. Penghinaan terhadap kita > semua kalau mahakarya agung itu adalah hanya batu > bergelimpangan di tanah yang areal yang hanya 900 meter per > segi. > > Dimana riset ini merusak situs megalitkum? Semua riset > setelah 7 Februari 2011 dilakukan di luar situs. Ada di > tanah masyarakat, ada di tanah negara. Miris, jika > dibandingkan dengan peneliti asing yang bebas dimana-mana > mengutak-atik berbagai situs bukan untuk kepentingan bangsa > ini.Belum ada satu bukti yang menyatakan riset ini merusak > situs. Tetapi semua orang tahu bahwa arkeolog yang berteriak > kami merusak situs, justru dialah yang merusak situs dengan > memasang menara di areal situs itu. Orang itu bernama Lutfi > Yondri. > > Dari kesemua ini, adalah hal yang aneh jika arkeolog > menentang riset ini. Bukankah semua eskavasi akan dilakukan > oleh arkeolog? Masyarakat hanya membantu arkeolog bekerja. > Mereka merasa memiliki, mengontrol dan > sebagainya.Tengoklah situs Batu Jaya. Mengapa seperti > ditinggalkan? Menunggu dana UNESCO? > Belajarlah dari Borobudur. Kita memiliki fisiknya, tapi kita > dipaksa untuk tidak mengerti banyak hal dari penemuan, > pemugaran dan lain-lain. Harusnya momentum penelitian Gunung > Padang ini menjadi kebangkitan arkeolog Indonesia di mata > dunia. > > Sayang sungguh sayang, sekali lagi momentum disia-siakan. > Salah besar, jika gertakan petisi akan membuat Tim Terpadu > akan mundur. Tanggung jawab intelektual sebagai peneliti > kepada rakyat. Apalagi ini menyangkut peradaban masa lalu > kita. Jelas tak bisa dihentikan dengan petisi! Sampai hari > ini semua hanya common sense menilai riset Tim Terpadu: > Tolong buktikan satu saja langkah Tim Terpadu yang tidak > ilmiah, yang merusak situs dan yang melanggar UU. [ald] > > ____________________________________________________________________________> > _____________________ > > Andi Arief: Tiga Menteri dan Satu Wamen Harus Mundur! > Sabtu, 27 April 2013 , 11:30:00 WIB > > Laporan: Aldi Gultom > > > > > > RMOL. Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana > Alam yang juga inisiator Tim Terpadu Riset Mandiri, Andi > Arief, tidak memahami persis mengapa pertemuan di Pusat > Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) Kementerian > Pendidikan dan Kebudayaan, kemarin (Jumat, 26/4) bisa > menyatakan bahwa riset yang dilakukan di situs Gunung Padang > di Cianjur, Jawa Barat, tidak menggunakan kaidah ilmiah. > Mereka yang berkumpul di Puslit Arkenas itu membuat petisi > yang meminta agar penelitian di Gunung Padang dihentikan. > > "Mereka tidak menjelaskan di mana letak tidak ilmiahnya. > Apakah yang dimaksud ilmiah itu adalah duplikasi riset > seperti yang berulangkali dilakukan oleh peneliti atas > sebuah objek seperti praktek selama ini? Ataukah yang > disebut ilmiah itu adalah habisnya uang pemerintah namun > proyek penelitian di Trowulan, misalnya, gagal dibereskan > oleh Prof. Munardjito?" gugat Andi Arief kepada Rakyat > Merdeka Online, Sabtu (27/4). > > Prof. Munardjito yang dimaksud Andi Arief adalah arkeolog > senior di Puslit Arkenas. Prof. Munardjito sedianya juga > memimpin tim dari Puslit Arkenas dalam penelitian di Gunung > Padang. Andi Arief menduga, segelintir ahli yang ikut dalam > pertemuan di Puslit Arkenas kemarin bukan saja tidak ingin > kemajuan masa lalu nenek moyang bangsa Indonesia diungkap, > tetapi mereka juga adalah kaki tangan "pembuat sejarah" yang > berkeinginan agar bangsa Indonesia selamanya merasa berada > di bawah bangsa-bangsa lain. > > Mantan pendiri Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk > Demokrasi (SMID) ini menilai, sepanjang temuan sementara Tim > Terpadu Riset Mandiri tidak atau belum bisa dibantah dengan > hasil peneltian lain maka tidak ada alasan mengatakan riset > tersebut tidak menggunakan kaidah ilmiah. "Mereka yang > berkumpul di Puslit Arkenas itu tidak sedikitpun punya > perasaan malu terhadap terhadap kebohongan-kebohongan > intelektual mereka selama ini. Sudah berapa uang negara yang > mereka habiskan selama ini," kata dia lagi. > > Andi Arief lebih jauh meminta agar tiga menteri bertanggung > jawab atas kebohongan penelitian yang dilakukan pada ahli di > bawah kementerian yang mereka pimpin. Ketiga menteri itu > adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh, > Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik, > dan Menteri Riset dan Teknologi Muhammad Hatta. "Mereka ini > sudah tidak lagi adil sejak dalam berpikir. Kalau di Jepang, > menteri-menteri seperti ini sudah mundur," tegasnya. Selain > ketiga menteri itu, seorang Wakil Menteri Pendidikan dan > Kebudayaan juga harus mundur karena ikut bertanggung jawab > dalam laporan penelitian manipulatif itu. > > Hubungan Tim Terpadu Riset Mandiri dengan Kementerian > Pendidikan dan Kebudayaan sebenarnya sempat membaik. Pekan > lalu (Selasa, 16/4), Wakil Mendikbud Wiendu Nuryanti bertemu > Tim Terpadu Riset Mandiri untuk > membicarakan penelitian di Gunung Padang. Dalam pertemuan di > Kantor Kemendikbud itu tim peneliti Gunung Padang diwakili > Dr. Budiarto Ontowirjo yang juga peneliti di BPPT dan Dr. > Lily Tjahjandari dari Universitas Indonesia. Andi Arief pun > hadir dalam pertemuan itu. > > Menurut Wiendu, temuan di Gunung Padang sudah menjadi wacana > internasional. Wiendu juga mengatakan bwah hasil penelitian > Gunung Padang akan dibawa ke ajang World Culture Forum (WCF) > 2013 yang digelar UNESCO bulan November 2013. Selain itu, > Wiendu juga menegaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan > program jangka panjang untuk menuntaskan penelitian di > Gunung Padang. [ald] > > ____________________________________________________________________________> > _____________________ > > > > > > -- > Danny Hilman Natawidjaja > LabEarth - Geoteknologi LIPI, Gd.70 > Komplek LIPI - Gd.70, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135, > Indonesia ___________________________________________________________ indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id