Kalau kita mengacu ke UU No.11 Thn 2010 ttg Cagar Budaya :

- Setiap orang dapat memiliki atau menguasai Cagar Budaya
- Pencarian Cagar Budaya atau yg diduga cagar budaya dpt
dilakukan setiap orang dg penggalian, penyelaman, pengangkatan
,- Pencarian hanya dapat dilakukan dg Penelitian dan dg Ijin
Pemerintah/Pemda- Pemerintah dan setiap orang dapat memanfaatkan cagar budaya
untuk kepentingan antara lain untuk Pendididkan dan Ilmu
Pengetahuan.
Dst

ISM




> Aduh sayang sekali ya Dany , BALAR itu apakah kependekan
> dari Balai Arkeologi ? Jadi ingin tahu , sesuai dengan UU/PP
> siapakah yang paling berwenang dalam pengelolaan benda benda
> purbakal / arkeologi ? LIPI / Dit (?) Arkeologi ?
>
> si Abah
>
>
> ________________________________
> From: Danny Hilman Natawidjaja <danny.hil...@gmail.com>
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Sent: Thursday, May 2, 2013 7:41 AM
> Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
> TERSELAMATKAN
>
>
>
> Pagi Pak ban,
> 1.      Tidak ada hubungan antara rongga dan bencana purba
> 2.      Line geolistrik dan georadar sudah di-grid pak,
> spacing 10 m (barat-timur, utara-selatan) untuk seluruh
> bukit + real 3D geolistrik imaging untuk puncaknya +
> tambahan berbagai lines untuk target khusus 3.      Indikasi
> ruangan yang terlihat di geolistrik dan georadar sudah
> sangat baik. Kalaupun ingin membuktikan sampai bisa dilihat
> dengan mata kepala sendiripun sebenarnya tidak susah, cukup
> beberapa hari saja.  Ada lokasi di sekitar situs yang bisa
> digali tanpa menggangu situs batunya dan aman.  Pernah mau
> dilakukan oleh Tim Arkeolog UI (dengan guidance dari image
> georadar dan geolistrik), hampir mencapai target, tapi
> kemudian ada arkeolog BALAR yang marah-marah dan telpon Pak
> Ali Akbar menyuruh menghentikan eskavasi.  Kami tidak mau
> ribut, maka eskavasi dihentikan.  Target itu kami duga pintu
> masuk.  
> From:iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On
> Behalf Of bandon...@gmail.com Sent: 02 Mei 2013 4:56
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
> TERSELAMATKAN  
> Aku berhasil membuka situs turangga seta.
>
> Sedikit mau tanya:
> 1. apa hubungan bencana alam purba dengan temuan rongga di
> gunung padang yang terdeteksi oleh geoistrik 3D dan
> georadar?
>
> 2. Di jelaskan juga oleh Ali Akbar (arkeolog UI)ada temuan
> pintu masuk atau gerbang ke dalam situs. Apakah pintu masuk
> ini dugunakan juga sebagai referensi dalam membuat line
> geolistrik dan georadar?  Mungkin ini yang ada hubungannya
> dgn bencana purba?
>
> 3. Kalau pintu masuk sudah ditemukan, kenapa tidak
> digali/diikuti saja bekas runtuhannya sehingga mudah
> membuktikan adanya ruangan di dalam situs?
>
> Pintu masuk ini menarik sekali, tetapi nampaknya diabaikan
> baik oleg arkeolog maupun geolog ya.
>
> Salam hormat.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> ________________________________
>
> From: "Danny Hilman Natawidjaja" <danny.hil...@gmail.com>
> Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
> Date: Wed, 1 May 2013 22:58:58 +0700
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
> TERSELAMATKAN  
> Penelitian Gunung Padang ini menurut saya tidak akan tuntas
> dalam setahun duatahun, tapi akan bertahun-tahun.  Tapi
> publikasi itu berjenjang, tidak perlu menunggu sampai tuntas
> benar-benar.   Saya jadi ingat pengalaman penelitian yang
> sangat panjang tentang siklus gempa di Mentawai.  Kami baru
> publikasi (populer) ke masyarakat setelah lebih dari 10
> tahun penelitian setelah sudah cukup banyak publikasi paper
> jurnal internasionalnya.  Anehnya walaupun demikian banyak
> saja  orang-orang pandai yang dengan ringan bilang bahwa
> yang kami katakan itu tidak atau belum tentu benar, termasuk
> ada seorang pakar senior yang tidak pernah ke Mentawai
> apalagi meneliti, dan juga bukan ahli gempa, tapi dengan
> lantang bicara: ooo ngawur tuh, energi gempanya sudah keluar
> semuah!.  Tapi orang banyak percaya juga karena dia sangat
> dihormati dan pernah menjabat rektor sebuah perguruan tinggi
> terkemuka pula.  Maka mulailah media dan masyarakat
> menggunjingkan bahwa potensi gempa-tsunami di Mentawai itu
> diragukan karena katanya masih kontroversial.  Capek deh. 
> Lain episode lain lagi,  ketika kami bilang tidak ada
> prediksi ilmiah bahwa akan ada gempa besar
> dalam waktu dekat masyarakat ramai-ramai panik karena ada
> seorang pakar yang katanya professor dari Amerika Selatan
> meramal akan ada gempa besar dalam waktu dekat berdasarkan
> MIMPInya.  Orang kembali berguncing mempertanyakan mana yang
> benar, kok pendapat para ahli bisa berbeda sih?.   Nah,
> itulah potretnya.
>  
> From:iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On
> Behalf Of bandon...@gmail.com Sent: 01 Mei 2013 22:16
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
> TERSELAMATKAN  
> Lebih dari setahun, juga nggak apa.
> Untuk membuktikan tektonik lempeng saja perlu waktu. Teori
> apungan benua, begitu juga. Salam.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> ________________________________
>
> From: a...@geologist.com
> Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
> Date: Wed, 1 May 2013 13:40:12 +0000
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
> TERSELAMATKAN  
> Asalkan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan
> terbukti kebenarannya... Nunggu setahun mungkin tidak
> terlalu lama...
>
> Regards,
> Adie
> *bagianMasyarakat
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> ________________________________
>
> From: danny.hil...@gmail.com
> Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
> Date: Wed, 1 May 2013 13:24:25 +0000
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
> TERSELAMATKAN  
> Kalau dari kebiasaan lumrahnya memang harusnya jurnal ilmiah
> dulu baru buku populer science. Mau saya juga demikian. Tapi
> ini kasus khusus. Masa masyarakat disuruh nunggu sampai
> tahun depan utk tahun penjelasan lengkap. Jadi walaupun
> pembahasannya populer tapi materinya setara jurnal ilmiah.
> Memang risikonya bisa-bisa ketika akan submit ke jurnal
> ilmiah ditolak karena dianggap sudah dipublish, terlebih
> jurnal sekelas Science atau Nature. Ada gambar yang pernah
> dipampangkan di website saja bisa ditolak. Tapi tidak apa2.
> Kepentingan umum harus diutamakan. Percayalah pak. Kami
> bukan tipe orang2 yg gemar menyesatkan ;-)  Danny Hilman
> Natawidjaja
> LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
> Geoteknologi - LIPI
>
> ________________________________
>
> From: yustinus yuwono <yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com>
> Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
> Date: Wed, 1 May 2013 20:04:58 +0700
> To: iagi-net<iagi-net@iagi.or.id>
> ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
> TERSELAMATKAN  
> Danny yth,
>  
> Apakah gak terlalu cepat buku ilmiah populernya? Meskipun
> namanya buku ilmiah populer, isinya biasanya adalah hal-hal
> umum yang sudah diakui secara luas di lingkungan ilmuwan,
> sedangkan yang masih bersifat kontroversi (maksud saya masih
> diperdebatkan) apakah bijak untuk publikasi ilmiah populer?
> Jangan- jangan malah menyesatkan orang awam yang nanti
> membacanya? Salam,
> Yatno
>  
> 2013/5/1 <danny.hil...@gmail.com>
> Syukurlah masih banyak para pendidik seperti bapak yang
> sadar bahwa barometer saheh bagus tidaknya kualitas
> penelitian itu adalah publikasinya, khususnya publikasi
> jurnal internasional yg peer_reviewnya ketat, bukan
> petisi2an. Dalam waktu dekat rencananya akan ada publikasi
> buku ilmiah populer utk konsumsi masyarakat luas. Utk
> publikasi jurnal internasional akan dilakukan setelah itu,
> Insya Allah masih dalam tahun ini. Pak Yuwono tentu paham,
> utk publikasi level ini proses dari sudah submit sampai
> publikasi bisa makan waktu setahun dan ini adalah utk
> kalangan terbatas. Itu sebabnya yang kami utamakan adalah
> demand masyarakat luas dulu. Sadahurip, seperti sy katakan
> sementara ini penelitiannya ditunda dulu. Ttg data, kalo mau
> liat dan ingin mendiskusikannya silahkan saja main2 ke
> kantor pak. Tidak dirahasiakan kok.  Engga perlu nunggu
> publikasinya.
>
> Salam
>  
> Danny Hilman Natawidjaja
> LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
> Geoteknologi - LIPI
>
> ________________________________
>
> From: yustinus yuwono <yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com>
> Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
> Date: Wed, 1 May 2013 18:29:28 +0700
> To: iagi-net<iagi-net@iagi.or.id>
> ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
> TERSELAMATKAN  
> Rekan Danny,
>  
> Ini pendapat pribadi lho Pak Ketum, bukan atas lembaga
> apapun.
>  
> Memang dahsyat diskusi geo-arkeologi piramid ini. Saya dulu
> pernah bilang, silakan teruskan penelitian ini, kita nanti
> menikmati hasilnya. Ngomong-ngomong hasil, rekan Danny H N,
> apakah sudah ada yang published? Syukur dalam majalah ilmiah
> internasional yang berwibawa? Kalau belum ya kita ini
> (diskusi ini) anggap saja ngomong2 warung kopi saja, jangan
> bawa-2 ilmiah segala lah meskipun yang ambil bagian diskusi
> para sarjana bahkan banyak yang mumpuni di bidangnya
> masing-masing. Bahkan dulu Danny bersedia open data untuk
> publik kalo hasilnya sudah publish, kita nanti dapat data
> gratis dan masing-2 boleh membuat interpretasi bebas. Jadi
> sekali lagi teruskan saja asal sesuai prosedur baku (baik
> standar ilmiah maupun aspek legal). Oh iya, meskipun fokus
> anda sekarang di G Padang, hasil di "piramid" lain (sada
> hurip dll) apa pernah di published? Anda bilang data nya
> kurang bagus, itu dari segi apa? Seingat saya di geologi,
> sejelek apapun data yang kita peroleh itu pasti berguna pada
> satu saat. Jangan hanya data yang kira2 sesuai dengan yang
> kita harapkan saja yang dianggap bagus. Slamat berjuang
> mudah-2 an hipotesis piramid ini terbukti secara ilmiah
> (meskipun secara pribadi saya pesimis), dengan demikian ada
> anak bangsa yg sanggup mengungkap sejarah leluhur. Salam,
> YSY 
>  
>  
> 2013/5/1 <danny.hil...@gmail.com>
> Betul begitu pak. Terimakasih atas perhatiannya.
>  
> Danny Hilman Natawidjaja
> LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
> Geoteknologi - LIPI
>
> ________________________________
>
> From: bandon...@gmail.com
> Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
> Date: Wed, 1 May 2013 05:37:43 +0000
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
> TERSELAMATKAN  
> terimakasih pak Dany, kalau memang betul begitu.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> ________________________________
>
> From: danny.hil...@gmail.com
> Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
> Date: Wed, 1 May 2013 05:29:27 +0000
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
> TERSELAMATKAN  
> Saya 'terprovokasi'Sadahurip dari foto yang diperlihatkan
> dua orang sahabat saya yang menemukannya (bukan Turangga
> Seta). Kemudian iseng2 melakukan satu lintasan geolistrik.
> Kebetulan ada kelompok Turangga Seta yang ikut serta.
> Hasilnya menarik tapi saya dan ADB waktu itu benar2 wanti2
> kepada mereka supaya infonya tidak disebarkan karena masih
> sangat mentah. Namun mereka ternyata membocorkannya juga.
> Terjadilah gonjang-ganjing. Kami (Tim Katastrofi) jadi kerap
> diisyukan menjadi antek2 TS yang metodanya klenik. Sampai
> akhirnya, terpaksa kami 'keluar dari persembunyian' karena
> isyu menjadi bertambah miring. Selanjutnya kami meneruskan
> survey di Sadahurip. Hasil cukup menarik, baik dipandang
> dari segi geologi atau kemungkinan adanya artefak. Survey
> sementara ini dihentikan karena dipindahkan fokusnya ke G
> Padang yang relatif lebih mudah diteliti. Mungkin nanti
> dilanjutkan lagi di Sadahurip. Kalau G. Lalakon yang
> menemukan memang Kelompok Turangga Seta. Kami hanya pernah
> melakukan geolistrik satu lintasan saja bersamaan waktunya
> dengan Sadahurip waktu survey pertamakali. Tidak pernah
> diteruskan kecuali pernah saya minta TA Sanny untuk bantu
> survey georadar, satu lintasan tapi hasilnya kurang bagus.
> Secara ilmiah kita tidak dapat mengatakan apa-apa ttg
> Lalakon. Itu saja. Danny Hilman Natawidjaja
> LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
> Geoteknologi - LIPI
>
> ________________________________
>
> From: bandon...@gmail.com
> Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
> Date: Wed, 1 May 2013 04:26:45 +0000
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
> TERSELAMATKAN  
> Maaf, asal usul saja; awal penelitian sadahurip, gn lalakon;
> pencetus awalnya siapa pak Dany? Sekdar bertanya saja,
> kemudian merembet ke Gn Padang. Itu yang ingin saya ketahui.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> ________________________________
>
> From: Danny Hilman <danny.hil...@gmail.com>
> Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
> Date: Wed, 1 May 2013 11:11:53 +0700
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
> TERSELAMATKAN  
> Mohon penjelasan Mang Okim.  Yang melakukan eskavasi itu
> adalah para arkeolog UI yang dipimpin Pak Ali Akbar. 
> Menurut Mang Okim apakah kelompok petisi itu memang
> benar-benar menganggap Tim Arkeolog UI tidak kompeten? 
> Kegiatan mereka sepenuhnya didukung UI.  Kami dari tim
> geologi hanya membantu mereka dalam interpretasi geologinya,
> seperti bagaimana membedakan columnar joints yang masih
> dalam posisi alami atau tidak.  Atau apakah material yang
> terlihat hasil pelapukan batuan atau bukan.  Atau apakah
> tanah penutupnya tanah insitu atau timbunan atau longsoran
> dsb.  Mohon hati-hati, nanti malah membantu mengadu domba.
> Untung Pak Ali orangnya kalem-kalem saja, tapi kalo nanti
> pihak UI sebagai lembaga yang tersinggung jadi lebih runyam.
>  
>  
> 2013/5/1 <m...@cbn.net.id>
> Sekedar yang mang Okim tahu, sebuah situs prasejarah
> dilindungi oleh undang-undang cagar budaya dan peraturan
> pemerintah. Penelitian kearkeologian apalagi sampai kegiatan
> ekskavasi wajib mematuhi persyaratan yang tercantum dalam
> undang-undang tersebut.
>
> Contoh sederhana adalah ekskavasi di puncak G.Lalakon dan
> G.Sadahurip untuk menguji adanya bangunan budaya di perut
> kedua gunung tersebut yang bekasnya dibiarkan menganga. Hal
> itu jelas melanggar ketentuan undang-undang cagar budaya
> .Dalam kaitannya dengan G.Padang, para arkeolog menyatakan
> bahwa penelitian dan kegiatan ekskavasi yang dilaksanakan
> akhir-akhir ini inappropriate dan tidak memenuhi SOP.
>
> Mengenai kunjungan Ibu Negara, tentu saja akan memiliki
> nilai plus-plus bagi perkembangan kepariwisataan G.Padang.
> Tetapi kalau kunjungan tersebut dikaitkan dengan kegiatan
> massal ekskavasi dan hipotesis-hipotesis yang belum terbukti
> kebenarannya ( para arkeolog menyebutnya sebagai
> pseudo-arkeologi ), apalagi diliput oleh media cetak dan
> elektronik nasional dan internasional, tentunya harus lebih
> hati-hati (belajar dari peristiwa memburu harta karun di
> Situs Batutulis Bogor yg melibatkan Menteri Agama ).
>
> Sekali lagi, hal yg mang Okim tulis di atas adalah pendapat
> para arkeolog yang terekam dalam diskusi ilmiah di Puslit
> Arkenas 26 April yang lalu, yang melahirkan Patisi 34.
> Semoga bermanfaat,
>
>
> Salam cinta Geo-Arkeologi,
>
> Mang Okim
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> ________________________________
>
> From: Franciscus B Sinartio <fbsinar...@yahoo.com>
> Date: Tue, 30 Apr 2013 09:35:15 -0700 (PDT)
> To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
> ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
> Cc: MGEI<economicgeol...@yahoogroups.com>
> Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
> TERSELAMATKAN  
> Perbedaan pendapat itu lumrah, apalagi kalau masih dalam
> tanah.
>  
> saya pikir biarkan saja ada dua alternatif atau lebih
> penjelasan tentang situs gunung Padang. jangan ada yang
> dimatikan.
>  
> makin banyak makin baik, masing2 dengan bukti nya masing2.
>  
> membuat orang makin penasaran, jadinya mau berkunjung ke
> situs itu.  
> Kunjungan Ibu negara akan menjadi iklan yang baik untuk
> pemasaran geowisata situs gunung padang.  
> fbs
>  
>  
>  
>
> ________________________________
>
> From:Sujatmiko <m...@cbn.net.id>
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Cc: MGEI <economicgeol...@yahoogroups.com>
> Sent: Tuesday, April 30, 2013 7:59 AM
> Subject: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG
> TERSELAMATKAN
>
> Rekan-rekan IAGI yang budiman,
>
>
>
>
> Mang Okim sungguh tidak menduga diberikan kepercayaan
> menjadi nara sumber di Diskusi Ilmiah Sehari yang digelar
> oleh Puslit Arkenas di Pejaten Jakarta pada Jum'at 26 April
> 2013 dengan tema :  Rasionalitas Gunung Padang dan Piramida
> Atlantis. Adalah Prof.Ris. H. Truman Simanjuntak yang
> menelpon mang Okim beberapa hari sebelumnya untuk minta
> kesediaan mang Okim. Mungkin karena Dr.Budi Brahmantyo ,
> Koordinator KRCB, tidak berada di tempat, maka mang Okim
> ketiban pulung. Selain mang Okim dari KRCB,  dari Bandung
> diundang juga Prof.Ris.Sutikno Bronto yang didampingi
> Ir.Pudjo Asmoro MSc. dari PSG, Dr. Ony Suganda dari PVMBG.,
> dan  Drs. Lutfi Yondrie dari Balar Bandung. Karena dari
> awalnya mang Okim memang kurang sependapat dengan
> hipotesis-hipotesis Tim Katastropik Purba bentukan Stafsus
> Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, maka mang Okim
> langsung saja menerima undangan Prof Truman tersebut.
>
>
>
> Yang hadir di diskusi ilmiah sekitar 40 orang ( 6 Profesor,
> banyak Doktor, banyak S2 dan S1, serta wartawan cetak dan
> elektronik ). Diskusinya dipimpin Drs Bambang Budi Utomo,
> Peneliti Utama Puslit Arkenas , didampingi oleh Dr.Bambang
> Sulistyanto, Ka.Puslit Arkenas. Sebagai pembukaan, Prof
> Truman Simanjuntak memaparkan tentang makna rasionalitas,
> halusinasi, dan hipotesis Atlantis yang terkesan dijadikan
> pegangan oleh Tim Terpadu Penelitian Mandiri Gunung Padang
> (TTPMGP). Selanjutnya dijelaskan  tentang penelitian TTPMGP
> yang inappropriate, yang tidak mematuhi Undang-undang Cagar
> Budaya dan mengabaikan proses yang baku ( karena memburu
> temuan ). Selain dari itu, TTPMGP dianggap terlalu cepat
> memberikan interpretasi temuannya yang  tanpa digodog
> langsung dilempar ke sarana publik. TTPMGP dianggap juga
> kurang memahami prasejarah nasional sehingga memunculkan
> hal-hal sensasional seperti adanya bangunan budaya yang maha
> hebat di perut G. Padang, teknologi lebih maju dari Mesir
> purba, dan lain-lain. Prof. Truman menyinggung juga tentang
> pseudo archeology, fantastic archeology, dll.nya.
>
>
>
> Jalannya diskusi dan lahirnya petisi
>
>
>
> Nara sumber  lainnya yang mendapat kesempatan  berbicara
> adalah Prof. Mundardjito dari UI, Prof. Sutikno Bronto dari
> PSG, Drs. Lutfi Yondri dari Balar Bandung, Dr. Ony Suganda
> dari PVMBG Bandung, Prof. Wahyu Hantoro dari LIPI, Drs.
> Junus Satrio Atmodjo Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia,
> mang Okim dari KRCB, dan lain-lainnya. Hal-hal yang
> disampaikan meliputi antara lain legalitas penelitian Tim
> Mandiri termasuk  leadernya, MOP dari setiap penelitian
> arkeologi, arkeolog pendamping dari instansi terkait sesuai
> dengan yang diamanatkan dalam UU Cagar Budaya, pengerahan
> tenaga massa yang dapat membahayakan keselamatan cagar
> budaya, dan lain-lain. Mang Okim sendiri mengawali
> sharingnya dengan menyitir pesan Frederic Lahee  : One must
> be careful not to draw conclusions from too brief an
> examination (Field Geology, 1961, hal. 41). Karena
> mengabaikan pesan tersebut maka muncullah interpretasi
> sensasional yang langsung diumumkan ke luar,  antara lain
> tentang piramida tertinggi di dunia, pasir ayakan manusia
> purba lebih 10.000 tahun yang lalu, semen perekat kekar
> kolom, gumpalan besi sisa pekerjaan metalurgi ribuan tahun
> yang lalu, pintu gerbang 18 meter, pintu masuk ke ruangan di
> perut G. Padang yang diduga kuat mengandung  emas  murni,
> bangunan budaya berukuran lebih 10 kali Borobudur,  dll.
>
>
>
> Diskusi ilmiah yang direncanakan berlangsung dari pkl 13.00
> sampai pkl 16.00 terpaksa diperpanjang sampai pkl 22.00
> karena seluruh peserta  sepakat untuk membuat petisi ke
> Presiden SBY dengan harapan agar beliau dapat segera
> menghentikan  sepak terjang  TTPMGP yang selama ini dianggap
> telah mengabaikan norma-norma hukum dan MOP penelitian
> arkeologi. Tujuan hakiki dari petisi tersebut selain
> menyelamatkan Situs G.Padang adalah juga untuk menjaga 
> martabat dan kehormatan Presiden dan Ibu Negara yang selama
> ini terkesan mendapatkan masukan-masukan yang tidak benar.
> Tepat pada pukul 22.00, pembahasan petisi yang dipimpin oleh
> Drs. Junus Satrio Atmodjo berhasil dirampungkan dan
> ditanda-tangani oleh 34 peserta. Petisi yang dikirimkan ke
> Presiden dengan tembusan ke 3 Kementerian dan Bupati Cianjur
> tersebut kemudian mendapat reaksi yang sangat keras dari Pak
> Andi Arief, Stafsus Presiden ( beliaulah yang memperkenalkan
> istilah Petisi 34 ).
>
>
>
> Ekskavasi TTMGP akhirnya dihentikan
>
>
>
> Puji syukur kehadlirat Tuhan YMK bahwa setelah Pak Andi
> Arief sempat meradang pada 27 April dengan  mencap
> beliau-beliau yang hadir di diskusi ilmiah sebagai PENJAHAT
> INTELEKTUAL dan  mengharuskan 3 Menteri Kabinet dan 1 Wamen 
> untuk mundur dari jabatannya karena dituduh mendukung
> petisi, maka pada 28 April beliau sudah agak melunak dengan
> mengharapkan agar Tim Petisi 34 dapat duduk bersama dengan
> TTPMGP untuk mendiskusikan hasil penelitian masing-masing.
> Pada 29 April, akhirnya Pak Andi Arief mengumumkan bahwa
> TTPMGP akan menghentikan ekskavasi lanjutannya yang
> direncanakan pada tanggal 11 Mei.  Dengan demikian maka
> acara kunjungan Ibu Negara ke G. Padang kemungkinan besar
> dibatalkan juga .
>
>
>
> Untuk mang Okim sendiri, alhamdulilah selain  mendapat gelar
> Doktor , dapat juga cap sebagai  penjahat intelektual dan 
> geolog gaeg. Yang sungguh mengherankan  adalah tuduhan bahwa
> mang Okimlah yang menyebar luaskan tentang adanya  harta
> karun di perut G. Padang dan gunung - gunung piramida
> lainnya. Mungkin karena kemarahan yang tidak terkendali maka
> Pak Andi Arief menyangka bahwa mang Okimlah  komandan
> Turangga Seta yang sejak awal menginspirasi Tim Katastropik
> Purba tentang adanya bangunan piramida dan timbunan harta
> karun di perut G. Lalakon, G. Sadahurip, dan G. Padang.
> Sebagai pelengkap, di bawah ini mang Okim lampirkan reaksi
> spontan dari Pak Andi Arief seperti yang disiarkan di
> Merdeka Online.
>
>
>
> Salam cinta Geo-Arkeologi,
>
>
>
> Mang Okim
>
>
>
> ----------------------------------------------------------------------------> 
> ----------------------------------------------------------------------------> 
> -----------------------
>
> Rakyat Merdeka Online
>
> <http://www.rmol.co/> Home
>
> <http://www.addthis.com/bookmark.php?v=250&username=irvandeddy>
> More Sharing ServicesShare |
> <http://www.rmol.co/read/2013/04/27/108157/Andi-Arief:-Petisi-Tak-Membuat-Ka> 
> mi-Berhenti-> Share on facebook
> <http://www.rmol.co/read/2013/04/27/108157/Andi-Arief:-Petisi-Tak-Membuat-Ka> 
> mi-Berhenti-> Share on twitter Share on google
> <http://www.rmol.co/read/2013/04/27/108157/Andi-Arief:-Petisi-Tak-Membuat-Ka> 
> mi-Berhenti-> Share on favorites
>
> PIRAMIDA GUNUNG PADANG
> Andi Arief: Petisi Tak Membuat Kami Berhenti
> Sabtu, 27 April 2013 , 17:39:00 WIB
>
> Laporan: Aldi Gultom
>
>
>
>
> http://www.rmol.co/images/berita/normal/684773_05400027042013_Gunung_Padang.> 
> jpg
>
>  
>
>    
>
> RMOL. Staf Khusus Presiden Andi Arief kembali menegaskan
> bahwa penelitian yang dilakukan Tim Terpadu Riset Mandiri
> tidak dalam rangka mencari harta karun seperti yang
> dituduhkan segelintir peneliti lain dari Pusat Penelitian
> Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas). Kemarin (Jumat, 26/4)
> Puslit Arkenas menggelar pertemuan yang diakhiri dengan
> penandatanganan petisi yang meminta Presiden SBY
> menghentikan penelitian Tim Terpadu Riset Mandiri yang
> dikordinir kantor Andi Arief.
>
> Dalam pesan yang dikirimkan Andi Arief beberapa saat lalu
> (Sabtu, 27/4) Andi Arief menjawab tuduhan lain bahwa
> penelitian yang dilakukan DR. Danny Hilman Natawidjaja cs
> itu merusak areal situs megalitikum. Andi menegaskan bahwa
> penelitian mereka lakukan di luar kawasan cagar budaya situs
> megalitikum. Berikut adalah penjelasan utuh Andi Arief
> tersebut:
>
> ADALAH geolog DR. Sudjatmiko yang selalu bilang kemana-mana
> bahwa Tim Terpadu ini mencari harta karun. Bahkan kemarin
> geolog gaek itu menyatakan bahwa dipastikan ada harta karun
> di bawah situs Gunung Padang.Inilah kekeliruan mendasar dari
> Sudjatmiko. Pertama kami tidak pernah kenal yang namanya
> Karun. Dan kami sampai saat ini tidak tertarik pada cerita
> Karun yang memiliki emas yang kuncinya saja segudang.
> Sangatlah aneh jika ada yang berpendapat ada harta Karun.
> Geolog Sudjatmiko terperangkap dalam pandangan seakan-akan
> Karun itu memiliki harta banyak.
>
> Kedua, secara tak sadar ia menyatakan cerita harta karun itu
> ada di bumi Indonesia. Artinya, secara tak sadar Sudjatmiko
> mengakui ada masa pra sejarah yang maju di Indonesia.
> Berdasarkan riset yang ada, selama dua tahun ini kami tidak
> mendeteksi di dalam bangunan itu ada peninggalan si Karun.
> Kami mengendus, dengan menggunakan berbagai pendekatan dan
> teknologi canggih, ada satu maha karya berupa bangunan yang
> didirikan dengan teknologi canggih, dan di dalam bangunan
> itu terindikasi ada satu teknologi 'luar biasa' yang bisa
> mengagetkan kita semua yang merasa saat ini hidup di zaman
> sudah maju. Jelas sudah. Tim ini tak memikirkan Karun yang
> menurut Sudjatmiko ada dan lahir seta meninggalkan harta di
> bumi Indonesia.
>
> Kami sedang mengungkap peradaban tinggi leluhur kita yang
> selama ini ditimbun. Belum jelas apakah perang atau bencana
> yang menyebabkan Mahakarya Agung ini ditimbun. Adalah Prof.
> Munardjito yang selalu mengkampanyekan bahwa situs
> megalitikum Gunung Padang akan rusak karena riset Tim
> Terpadu sehingga sampai membuat pertisi segala. Munardjito
> adalah arkeolog yang mendadak peduli situs ini setelah hasil
> riset Tim Terpadu ramai diberitakan. Seperti diketahui
> bersama semua arkeolog itu hanya mengakui bahwa yang
> dinamakan situs megalitikum Gunung Padang adalah luasan
> tanah di atas situs yang ukurannya sekitar 900 meter per
> segi, beserta batu-batu yang
> bergelimpangan di atasnya. Entah apa yang membuat arkeolog
> kemudian menyebutkan tanah seluas itu beserta batu
> bergelimpangan itu sebagai mahakarya agung nenek moyang kita
> seperti dalam paper Lutfi Yondri. Penghinaan terhadap kita
> semua kalau mahakarya agung itu adalah hanya batu
> bergelimpangan di tanah yang areal yang hanya 900 meter per
> segi.
>
> Dimana riset ini merusak situs megalitkum? Semua riset
> setelah 7 Februari 2011 dilakukan di luar situs. Ada di
> tanah masyarakat, ada di tanah negara. Miris, jika
> dibandingkan dengan peneliti asing yang bebas dimana-mana
> mengutak-atik berbagai situs bukan untuk kepentingan bangsa
> ini.Belum ada satu bukti yang menyatakan riset ini merusak
> situs. Tetapi semua orang tahu bahwa arkeolog yang berteriak
> kami merusak situs, justru dialah yang merusak situs dengan
> memasang menara di areal situs itu. Orang itu bernama Lutfi
> Yondri.
>
> Dari kesemua ini, adalah hal yang aneh jika arkeolog
> menentang riset ini. Bukankah semua eskavasi akan dilakukan
> oleh arkeolog? Masyarakat hanya membantu arkeolog bekerja.
> Mereka merasa memiliki, mengontrol dan
> sebagainya.Tengoklah situs Batu Jaya. Mengapa seperti
> ditinggalkan? Menunggu dana UNESCO?
> Belajarlah dari Borobudur. Kita memiliki fisiknya, tapi kita
> dipaksa untuk tidak mengerti banyak hal dari penemuan,
> pemugaran dan lain-lain. Harusnya momentum penelitian Gunung
> Padang ini menjadi kebangkitan arkeolog Indonesia di mata
> dunia.
>
> Sayang sungguh sayang, sekali lagi momentum disia-siakan.
> Salah besar, jika gertakan petisi akan membuat Tim Terpadu
> akan mundur. Tanggung jawab intelektual sebagai peneliti
> kepada rakyat. Apalagi ini menyangkut peradaban masa lalu
> kita. Jelas tak bisa dihentikan dengan petisi! Sampai hari
> ini semua hanya common sense menilai riset Tim Terpadu:
> Tolong buktikan satu saja langkah Tim Terpadu yang tidak
> ilmiah, yang merusak situs dan yang melanggar UU. [ald]
>
> ____________________________________________________________________________> 
> _____________________
>
> Andi Arief: Tiga Menteri dan Satu Wamen Harus Mundur!
> Sabtu, 27 April 2013 , 11:30:00 WIB
>
> Laporan: Aldi Gultom
>
>
>
>        
>
> RMOL. Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana
> Alam yang juga inisiator Tim Terpadu Riset Mandiri, Andi
> Arief, tidak memahami persis mengapa pertemuan di Pusat
> Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) Kementerian
> Pendidikan dan Kebudayaan, kemarin (Jumat, 26/4) bisa
> menyatakan bahwa riset yang dilakukan di situs Gunung Padang
> di Cianjur, Jawa Barat, tidak menggunakan kaidah ilmiah.
> Mereka yang berkumpul di Puslit Arkenas itu membuat petisi
> yang meminta agar penelitian di Gunung Padang dihentikan.
>
> "Mereka tidak menjelaskan di mana letak tidak ilmiahnya.
> Apakah yang dimaksud ilmiah itu adalah duplikasi riset
> seperti yang berulangkali dilakukan oleh peneliti atas
> sebuah objek seperti praktek selama ini? Ataukah yang
> disebut ilmiah itu adalah habisnya uang pemerintah namun
> proyek penelitian di Trowulan, misalnya, gagal dibereskan
> oleh Prof. Munardjito?" gugat Andi Arief kepada Rakyat
> Merdeka Online, Sabtu (27/4).
>
> Prof. Munardjito yang dimaksud Andi Arief adalah arkeolog
> senior di Puslit Arkenas. Prof. Munardjito sedianya juga
> memimpin tim dari Puslit Arkenas dalam penelitian di Gunung
> Padang. Andi Arief menduga, segelintir ahli yang ikut dalam
> pertemuan di Puslit Arkenas kemarin bukan saja tidak ingin
> kemajuan masa lalu nenek moyang bangsa Indonesia diungkap,
> tetapi mereka juga adalah kaki tangan "pembuat sejarah" yang
> berkeinginan agar bangsa Indonesia selamanya merasa berada
> di bawah bangsa-bangsa lain.
>
> Mantan pendiri Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk
> Demokrasi (SMID) ini menilai, sepanjang temuan sementara Tim
> Terpadu Riset Mandiri tidak atau belum bisa dibantah dengan
> hasil peneltian lain maka tidak ada alasan mengatakan riset
> tersebut tidak menggunakan kaidah ilmiah. "Mereka yang
> berkumpul di Puslit Arkenas itu tidak sedikitpun punya
> perasaan malu terhadap terhadap kebohongan-kebohongan
> intelektual mereka selama ini. Sudah berapa uang negara yang
> mereka habiskan selama ini," kata dia lagi.
>
> Andi Arief lebih jauh meminta agar tiga menteri bertanggung
> jawab atas kebohongan penelitian yang dilakukan pada ahli di
> bawah kementerian yang mereka pimpin. Ketiga menteri itu
> adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh,
> Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik,
> dan Menteri Riset dan Teknologi Muhammad Hatta. "Mereka ini
> sudah tidak lagi adil sejak dalam berpikir. Kalau di Jepang,
> menteri-menteri seperti ini sudah mundur," tegasnya. Selain
> ketiga menteri itu, seorang Wakil Menteri Pendidikan dan
> Kebudayaan juga harus mundur karena ikut bertanggung jawab
> dalam laporan penelitian manipulatif itu.
>
> Hubungan Tim Terpadu Riset Mandiri dengan Kementerian
> Pendidikan dan Kebudayaan sebenarnya sempat membaik. Pekan
> lalu (Selasa, 16/4), Wakil Mendikbud Wiendu Nuryanti bertemu
> Tim Terpadu Riset Mandiri untuk
> membicarakan penelitian di Gunung Padang. Dalam pertemuan di
> Kantor Kemendikbud itu tim peneliti Gunung Padang diwakili
> Dr. Budiarto Ontowirjo yang juga peneliti di BPPT dan Dr.
> Lily Tjahjandari dari Universitas Indonesia. Andi Arief pun
> hadir dalam pertemuan itu.
>
> Menurut Wiendu, temuan di Gunung Padang sudah menjadi wacana
> internasional. Wiendu juga mengatakan bwah hasil penelitian
> Gunung Padang akan dibawa ke ajang World Culture Forum (WCF)
> 2013 yang digelar UNESCO bulan November 2013. Selain itu,
> Wiendu juga menegaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan
> program jangka panjang untuk menuntaskan penelitian di
> Gunung Padang. [ald]
>
> ____________________________________________________________________________> 
> _____________________
>
>
>
>
>
> --
> Danny Hilman Natawidjaja
> LabEarth - Geoteknologi  LIPI, Gd.70
> Komplek LIPI - Gd.70, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135,
> Indonesia



___________________________________________________________
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id


Kirim email ke