Salam, Jadi yg diambil untuk penentuan adalah sisa sisa pembakaran (arang) pada situs tersebut. Dari mana kita tahu bahwa arang tersebut adalah merupakan sisa sisa dari peradaban, bisa saja terjadi kebakaran hutan dan meninggalkan banyak arang di situs tersebut. Jadi data yg dipergunakan masih belum merupakan data arkeologi.
Pak Data arkeologi nya yg mana? Pak Dani, pertanyaan ini sederhana, Apakah kita bisa menjawab hal arkeologi tapi menggunakan data geologi? maksud saya begini pak, Bapak sebgai ahli gempa, apakah bisa menawab terjadinya gempa (geolog) dengan menggunakan cerita rakyat (sosiolog)? Apakah itu benar secara scientifik. Salam benz Pada 6 Mei 2013 14.36, Danny Hilman Natawidjaja <danny.hil...@gmail.com>menulis: > Tentang umur pasir yang ditemukan di kedalaman 8-10 meter di bor-nya Mas > Andang.**** > > Umur itu umur karbon yang terdapat dalam pasir. Karbon-karbon itu > diasumsikan berasal dari renik-renik organisma yang mati, sehingga kita > menganggap umur karbon itu sama dengan umur pengendapan lapisan pasir.**** > > Setting lokasi pasir itu ada diantara (rongga) lapisan kolom-kolom > andesit. Dari kacamata geologi, kalau kita menganggap lapisan kolom-kolom > andesit ini adalah lapisan geologi alamiah dan pasir itu lapisan (lense) > alamiahnya maka umur pasir kira-kira sama dengan umur lapisan kolom-kolom > andesit. Kita tahu bahwa G.Padang ada dalam kompleks gunung api tersier > yang umurnya jutaan – puluhan juta tahun. Nah harusnya umur pasir itu ya > jutaan juga kalau selaras. Kenapa umurnya hanya 11.600 tahun?**** > > Dari fisiknya terlihat pasir itu seperti diayak sortingnya bagus. Menurut > ADB bukan endapan piroklastik tapi lebih mirip pasir sungai (yang diayak). > Jadi kelihatannya pasir itu mengisi rongga jauh kemudian (tidak selaras > dengan lapisan kolom andesitnya). Pertanyaannya. Bagaimana pasir itu bisa > menclok di dekat puncak bukit ini? Di bawa orang dari sungai atau tempat > lain terus dimasukkan ke situ atau di bawa tsunami setinggi 800 meter ke > situ (ketawa) ? Dua-duanya sulit dipercaya bukan, tapi saya pilih yang > option pertama. Kalau kita menganggap bahwa lapisan kolom andesit itu > bangunan, maka pasir itu interpretasinya ya bagian dari bangunan, misalnya > sengaja dimasukkan di situ untuk mengisi satu ruang/rongga sebagai material > pengawet/penyangga untuk menyimpan sesuatu. Mungkin ada option lain. > Silahkan saja. Intinya memilih sampel untuk melakukan karbon dating memang > harus benar-benar mempelajari konteksnya dengan sangat hati-hati.**** > > ** ** > > *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of > *benyamin > sembiring > *Sent:* 06 Mei 2013 10:41 > > *To:* iagi-net@iagi.or.id > *Subject:* Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG**** > > ** ** > > Salam,**** > > Pak Dani, sedikit mau mempertajam tentang umur.**** > > ** ** > > Geologi mempelajari bagaimana hasil karya Tuhan (alam). Oleh karena itu > karya Tuhan mungkin masih banyak sekali yg tidak diketahui manusia > bagaimana Tuhan menciptakannya. Jadi apabila ada sesuatu yg tidak sesuai > dgn apa yg kita biasa pahami, jangan dulu kita katakan sebagai karya > manusia. > > Arkeologi mempelajari bagaimana hasil karya manusia. KEBUDAYAN. Biasanya > apabila manusia tidak bisa menjelaskan suatu fenomeno itu lah dikatakan > sebagai karya Tuhan.**** > > Untuk umur yg bapak lakukan itu, umur apa pak? > misal pasir yg ditemukan : > ....Umur pasir diayak yang mengisi rongga-nya adalah 11.600 tahun lalu > (lebih muda)......**** > > Kalo geologi umur yg dimaksud adalah umur saat Tuhan (alam) > membuatnya/terbentuknya. > Tapi kalo arkeologi adalah umur pasir tersebut saat berinteraksi dgn > manusia.**** > > Nah...bagaimana bapak tau kapan pasir tersebut berinteraksi dgn manusia, > kira-kira dari apanya pak?**** > > Mungkin pasir tersebut diangkat dgn ember/karung, ember/karung tersebut > ditemukan dan bisa kita tau umur pembuatan ember tersebut, disitulah kita > bisa tau pasir tersebut kapan berinteraksi dgn manusia. Saat pasir tidak > berinteraksi dgn manusia, kayaknya bukan arkeologi.**** > > ** ** > > Jadi apabila pasir tersebut tidak bisa kita buktikan bahwa pernah > berinteraksi dgn manusia, hasil karya manusia, kayaknya gak cocok masuk ke > dunia arkeologi.**** > > ** ** > > begitu juga untuk umur semen, umur tanah urukan?**** > > Pak Dani, mohon dishare data-data arkeologi apa yg tim miliki atau artefak > apa yg sudah ditemukan untuk mendukung penelitian ini.**** > > Saya berharap ada bangunan besar seperti animasi Pak Ali Akbar, mirip > piramida, supaya Indonesia menjadi kiblat peradaban dunia. > > Salam**** > > benz**** > > ** ** > > ** ** > > ** ** > > Pada 5 Mei 2013 16.24, Danny Hilman Natawidjaja <danny.hil...@gmail.com> > menulis:**** > > Ilmuwan itu harus 'skeptis', namun di sini sering diterjemahkan menjadi > 'apatis'. Skeptis yang benar selalu berusaha memahami dengan seksama semua > tahapan dan analisa penelitian orang, terutama masalah akurasi dan > ketidakpastiannya. Etika ilmiah yang benar adalah menanyakan dengan sopan > kepada peneliti apabila ada sesuatu yang dirasa belum clear, bukan > memandang > remeh peneliti apalagi langsung mem-vonis bahwa hasil penelitiannya salah. > Sikap skeptis berarti banyak diskusi sehingga saling mengisi ilmu membuat > analisa menjadi lebih tajam. Itulah kenapa seorang Oppenheimer ketika > ditanya tentang Sadahurip dan Gunung Padang jawabannya "saya tidak tahu; > terus terang saya skeptis, tapi saya ingin sekali melihat data dan > analisanya karena apabila benar, ini hal yang sangat luarbiasa". Jadi > skeptis bukan semangat menghina atau membuang hasil penelitian orang, itu > apatis, melainkan semangat untuk membuat hasil penelitian menjadi lebih > baik. > > Keraguan akan hasil dating adalah hal yang memang seharusnya demikian, > karena sampai sekarang kamipun masih terus menganalisanya, sering diskusi > dengan teman-teman yang lebih ahli dalam hal ini. Hasil dating Gunung > Padang sekarang yang terbaik untuk tahap ini yang bisa kami lakukan dengan > segala keterbatasan yang ada. Sudah jauh lebih baik dari kelompok Petisi > 34 > yang tidak punya data umur karbon dating sama sekali, kecuali karbon dating > dari longsoran di sungai di bawahnya yang kemudian dijadikan umur maksimal > untuk situs, entah apa alasannya, bahkan longsoran itu asalnya darimana, > apakah dari Gunung Padang atau Gunung Karuhun, tidak dibahas > Penentuan umur karbon yang dilakukan oleh Beta Analytic terkenal sangat > akurat dan dijamin keakuratannya. Yang krusial adalah: umur itu > merepresentasikan apa? Apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan? Kunci > utama adalah mendapatkan SAMPEL terbaik. Waktu itu option kami sangat > terbatas. > Kami belum berhasi menemukan sampel terbaik, misalnya renik biologi yang > sudah pasti insitu atau paling tidak lempengan charcoal. Yang kami dating > adalah very fine grain carbon yang disseminated dalam materialnya. > Nonetheless, kelihatannya umur-umur yang akmi dapat cukup konsisten. > Perkiraan umur dari bangunan di bawah kedalaman 5m-8m yang diwakili oleh > karbon di dalam 'semen' adalah berkisar antara 13.000 - 23.000 tahun lalu. > Umur pasir ayak yang mengisi rongga-nya adalah 11.600 tahun lalu (lebih > muda), umur tanah urug yang menutupnya 8600 tahun lalu. Bagian atas > stratigrafinya ditutup oleh lapisan pasir-kerikil yang umur karbonnya 6600 > tahun lalu (yang di kedalaman 4-5 meter). > Yang paling bisa dipercaya (terbaik) dalam batch-1 umur karbon sekarang > adalah umur dari tanah urug yaitu 8600 tahun lalu. Yang kedua adalah umur > pasir. Umur semen menurut hemat saya yang mempunyai ketidakpastian paling > tinggi. Tapi rasanya masih cukup masuk akal apabila untuk sekarang ini > umurnya dianggap dalam kisaran batas min dan maxnya yaitu dari 13.000 > sampai > 23.000 itu. > Penggalian itu salahsatu agendanya adalah dalam rangka mencari sampel yang > lebih baik untuk karbon dating. Rencananya akan dilakukan lagi karbon > dating dari sampel penggaliannya Pak Ali Akbar. Sekian dulu. > Mudah-mudahan > keterangan ini membantu. Saya harus boarding sebentar lagi > > Salam**** > > > -----Original Message----- > From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of**** > > bandon...@gmail.com > Sent: 05 Mei 2013 13:22 > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG**** > > "Semen purba berumur 23.000 tahun > Ketika Tim Mandiri Gunung Padang mengumumkan ke seantero dunia bahwa > merekamenemukan semen perekat kolom andesit berumur 13.000 - 23.000 > tahun", > > Di atas aku copy paste dari mang okim. > > Kalau di bawah ini copy paste dari ahli geofisika TTPMG > > "Perihal karbon dating ini adalah pekerjaan saya sehari-hari, dan saya > tahupersis bukan hal yang mudah. Kita dating semen karena material itu > adadiantara kolom-kolom andesit yang disusun manusia bukan alamiah". > > Naa silakan tanya ke ybs. > > Salam > > Powered by Telkomsel BlackBerry®**** > > > > > -- > *benyamin sembiring***** > > WebRep**** > > **** > > Overall rating**** > > **** > > **** > > **** > > **** > > **** > -- *benyamin sembiring* WebRep Overall rating