Jadi geologist Merdeka saja

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: bandon...@gmail.com
Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
Date: Sat, 25 May 2013 06:15:14 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Re: [IATMI-KL] Re: [iagi-net] -Persiapkan SDM yang 
berkualitas untuk bersaing di rumah sendiri-

Hehehe penerimaan PNS untuk tenaga sarjana juga  sulit yaa. .kalo sdh ada yang 
pensiun baru boleh diganti. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Dandy Hidayat <dandy.hidayat....@gmail.com>
Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
Date: Sat, 25 May 2013 10:50:03 
To: <iatmi...@googlegroups.com>
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: <iagi-net@iagi.or.id>; <geologi...@googlegroups.com>
Subject: [iagi-net] Re: [IATMI-KL] Re: [iagi-net] -Persiapkan SDM yang 
berkualitas untuk
 bersaing di rumah sendiri-
Dengan Hormat

Salah satu kelemahan kita adalah sedikit sekali melakukan perekrutan
Sarjana Baru Lulus alias Fresh Graduate . Kalau dilihat dari Info lowongan
Kerja , mungkin kurang dari 10 % perusahaan mencari tenaga kerja muda.

Bila ada perekrutan biasanya hanya sarjana - sarjana dari PT tertentu dan
kebanyakan dari pulau Jawa.

Fakultas Teknik umumnya ataupun Jurusan Geology sudah tidak hanya di Pulau
Jawa , tapi juga ada di Irian (Un-Cen) , Sulawesi (Unhas dan yang baru
Unhalu)  , Kalimantan (Unmul ,STT Migas dan Unikarta)  dan Sumatra (Unsri
dan ITM Medan)

Minimal perkuat basic mereka di daerah jangan sampai Engineer KW2 asal
expart masuk ke sana .

Salam

Dandy
2013/5/25 Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>

> Kekhawatiran yang wajar tetapi PII dan Kemenlu kurang jeli melihat
> fenomenanya. Paling tidak ada dua hal yang harus diperhatikan, kekurangan
> insinyur dan kehilangan insinyur. Yang Benar adalah Indonesia tidak cakap
> dalam menciptakan lapangan kerja yang bergengsi dan menghargai profesi
> insinyur dan geosaintis.
>
> Dalam profesi ilmu kebumian khususnya ekstraksi (migas, tambang mineral
> maupun batubara, dll) Indonesia justru kekurangan tenaga ini. Hal ini
> diakibatkan juga oleh dua hal utama. Insinyur Indonesia yang kualitas
> eksport sudah hengkang dari negeri ini, karena penghargaan remunerasi yang
> lebih rendah dari di LN. Sedangkan yang kemungkinan akan menyerbu masuk ke
> negeri ini adalah mereka yang hanya KW2 atau KW3, karena di dinegerinya
> juga tidak laku atau kalah bersaing bahkan dengan orang Indonesia yang ada
> disana.
> Negara-negara Asean, Malaysia, Thailand, Brunei dan juga Timur Tengah
> (Middle East) adalah negeri tujuan para Insinyur Indonesia dengan
> "kualitas ekspor". Bahkan sudah banyak di negeri Eropa dan Amerika.
> Silahkan PII dan Kemenlu menengok lebih teliti berapa jumlah tenaga
> insinyur dan geoscientist Indonesia di negeri-negeri ini. Dan jangan lupa
> tanyakan "Berapa penghasilan mereka ?". Insinyur-insinyur dan geosaintist
> Indonesia ini adalah hasil pendidikan lembaga pendidikan di dalam negeri yg
> sudah teruji kemampuan dan pengalamannya. Dan mereka juga mencari pekerjaan
> bergengsi dengan remunerasi sepadan.
> Di dalam negeri di Indonesia saat ini memang sudah mulai banyak
> pekerjaan-pekerjaan besar namun tetap saja MASIH KURANG untuk menarik minat
> insinyur-insinyur Indonesia yang "kualitas ekspor".
> "Serangan" masuknya insinyur asing (selain Indonesia) ke Malaysiapun sudah
> dirasakan oleh beberapa rekan-rekan disana. Insinyur-insinyur ini dari
> India, Pakistan, dan bahkan Iran. Mereka ini bersaing dalam soal "harga",
> berani dibayar lebih murah dari insiyur Indonesia. Bahkan beberapa insinyur
> ini "lari" dari negerinya untuk mencari 'kemerdekaan'. Ya, kondisi
> negaranya dirasakan kurang memerdekakan mereka. Sehingga dengan digaji
> rendahpun mereka bersedia. Mereka dari negeri inilah yang juga akan
> merambah Indonesia dalam waktu dekat.
> Jadi sekali lagi yang harus diperhatikan bukan hanya mencetak insinyur,
> tetapi juga "menciptakan lapangan kerja yang bergengsi dan memberikan
> remunerasi yang sepadan" dengan negara-negara lain.
>
> RDP
> http://www.gatra.com/nusantara-1/nasional-1/
> 31100-insinyur-indonesia-harus-siap-hadapi-“insinyur-impor”.html
> *--
> "**Nasionalisme itu ekspresi perasaan ketika negaramu terpuruk"*
>
>
> 2013/5/25 Bhaskara Aji <koko.krunc...@gmail.com>
>
>> 2015 - AFTA " Persiapkan SDM yg berkualitas untuk bersaing di Rumah
>> sendiri!! "
>>
>> Semoga IAGI dapat terus berkontribusi nyata dalam mempersiapkan SDM
>> Geosaintis yg siap untuk bersaing di era global...
>>
>>
>> Maju IAGI!!!
>>
>>
>> Salam
>> Bhaskara Aji
>> -Forum Geosaintis Muda Indonesia-
>>
>> AWAS INSINYUR ASING MENYERBU!
>> Ropesta Sitorus - Harian detik
>>
>> Jakarta - Para insinyur Indonesia pantas cemas karena mungkin bakal
>> mendapat pesaing dari negara tetangga. Apalagi dua tahun lagi Indonesia dan
>> negara Asia Tenggara lain bakal masuk era Masyarakat Ekonomi Asean yang
>> memungkinkan perpindahan pekerja jauh lebih mudah.
>>
>> Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia, Bobby Gafur Umar, mengatakan
>> jumlah insinyur Indonesia masih jauh dari jumlah ideal yakni baru mencapai
>> 600 ribu - 700 ribu. Untuk mendukung proyek Masterplan Percepatan dan
>> Perluasan Pembangunan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan mencapai
>> target pertumbuhan ekonomi, maka Indonesia masih kekurangan 1,2 juta orang
>> insinyur.
>>
>> "Kita masih kekurangan insinyur,” katanya. “Untuk mendukung pertumbuhan
>> ekonomi 6,8-7 persen, setidaknya kita masih butuh 1,2 juta insinyur
>> sehingga bisa memenuhi jumlah ideal 2 juta insinyur," katanya kemarin.
>>
>> Ia mengatakan ancaman bagi insinyur lokal lebih berat setelah Masyarakat
>> Ekonomi ASEAN efektif mulai tahun 2015. Ini, katanya, akan menjadi momok
>> menakutkan apabila Indonesia tidak lebih matang mempersiapkan diri.
>>
>> Bobby mengatakan insinyur Indonesia saat ini pantas untuk cemas, karena
>> negeri ini hampir pasti akan menjadi lahan empuk bagi para insinyur asing
>> yang masih kalah banyak dibanding negara tetangga. "Menurut saya, buat para
>> insinyur Indonesia, tidak mudah untuk menerima kenyataan ini,” katanya.
>> “Tapi kita harus hadapi.”
>>
>> Bobby melanjutkan yang paling dibutuhkan saat Ini adalah insinyur yang
>> bisa mengelola sumber daya alam. "Indonesia kaya akan SDA tapi yang
>> mengelolanya masih minim, insinyur teknologi dan elektronika memang juga
>> diperlukan tapi tidak sebanyak kebutuhan akan insinyur pertanian dan
>> perikanan," kata dia.
>>
>> Senada, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengakui pertumbuhan
>> insinyur di Indonesia per tahunnya amat rendah. Akibatnya, indeks
>> pembangunan Indonesia juga lebih rendah, yaitu hanya berada di angka 0,60.
>> Sedangkan Malaysia ada di angka 0,86 dan Thailand di angka 0,69.
>>
>> Dalam 1 juta penduduk, jumlah insinyur di Indonesia hanya rata-rata 164
>> orang dari 1 juta penduduk. Sedangkan Malaysia mencapai 503 insinyur per 1
>> juta penduduk dan Singapura yang sebanyak 5.700 insiyur per 1 juta
>> penduduk. "Ini berakibat pada peringkat efisiensi inovasi dan kesiapan
>> teknologi untuk meningkatkan nilai tambah bangunan menjadi kurang bagus,"
>> kata Djoko.
>>
>> Wakil Ketua Umum PII Hermanto Dardak mengatakan kekurangan ini juga
>> didorong banyaknya insinyur tersebut tidak bekerja sesuai dengan latar
>> belakang pendidikannya. Dari segi profesi, kebanyakan insinyur yang ada di
>> tanah air masih terkonsentrasi di bidang sipil.
>>
>> "Sebanyak 50 persen insinyur profesional adalah di bidang sipil yang
>> membangun jalan, gedung dan jembatan. Karena itu insinyur profesional di
>> bidang lain perlu ditingkatkan agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak
>> stagnan," kata dia.
>>
>> Karena itu, kata Hermanto, pembentukan Rancangan Undang-Undang
>> Keinsinyuran diharapkan bisa memicu ketertarikan para insinyur untuk
>> meningkatkan kompetensi serta menekuni profesi sesuai latar belakang
>> pendidikannya.
>>
>> Ropesta Sitorus
>> Salam
>>
>> Bhaskara Aji / Koko
>
>
> --
> --
> Mohon menggunakan mailist sesuai dengan peruntukannya.
> IATMI-KL : iatmi...@googlegroups.com
> Cerita santai : guyonan...@googlegroups.com
> Postingan bebas selama tak menyerang SARA : serba...@googlegroups.com
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "IATMI-KL" dari Grup
> Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke iatmi-kl+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
>
>

Kirim email ke