Iya bisa berkarya di mana2 disegala segi kehidupan manusia dan penyebabnya.
Selamat bebas dan merdeka. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -----Original Message----- From: "Ismail Zaini" <lia...@indo.net.id> Sender: <iagi-net@iagi.or.id> Date: Sat, 25 May 2013 07:18:22 To: <iagi-net@iagi.or.id> Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Re: [IATMI-KL] Re: [iagi-net] -Persiapkan SDM yang berkualitas untuk bersaing di rumah sendiri- Jadi geologist Merdeka saja Powered by Telkomsel BlackBerry® -----Original Message----- From: bandon...@gmail.com Sender: <iagi-net@iagi.or.id> Date: Sat, 25 May 2013 06:15:14 To: <iagi-net@iagi.or.id> Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Re: [IATMI-KL] Re: [iagi-net] -Persiapkan SDM yang berkualitas untuk bersaing di rumah sendiri- Hehehe penerimaan PNS untuk tenaga sarjana juga sulit yaa. .kalo sdh ada yang pensiun baru boleh diganti. Powered by Telkomsel BlackBerry® -----Original Message----- From: Dandy Hidayat <dandy.hidayat....@gmail.com> Sender: <iagi-net@iagi.or.id> Date: Sat, 25 May 2013 10:50:03 To: <iatmi...@googlegroups.com> Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Cc: <iagi-net@iagi.or.id>; <geologi...@googlegroups.com> Subject: [iagi-net] Re: [IATMI-KL] Re: [iagi-net] -Persiapkan SDM yang berkualitas untuk bersaing di rumah sendiri- Dengan Hormat Salah satu kelemahan kita adalah sedikit sekali melakukan perekrutan Sarjana Baru Lulus alias Fresh Graduate . Kalau dilihat dari Info lowongan Kerja , mungkin kurang dari 10 % perusahaan mencari tenaga kerja muda. Bila ada perekrutan biasanya hanya sarjana - sarjana dari PT tertentu dan kebanyakan dari pulau Jawa. Fakultas Teknik umumnya ataupun Jurusan Geology sudah tidak hanya di Pulau Jawa , tapi juga ada di Irian (Un-Cen) , Sulawesi (Unhas dan yang baru Unhalu) , Kalimantan (Unmul ,STT Migas dan Unikarta) dan Sumatra (Unsri dan ITM Medan) Minimal perkuat basic mereka di daerah jangan sampai Engineer KW2 asal expart masuk ke sana . Salam Dandy 2013/5/25 Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com> > Kekhawatiran yang wajar tetapi PII dan Kemenlu kurang jeli melihat > fenomenanya. Paling tidak ada dua hal yang harus diperhatikan, kekurangan > insinyur dan kehilangan insinyur. Yang Benar adalah Indonesia tidak cakap > dalam menciptakan lapangan kerja yang bergengsi dan menghargai profesi > insinyur dan geosaintis. > > Dalam profesi ilmu kebumian khususnya ekstraksi (migas, tambang mineral > maupun batubara, dll) Indonesia justru kekurangan tenaga ini. Hal ini > diakibatkan juga oleh dua hal utama. Insinyur Indonesia yang kualitas > eksport sudah hengkang dari negeri ini, karena penghargaan remunerasi yang > lebih rendah dari di LN. Sedangkan yang kemungkinan akan menyerbu masuk ke > negeri ini adalah mereka yang hanya KW2 atau KW3, karena di dinegerinya > juga tidak laku atau kalah bersaing bahkan dengan orang Indonesia yang ada > disana. > Negara-negara Asean, Malaysia, Thailand, Brunei dan juga Timur Tengah > (Middle East) adalah negeri tujuan para Insinyur Indonesia dengan > "kualitas ekspor". Bahkan sudah banyak di negeri Eropa dan Amerika. > Silahkan PII dan Kemenlu menengok lebih teliti berapa jumlah tenaga > insinyur dan geoscientist Indonesia di negeri-negeri ini. Dan jangan lupa > tanyakan "Berapa penghasilan mereka ?". Insinyur-insinyur dan geosaintist > Indonesia ini adalah hasil pendidikan lembaga pendidikan di dalam negeri yg > sudah teruji kemampuan dan pengalamannya. Dan mereka juga mencari pekerjaan > bergengsi dengan remunerasi sepadan. > Di dalam negeri di Indonesia saat ini memang sudah mulai banyak > pekerjaan-pekerjaan besar namun tetap saja MASIH KURANG untuk menarik minat > insinyur-insinyur Indonesia yang "kualitas ekspor". > "Serangan" masuknya insinyur asing (selain Indonesia) ke Malaysiapun sudah > dirasakan oleh beberapa rekan-rekan disana. Insinyur-insinyur ini dari > India, Pakistan, dan bahkan Iran. Mereka ini bersaing dalam soal "harga", > berani dibayar lebih murah dari insiyur Indonesia. Bahkan beberapa insinyur > ini "lari" dari negerinya untuk mencari 'kemerdekaan'. Ya, kondisi > negaranya dirasakan kurang memerdekakan mereka. Sehingga dengan digaji > rendahpun mereka bersedia. Mereka dari negeri inilah yang juga akan > merambah Indonesia dalam waktu dekat. > Jadi sekali lagi yang harus diperhatikan bukan hanya mencetak insinyur, > tetapi juga "menciptakan lapangan kerja yang bergengsi dan memberikan > remunerasi yang sepadan" dengan negara-negara lain. > > RDP > http://www.gatra.com/nusantara-1/nasional-1/ > 31100-insinyur-indonesia-harus-siap-hadapi-“insinyur-impor”.html > *-- > "**Nasionalisme itu ekspresi perasaan ketika negaramu terpuruk"* > > > 2013/5/25 Bhaskara Aji <koko.krunc...@gmail.com> > >> 2015 - AFTA " Persiapkan SDM yg berkualitas untuk bersaing di Rumah >> sendiri!! " >> >> Semoga IAGI dapat terus berkontribusi nyata dalam mempersiapkan SDM >> Geosaintis yg siap untuk bersaing di era global... >> >> >> Maju IAGI!!! >> >> >> Salam >> Bhaskara Aji >> -Forum Geosaintis Muda Indonesia- >> >> AWAS INSINYUR ASING MENYERBU! >> Ropesta Sitorus - Harian detik >> >> Jakarta - Para insinyur Indonesia pantas cemas karena mungkin bakal >> mendapat pesaing dari negara tetangga. Apalagi dua tahun lagi Indonesia dan >> negara Asia Tenggara lain bakal masuk era Masyarakat Ekonomi Asean yang >> memungkinkan perpindahan pekerja jauh lebih mudah. >> >> Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia, Bobby Gafur Umar, mengatakan >> jumlah insinyur Indonesia masih jauh dari jumlah ideal yakni baru mencapai >> 600 ribu - 700 ribu. Untuk mendukung proyek Masterplan Percepatan dan >> Perluasan Pembangunan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan mencapai >> target pertumbuhan ekonomi, maka Indonesia masih kekurangan 1,2 juta orang >> insinyur. >> >> "Kita masih kekurangan insinyur,” katanya. “Untuk mendukung pertumbuhan >> ekonomi 6,8-7 persen, setidaknya kita masih butuh 1,2 juta insinyur >> sehingga bisa memenuhi jumlah ideal 2 juta insinyur," katanya kemarin. >> >> Ia mengatakan ancaman bagi insinyur lokal lebih berat setelah Masyarakat >> Ekonomi ASEAN efektif mulai tahun 2015. Ini, katanya, akan menjadi momok >> menakutkan apabila Indonesia tidak lebih matang mempersiapkan diri. >> >> Bobby mengatakan insinyur Indonesia saat ini pantas untuk cemas, karena >> negeri ini hampir pasti akan menjadi lahan empuk bagi para insinyur asing >> yang masih kalah banyak dibanding negara tetangga. "Menurut saya, buat para >> insinyur Indonesia, tidak mudah untuk menerima kenyataan ini,” katanya. >> “Tapi kita harus hadapi.” >> >> Bobby melanjutkan yang paling dibutuhkan saat Ini adalah insinyur yang >> bisa mengelola sumber daya alam. "Indonesia kaya akan SDA tapi yang >> mengelolanya masih minim, insinyur teknologi dan elektronika memang juga >> diperlukan tapi tidak sebanyak kebutuhan akan insinyur pertanian dan >> perikanan," kata dia. >> >> Senada, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengakui pertumbuhan >> insinyur di Indonesia per tahunnya amat rendah. Akibatnya, indeks >> pembangunan Indonesia juga lebih rendah, yaitu hanya berada di angka 0,60. >> Sedangkan Malaysia ada di angka 0,86 dan Thailand di angka 0,69. >> >> Dalam 1 juta penduduk, jumlah insinyur di Indonesia hanya rata-rata 164 >> orang dari 1 juta penduduk. Sedangkan Malaysia mencapai 503 insinyur per 1 >> juta penduduk dan Singapura yang sebanyak 5.700 insiyur per 1 juta >> penduduk. "Ini berakibat pada peringkat efisiensi inovasi dan kesiapan >> teknologi untuk meningkatkan nilai tambah bangunan menjadi kurang bagus," >> kata Djoko. >> >> Wakil Ketua Umum PII Hermanto Dardak mengatakan kekurangan ini juga >> didorong banyaknya insinyur tersebut tidak bekerja sesuai dengan latar >> belakang pendidikannya. Dari segi profesi, kebanyakan insinyur yang ada di >> tanah air masih terkonsentrasi di bidang sipil. >> >> "Sebanyak 50 persen insinyur profesional adalah di bidang sipil yang >> membangun jalan, gedung dan jembatan. Karena itu insinyur profesional di >> bidang lain perlu ditingkatkan agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak >> stagnan," kata dia. >> >> Karena itu, kata Hermanto, pembentukan Rancangan Undang-Undang >> Keinsinyuran diharapkan bisa memicu ketertarikan para insinyur untuk >> meningkatkan kompetensi serta menekuni profesi sesuai latar belakang >> pendidikannya. >> >> Ropesta Sitorus >> Salam >> >> Bhaskara Aji / Koko > > > -- > -- > Mohon menggunakan mailist sesuai dengan peruntukannya. > IATMI-KL : iatmi...@googlegroups.com > Cerita santai : guyonan...@googlegroups.com > Postingan bebas selama tak menyerang SARA : serba...@googlegroups.com > --- > Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "IATMI-KL" dari Grup > Google. > Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, > kirim email ke iatmi-kl+berhenti berlangga...@googlegroups.com . > Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. > > >