Di zaman Bung Karno ada 2 proyek penting yang dibantu oleh tenaga ahli 
(geologi) dari Uni Soviet:
1 Proyek Superfosfat untuk mendukung pertanian, teruama mencari endapan fosfat 
dan belerang
2. Proyek Besi Baja.
Project2 ini gagal, karena tidak mendapatkan endapan fospat yang cukup besar 
(kecuali guano di gua2 yang kecil)
Untuk project Besi Baja gagal dikarenakan tidak mendapatkan coking coal, dan 
endapan bijih besi atau  cadangannya yang sangat  terbatas.untuk memulai 
industri b esi baja.
Pada zaman itu tidak ada pemikiran import, karena politik ekonomi kita menganut 
sosialisme
Wassalam
RPK

  ----- Original Message ----- 
  From: Noel Pranoto 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Friday, June 14, 2013 11:12 AM
  Subject: Re: [iagi-net] Takhayul Geologi


  Mungkin yang dimaksud dengan "coking coal" tersebut adalah metallurgical 
coal, yakni batubara yang digunakan dalam proses metalurgi. Metallurgical coal 
terdiri dari coking coal, yang kemudian diolah menjadi kokas sebelum ikut dalam 
proses metalurgi, dan batubara PCI (pulverised coal injection). PCI digunakan 
untuk mengurangi jumlah kokas yg diperlukan dalam proses metalurgi krn alasan 
ekonomi.

  Sejak lama kita mengetahui Indonesia memiliki dan mengekspor PCI coal dari 
1-2 tambang yg beroperasi sejak PKP2B generasi pertama. Mengenai ekspor coking 
coal seingat saya hanya sejak beberapa tahun saja Indonesia mulai mengekspor 
komoditi ini.

  Coking coal ini memiliki karakter yang unik sbg fungsi dari rank, tipe 
maseral dan grade. Seaborne metallurgical market di dunia hanya sekitar 250Mt 
dan hanya 120Mt-an diantaranya adl hard coking coal (2011). Jika ada pasokan 
beberapa juta saja (dari Indonesia) pasti sangat berpengaruh pada harga namun 
nyatanya hal itu tdk terjadi dalam 5 thn ke belakang.

  Salam,
  Noel


  On 14 Jun 2013 12:38, <abacht...@cbn.net.id> wrote:

    Pada 11 Juli 1960 Soekarno pidato di dpn pelajar-pelajar di Surakarta 
(Solo) yg menyinggung2 ttg takhayul ekonomi dan TAKHAYUL GEOLOGI (cuplikan 
lengkapnya saya lampirkan di bagian paling bawah tulisan ini).

    Yang dimaksudkan Soekarno dg takhayul geologi pada waktu itu adalah: 
persepsi umum di masyarakat ttg sumberdaya alam Indonesia yg dicekok-kan oelh 
Belanda ke bangsa Indonsia, bahwa:
    - Indonesia tidak punya bijih tembaga
    - Indonesia tidak punya arang batu yg kalorinya tinggi
    - bijih emas hanya ada di Sumatra Selatan

    Cara memberantas takhayul itu, kata Soekarno - dg mencontoh RRT - ya dengan 
pendidikan (geologi; red.) yg benar.

    Hari ini, 53 th setelah Soekarno pidato ttg hal itu, takhayul geologi 
itupun masih terus ter(di)sebar; bahwa:

    - intan di Martapura dan Kalimantan Barat itu nggak ada batuan sumbernya; 
mrk seolah disebar begitu saja dr "langit" masuk ke sungai2 purba (terus: siapa 
yg menguasai "kimberlite-pipe" atau "volcanic-plug" yg penuh intan primer itu 
ya?)

    - sumberdaya migas kita sdh habis menipis padahal sebenarnya pengetahuan 
dan keberanian kita u/eksplorasi-lah yg nggak ada (krn sdh belasan tahun 
dikelirukan dg konsep2 sesat ttg sumberdaya migas Indonesia dan dilatih hanya 
u/eksploitasi
    tp bkn eksplorasi)

    - cadangan emas raksasa hanya ada di papua dan sumbawa pdhl masih ratusan 
lokasi di sepanjang jalur bukit barisan dan pegunungan selatan jawa yg masih 
potensial mengandung sumberdaya emas-perak-tembaga raksasa belum diteliti 
selayaknya (sekalian dihantam kasus tumpang tindih lahan 
konservasi-kehutanan-dan kasus lingkungan!)

    - hanya Cina yg kaya potensi dan menguasai mineral2 masa depan unsur tanah 
jarang (REE - rare earth element), di Indonesia entah ada atau tiada kita tdk 
pernah meyakininya, pdhl sdh bertahun2 orang2 luar menambangnya di perairan 
Riau dan juga di Kalimantan Barat sana, a/n galian C ...(dan kita tetap tdk 
mempedulikannya)

    - potensi geothermal kita luar biasa banyaknya tapi eksplorasinya sulit dan 
makan biaya dan komoditasnya tdk ekonomis, pdhl kalau saja subsidi migas 
dialihkan sebagian saja ke energi hijau aman dan berlimpah itu maka kita semua 
dg cepat akan terbebas dr jeratan mafia minyak yg selama ini mencekik negara 
dan menggantikannya menggunakan geotermal di seluruh jalur sumatra-jawa...

    - di Indonesia tdk ada cooking coal dan pemerintah tdk pernah mendata 
produksinya, pdhl data2 eksplorasi yg bersliweran dan juga catatan2 jual beli 
di pasar Hongkong dan Singapur sana membukukan jutaan ton tiap tahun coking 
coal yg harganya 2x lipat harga coal biasa itu keluar dr Indonesia...

    Selain butuh Soekarno 2013, kita juga butuh lebih dr seorang guru geologi 
yg berani melawan arus mengajarkan dan mendidik cara memberantas tahayul2 itu 
semua.

    Salam
    ADB
    -------


    MEMBERANTAS TAKHYUL VERSI SOEKARNO -- (cuplikan Ceramah/Pidato Soekarno di 
hadapan pelajar Surakarta, 11Juli 1960)

    ...................

    Di Tiongkok ada satu kampanye hebat, memberantas ketakhyulan. Ya memang, 
ketakhyulan harus diberantas; tetapi ketakhyulan yang diberantas di Tiongkok 
itu bukan ketakhyulan mengenai dhemit, memedi, jin, peri perayangan saja. Juga 
ketakhyulan ekonomi, ketakhyulan geologi diberantas sama sekali. Kita masih 
menderita penyakit ketakhyulan geologi, ketakhyulan ekonomi, karena dicekoki 
oleh Belanda. Misalnya berkata: Indonesia tidak mempunyai bijih tembaga. Kita 
percaya bahwa Indonesia itu tidak mempunyai arang batu, arang batu yang 
kalorinya tinggi, seperti arang batu di Inggris, di Cardiff, yang dia punya 
kalori 7.900 atau 8.000. Indonesia tidak punya. Ada yang berkata Indonesia itu 
tidak mempunyai bijih emas kecuali sedikit di Sumatera Selatan. Kita percaya. 
Nah, ini menjadi ketakhyulan Saudara-saudara. Takhyul ekonomis, takhyul geologi 
kepada kita, bahwa Indonesia hanya mempunyai bijih emas di situ, tidak 
mempunyai bijih tembada. Diberantas RRT.

    Cara memberantasnya bagaimana ? Pemuda-pemuda, pemudi-pemudi diberi sedikit 
pengetahuan hal geologi. Bijih besi itu, rupanya begini. Bijih emas, begini 
rupanya. Bijih tembaga, begini. Pemuda-pemuda mengerti lantas tahu: O, bijih 
ini begini, bijih itu begitu, dan lain-lain sebagainya; disebarkan di seluruh 
tanah air RRT, disuruh pemuda-pemudi itu mencari, mencari. Dan hasilnya apa ? 
Ternyata bahwa diseluruh RRT ada bijih besi. Dahulu orang berkata bahwa besi 
ada bijih besi. Dahulu orang berkata bahwa besi di RRT hanya terdapat di situ, 
di situ bagian sedikit daripada RRT utara. Sekarang tidak. Di mana-mana 
ternyata ada bijih besi. Oleh karena pemuda dan pemudinya menyelidiki explore, 
katanya Inggris explore di mana-mana, sehingga di tiap-tiap propinsi di RRT 
sekarang ada tanur. Tanur yaitu pembakaran bijih besi ini untuk dijadikan besi.

    Nah, kita pun harus demikian. Berantas segala takhyul, bukan saja takhyul 
setan tetapi juga takhyul ekonomis dan geologis yang ada di dalam dada kita, 
tetapi agar supaya kita bisa memberantas takhyul itu, kita pertama harus 
mempunyai human skill. Kedua mentalitas kita harus investment yang 
sehebat-hebatnya; mental investment. Menjadi pemuda-pemudi yang dinamik, 
menjadi bangsa yang dinamik. Sebab kalau tidak demikian, kita tidak akan 
mengerti garisnya sejarah ini

    (Ceramah kepada para pelajar di Surakarta, 11 Juli 1960)
    Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kirim email ke