lain lagi Istilah Hipotesis ini kalau dalam klasifikasi
Penentuan Cadangan , kita ambil contoh dalam Buku Standar
Nasional Indonesia ( SNI No. 13.5012-1998 - ICS 73.020 )
Tentang klasifikasi Potensi/Cadangan Panas Bumi yg
dikeleluarkan Oleh Badan Standarisasi Nasional ( BSN) Badan
pemerintah yg bertugas melakukan Standarisasi nasioanal ,  maka
ada berbagai tingkatan dalam menyebut klasifikasi
Potensi/Cadangan geothermal ,  yaitu dimulai dari yg paling
awal Sumberdaya ( belum disebut Cadangan ) Spekulatif kalau
masih estimasi potensinya  berdasarkan studi literatur dan
studi awal pendahuluan/Tinjauan Lapangan , Kemudian meningkat
disebut Sumberdaya Hepotesis kalau sdh dilakukan Studi
Pendahuluan Lanjutan , Kemudian Kalau sdh meningkat lagi dg
Penyelidikan Rinci ( Geologi, Geofisika,Geokimia terpadu serta
pengeboran dangkal  Landaian Suhu ) maka potensi cadangannya yg
didapatkan disebut Cadangan Terduga , Kemudian meningkat lagi
kalau sudah ada pengeboran ekplorasi hasil perhitungan
potensinya disebut dg Cadangan Mungkin ,  Kemudian meningkat
lagi kalau sdh ada pengeboran diliniasi dan pengujian pengujian
, ini baru bisa disebut Cadangannya sudah terbukti ( sdh
diketahui Model Panasbumi , Potensi sumur dan Karaklteristik
reservoarnya, dll )
Kalau kita membuat analogi Penyebutan tingkatan penelitian Gn
Padang dengan Tingkatan penyebutan / klasifikasi  penetuan
Cadangan di Geothermal mengacu Pada SNI diatas dg Penelitian Gn
Padang ini , maka penelitian Gn Padang ini sudah masuk tahap
ekplorasi detail ( sdh dilakukan penelitian geologi detail , 
metode geofisika/ resistivity dg berbagai metoda , georadar ,
dating , analisa sampel , dll  ? ) , maka bisa dibilang Bahwa
hasilnya sudah masuk paling nggak  katagori " Cadangan Terduga
", bukan lagi masih tahap "Sumberdaya Hipotesis "apalagi baru
"Sumber daya Spekulatif"
Jadi  "cadangan " / "barang " yg baru terduga ( atau Mungkin ) 
akan dapat menjadi  "cadangan Terbukti / barang terbukti " spt
klasifikasi diatas , maka perlu pembuktian ( dalam hal
penentuan cadangan panas bumi diatas harus dibuktikan dg
pengeboran deliniasi ) , begitu juga kalau barang yg sdh diduga
tsb ( kasus Gn padang ) perlu dibuktikan maka harus  dilakukan
penggalian , hasilnya bisa terbukti 100 % , bisa terbukti 75 %
, 25 % atau bahkan meleset sama sekali. segala kemugkinan bisa
terjadi sama seperti kita ngebor , ini bisa  diminimais dg
metode penelitian yg sdh diyakini kebenarannya dan teruji.Problemnya adalah  
adanya perbedaan pendapat mengenai jenis
barang nya , satu pendapat mengatakan Barangnya jelas A
ngapaian harus digali , pendapat yg lain nanti dulu kita
temukan indikasi inidaki baru / lain yg sdh jelas ada
kemungkinan besar  barangnya bukan A .perbedan ini menjadi kontroversial karena 
menyagkut aspek
peninggalan budaya / disiplin ilmu yg lain ( archeologi )
diperamai juga dg berbagai statmen dari berbagai sudut pandang
sesuai dg pengetahuannya dan motifasinya  ( tidak hanya dari
sisi G & G saja ),Bagaimana  menyeleesaikannya , mungkin tidak cukup dg 3 G (
Geologi , Geofisika, Geokimia ) tapi sharus tambah satu G lai ,
G yang terakgir ini Geopolitik..... Kalau masih dalam era
pewayangan bisa minta tolong Ontorejo untuk masuk kedalam bumi
melihat itu barang.......Namun apapun hasil hal tsb bisa menjadi wacana baru 
dalam
penelitian penelitian G & G kedepan kedalam berbagai aspek dg
berkolaborasi dg disiplin ilmu lain yg sdh menjadi kebutuhan
kedepan ( saling membutuhkan dan berkaitan antara ilmu yg satu
dg yg lainnya )....

Iseng iseng saja liburan dirumah


ISM





>
> Cher Monsieur Noor et al, bonjour !
>
>
>
> Merci beaucoup pour votre  email de clarification.
> Alhamdulilah,  akhirnya ada tanggapan dari praktisi
> eksplorasi perminyakan ,  yang walaupun sangat singkat
> tetapi langsung menusuk akar permasalahan yaitu tentang
> makna dan pengertian  data yang  " masih hypothesis "  dan
> data yang " sudah conclusive ".  Masalah ini sebetulnya
> sudah dibahas dengan sangat jelas oleh Pak Awang beberapa
> waktu lalu, hanya ya itulah , selalu dimarginalkan , dan
> kita-kita ini dipaksa untuk percaya dan mengakui bahwa data
> yang "masih hypothesis "  adalah data yang " sudah
> conclusive " . Alasannya karena hipotesis tersebut
> didasarkan pada hasil survey geofisika yang super canggih
> selama 2 tahun terakhir. Naah, kalau hipotesisnya
> memperkirakan ada bangunan budaya lebih 10 kali Borobudur
> dengan ruang kosong berisi harta karun berupa emas lebih 3
> Ton  , pintu gerbang setinggi 18 meter,  dan terakhir ada
> bangunan reaktor listrik hidro di dalam perut G. Padang
> berikut
> saluran-saluran  airnya, apa kita harus percaya ? Seperti
> biasanya, Presiden SBY mungkin bisa percaya , juga Wagub
> Jabar yang seniman berikut aparatnya yang "safety player "
> - - - apalagi di dalam ruangan diskusi ada Stafsus Presiden
> yang super-power  - - - ta' iya !
>
>
>
> Sebetulnya, kalau mau berpikir sederhana dan mau kembali ke
> ilmu dasar Geologi Fisik ( pelajaran semester 1 ), ada
> beberapa hal kecil yang seharusnya segera dipecahkan karena
> akan menentukan validitas jenis penelitian TTRM, arkeologi
> atau geologi. Hal-hal kecil tersebut antara lain masalah
> pasir ayakan peredam gempa dan semen purba super canggih
> yang merekatkan kekar-kekar tiang ( informasi awal
> diciptakan pada periode 10.000 - 23.000 tahun BP ). Untuk
> masalah pertama, apalah sulitnya menjelaskan tentang alasan
> yang mendukung hipotesis  bahwa pasir tersebut adalah
> benar-benar pasir ayakan dan bukan pasir " air fall " alias
> pasir vulkanik seperti yang diduga kuat oleh pakar
> volkanologi. Untuk masalah kedua, mang Okim yang langsung
> mengamati dan memotret singkapan di lapangan menyimpulkan
> bahwa yang disebut semen perekat canggih tersebut tak lain
> adalah tanah  pelapukan dari batuan andesit basalt
> berstruktur kekar tiang. Tanda-tandanya sangat jelas antara
> lain adanya struktur pseudo-layers yang simetris di antara 2
> kekar tiang dengan lapisan  kerak besi di bagian tengahnya (
> foto di lampiran ). Fenomena geologi semacam ini dipastikan
> tidak akan pernah terlihat di pelapukan semen artifisial.
> Beberapa hari lalu , Prof Sutikno Bronto yang ekskursi ke G.
> Padang bersama mahasiswa UGM mengirim foto singkapan yang
> sama dan mengonfirmasi bahwa singkapan tersebut bukan semen
> purba melainkan  tanah pelapukan model kulit bawang /
> spheroidal weathering.
>
>
>
> Naah, nanti kalau email mang Okim ini ditanggapi, sebaiknya
> tidak lagi mengungkit masalah di luar pasir ayakan dan semen
> purba termasuk hasil interpretasi geofisik,  langsung saja
> ke  interpretasi pengamatan TTRM di singkapan berikut  hasil
> laboratoriumnya - - -  mah ennyak setelah lebih setahun
> ditemukan,  tidak keluar pisan  hasilna - - - ta' iya !  Hal
> ini penting karena kalau terbukti bahwa semen perekatnya
> ternyata alamiah alias residual soil dari kekar tiang, maka
> penelitian TTRM termasuk dating dari 4 lapisan yang konon
> terindikasi di perut G. Padang adalah murni penelitian
> geologi bawah permukaan dan nothing to do dengan penelitian
> arkeologi ( bisa melanggar UU niih ! ). Selain dari itu,
> anggapan dari beberapa expert TTRM ( antara lain  tim
> Tomografi , Geodesi , Sipil, Arsitektur , dll )  bahwa lebih
> 2 juta  batu tiang bersegi yang bertebaran dan " insitu " di
> G. Padang adalah bentukan  manusia pendiri G. Padang
> hendaknya dapat segera
> diluruskan. Malu aah kalau mereka keukeuh beranggapan
> demikian, sementara di TTRM ada beberapa pakar geologi yang
> mumpuni, yang seharusnya dapat menjelaskan tentang proses
> pembentukan kekar tiang di batuan andesit basalt.
>
>
>
> Sekedar tambahan, karena TTRM selalu nyebut-nyebut Machu
> Picchu di Peru, waktu TTRM ninjau ke sana, apakah sempat
> mengamati 3 tembok massif dari benteng Sacsahuaman yang
> tiap-tiap tembok panjangnya 365 meter?
> Tembok-tembok tersebut tersusun dari balok-balok batuan
> tanpa semen lho, padahal di abad 16 Masehi ? Well, mohon
> beribu maaf kalau email mang Okim ini mengganggu ketenangan
> week-end rekan-rekan.
>
>
>
> Wassalam,
>
>
>
> Mang Okim
>
>
>
> From: noor syarifuddin [mailto:noorsyarifud...@gmail.com]
> Sent: 05 Oktober 2013 8:00
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : TEMUAN REAKTOR
> HYDROELECTRIC DI PERUTNYA
>
>
>
> All,
>
> Memang kelihatannya ada perbedaan pendapat yg sangat
> mendasar yg saya pahami sejak bberapa waktu yl.
>
>
>
> Saat itu didiskusikan soal apakah "barang" yg dilihat di
> seismik itu adalah hasil interpretasi atau seperti kita
> melihat foto...
>
> Ini mungkin latar belakang ini yg menimbulkan kenapa ada
> perbedaan pengertian mengenai konsep "masih hipothesis" atau
> "sudah conclusive"....
>
>
>
>
>
> Salam,
>
> On Tuesday, October 1, 2013, yustinus yuwono wrote:
>
> Mungkin anda tidak membaca tanggapan dari teman2 lain di
> milis ini, misalnya dari rekan saya Awang Harun, serta yang
> lainnya?
>
>
>
> Salam,
>
> YSY
>
>
>
> 2013/10/1 Danny Hilman Natawidjaja <danny.hil...@gmail.com>
>
> Hipothesis apa atau yang mana ya Pak?
>
> Ini beda pemakaian istilah  kayanya.  Sepemahaman saya
> hipothesis itu ada di awal penelitian.  Orang setelah
> melakukan penelitian, apalagi sudah tahap lanjut, maka hasil
> data-analisa-interpretasinya tidak lagi dalam tahap
> ber-hipothesis, menurut hemat saya.  Masalah sependapat atau
> tidak lain perkara.  Nanti orang yang berinterpretasi atau
> berkeyakinan bulat bahwa di bawah Situs Gunung Padang itu
> tidak ada 'apa-apanya' tanpa ditunjang (analisa) data
> subsurface sama sekali disebutnya apa dong?  Masa mau
> disebut ber-imajinasi atau ber-halusinasi pak.  Nanti
> orangnya marah.
>
>
>
> Salam
>
> DHN
>
>
>
> From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On
> Behalf Of yustinus yuwono
> Sent: 01 Oktober 2013 16:14
> To: iagi-net
> Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : TEMUAN REAKTOR
> HYDROELECTRIC DI PERUTNYA
>
>
>
> Danny yang baik,
>
> Yang mulai meng-analogi dengan explor HC kan anda sendiri.
> Sekarang rekan2 HC (Awang dkk) telah menjelaskan dengan baik
> (menurut saya). Juga rekan miner ikut menjelaskan. Saya urun
> dikit: Di Oil Company yang saya dengar (dari P Koesoema)
> berlaku kiat: banyak yang tidak ngebor lapangannya, meskipun
> sudah segudang data geofisik yang menunjang adanya HC di
> tempat tersebut kenapa? Karena belum terbukti ada HC nya,
> supaya harga jual lapangan tetap tinggi ya gak usah di bor
> dulu. Karena kalo sudah di bor ternyata kosong, harga jual
> akan anjlok alih-2 dapat untung malah buntung (rugi), data
> geofisik yang mungkin harganya milyaran itu baru sekedar
> tool, bukan real evidence. Jadi ya apapun itu selama belum
> "proven" saya menganggap masih hypothesis saja.
>
> Salam,
>
> YSY
>
>
>
> 2013/9/26 <bandon...@gmail.com>
>
> Ooo begitu.
>
> Powered by Telkomsel BlackBerryR
>
>  _____
>
> From: kamsul hidayat <khid2...@yahoo.com>
>
> Sender: <
>
>
> ----------------------------------------------------
> Joint Convention Medan 2013 (JCM 2013)
> The 38th HAGI and 42nd IAGI Annual Convention & Exhibition
> Register Now! http://www.jcm2013.com/registration/
> ----------------------------------------------------
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
> ----------------------------------------------------
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,-
> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> ----------------------------------------------------
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
> ----------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
> information  posted on its mailing lists, whether posted by
> IAGI or others.
> In no event shall IAGI or its members be liable for any,
> including but not limited
> to direct or indirect damages, or damages of any kind
> whatsoever, resulting  from loss of use, data or profits,
> arising out of or in connection with the use of
> any information posted on IAGI mailing list.
> ----------------------------------------------------
>
> =
>
>
> ----------------------------------------------------
> Joint Convention Medan 2013 (JCM 2013)
> The 38th HAGI and 42nd IAGI Annual Convention & Exhibition
> Register Now! http://www.jcm2013.com/registration/
> ----------------------------------------------------
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
> ----------------------------------------------------
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,-
> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> ----------------------------------------------------
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
> ----------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
> information  posted on its mailing lists, whether posted by
> IAGI or others.
> In no event shall IAGI or its members be liable for any,
> including but not limited
> to direct or indirect damages, or damages of any kind
> whatsoever, resulting  from loss of use, data or profits,
> arising out of or in connection with the use of
> any information posted on IAGI mailing list.
> ----------------------------------------------------
>
>
> ----------------------------------------------------
> Joint Convention Medan 2013 (JCM 2013)
> The 38th HAGI and 42nd IAGI Annual Convention & Exhibition
> Register Now! http://www.jcm2013.com/registration/
> ----------------------------------------------------
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
> ----------------------------------------------------
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,-
> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> ----------------------------------------------------
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
> ----------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
> information  posted on its mailing lists, whether posted by
> IAGI or others.
> In no event shall IAGI or its members be liable for any,
> including but not limited to direct or indirect damages, or
> damages of any kind whatsoever, resulting  from loss of use,
> data or profits, arising out of or in connection with the
> use of  any information posted on IAGI mailing list.
> ----------------------------------------------------



___________________________________________________________
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id


----------------------------------------------------
Joint Convention Medan 2013 (JCM 2013)
The 38th HAGI and 42nd IAGI Annual Convention & Exhibition
Register Now! http://www.jcm2013.com/registration/
----------------------------------------------------
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
----------------------------------------------------
Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
----------------------------------------------------
Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
----------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.
----------------------------------------------------

Kirim email ke